1 Pebruari 2019
Oleh :
Dr. Suherman, M.Ag,
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan
ABSTRAK
Tasawuf adalah sebuah pandangan tentang dunia yang berpusat pada Dia
(Tuhan) saja dan tidak tenggelam pada yang bukan Dia. Tasawuf adalah
pandangan tentang hakikat suatu realitas yang dalam filsafat, tergolong ilmu
tentang hakikat (ontologi). Hakikat tidak sekedar mengkaji dan memahami apa
adanya tetapi mengkaji dan memahami ada apa di balik apa adanya. Istilah
tasawuf memang tidak ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi lebih berdasarkan
rumusan dan ajaran para guru yang tidak bertentangan dengan sumber hukum
Islam yang utama. Pertumbuhan dan perkembangan tasawuf di Nusantara
dimotori oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumatrani, dua tokoh sufi yang
datang dari pulau Andalas (Sumatera) pada abad ke 17 M. Pada realitas
pengamalannya tasawuf termasuk di Indonesia tergolong pada 2 macam yaitu
tasawuf falsafi dan tasawuf akhlaki. Tasawuf falsafi yang dimotori oleh Ibn Araby
kaya akan ide-ide pemahaman tentang Tuhan dan tasawuf akhlaki lebih
menekankan amal ibadah dan akhlakulkarimah dalam mendekatkan diri pada
Tuhan. Tasawuf akhlaki lebih mengalami perkembangan pesat dibuktikan dengan
semakin banyaknya masyarakat yang mengikutinya. Kontribusinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara jelas sekali. Pertama ketekunan dan
keyakinan terhadap tarekat telah membentuk jiwa yang kuat dan istiqomah dalam
melawan maksiat termasuk melawan penjajah hingga Indonesia merdeka
berdaulat.. Selanjutnya pendekatan akhlak mulia sebagai usaha untuk mendekati
Allah Swt. (tasawuf akhlaki) juga telah banyak melahirkan insan yang juga
berobah baik akhlaknya.
tidak sekedar mengkaji dan karena Allah. Sikap jiwa dididik agar
memahami apa adanya tetapi memandang segala sesuatunya
mengkaji dan memahami ada apa di karena Allah dan akan kembali
balik apa adanya. Jadi tasawuf kepada Allah. Memandang sesuatu
adalah sejenis mazhab ontologi. karena Allah akan timbul kecintaan
Sekali lagi meskipun istilah tasawuf yang mendalam kepada-Nya. Cinta
tidak ada dalam Al-Qur’an dan kepada Ilahi yang mendalam juga
Sunnah, maknanya seperti yang dimanifestasikan dalam cinta kepada
dirumuskan dalam tiga hal di atas makhluk-Nya, baik kepada sesama
ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah. manusia maupun alam semesta. Atas
2. Pembagian Tasawuf dasar cinta itulah terjadi komunikasi
Secara aplikatif tasawuf yang harmonis antara Allah, manusia
terbagi kepada dua bagian yaitu dan alam semesta. Inilah kawasan
tasawuf falsafi dan tasawuf akhlaki. tasawuf akhlaki dalam kehidupan
Pertama; tasawuf falsafi adalah Muslim. Tasawuf akhlaki memagari
permasalahan tasawuf yang sangat dirinya dengan Al-Qur’an dan sunah
rumit dan ditekuni oleh orang-orang dan menjauhi penyimpangan-
khawas saja. Dalam tasawuf falsafi penyimpangan yang menuju kepada
ditemukan berbagai istilah yang kesesatan dan kekafiran. Tasawuf
rumit seperti wihdatul wujud, hulul, tipe ini disebut “Tasawuf Suni” (al-
ittihad, fana, baqa, syathat, dan tashawwuf al-Sunni).
sebagainya. Tasawuf falsafi 3. Perkembangan Tasawuf di
memasukkan ke dalam ajaran- Nusantara
ajarannya unsur-unsur filosofis dari Wacana tasawuf khususnya
luar Islam dan mengungkapkan tasawuf falsafi di Nusantara dimotori
ajaran-ajarannya dengan memakai oleh Hamzah Fansuri dan
istilah-istilah filosofis dan simbol- Syamsuddin Sumatrani, dua tokoh
simbol khusus yang sulit dipahami sufi yang datang dari pulau Andalas
oleh orang banyak. Tasawuf tipe (Sumatera) pada abad ke 17 M.
trakhir ini disebut “Tasawuf Sekalipun pada abad ke 15
filosofis” (al-tashawwuf al-falsafi) sebelumnya telah terjadi peristiwa
atau “tasawuf semi-filosofis” (al- tragis berupa eksekusi mati terhadap
tashawuf syibh al-falsafi), dan Syekh Siti Jenar atas fatwa dari Wali
kadang kala disebut “tasawuf Songo, karena ajarannya dipandang
teosofis” (al-tashawwuf al-tiyushufi). menganut doktrin sufistik yang
Sedangkan tasawuf akhlaki bersifat bid’ah berupa pengakuan
adalah aplikasi tasawuf dalam akhlak akan kesatuan wujud manusia
mukmin yang terpancar dari dengan wujud Tuhan, Zat Yang
bathinnya sehingga berpengaruh Maha Mutlak. Namun sejauh ini
kepada seluruh tingkah lakunya. penulis belum menemukan literatur
Tasawuf akhlaki menuntut yang menjelaskan apakah paham
keikhlasan yang murni semata-mata yang dianut Syekh Siti Jenar adalah
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019
keesaan dan kemurnian Tuhan tidak diduga kuat sebagai orang pertama
tercampuri dengan makhluk. yang membagi martabat wujud itu
Ajaran wujudiyah Hamzah kepada tujuh kategori. Ketujuh
ini kemudian dikembangkan oleh martabat tersebut adalah : martabat
muridnya Syamsuddin Sumatrani. ahadiyyah, martabat wahdah,
Kebanyakan peneliti berpendapat, martabat wahidiyyah, martabat alam
hubungan mereka adalah guru- arwah, martabat alam mitsal,
murid. Abdul Azis juga martabat alam ajsam dan martabat
membenarkan pendapat A. Hasymy alam insan. Paham martabat tujuh
bahwa hubungan Hamzah dengan inilah yang membedakan antara
Syamsuddin sebagai murid dan Syamsuddin Sumatrani dengan
khalifah, karena menurutnya telah gurunya Hamzah Fansuri, yang mana
dijumpai dua karya Syamsuddin dalam ajaran Hamzah tidak
yang merupakan ulasan atau syarah ditemukan pengajaran ini. Tetapi
terhadap pengajaran Hamzah yaitu : keduanya sangat menekankan
Syarah Ruba’i Hamzah Fansuri dan pemahaman tauhid yang murni,
Syarah Syair Ikan Tongkol. Terdapat bahwa Tuhan tidak boleh disamakan
banyak informasi tentang potret atau dicampurkan dengan unsur
pribadi syeikh di antaranya : Hikayat alam, dikenal dalam pengajaran
Aceh, Adat Aceh, Bustan al-Salathin Hamzah Fansuri la ta’ayyun.
dan informasi dari pengembara dan Sedangkan dalam pengajaran
peneliti asing. Dari informasi Syamsuddin dikenal dengan aniyat
tersebut dijelaskan bahwa Allah, yang merupakan kejelasan
Syamsuddin lahir kira-kira 1589 dan dari ajaran al-Burhanpuri untuk tidak
wafat 24 Februari 1630 berdasarkan mencampur-adukkan martabat
informasi Deny Lombard. Syaikh ketuhanan dengan martabat
banyak melahirkan karya bermutu kemakhlukan. Kedua tokoh dengan
seperti : Jawhar al-Haqaiq, Risalah ajaran yang saling melengkapi ini
Tubayyin Mulahazah, Nur al- bagaimanapun juga telah
Daqaiq, Thariq al-Shalikin, I’raj al- mengajarkan dan secara sempurna
Iman dan karya lainnya. Syamsuddin tentang tasawuf falsafi yang
menguasai beberapa bahasa, tapi kemudian diikuti oleh banyak
karya-karyanya kebanyakan ditulis pengikutnya di Nusantara dan
dalam bahasa Melayu dan Arab. Indonesia.
Pengajaran Syamsuddin Tasawuf akhlaki adalah
tentang Tuhan dengan corak paham aplikasi tasawuf dalam akhlak
wujudiyyah dikenal juga dengan mukmin yang terpancar dari
pengajaran tentang “martabat tujuh”, bathinnya sehingga berpengaruh
yaitu tentang satu wujud dengan kepada seluruh tingkah lakunya.
tujuh martabatnya. Pengajarannya Tasawuf akhlaki menuntut
tentang ini agaknya sama dengan keikhlasan yang murni semata-mata
yang diajarkan al-Burhanpuri, yang karena Allah. Sikap jiwa dididik agar
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019
seorang guru atau mursyid. Oleh Orang butuh pedoman hidup yang
karena dibimbing dan dipimpin oleh bersifat spiritual dan mendalam
guru mursyid untuk menempuh jalan untuk menjaga integritas
dalam mencapai hakikat, maka keperibadiannya. Pedoman tersebut
tarikat ini dinamakan juga dengan terdapat dalam ilmu tasawuf dan
tarikat suluk. Sedangkan pengikut diamalkan dalam bertarekat yang
tarikat yang melakukan suluk adalah memberikan pemahaman mendalam
beramal ibadah sepanjang malam tentang seluruh ibadah yang
untuk menemukan hakikat dan dilakukan. Pemahaman yang baik
mendekatkan diri kepada Allah tentang semua ibadah yang
disebut dengan sālik. Ketika diamalkan akan mendekatkan diri
mengikuti suluk 10 hari aktifitas para kepada Allah Swt. Dengan demikian
salik harus mengikuti aturan yang ibadah yang dilakukan dalam
disebut adab. Yaitu mengosongkan bertasawuf ternyata erat
jiwa dari semua dosa dengan cara hubungannya dengan akhlak. Artinya
istighfar dan bertaubat, membatasi bahwa ibadah-ibadah yang
bicara dan memperbanyak zikir dibiasakan dalam tasawuf erat
minimal 5000 kali, hanya hubungannya dengan pendidikan
mengkonsumsi nasi dan sayuran dan akhlak. Maka dapat dikatakan
melatih diri dengan akhlak-akhlak seseorang yang memahami tasawuf,
mulia yang bersamaan dengan mengamalkannya dan menempuhna
memperbanyak zikir. Dengan dalam bertarekat dan suluk tentulah
mengamalkan ajaran tarikat melalui akan terbentuk akhlaknya yang lebih
suluk inilah, maka seseorang dengan baik. Bukti perubahan ini terlihat
sendirinya menjadi peribadi yang pada lapisan masyarakat yang
saleh dan berakhlak mulia. Perbuatan menjadi pengikut tarekat dan
yang demikian itu dilakukan dengan mengikuti suluk mengalami
sengaja, sadar, pilihan sendiri dan peningkatan akhlaknya seperti
bukan karena paksaan. Sehingga zuhud, sabar, ikhlas dan optimis
hasil perubahan akhlaknya lebih dalam kehidupan sehari-hari.
permanen karena dikerjakan oleh
orang yang sadar apalagi dewasa.
Dalam kehidupan modern C. Penutup
yang serba sibuk mencari materi, Penyebaran Islam di
tasawuf juga bisa dikembangkan ke Indonesia secara massal, khususnya
arah yang konstruktif, baik yang sejak abad ke-16, diwarnai oleh
menyangkut kehidupan peribadi peranan para sufi, termasuk Hamzah
maupun sosial. Sebab, cepat atau Fansuri dan Sulaiman al-Sumatrani
lambat manusia akan terkena yang membawa ajaran tasawuf.
penyakit alienasi (keterasingan) Melalui para sufi ini kemudian
karena proses globalisasi dan tarekat berkembang dan ditransfer ke
modernisasi yang begitu cepat. Indonesia, semula melalui India,
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019