Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.

1 Pebruari 2019

PERKEMBANGAN TASAWUF DAN KONTRIBUSINYA DI


INDONESIA

Oleh :
Dr. Suherman, M.Ag,
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan

ABSTRAK
Tasawuf adalah sebuah pandangan tentang dunia yang berpusat pada Dia
(Tuhan) saja dan tidak tenggelam pada yang bukan Dia. Tasawuf adalah
pandangan tentang hakikat suatu realitas yang dalam filsafat, tergolong ilmu
tentang hakikat (ontologi). Hakikat tidak sekedar mengkaji dan memahami apa
adanya tetapi mengkaji dan memahami ada apa di balik apa adanya. Istilah
tasawuf memang tidak ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi lebih berdasarkan
rumusan dan ajaran para guru yang tidak bertentangan dengan sumber hukum
Islam yang utama. Pertumbuhan dan perkembangan tasawuf di Nusantara
dimotori oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumatrani, dua tokoh sufi yang
datang dari pulau Andalas (Sumatera) pada abad ke 17 M. Pada realitas
pengamalannya tasawuf termasuk di Indonesia tergolong pada 2 macam yaitu
tasawuf falsafi dan tasawuf akhlaki. Tasawuf falsafi yang dimotori oleh Ibn Araby
kaya akan ide-ide pemahaman tentang Tuhan dan tasawuf akhlaki lebih
menekankan amal ibadah dan akhlakulkarimah dalam mendekatkan diri pada
Tuhan. Tasawuf akhlaki lebih mengalami perkembangan pesat dibuktikan dengan
semakin banyaknya masyarakat yang mengikutinya. Kontribusinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara jelas sekali. Pertama ketekunan dan
keyakinan terhadap tarekat telah membentuk jiwa yang kuat dan istiqomah dalam
melawan maksiat termasuk melawan penjajah hingga Indonesia merdeka
berdaulat.. Selanjutnya pendekatan akhlak mulia sebagai usaha untuk mendekati
Allah Swt. (tasawuf akhlaki) juga telah banyak melahirkan insan yang juga
berobah baik akhlaknya.

Kata Kunci: Tasawuf, Tarekat, Indonesia dan akhlaknya mulia

A. Pendahuluan ‘disepakati’ para ahli sejarah-


Islam sufistik dalam sejarah bernuansa tasawuf. Namun juga
pertumbuhan dan perkembangan dikarenakan adanya luka-luka
Islam serta khazanah intelektual sejarah dalam perkembangan Islam
Islam di Nusantara merupakan salah di negeri gemah ripah loh jinawi ini
satu wacana yang masih menarik yang terkait langsung dengan issu
untuk dibincangkan. Hal ini tidak Islam esoteris.
hanya disebabkan awal masuknya Eksekusi mati terhadap
Islam ke Indonesia -sebagaimana Syekh Siti Jenar pada abad ke 15 M
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

di Jawa oleh Wali Songo, sudah mengacu pada suatu ajaran


pembunuhan terhadap para penganut mengenai cara-cara untuk
paham wahdah al-wujud di Serambi mendekatkan diri kepada Tuhan
Mekah -Aceh- atas fatwa qadhi sedekat mungkin. Ajaran itu antara
kesultanan yang waktu itu dijabat Al- lain berisi tentang anjuran kepada
Raniri, adalah luka yang akan tetap para pengikut sufisme agar
meninggalkan codet dalam lembaran mempertebal rasa takwa kepada
sejarah Islam di Indonesia. Allah SWT, berzikir dan mengingat-
Selanjutnya, budaya masyarakat Nya setiap saat, berupaya untuk
Nusantara yang amat kental dengan membebaskan diri dari keterikatan
dunia mistik -terutama sejak mutlak pada kehidupan dunia
masuknya Hindu dan Budha dari sehingga tidak diperbudak harta dan
India- merupakan faktor yang tidak tahta, memperbanyak membaca Al-
bisa dikesampingkan yang membuat Qur’an dan shalat serta mau
semakin menariknya wacana ini. mendermakan rezeki kepada yang
Tulisan ini berusaha lebih membutuhkan.
memaparkan secara lugas tentang Asal-usul kata tasawuf
pertumbuhan dan perkembangan sampai sekarang masih banyak
tasawuf di Indonesia khususnya. diperdebatkan orang. Ada yang
Selanjutnya akan menguraikan mengatakan bahwa tashawwuf
sejauhmana kontribusi atau berasal dari kata shuf, yang berarti
peranannya di Nusantara khususnya bulu domba. Ada juga yang
di Indonesia. berpendapat bahwa kata tashawwuf
berasal dari kata ahlash-shuffah,
B. Pembahasan yakni kelompok sahabat sangat
1. Tasawuf dalam Al-Qur’an dan miskin yang hijrah ke Madinah.
Al-Sunnah Mereka tidak punyai tempat tinggal.
Sebagian orang masih banyak Oleh karenanya Rasulullah
yang mengatakan bahwa tasawuf menempatkan mereka di beranda
tidak ada dalam Al-Qur’an dan masjid. Kaum orientalis berpendapat
Sunnah, oleh karena itu tasawuf bahwa istilah tashawwuf berasal dari
dianggap bid’ah. Memang benar, kita bahasa mereka, yakni teosofos
tidak akan menemukan satupun kata (teosophia), Teo berarti Tuhan dan
tashawwuf dalam Al-Qur’an dan sophia berarti kebijaksanaan. Jadi
demikian juga halnya dalam hadits. tasawuf berarti kebijaksanaan yang
“Karena istilah tasawuf baru muncul dihubungkan dengan Tuhan (al-
kira-kira 50-60 tahun setelah hikmah al-ilahiyah) Kemudian para
Rasulullah Saw. wafat”. Berbeda ulama Islam mengambil kata itu dan
dengan Kang Jalal, R.A. Nicholson menyesuaikannya dengan lidah Arab
berpendapat bahwa terma tasawuf sehingga menjadi tashawwuf
baru dikenal pada akhir abad kedua (tasawuf).
hijriyah. Pada saat itu pengertiannya
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

Dalam perkembangan isyraq yang berarti iluminasi atau


berikutnya, kata tersebut pencerahan.
mengandung makna baru. Tasawuf Ketiga, tasawuf juga
sering dikaitkan dengan tiga dianggap sebagai ilmu yang
pengertian sebagai berikut: berkenaan dengan pandangan tentang
Pertama, tasawuf, sering realitas. Ada sebuah ayat dalam Al-
dipahami sebagai akhlak atau adab Qur’an yang terjemahannya kurang
yang harus dijalankan manusia lebih demikian :
ketika mau mendekat kepada Allah. “Ke mana pun kamu
Ada yang lebih tegas lagi menghadap, disitulah wajah Allah”
mengatakan bahwa tasawuf adalah (Q 2:115).
akhlak yang baik. Kalau definisi ini Secara zhahir ayat ini
disepakati, maka semua orang mengandung makna tentang konsep
barangkali sepakat bahwa ajaran Al- tauhid yaitu tidak ada sesuatupun di
Qur’an dan sunnah mengajarkan dunia ini selain Allah. Hanya saja
tasawuf. Artinya Nabi SAW datang sekarang ini kemana pun kita
untuk mengajarkan tasawuf, dan memalingkan wajah yang kita lihat
mengajak kita semua untuk menjadi adalah bermacam-macam makhluk.
sufi. Karena salah satu misi Kita tidak melihat wajah Allah.
kerasulannya adalah untuk Lantas kalau begitu apakah ayat Al-
memperbaiki akhlak masyarakat. Qur’an yang salah ? Tentu tidak.
Kedua, tasawuf juga diartikan Kata para sufi, hal itu karena
sebagai cara untuk mencapai pandangan kita saja yang tertutup,
ma’rifat, untuk mencapat akibatnya kita tidak bisa melihat
pengetahuan. Pengetahuan bukan wajah Allah. Para sufi berpendapat
saja diperoleh melalui belajar atau bahwa mereka sudah ada pada
lewat penalaran saja. Ada keadaan ketika memandang realitas
pengetahuan yang langsung ini semuanya melebur, yang ada
diberikan oleh Allah yang disebut hanya Allah, sementara selain Allah
ilmu laduni. Mungkin, asalnya itu hilang. Artinya seorang sufi pada
diambil dari kalimat min ladunka suatu keadaan ketika ia meniadakan
rahmah (rahmat dari sisimu). Jadi segala-galanya, sehingga yang ada
ada ilmu khusus yang tidak diperoleh hanya Allah Swt.
melalui pengamatan empiris, belajar Dari uraian di atas dapat
atau penelitian, melainkan diberikan difahami bahwa tasawuf adalah
langsung oleh Allah kepada orang sebuah pandangan tentang dunia
yang dikehendaki. Allah memiliki yang berpusat pada Dia (Tuhan) saja
cara untuk mengajari kita tidak dan tidak tenggelam pada yang
melalui makhluk-Nya. Tetapi ilmu bukan Dia. Tasawuf adalah
itu diberikan secara langsung dari pandangan tentang hakikat suatu
Allah, yang sering disebut ilham atau realitas. Dalam filsafat, ilmu tentang
hakikat disebut ontologi. Hakikat
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

tidak sekedar mengkaji dan karena Allah. Sikap jiwa dididik agar
memahami apa adanya tetapi memandang segala sesuatunya
mengkaji dan memahami ada apa di karena Allah dan akan kembali
balik apa adanya. Jadi tasawuf kepada Allah. Memandang sesuatu
adalah sejenis mazhab ontologi. karena Allah akan timbul kecintaan
Sekali lagi meskipun istilah tasawuf yang mendalam kepada-Nya. Cinta
tidak ada dalam Al-Qur’an dan kepada Ilahi yang mendalam juga
Sunnah, maknanya seperti yang dimanifestasikan dalam cinta kepada
dirumuskan dalam tiga hal di atas makhluk-Nya, baik kepada sesama
ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah. manusia maupun alam semesta. Atas
2. Pembagian Tasawuf dasar cinta itulah terjadi komunikasi
Secara aplikatif tasawuf yang harmonis antara Allah, manusia
terbagi kepada dua bagian yaitu dan alam semesta. Inilah kawasan
tasawuf falsafi dan tasawuf akhlaki. tasawuf akhlaki dalam kehidupan
Pertama; tasawuf falsafi adalah Muslim. Tasawuf akhlaki memagari
permasalahan tasawuf yang sangat dirinya dengan Al-Qur’an dan sunah
rumit dan ditekuni oleh orang-orang dan menjauhi penyimpangan-
khawas saja. Dalam tasawuf falsafi penyimpangan yang menuju kepada
ditemukan berbagai istilah yang kesesatan dan kekafiran. Tasawuf
rumit seperti wihdatul wujud, hulul, tipe ini disebut “Tasawuf Suni” (al-
ittihad, fana, baqa, syathat, dan tashawwuf al-Sunni).
sebagainya. Tasawuf falsafi 3. Perkembangan Tasawuf di
memasukkan ke dalam ajaran- Nusantara
ajarannya unsur-unsur filosofis dari Wacana tasawuf khususnya
luar Islam dan mengungkapkan tasawuf falsafi di Nusantara dimotori
ajaran-ajarannya dengan memakai oleh Hamzah Fansuri dan
istilah-istilah filosofis dan simbol- Syamsuddin Sumatrani, dua tokoh
simbol khusus yang sulit dipahami sufi yang datang dari pulau Andalas
oleh orang banyak. Tasawuf tipe (Sumatera) pada abad ke 17 M.
trakhir ini disebut “Tasawuf Sekalipun pada abad ke 15
filosofis” (al-tashawwuf al-falsafi) sebelumnya telah terjadi peristiwa
atau “tasawuf semi-filosofis” (al- tragis berupa eksekusi mati terhadap
tashawuf syibh al-falsafi), dan Syekh Siti Jenar atas fatwa dari Wali
kadang kala disebut “tasawuf Songo, karena ajarannya dipandang
teosofis” (al-tashawwuf al-tiyushufi). menganut doktrin sufistik yang
Sedangkan tasawuf akhlaki bersifat bid’ah berupa pengakuan
adalah aplikasi tasawuf dalam akhlak akan kesatuan wujud manusia
mukmin yang terpancar dari dengan wujud Tuhan, Zat Yang
bathinnya sehingga berpengaruh Maha Mutlak. Namun sejauh ini
kepada seluruh tingkah lakunya. penulis belum menemukan literatur
Tasawuf akhlaki menuntut yang menjelaskan apakah paham
keikhlasan yang murni semata-mata yang dianut Syekh Siti Jenar adalah
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

wahdatulwujud yang berasal dari cukup baik di Aceh menjadikan


Ibnu Arabi lewat ‘jaringan ulama’ Hamzah dapat mempelajari ilmu-
sebagaimana dimaksud Azra dalam ilmu agama seperti ; fiqh, tauhid,
bukunya tersebut. Terlebih lagi akhlak, tasawuf, dan juga ilmu
terlalu sedikit literatur yang umum seperti ; kesustraan, sejarah
menjelaskan keberadaan sosok dan logika. Selesai mengikuti
Syekh Siti Jenar dalam khazanah pendidikan di tanah kelahirannya,
keislaman di Nusantara. Paling tidak Hamzah kemudian melanjutkan
menurut Alwi Shihab, kehadiran pendidikan ke Timur Tengah,
Syekh Siti Jenar dengan ajaran dan khususnya Persia dan Arab.
syahahat-nya yang dipandang sesat, Sehingga dia dapat menguasai
dapat dijadikan sebagai tahap bahasa Arab dan Persia, mungkin
pertama perkembangan tasawuf juga bahasa Urdu. Dalam hal tasawuf
falsafi di Indonesia. Alwi falsafi diperkirakan Hamzah
menamakannya sebagai tahap mempelajari dari Iraqi, murid Sadr
perkenalan. Pembunuhan terhadap al-Din al-Qunawi, murid kesayangan
Syekh Siti Jenar agaknya telah Ibnu Arabi.
meredupkan cahaya perkembangan Sekembalinya dari
tasawuf falsafi di Indonesia dalam perantauan menuntut ilmu, Hamzah
waktu yang lama, sampai kemudian mengajarkan agama di Aceh melalui
munculnya Hamzah dan Syamsuddin lembaga pendidikan “Dayah”
di Sumatera. (pesantren) di Oboh Simpang-Kanan,
Hamzah Fansuri adalah yang merupakan cabang dari Dayah
keturunan Melayu yang dilahirkan di Simpang-Kiri yang diasuh oleh
Fansur -nama lain dari Barus-. Para kakaknya Syekh Ali Fansuri, ayah
peneliti tidak menemukan bukti yang dari Abdr Rauf al-Sinkli. Hamzah
valid kapan sebenarnya Hamzah ternyata tidak hanya beraktifitas
lahir. Dia diperkirakan hidup pada sebagai guru, namun juga rajin
akhir abad ke 16 dan awal abad ke menulis. Tetapi sangat disayangkan
17, yakni pada masa sebelum dan karya-karya Hamzah tersebut tidak
selama pemerintahan Sultan ‘Ala al- lagi ditemukan karena telah
Din Ri’ayat Syah (berkuasa 977- dimusnahkan oleh ‘lawan-lawannya’
1011H/1589-1602M). Hamzah yang menentang paham wujudiyah
diperkirakan meninggal sebelum yang dikembangkan oleh Hamzah.
tahun 1016H/1607M. Hamzah Pemikiran Hamzah tentang ajaran
memulai pendidikannya di Barus, wujudiyah terdapat dalam karyanya
kota kelahirannya yang pada waktu Zinat al-Wahidin, yang terdiri dari
itu menjadi pusat perdagangan, tujuh bab. Dalam karyanya tersebut
karena saat itu Aceh berada dalam Hamzah menjelaskan bahwa
kemajuan di bawah pemerintahan penampakan Tuhan tidak terjadi
Sultan Iskandar Muda dan Iskandar begitu saja atau secara langsung, tapi
Tsani. Kwalitas pendidikan yang melalui tahap tertentu, sehingga
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

keesaan dan kemurnian Tuhan tidak diduga kuat sebagai orang pertama
tercampuri dengan makhluk. yang membagi martabat wujud itu
Ajaran wujudiyah Hamzah kepada tujuh kategori. Ketujuh
ini kemudian dikembangkan oleh martabat tersebut adalah : martabat
muridnya Syamsuddin Sumatrani. ahadiyyah, martabat wahdah,
Kebanyakan peneliti berpendapat, martabat wahidiyyah, martabat alam
hubungan mereka adalah guru- arwah, martabat alam mitsal,
murid. Abdul Azis juga martabat alam ajsam dan martabat
membenarkan pendapat A. Hasymy alam insan. Paham martabat tujuh
bahwa hubungan Hamzah dengan inilah yang membedakan antara
Syamsuddin sebagai murid dan Syamsuddin Sumatrani dengan
khalifah, karena menurutnya telah gurunya Hamzah Fansuri, yang mana
dijumpai dua karya Syamsuddin dalam ajaran Hamzah tidak
yang merupakan ulasan atau syarah ditemukan pengajaran ini. Tetapi
terhadap pengajaran Hamzah yaitu : keduanya sangat menekankan
Syarah Ruba’i Hamzah Fansuri dan pemahaman tauhid yang murni,
Syarah Syair Ikan Tongkol. Terdapat bahwa Tuhan tidak boleh disamakan
banyak informasi tentang potret atau dicampurkan dengan unsur
pribadi syeikh di antaranya : Hikayat alam, dikenal dalam pengajaran
Aceh, Adat Aceh, Bustan al-Salathin Hamzah Fansuri la ta’ayyun.
dan informasi dari pengembara dan Sedangkan dalam pengajaran
peneliti asing. Dari informasi Syamsuddin dikenal dengan aniyat
tersebut dijelaskan bahwa Allah, yang merupakan kejelasan
Syamsuddin lahir kira-kira 1589 dan dari ajaran al-Burhanpuri untuk tidak
wafat 24 Februari 1630 berdasarkan mencampur-adukkan martabat
informasi Deny Lombard. Syaikh ketuhanan dengan martabat
banyak melahirkan karya bermutu kemakhlukan. Kedua tokoh dengan
seperti : Jawhar al-Haqaiq, Risalah ajaran yang saling melengkapi ini
Tubayyin Mulahazah, Nur al- bagaimanapun juga telah
Daqaiq, Thariq al-Shalikin, I’raj al- mengajarkan dan secara sempurna
Iman dan karya lainnya. Syamsuddin tentang tasawuf falsafi yang
menguasai beberapa bahasa, tapi kemudian diikuti oleh banyak
karya-karyanya kebanyakan ditulis pengikutnya di Nusantara dan
dalam bahasa Melayu dan Arab. Indonesia.
Pengajaran Syamsuddin Tasawuf akhlaki adalah
tentang Tuhan dengan corak paham aplikasi tasawuf dalam akhlak
wujudiyyah dikenal juga dengan mukmin yang terpancar dari
pengajaran tentang “martabat tujuh”, bathinnya sehingga berpengaruh
yaitu tentang satu wujud dengan kepada seluruh tingkah lakunya.
tujuh martabatnya. Pengajarannya Tasawuf akhlaki menuntut
tentang ini agaknya sama dengan keikhlasan yang murni semata-mata
yang diajarkan al-Burhanpuri, yang karena Allah. Sikap jiwa dididik agar
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

memandang segala sesuatunya tentang Tuhan dan alam metafisik.


karena Allah dan akan kembali Ide-ide yang oleh para sufinya
kepada Allah. Memandang sesuatu dipandang tidak bertentangan dengan
karena Allah akan timbul kecintaan ajaran al-Qur’an dan Sunnah,
yang mendalam kepada-Nya. Cinta termasuk dalam hal ini ungkapan
kepada Ilahi yang mendalam juga syahadat-nya. Sementara tasawuf
dimanifestasikan dalam cinta kepada sunni tidak mementingkan ide-ide
makhluk-Nya, baik kepada sesama dan pikiran spekulatif dalam tataran
manusia maupun alam semesta. Atas falsafah. Para sufi sunni sudah
dasar cinta itulah terjadi komunikasi merasa cukup dengan pemahaman
yang harmonis antara Allah, manusia akidah pokok yang diajarkan dalam
dan alam semesta. Inilah kawasan ilmu tauhid. Persoalan qadim-nya
tasawuf akhlaki dalam kehidupan alam, kehidupan akhirat yang
Muslim. Tasawuf akhlaki memagari bersifat ruhani tidak terdapat dalam
dirinya dengan Al-Qur’an dan sunah kajian tasawuf sunni, karena
dan menjauhi penyimpangan- dipandang tidak benar, menyalahi
penyimpangan yang menuju kepada apa yang diajarkan para
kesesatan dan kekafiran. Tasawuf mutakallimin.
tipe ini disebut “Tasawuf Suni” (al- 4. Kontribusi Tasawuf di
tashawwuf al-Sunni). Indonesia
Bila tasawuf sunni (akhlaki) Masuk dan berkembangnya
memperoleh bentuk yang final di Islam di Indonesia terkait erat
tangan Imam Al-Gazali, maka dengan tasawuf. Peranan para sufi
tasawuf falsafi mencapai ‘puncak’ dalam dakwah Islam di Indonesia
kesempurnaan dalam pengajaran Ibn telah menyita secara kumulaatif
Arabi, seorang sufi yang juga datang menegaskan signifikansi peranan
dari Andalusia. Pengetahuan Ibnu tersebut. Bukti paling sederhana dari
Arabi yang amat kaya dalam bidang signifikansi ini adalah kenyataan
keislaman dan lapangan filsafat, bahwa hampir semua ulama
membuatnya mampu menghasilkan terkemuka periode awal Islam di
karya yang demikian banyak, di Indonesia – Hamzah Fansuri, Syams
antaranya al-Futuhad al-Makkiyah al-Din al-Sumatrani, Nuruddin al-
dan Fushush al-Hikam. Boleh Raniri, ‘Abd al-Ra’-f al-
dikatakan hampir semua pengajaran, Sinkili, Muhammad Yusuf aal-
praktek dan ide-ide yang Maqassari, dan lain-lain adalah para
berkembang di kalangan sufi pada sufi. Konsekuensinya, tasawuf
masa itu mampu diliput dan menjadi salah satu tradisi
kemudian diberinya penjelasan yang intelektuaal yang berkembang pesat
amat memadai. di Indonesia sejak masa awal. Masih
Dibanding dengan tasawuf pada penghujung abad ke-16 dan
sunni, tasawuf falsafi lebih kaya paroh pertama abad ke-17, Hamzah
dengan ide-ide dan pikiran-pikiran Fansuri (w. sekitar 1590) dan Al-
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

Sumatrani (w. 1630) telah kedua, adalah ketika pengajaran


mengembangkan pemikiran tasawuf yang berkesinambungan sudah
falsafi berkembang terus dan membentuk ilsilah tariqah”, Ajaran
membentuk tarekat-tarekat yang dan metode-metode kolektif yang
memungkinkannya berperan lebih mulai ditransmisikan secara teratur
mengakar, massal dan terorganisasi. membentuk tarekat yang
Tasawuf bisa disebut sebagai terorganisasi dengan tradisi yang
upaya taqarrub kepada Allah dengan mulai membaku. Tahap kedua ini
terutama menggunakan intuisi dan berlangsung sekitar abad ke6/12
daya-daya emosional spiritual yang hingga penghujung abad ke-8/14.
dimiliki manusia. Pada periode yang Tahapan ketiga, sejak abad ke-9/15
paling awal upaya semasam ini adalah ketika tasawuf yang
terutama ditempuh oleh mereka yang terorganisasi menjadi gerakan massal
kemudian dikenal sebagai para membentuk aliran-aliran dan sub-sub
zuhdah. Serangkaian pemikiran kelompok (ta’ifah).
kemudian tumbuh diseputar Dalam konteks
kecenderungan ini. Yang paling perkembangan tarekat sebagaimana
relevan dalam pembahasan saat ini disebut di atas, Islam mengalami
adalah pemunculan tarekat. Sebagai penyebaran besar-besaran di
sebuah metode, tarekat bisa dianut Indonesia setelah tarekat mencapai
dan diamalkan secara individual, dan fase ketiga dari perkembangnnya.
inilah yang nampaknya terjadi pada Akhir abad ke-16 hingga paroh
masa-masa awal hingga kira-kira pertama abad ke-17 biasanya
abad ke-5/11. Tetapi dengan dianggap sebagai era yang sangat
bertambahnya jumlah orang yang penting dalam pembentukan tradisi
mengikuti metode (tarekat) tertentu, tasawuf di Indonesia. Dua tokoh
maka secara perlahaan terjadilah utama, Hamzah Fans-ri (w + 1590)
transformasi tarekaat dari sekedar dan muridnya. Syams al-Din al-
metode menjadi organisasi, Sumatrani (w. 1630) merupakan
sepanjang abad ke-6/12 dan tokoh dominan era ini. Hamzah
sesudahnya. Trimingham Fansuri biasa dianggap sebagai
menyimpulkan evolusi tarekat pelopor sastra sufi Melayu, sebab
hingga menjadi organisasi, dengan sebelumnya dunia Melayu tidak
membaginya ke dalam tiga tahapan : mengenal karya-karya sufi yang bisa
Tahapan pertama, ketika disebut sebagai karya Melayu asli.
tasawuf masih sangat sederhana. Puisi-puisi mistis karya
Para guru dan murid hidup Hamzah Fans-ri indikatif terhadap
sebagaimana orang biasa dengan afiliasinya kepada sebuah tarekat.
beberapa aturan yang juga sederhana, Tetapi kelihatannya hal ini tidak
hingga kemudian munculnya didukung oleh bukti langsung,
fenomena pemondokan sufi yang sehingga tidak mungkin
disebut dengan khanqah. Tahapan menghasilkan kesimpulan final.
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

Bahkan Bruinessen, seorang otoritas penafsiran atas pemikiran-pemikiran


kajian tasawuf di Indonesia, tetap Muhy al-din Ibn ‘Arabi (w. 1240).
tidak konklusif tentang hal ini. Meskipun ajaran martabat
Sementara ia memastikan tujuh tidak diperkenalkan sebagai
penyebaran ilmu (ajaran ?) ‘Abd al- tarekat tingkatan-tingkatan tersebut
Qadir al-Jilani ke Indonesia dan bisa melahirkan kesan yang mirip
sempat menempatkan Hamzah Fans- dengan tahapan-tahapan yang umum
ri sebagai “orang Indonesia pertama terdapat pada tarekat. Hal yang sama
yang kita ketahui secara pasti juga benar tentang karya Syams al-
menganut tarekat Qadiriyah,” Din al-Sumatrani yang lain yaitu
Bruinessen juga bertanya : “Apa Tanbih al-Tullab li Ma’rifat Malik
sebetulnya ‘ilmu Abdul Qadir Jilani’ al-Wahhab yang antara lain berisi
yang diajarkan di Aceh dan Jawa ? petunjuk pelaksanaan zikir. Di sini
Apakah kita boleh diperkenalkan berbagai jenis dan
mengidentikkannya dengan tarekat tingkatan zikir dalam format yang
Qadiriyah, ataukah ilmu yang tidak jauh berbeda dengan apa yang
dimaksudkan hanya sejenis ilmu terdapat dalam tarekat-tarekat.
kekebalan? Pertanyaan itu sendiri Sementara Al-Burhanpuri
kelihatannya tidak dijawab dengan diketahui sebagai penganut tarekat
pasti, dan dengan demikian Syattariyah, karya-karya Syams al-
menimbulkan keraguaan kita Din al-Sumatrani tidak memberi
terhadap ungkapannya yang pertama. petunjuk apakah ia menganut tarekat
Ajaran tasawuf yang paling ini, atau tarekat yang lainnya. Tetapi
menonjol dari Hamzah Fans-ri dan menarik untuk dicatat Syattariyah
Syams aal-din aal-S-matrani menjadi sangat populer di kalangan
berporos pada pemikiran wahdat aal- orang Indonesia yang kembali dari
wuj-d/wuj-diyyah yang kemudian Arabia, tidak lama setelah wafatnya
dielaborasi dalam konsepsi martabat Syams al-Din al-Sumatrani. Tanpa
tujuh yang ekspressi finalnya dapat adanya petunjuk tentang hubungan
dilihat dalam Kitab al-Harakat karya antara Syams al-Din al-S-maatrani
al-Sumatrani. Dari sudut pemikiran, dengan tarekat, maka alur
martabat tujuh agaknya bersumber argumentasi ini tidak mungkin
dari kita Tuhfat al-Mursalah ila R-h diselesaikan, paling tidak untuk
aal-Nabi yang merupakan karya sementara. Yang bisa dinyatakan
Muhammad Fadhl Aallah al- adalah bahwa tarekat Syattariyah
Burhanpuri dari India. Al- menjadi populer, meskipun tidak
Burhanpuri sendiri bisa disebut diketahui pasti hubungannya dengan
sekedar menyederhanakan ajaran al- Syams al-Din al-Sumatrani.
insan al-kamil dari sufi ‘Abd al- Fenomena lain yang
Karim Al-Jili (w. 1408), yang pada menonjol dalam perbincangan
gilirannya adalah merupakan tarekat di Indonesia adalah adanya
reaksi negatif terhadap ajaran-ajaran
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

Hamzah Fans-ri dan Syams al-Din kecenderungan yang lebih dominan


al-Sumatrani. Reaksi ini adalah penganutan satu tarekat
dipersonifikasikan oleh Nuruddin al- secara terbatas. Trend ini tampaknya
Raniri (w. 1666) yang menjadi memberikan sumbangan besar bagi
sangat populer terutama karena berkurangnya sifat individualisme
kontroversinya dengan murid-murid tarekat sebagai doktrin dan metode,
Syamsuddin al-Sumatrani. Nur al- serta terhadap proses transformasi
Din al-Raniri menuduh mereka tarekat menjadi organisasi. dan
sebagai penganut panteisme yang dengan terbentuknya organisasi-
sesat. Begitupun, analisis terhadap organisasi tarekat, maka tasawuf
ajaran-ajarannya menunjukkan mendapatkan ekspressi bagi dimensi
bahwa Nur al-Din al-Raniri sosialnya, dan mengubahnya menjadi
menganut faham wahdat al-wujud sebuah gerakan berbasis massal.
dalam versi yang lebih moderat. Ia a. Kontribusi dalam Perjuangan di
menganut tarekat Rifa’iyah melalui Indonesia
silsilah dari Gujarat, kampung Ketika tasawuf telah
halamannya. Meskipun tidak terlalu melembaga menjadi organisasi
jelas hubungannya dengan Nur al- tarekat, akhinya tarekat memiliki
Din al-Raniri, tetapi tarekat ini masih pertambahan jumlah penganut yang
meluas di Aceh hingga abad ke-19. sangat cepat, meskipun ini hampir
Tidak tertutup kemungkinan (malah selalu berarti penganut awam. Bagi
kemungkinannya lebih besar) bahwa tarekat sebagai sebuah organisasi
keberadaan tarekat ini adalah hasil pertambahan ini tentulah merupakan
penyebaran pada masa sesudah Nur hal yang positif dalam artian semakin
al-Din al-Raniri. Dari aspek jalur membesarnya organisasi. Untuk
transmisi, hingga Nur al-Din al- kasus Indonesia, meskipun sebagai
Raniri, tarekat masuk ke Indonesia sebuah lembaga dan metode tarekat
dari Timur Tengah via India. Para sudah mulai menyebar sejak abad ke-
era selanjutnya, jalur transmisi yang 16, tarekat sebagai organisasi baru
dominan adalah para ulama Jawi mulai kelihatan pada penghujung
yang ada di Hijaz. abad ke-18 dan menjadi fenomena
Salah satu hal yang menarik pada abad berikutnya. Dengan
dari fenomena penyebaran tarekat ke menjadi organisasi, maka tarekat
Indonesia adalah bahwa kebanyakan memiliki jaringan yang bisa sangat
penyebar awal yang langsung luas, sesuai dengan tingkat
diinisiasi di Hijaz atau tempat lain penyebaran tarekat dimaksud.
tidak hanya menganut satu tarekat, Sebagai sebuah organisasi tarekat
tetapi beberapa tarekat sekaligus, juga mengembangkan
kemudian memilih salah satu tarekat kecenderungan untuk secara sengaja
yang terutama disebarluaskan di mengirim perwakilan (khalifah,
Indonesia. Lalu, dalam badal) ke daerah-daerah tertentu. Di
perkembangan selanjutnya, sisi lain, dengan semakin banyaknya
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

penganut awam dalam tarekat (dan dituduh Belanda membanntu rakyat


ini adalah konsekwensi logis dari Aceh melawan penjajah Belanda.
pertumbuhannya sebagai organsiasi), b. Kontribusi dalam Pembentukan
maka tumbuh pulalah kecenderungan akhlak Masyarakat
‘kepengikutan’ total kepada para Tarikat menurut Abdullah
pemimpin tarekat. Dan ini, meskipun Ujong Rimba adalah cara atau
mungkin sering dianggap sebagai kaifiyat mengerjakan sesuatu amalan
kemandegan pengembangan untuk mencapai satu tujuan. Cara
konseptual, tetapi justru mendukung atau kaifiyat dimaksud adalah cara
kemudahan mobilisasi massal pada sebagaimana yang telah
saat yang dibutuhkan. diformulasikan dan ditata sedemikian
Tarekat dalam artian rupa oleh sufi-sufi besar dan guru-
organisasi seperti inilah yang guru tarikat sendiri yang sudah
kemudian ‘berperan’ aktif dalam demikian banyak jumlahnya. Namun,
berbagai peristiwa sejarah Indonesia, semua kelompok tarikat yang
khususnya dalam protes-protes berkembang tersebut mengamalkan
menentang penjajah. Kita bisa tiga ajaran dasar yang sama
mencatat peranan yang dimainkan sebagaimana disinggung di atas yaitu
oleh para pengikut tarekat takhallī, taḥallī dan tajallī . Salah
Sammaniyah dalam menentang satu tarikat terbesar yang
usaha pendudukan kota Palembang berkembang hingga sekarang adalah
oleh kekuatan Belanda pada 1819, Tarikat Naqsyabandiyah. Salah satu
atau perlawanan di Kalimantan Pusat Pengembangannya terdapat di
Selatan pada 1860-an. Dalam desa Babussalam Kabupaten Langkat
pemberontakan Banten (1888) yang Sumatera Utara. Aliran tarikat ini
sangat terkenal, terdapat indikasi menurut Rimba tergolong tarikat
kuat keterlibatan tarekat Qadiriyah sufiyah yang cara mengerjakan amal
wa Naqsyabandiyah, khususnya ibadahnya tanpa begitu terikat
dalam penyediaan jaringan dengan Alqur’an dan Alḥadiṡ, tetapi
mobilisasi massa. Tarekat yang sama menurut ajaran yaug diformulasi
juga berperan dalam pertentangan oleh guru sufi atau guru tarikat yang
Muslim-Hindu di Lombok pada mengajarkannya. Sebagai
tahun 1891. Ketika Belanda pembentukan dari tasawuf akhlaki
memberlakukan pajak baru atas dan ‘amali, maka pengamalan ajaran
komoditi tembakau di Sumatera tarikat ini menggunakan pendekatan
Barat, masyarakat juga bangkit akhlak dan amalan tertentu yaitu
melawan, dan dalam perlawanan ini zikir dan doa. Pengamalan ajaran
terlibat intens tarekat Syattariyah. Di tersebut bertujuan untuk mencapai
Sumatera Utara khususnya Langkat hakikat atau kasyaf sehingga
juga didapati informasi bahwa Tuan semakin dekat dengan Allah.
Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan Pelaksanaan amalannya sendiri harus
pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah di bawah binbingan dan kontrol
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

seorang guru atau mursyid. Oleh Orang butuh pedoman hidup yang
karena dibimbing dan dipimpin oleh bersifat spiritual dan mendalam
guru mursyid untuk menempuh jalan untuk menjaga integritas
dalam mencapai hakikat, maka keperibadiannya. Pedoman tersebut
tarikat ini dinamakan juga dengan terdapat dalam ilmu tasawuf dan
tarikat suluk. Sedangkan pengikut diamalkan dalam bertarekat yang
tarikat yang melakukan suluk adalah memberikan pemahaman mendalam
beramal ibadah sepanjang malam tentang seluruh ibadah yang
untuk menemukan hakikat dan dilakukan. Pemahaman yang baik
mendekatkan diri kepada Allah tentang semua ibadah yang
disebut dengan sālik. Ketika diamalkan akan mendekatkan diri
mengikuti suluk 10 hari aktifitas para kepada Allah Swt. Dengan demikian
salik harus mengikuti aturan yang ibadah yang dilakukan dalam
disebut adab. Yaitu mengosongkan bertasawuf ternyata erat
jiwa dari semua dosa dengan cara hubungannya dengan akhlak. Artinya
istighfar dan bertaubat, membatasi bahwa ibadah-ibadah yang
bicara dan memperbanyak zikir dibiasakan dalam tasawuf erat
minimal 5000 kali, hanya hubungannya dengan pendidikan
mengkonsumsi nasi dan sayuran dan akhlak. Maka dapat dikatakan
melatih diri dengan akhlak-akhlak seseorang yang memahami tasawuf,
mulia yang bersamaan dengan mengamalkannya dan menempuhna
memperbanyak zikir. Dengan dalam bertarekat dan suluk tentulah
mengamalkan ajaran tarikat melalui akan terbentuk akhlaknya yang lebih
suluk inilah, maka seseorang dengan baik. Bukti perubahan ini terlihat
sendirinya menjadi peribadi yang pada lapisan masyarakat yang
saleh dan berakhlak mulia. Perbuatan menjadi pengikut tarekat dan
yang demikian itu dilakukan dengan mengikuti suluk mengalami
sengaja, sadar, pilihan sendiri dan peningkatan akhlaknya seperti
bukan karena paksaan. Sehingga zuhud, sabar, ikhlas dan optimis
hasil perubahan akhlaknya lebih dalam kehidupan sehari-hari.
permanen karena dikerjakan oleh
orang yang sadar apalagi dewasa.
Dalam kehidupan modern C. Penutup
yang serba sibuk mencari materi, Penyebaran Islam di
tasawuf juga bisa dikembangkan ke Indonesia secara massal, khususnya
arah yang konstruktif, baik yang sejak abad ke-16, diwarnai oleh
menyangkut kehidupan peribadi peranan para sufi, termasuk Hamzah
maupun sosial. Sebab, cepat atau Fansuri dan Sulaiman al-Sumatrani
lambat manusia akan terkena yang membawa ajaran tasawuf.
penyakit alienasi (keterasingan) Melalui para sufi ini kemudian
karena proses globalisasi dan tarekat berkembang dan ditransfer ke
modernisasi yang begitu cepat. Indonesia, semula melalui India,
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

namun belakangan cenderung secara pengikutnya menjadi pribadi yang


langsung dari Hijaz. Dari para guru berakhlak mulia.
sufi yang langsung diinisiasi di
Timur Tengah ini, tarekat kemudian DAFTAR PUSTAKA
mengalami penyebaran melalui
murid-murid mereka, ke seluruh Abdullah, Hawash, Perkembangan
daerah Indonesia. Hal ini Tasawuf dan Tokoh -
berlangsung hingga abad ke-18. Tokohnya di Nusantara, (
Beriringan dengan menyebarnya Surabaya: Al-Ikhlash, 1980 )
ajaran tarekat sebagai doktrin dan A.J. Alberry, Pasang Surut Aliran
metode taqarrub kepada Tuhan yang Tasawuf. Diterjemahkan
terjadi pula transformasi tarekat oleh Bambang Herawan, (
menjadi organisasi berbasis massal. Bandung: Mizan, 1985)
Ini ditandai dengan semakin Asari , Hasan (Ed), Antologi Kajian
bertambahnya pengikut awam ke Islam, ( Bandung: Citapustaka, 2004)
dalam setiap tarekat, dan dengan Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama
demikian terbentuk satu jaringan Timur Tengah dan
yang semakin luas. Konsekuensi Kepulauan Nusantara Abad
paling signifikaan dari fenomena ini XVII dan XVIII: Melacak
adalah dimungkinkannya mobilisasi Akar-Akar Pembaruan
massal, sebagaimana sering terlihat Pemikiran Islam di
dalam sejarah perlawanan terhadap Indonesia, ( Bandung:Mizan,
Belanda, pada abad ke-19 dan 20. 1994)
Pertumbuhan dan perkembangan Azhari Noer, Kautsar, Ibn al-Arabi,
tasawuf selanjutnya menyebabkan Wahdat al-Wujud dalam
tumbuh suburnya tarekat di Perdebatan, ( Jakarta:
Indonesia merupakan salah satu Paramadina, 1996)
variabel penting yang Braginsky, V.I, Yang Indah,
menyemarakkan aktivitas keagamaan Berfaedah dan Kamal :
di Nusantara terutama dalam Sejarah Sastera Melayu
perlawanan menyerang dan mengusir Dalam Abad 7-19, terj. Hersri
penjajah hingga merebut Setiawan, ( Jakarta: INIS,
kemerdekaan. Perkembangan tarekat 1998 )
hingga kini telah melembaga Daulay , Haidar Putra, Dinamika
(organisasi) dan dikikuti oleh Pendidikan Islam,(Bandung:
mobilisasi massa dimana-mana. Citapustaka Media, 2004 )
Pengajaran tarekat yang merupakan Endress, Gerhard, An Introduction to
pengamalan tasawuf akhlaki ini Islam, terj. Carole
dilakukan dengan pendekatan akhlak Hillenbrand, ( Edinburgh:
mulia dan akhirnya berhasil Edinburgh University Press,
membentuk kepribadian setiap 1988 )
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.5 No.1 Pebruari 2019

Kautsar, Azhari Noer, Tasawuf Sukardi (ed), Kuliah-Kuliah


Perenial: Kearifan Kritis Tasawuf, (Bandung: Pustaka
Kaum Sufi, ( Jakarta: Hidayah, 2000)
Serambi, 2003) Trimingham, J. Spencer, The Sufi
Nicholson R.A., Fi al-Tashawwuf al- Olders in Islam, ( London:
Islamy wa Tarikhihi (Cairo: Oxford University Press,
Lajnah al-Ta’lif wa aal – 1973 )
Nasyr, 1969) Van Bruinessen, Martin, Kitab
Rahman, Fazlur, Islam, ( Chicago: Kuning: Psantren dan
The University of Chicago Press, Tarekat, ( Bandung: Mizan,
1979 ) 1995 )
Rosyidi, Dakwah Sufistik Kang WWW. Sejarah Tasawuf Falsafi,
Jalal, ( Jakarta: Paramadina: 2004 ) Diakses tangal 30 Maret 2010
Schimmel, Annemarie, Mystical Yusuf Musa, Muhammad, Falsafat
Dimensions of Islam, ( al-Akhlak fi al-Islam, ( Kairo:
Chapel Hill: The University Mu’assat al-khaniji, 1963)
of North carolina Press, 1995

Anda mungkin juga menyukai