Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Yaser Arrahman

Npm : 23160242
Parodi : PGMI
Materi : Sumber ilmu kalam,Persamaan ilmu kalam,Filsafat,Dan Tasawuf
RESUMAN
TASAWUF,ILMU KALAM,DAN FILSAFAT ISLAM
(Suatu Tinjauan Sejarah Tentang Hubungan Ketiganya)
Tasawuf seringkali di bedakan dan di pisahkan dengan ilmu kalam,dan
filsafat dalam,study pemikiran keislaman, seolah olah ketiganya tdk memiliki
kehubungan atau kesamaan dan relasi kesejarahan. Padahal pada mula nya,tasawuf
tidak dapat di pisahkan dengan ilmu kalam,filsafat karna ketiga nya
menyatu,tumpang tindih. Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam terletak pada
pembahasan tentang kebenaran.dalam tasawuf,hakikat kebenaran berupa tersikaf
nya(kasyaf) kebenaran sejati(Allah) melalui mata hati tasawuf menemukan kebenaran
dengan melalui bebrapa jalan atau maqam. Sedangkan kebenaran ilmu kalam berupa
diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran akal budi, yang kemudian di
rujukkan kepada nash al quran dan hadis.sedangkan filsafat tidak di maksudkan
hanya filsafah pripatetik yang rasionalistik, tetapi seluruh mazhab intelektual dalam
kultur islam yang telah berusaha mencapai pengetahuan mengenai sebab sebab awal
adanya intelek. Filsafat terdiri dari filsafat diskursif (bahtsi) maupun intelaktual
instuitif (dzauqi), yang sebetulnya sama dengan ajaran dalam tasawuf falsafi.
___________________________________________
___
Al-AdYaN/Vol.VII, NO.2/Juli-Desember
sufi betul ada hubungan dengan nikmat,hanya kaum sufi pula yang mengetahui.
Pendapat ini banyak yang menolak,
1.HAKIKAT ILMU TASAWUF
Secara etimologi, ada beberapa istilah seputar sebutan tasawuf yang dapat
diurutkan di sini:
A.Ahl al-suffah
Orang orang yang ikut pindah dengan nabi dari mekkah ke madinah, dan
karna kehilangan harta, berada dalam keadaan miskin dan tidak mempunyai apa apa .
mereka tinggal di masjid nabi dan tidur di atas bangku bangku batu dengan memakai
pelana sebagai bantal. Pelana disebut suffah. Inggrisnya sadle-cushion dan kata sofa
dalam bahasa eropa berasal dari kata soffah Sungguhpun ahl-suffah miskin, karena
mereka berhati baikdan mulia itulah sifat kaum suffi.
B.Shaf
Sebagaimana hanya dengan orang yang sembahyang di shaf pertama
mendapat kemuliaan dan pahal,demikian pula kaum sufi di muliakan allah dan di beri
pahala.
C.Sufi, Yang berarti suci.
Seorang sufi adalah orang orang yang telah menyucikan diri nya melalui
latihan berat dan lama.
D.Sophos
Yaitu kata yunani yang berarti nikmat.orang karena kata sofhos telah masuk
ke dalam kata filsafah seperti yang terdapat dalam kata tasawuf.
E.Suf atau kain bulu wol
Hanya kain bulu wol yang dapat di pakai adalah wol kasar atau bukan wol
halus yang di pakai sekarang. Memakai wol kasar di waktu itu adalah kesederhanaan.
Lawannya ialah kain sutra,yang banyak di pakai oleh orang orang kaya. Kaum sufi
hidup sederhana dan didalam keadaan miskin, tetapi hati mereka suci dan mulia,
menjauhi pakaian sutra dan sebagai ganti nya adalah kain wol kasar.
____________________________________________
Said Aqil Siradj, “Tasawuf sebagai manifesrasi Nilai Spritual Islam
Dalam sejarah”,dalam Ahmad najib Burhani(ed),manusia Moderen.
AL-AdYaN/Vol.VII, NO.2/Juli-Desember/2012

Dari segi istilah kata tasawuf tidak begitu asing dalam khanzanah islam.
Namun, beberapa sarjana berbeda pendapat ketika mengungkap dari mana asal kata
tasawuf tersebut. Harun nasution mengatakan: kata tasawuf berasal dari kata sufi.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilu yang mempelajari cara dan jalan
bagai mana orang islam dapat sedekat mungkin dengan allah agar memperoleh
hubunganan langsung dan di sadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul betul
berada dihadirat Tuhan.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat di pahami pondasi tasawuf iyalah tentang
tauhid,dan setelah itu memerlukan manisnya keyakinan dan kepastian : apabila tidak
dmikian maka tidak akan dapat melakukan penyucian batin.Seorang sufi seperti ibnu
Arabi,yang di kenal beraliran falsafi, tetapi menekankan tauhid sebagai landasan
gerakan sufisme. Bagi Ibn Arabi , Tauhid adalah pintu yang terbuka untuk memahami
dan masuk kedalam realitas esensial. Semakin jauh pemikiran para sufi mengembara
menembus kesederhanaan rasional yang Nampak dari keesaan tuhan, semakin akan
menjadi kompleks kesederhanaan tersebut hingga mencapai titik di mana aspek-aspek
yang berbeda tidak dapat lagi di rujukkan dengan pikiran yang terpenggal penggal.
Tasawuf sebagaimana desebutkan dalam artinya di atas, bertujuan untuk
memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa
seseorang berada di hadirat tuhandan intisari dari itu adalah kesadaran dengan adanya
komunikasi dan dialog batin antara roh manusia dengan tuhan. kesadaran dekat
dengan tuhan itu dapat di ambil bentuk ittihad atau menyatu dengan tuhan. Untuk
memperolah hubungan langsung dengan tuhan, Maka seorang sufi dituntut untuk
mengamalkan ajaran yang dapat mengajarkan pada tingkat memperoleh hubungan
langsung dengan nya. Dalam usaha menyikap tabir atau hijab yang membatasi diri
dengan tuhan, Kaum sufi telah membentuk trilogy sitem; Takhali, Tahalli, Tajalli,
tiga jalan untuk mensucikan diri dari sifat sifat tercela seperti; dasad, haqd, su`udzan
dan semacamnya. Sedangkan Tahlli adalah mengisi diri dari sifat sifat terpuji.
Sementara Tajalli adalah terungkapnya nur ghaib untuk hati atau hilangnya hijab dan
sifat tercela.
Menurut Ibn sina , seperti disarikan oleh murthada muthahhari, ada dua
tahapan untuk mencapai tasawuf yang hakiki; Tahap yang pertama adalah dengan
jalan iradat , yakni adanya semacam kehendak pada diri manusia yang di sebabkan
oleh keyakinan burhani (alasan logis), atau ketenangan jiwa dalam bentuk ikatan
iman yang kukuh untuk dapat memegang erat al-urwah al-wudsqa(Tali Allah Yang
Teguh). Pada saat itulah hatinya akan tergerakkan menuju allah hingga mencapai
tingkatan ruh al-ittishal (ruh manusia yang sampai kepada allah) tahapan yang ke
dua, tahap latihan dan persiapan yang oleh Ibn Sina,dan kaum sufi, di namakan
riadhah.Dalam bahasa arab, Riyadhah berati ‘melatih dan mengajar cara berlari
dengan baik pada kuda muda yang baru di tunggangi’.

_________________________________________________________
Mendamba Allah : Renungan Tasawuf, IIMAN bekerjasama dengan Al-
Hikmah, Jakarta,2002. 61
Harun nasution, Falsafah dan Mistisme Dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang,1978,h, 56-58
Tinus Burckhard, Mengenai Ajaran Kaum sufi, terj. Azyumardi Azra
dan Bachtia Effendi, Pustaka Jaya,Jakarta, 1984,h. 56-58
Al-AdYan/Vol.VII, NO.2/Juli-Desember/2012
2.HAKIKAT ILMU KALAM
Ilmu kalam sebagaimana di setahui, membahas ajaran ajaran dasar dari suatu
agama. Setiap orang yang ingin meyelami seluk-beluk agama secara mendalam, perlu
mempelajari ilmu kalam, perlu mempelajari ilmu kalam. Mrmpelajari ilmu kalam
akan memberi seseorang ketakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat. Karna
itu, ilu kalam sering juga di sebut ilmu tentang kepercayaan atau akidah.Nama lain
ilmu kalam adalah ilmu aqaid (ilmu akidah-akidah), ilmu tauhid (ilmu tentang
keesaan tuhan), ilmu ushuluddin (ilmu pokok pokok agama), Dan teologi islam.
Munurut Harun Nastion, Kalau yang di maksud dengan kalam ialah, kalau
yang di maksud dengan kalam ialah kata-kata manusia, maka teologi dalam islam
disebut`ilm al-kalam,karena kaum teolog islam bersilat dengan kata kata dalam
mepertahankan pendapat dan pendirian masing masing.teolog teolog dalam islam
memang di beri nama mulkatllim yaitu ahli debat yang Makai kata kata. Sementara
teologi islam yang di ajarkan di Indonesia pada umumnya adalah teologi yang
berbentuk ilmu tauhid. Dan ilmu tauhid yang di ajaran di Indonesia lebih berfokus
pada aliran Asy`ariah sehingga ada kesan bahwa hanya ada aliran ilmu kalam,
padahal sebetulnya cukup banyak.
________________________________________________________
Mustofa zuhri. Kunci Memahami Tasawuf, Bina Ilmu, Surabaya, 1995, 74
Murthada Muthahhari.”Manazil dan Maqamat Dalam Irfan”, dalam Jurnal
Al-Hikmah No. 13 Edisi April-Juni, Bandung, 1994,h.51-64
Harun Nasution,Teologi Islam: Aliran Sejarah dan Analisa
Perbandingan,UI-Pres, Jakarta.1986,h. ix
Al-AdYaN/Vol.VII, NO.2/Juli-Desember/2012

3.HAKIKAT FILSAFAT
Antara ilmu kalam dan filsafat islam seringkali terjadi seringkali terjadi
tumpang tindih, Artinya, pokok pembahasan yang terdapat di dalam ilmu kalam juga
seringkali menjadi perhatian yang sama dikalangan para filosof muslim. Oleh karna
itu,oleh karena itu m.amin Abdullah member judul bukunya yang terkesanan
menyamakan antara kalam dan filsaafat islam,yaitu filsafah kalam.menurut m.amin
abdulah persoalan-persoalan yang dibahas dalam ilmu kalam masih sering diperdebat
kan dengan persoalan-persoalan yang dibahas dalam filsafat;apakah persoalan-
persoalan yang diuraikan dalam ilmu kalam dapat dikategorikan masuk dalam bidang
garapan keilmuan kalam atau filasafah,tafsir atau lainya?
Terlepas dari perdebatan itu, baik filsafat islam maupun kalam pada intinya
adalah hasil produksi pemikiran suatu generasi yang sangat terpengaruh dalam
filsafat yunani. Filsafat islam bagaimanapun, cukup besar dipengaruhi oleh filsafat
yunani karna pada folsof muslim banyak belajar dari buku-buku karya pada filsuf
Yunani. Beberapa folsof mislim yang dibahas dalam buku yang di edit M. Syarif,
Para Filosof muslim, sebagian besar memperlihatkan corak pemikiran yang mendapat
sentuhan kuat dari filsafat Yunani.
Tugas pokok yang menjadi pembahasan para filsof hampir sama yang di
bahas oleh kalangan mutakallim, yaitu seputar esensi dan eksentensi Tuhan, manusia
dan alam semesta. Ketiga persoalan dasar ini menjadi perhatian yang serius dalam
ajaran filsafat.
______________________________
M.Amin Abdullah Kalam Diera Posmodernisme, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 1995,h. vii
Ibid., h. 82
Lihat M.M. Syarif (Ed), Para Filsof Muslim, Mifan, Bandung, Cet.
Ke-IV, 1992, h. 82
Al-AdYaN/Vol.VII, NO.2/Juli-Desember/2012
Titik Temu Antara Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Islam
1.Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Kalam
Al-Ghazali lebih di kenal dengan sufi ketimbang mutakallim karna dalam
sejarahnya Al-Ghazali pernah mengkeritik bangunan pemikiran filsafat dan ilmu
kalam. Al-Ghazali menurut M. Amin Abdullah, tidak serta-merta menolak ilmu
kalam namun ia menggaris bawahi keterbatasan ilmu kalam sehingga berkesimpulan
bahwa kalam tidak dapar di jadikan sandaran oleh para pencari kebenaran. Kalam
tidak dapar mengantar manusia mendekati Tuhan, tetapi kehidupan sufilah yangdapat
mengantar seseorang dekat dengan tuhan nya.
Pernyataan pernyataan tentang manusia dan tuhan sulit terjawab hanya dengan
berlandaskan pada ilmu kalam. Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai
pada penamaan kewajiban manusia adalah ilmu tasawuf. Disiflin inilah yang
membahas bagaimana merasakan nilai-nilai akidah dengan memperhatikan bahwa
persoalan sebagaimana merasakan tidak saja termasuk dalam lingkup hal yang di
wajibkan. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran
dan manesfitasinya, serta kemunafikan dan batas nya. Semerta pada ilmu tasawuf di
temukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan
ketentraman. Sebagaimana dijelaskan juga tentang menyelamatkan diri dari
kemunafikan. Semua itu tidak cukup hanya di ketahui batasan-batasan nya oleh
seseorang. Sebab seseorang terkadang sudah tau batasan kemunafikan tetapi tetap
saja melaksanakan nya.
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1.Sebagaimana pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Pemahaman
yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam menjadkan ilmu ini lebih terhayati
atau teraplikasikan dalam prilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan
penyempurnaan ilmu kalam.
2.Sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karna itu, jika timbul suatu aliran yang
bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-sunnah, hal itu merupakan penyimpangan
atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah di riwayatkan oleh Al-
Qur’an dan Assunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama ulama salaf, hal
itu harus ditolak.
3.Sebagai pemberi kesadaran rohani dalam perdebatan-perdebatan kalam.
Sebagaimana di sebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia islam cenderung menjadi
sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional di samping muatan nalkiah, ilmu
kalam dapat bergerak ke arah yang lebih bebas. Di sinilah ilmu tasawuf berfungsi
memberi muatan rohani sehingga ilmu kalam terkesan sebagai dialiktika keislaman
belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.

M.Amin Abdullah, Op.Cit., h, 86


Abdullah Nata, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2001, h. 17
Al-AdYaN/Vol.VII,NO.2Juli-Desember/2012

2.Hubungan Tasawuf dengan filsafat


Biasanya tasawuf dan filsafat selalu dipajang berlawanan. Tasawuf dan
filsafat seringkali dipahami secara dikotomis, baik secara epistemologi maupun sisio-
historis. Secara epistomologi, ilmu tasawuf dianggap sebagai sebuah disiplin ilmu
yang mengabaikan peran akal atau intelaektal, dan hanya menitik beratkan pada
intuisi, ilham dan bisikan hati, meski kadang kadang ia bertentangan dengan prinsif
rasionalitas. Hanya saja, hubungan tasawuf dan filsafat sempat retak ketika Al-
Ghazali melakukan serangan yang sangat telak pada para filosof.
Upaya untuk mengharmoniskan kembali hubungan tasawuf dan filsafat telah
dilakukan oleh banyak kalangan. Contoh yang paling konkrit adalah suhrawardi al-
Matqul (1154-1191 M) terutama dalam karya Hikmah Al-Isyarqi (filsafat
pencerahan). Meski karya ini di nyatakan sebagai karya filsafat namun seperti yang di
katakana sendiri oleh penulisnya, karya ini terdiri dari dua unsur penting: pertama,
unsur instuisi atau lebih popular dengan mystic insight; kedua, unsur demonstrasi
ilmiah atau prinsif-prinsif logis. Filsafat kemudian berkembang menjadi sinergi
antara instuisi dan rasio, antara dan akal, antara dzawq dan nalar terus berfroses lewat
filosof iluminnasionis berikutnya seperti mulla Shandra.
Jika di lacak lebih jauh, antara filsafat dengan tasawuf memiliki hubungan
erat dan serasi, terutama sejak flosof peripatetic, seperti Ibn sina yang menetima
kebenaran dari kalangan filosof dan sufi sekaligus. Pada saat yang sama, banyak para
sufi yang akrab dengan para filsafat dan banyak juga filosof yang sekaligus sufi,
terutama pada priode-priode terakhir sejarah Islam. Ibn sina misalnya, selain tokoh
besar filsafat peripatetic, ia juga menulis “kisah khayalan” dan bercerita tentang
bentuk khusus pengetahuan yang terbuka bagi para sufi setelah latihan spiritual yang
lama, yang mengadakan bahwa ia selain filosof juga seseorang sufi menganut doktrin
tentang Wujud.
_______________________________
Basrawi Anwar,Antara Tasawuf dan Ilmu Kalam: suatu Tinjauan
sejarah,Pustaka Hidayah,Jakarta, 1992, h. 36-42
Al-AdYaN/Vol.VII,NO.2/Juli-Desember/2012

3.Persamaan dan Perbedaan


Dari uraian di atas, terdapat titik persamaan dan perbedaan antara tasawuf,
ilmu kalam , dan filsafat islam. Perbedaan terletak pada proses pencarian segala
sesuatu yang bersifat rahasia (Ghaib) yang di anggab sebagai”kebenaran terjauh”
dimana tidak semua orang dapat melakukan nya dan dri ketiga berusaha menemukan
apa yang di sebut kebenaran (al-haq). Kebenaran dalam tasawuf berupa tersikafnya
(kasyaf) kebenaran sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf menemukan kebenaran
dengan melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, hal (state) kemudian fana.
Kebenaran dalam ilmu kalam berupa di ketahuinya kebenaran ajararan agama
melalui rasio lalu di rujukkan kepada nash (al- Qur’an & Hadis). Kebenaran dalam
filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak
dapat di buktikan dengan riset, emperis, dan eksperimen. Filsafat menemukan
kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.
Sedangkan perbedaan antara tasawuf, ilmu kalam dan filsafat tidak seluas dan
sebanyak peersamaan nya. Namun perbedaan nya terletak pada cara menemukan
kebenaran itu sendiri dengan jalan yang berbeda; kaum sufi lebih mengandalkan mata
batin, sementara mutakallim berusaha menggabungkan hati dan akal, sedangkan
filosif lebih mengandalkan akal.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa ilmu tasawuf
adalah ilmu tasawuf adalah sesuatu ilmu tasawuf jiwa kita lebih tenang dan damai.
Dan bertasawuf bukanlah harus dengan bertarikat tapi hakikat tasawuf adalah
pembinaan jiwa kerohanian.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan antara ilmu kalam, tasawuf dan filsafat
di atas, maka penulis dapat merumuskan hubungan dari ketiga nya adalah saling
menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama
ketiganya. Walaupun dengan cara yang berbeda, yaitu pencarian yang bersifat rahasia
(Ghaib) yang di anggap sebagai kebenaran sejati’dimana tidak semua orang dapat
melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai