Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam P-ISSN : 2764-5454

Online at http: http://jurnal.staiserdanglubukpakam.ac.id/index.php/bilqolam E-ISSN : 2746-5462

PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TASAWUF FALSAFI


Lusinta Rehna Ginting, Mely Nadia
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
uchi1704@gmail.com, mely_nadiakareem@yahoo.com

ABSTRAK
Pada awalnya memang tasawuf dengan filsafat menyatu, sehingga keduanya memiliki
hubunagn yang sangat erat. Tentu saja dalam upaya sampai kepada pengenalan Tuhan,
dibutuhkan pemikiran yang tidak biasa dan mampu menembus ruang-ruang fisika. Tetapi
belakangan banyak yang menganggap keduanya sebagai hal yang bertentangan. Secara
sederhana tasawuf diartikan sebagai pola hidup seorang sufi yang kebanyakan mengarah
pada pensucian jiwa agar dapat lebih dekat dengan Tuhan. Tulisan ini berjenis kualitatif,
dengan pendekatan library research. Tasawuf falsafi mulai berkembang sejak abad ke-6 dan
ke-7 Hijriyah. Di Indonesia, tasawuf falsafi dipopulerkan oleh beberapa tokoh sufi ternama,
untuk wilayah Sumatera tasawuf falsafi disebarluaskan oleh Hamzah al-Fansuri, Syamsuddin
al-Sumatrani, Abd al-Ra‘uf al-Singkili. Sedangkan untuk wilayah jawa tokoh yang terkenal
mempopulerkan tasawuf falsafi adalah Syaikh Siti Jenar. Adapun tokoh dan doktrin tasawuf
falsafi yaitu: Al-Hallaj dengan konsep hulul, Suhrawardi dengan konsep Illuminasi, Ibnu
‘Arabi dengan konsep Wahdah Al-Wujud, dan Abu Yazid Al-Bustami dengan konsep Fana’ dan
Baqo’.

Kata Kunci: Pembentukan dan Perkembangan, Tasawuf Falsafi


ABSTRACT
In the beginning, Sufism and philosophy were fused, so the two had a very close relationship.
Of course, in an effort to reach the knowledge of God, it takes unusual thinking and is able
to penetrate the spaces of physics. But lately many consider the two as contradictory things.
In simple terms, Sufism is defined as the lifestyle of a Sufi which mostly leads to the
purification of the soul in order to be closer to God. This paper is qualitative, with a library
research approach. Philosophical Sufism began to develop since the 6th and 7th centuries
Hijri. In Indonesia, philosophical Sufism was popularized by several well-known Sufi figures,
for the Sumatra region philosophical Sufism was disseminated by Hamzah al-Fansuri,
Syamsuddin al-Sumatrani, Abd al-Ra'uf al-Singkili. As for the Java region, the figure who is
famous for popularizing philosophical Sufism is Shaykh Siti Jenar. The figures and doctrines
of philosophical Sufism are: Al-Hallaj with the concept of Hulul, Suhrawardi with the concept
of Illumination, Ibn 'Arabi with the concept of Wahdah Al-Wujud, and Abu Yazid Al-Bustami
with the concept of Fana' and Baqo'.

Keywords: Formation and Development, Philosophical Sufism

PENDAHULUAN Sedemikian pentingnya tasawuf ini


Banyak pendapat yang masyhur maka selalu saja menjadi kajian
mengatakan bahwa peranan tasawuf menarik untuk terus dibahas. Entah
dalam peneyebaran Islam di Bumi sudah berapa banyak karyailmiah
Nusantara sangat besar. Bahkan tentang tasawuf yang berhasil
motif utama dalam penyebaran ditulis kemudian dipublikasikan.
Islam di Indonesia adalah tasawuf. Tidak hanya berhenti sampai di situ,

50
kajian mengenai tasawuf terus mistisme dan rasional sekaligus.
berlanjut dengan cara pengamalan Memang kedengarannya agak aneh,
melalu jalan tariqat. Sekarang ini bahwa mistisme disatukan dengan
tempat-tempat persulukan rasional, sebab tidak bisa akal
menjamur dan tumbuh subur. menjangkau mistisme. Sehingga
Nampaknya telah terjadi kesadaran banyak kalangan yang sering
di kalangan umat Islam bahwa jalan mencap bahwa tasawuf falsafi
untuk mengenal Tuhan lebih dekat adalah tasawuf yang menyeleweng.
harus dilewati bersama dengan guru Dengan menggunakan
spiritual. Atau pertanyaannya pendekatan studi kepustakaaan,
berlanjut, mungkinkah manusia (Library Research). Penelitian
modern sudah merasa sedemikian kepustakaan adalah penelitian yang
gersangnya dunia ini, sehingga dilaksanakan dengan menggunakan
semakin banyak orang yang memilih literatur (kepustakaan), baik berupa
tempat teduh melelui praktik- buku, catatan, maupun laporan hasil
praktik tasawuf. penelitian terdahulu (Hasan, 2008).
Salah satu cabang dalam ilmu Adapun fokus pembahasan menarik
tasawuf adalah apa yang disebut yaitu tentang tasawuf falsafi,
dengan tasawuf falsafi. Tasawuf karakteristik tasawuf falsafi,
falsafi merupakan upaya perkembanagan tasawuf falsafi
pendekatan atau mengenalTuhan serta para tokoh dan pokok
melalui jalan rasional atau ajarannya. Sehingga tujuannya
menggunakan filsafat. Sehingga di nantinya bisa memahami secara
ujungnya nanti, seorang yang mendalam tentang tasawuf falsafi
mengamalkan ajaran tasawuf tersebut
tidakhanya sekadar dekat dengan
Tuhan tetapi juga dapat menyatu HASIL dan PEMBAHASAN
dengan tuhan (wahdatul wujud). Definisi Tasawuf Falsafi
Secara sederhana tasawuf falsafi Pada awalnya memang tasawuf
berisi tentang pemikiran-pemikiran dengan filsafat menyatu, sehingga
filsafat yang menggabungkan antara keduanya memiliki hubunagn yang

51
sangat erat. Tentu saja dalam upaya dalam memahami dan
sampai kepada pengenalan Tuhan, mempraktikkan tasawuf (Anwar,
dibutuhkan pemikiran yang tidak 2000). Jika diperhatikan secra
biasa dan mampu menembus ruang- seksama bahwa di dalam
ruang fisika. Tetapi belakangan perkembangan tasawuf maka secara
banyak yang menganggap keduanya garis besar konsep tentang
sebagai hal yang bertentangan. ketuhanan diformulasikan menjadi
Secara sederhana tasawuf diartikan konsep etika, estetika dan kesatuan
sebagai pola hidup seorang sufi yang wujud. Dan hal inilah yang menjadi
kebanyakan mengarah pada cirikhas dari tasawuf falsafi (M. dan
pensucian jiwa agar dapat lebih P. Nasution, 2013).
dekat dengan Tuhan (H. Nasution, Dalam konsep etika Tuhan
1983). Lebih sederhana lagi dipandang sebagai sesuatu yang
pendapat yang pernah dikemukakan sangat ditakuti dan berusa agar
oleh Al-Sulami bahwa tasawuf terhindar atau menghindar dari
adalah pemaknaan ajaran Islam murkanya dengan melakukan
yang sarat dengan perasaan (Al- sesuatu. Karena perasaan takut
Sulami, 2007). Memang dizaman tersebut maka seseorang perlu
Nabi saw. istilah tasawuf belum ada, mengabadikan diri mereka bersama
akan tetapi bagaimana pola hidup Tuhan, kemudia para penganut
Nabi saw. yang sehari-hari penuh tasawuf ini berusaha menjauh dari
dengan kesederhanaan dan kehidupan dunia dengan tujuan agar
kedekatan dengan Tuhan itulah yang Tuhan tidak murka. Dalam konsep
akhirnya dicontoh dan dipraktikkan etika, Tuhan tidak lagi dipandang
lalu menjadi sebuah ilmu tasawuf sebagai sesuatu yang perlu ditakuti,
(MZ, 2000). tetapi sebagai sesuatu yang harus
Jika digabungkan antara dicintai. Tuhan adalah hal yang
tasawuf dan filsafat maka akan sungguh indah dan mencintai Tuhan
dapat diasumsikan bahwa tasawuf termasuk keindahan yang tidak
falsafi adalah tasawuf yang bertepi. Dalam konsep estetika,
menggunakan terminologi filsafat seseorang akan beramal, melakukan

52
perintah Tuhan, bukan karena takut esensi yang maha suci dari sega
kepadaNya akan tetapi mereka sesuatu yang dapat meyatu dengan
beramal karena perasaan cinta dan zatnya. Diantara alasan mengapa
keindahan saat melakukan ibadah. banyak pakar yang menganggap
Sedangkan dalam konsep kesatuan bahwa tasawuf falsafi ini
wujud berpandangan bahwa dunia menyimpang adalah konsep
dan seisinya ini merupakan wahdatul wujud. Tetapi penulis
bayangan atau refleksi dari Tuhan memahami konsep ini dengan tidak
semata. Satu-satunya wujud yang terlalu serius. Bahwa upaya
nyata di ala mini adalah zat Tuhan seseorang untuk menyetu dengan
semata. Dengan demikian Tuhan terlepas dari bisa tau tidak
sebenarnya di dalam diri manusia hanyalah sebatas keinginan dan
terdapat hakikat Tuhan, dan upaya saja. biarlah Tuhan yang
manusia selalu berupaya agar dapat mengizinkan hambanya untuk dapat
menyatu dengan Tuhan. Jadi dengan menyatu atau tidak denganNya.
pendekatan wahdatul wujud Yang kedua jika renungi dengan
seseorang tidak hanya dapat mendalam bahwa secara hakikat
mengenal dan sekadar dekat dengan memang semua yang ada di ala mini
Tuhan akan tetapi juga dapat termasuk manusia adalah ciptaan
menyatu dengan Tuhan. Tuhan. Berarti ada unsur ketuhanan
Dari sini kemudian banyak yang dalam diri manusia. Dan sanagat
menentang tidak sekedar dari memungkinkan jika ada yang ingin
golongan intelektusl muslim, menyatu denganNya. Yang ketiga
punjuga dari golongan praktisi barangkali hanya sebatas dugaan
tasawuf itu sendiri. Pertanyaan saja, bahwa wahdatul wujud yang
besarnya adalah apakah mungkin dimaksud adalah hanya sebatas
manusia sebagai makhluk menyatu upaya atau bisa saja harapan dari
dengan Tuhan sang pencipta?. seoarang manusia yang sangat
Amkhluk akan tetapmakhluk yang merindukan Tuhannya.
hina dan penuh dengan kubangan Sampailah pada sebuah
dosa. Sementara Tuhan adalah kesimpulan bahwa dari berbagai

53
argumentasi di atas sesungguhnya dan ajaran yang sarat dengan
tasawuf dan filsafat memiliki filsafat. Ciri pokok dari tasawuf
hubungan yang erat (Jamil, 2018). falsafi adalah menggabungkan
Konsentrasi filsafat tertuju pada rasional dengan rasa sufistik
pencarian hakikat yang kemudian (Sulaiman, 2020). Sedangkan
akan bermuara pada ilmu dan amal menurut Anwar dan Solihin, bahwa
yang haq. Metode yang digunakan beberapa karakteristik penting dari
dalam filsafat adalah murni dengan tasawuf falsafi adalah sebagai
pendekatan rasional dan pemikiran berikut:
dengan objek pembahasan adalah 1. Gabungan antara pemikiran
jiwa dan roh. Sedangkan tasawuf filosofis dan rasional. Tasawuf
juga berusaha agar menemukan falsafi sangat sering
kebenaran yang mutlak akan tetapi menggunakan dalil naqliyah
menggunakan pendekatan rasa (berdasarkan pemikiran);
melalui latihan-latihan sebagai 2. Terdapat riyadhah (latihan
upaya pembersihan jiwa supaya rohani) untuk mencapai
seoarang hamaba dekat dengan kebahagiaan;
Tuhan dengan objek kajiannya 3. Iluminasi adalah cara yang
adalah hati. digunakan untuk mengetahui
A. Karakteristik Tasawuf hakikat sesuatu;
Falsafi 4. Menggunakan istilah atau
Banyak kesamaran dalam terminologi dengan
menemukan ciri-ciri tasawuf falsafi. menggunakan simbol-simbol
Hal ini dikarenakan banyaknya (Solihin, 2000).
istilah-istilah filsafat yang dijadikan Dari karakteristik di atas dapat
terminologi dalam tasawuf falsafi. dipahami bahwa tasawuf falsafi
Karena itulah mengapa masih sangat cenderung dan identing
banyak pakar yang mengatakan dengan pendekatan filsafat dan
bahwa tasawuf falsafi tidak bisa rasional. Hemat penulis pendekatan
dianggap menjadi tasawuf yang tasawuf dengan jalan rasional
original. Sebab banyaknya istilah seperti yang digagas oleh tasawuf

54
falsafi adalah sebuah keniscayaan intelektual muslim juga banyak yang
melalui upaya penerjemahan buku- mengamalkan ajaran tasawuf sunni.
buku Yunani ketika itu. Jadi sedikit Perkembangan Tasawuf Falsafi
banyak paham tasawuf yang sedang Para ahli sejarah telah sepakat
berkembang juga disusupi oleh bahwa kemunculan tasawuf falsafi
filsafat Yunani. Dengan demikian dimulai sejak abad ke-6 dan ke-7
maka sebenarnya menyalahkan para Hijriyah. Betapapun demikian,
praktisi tasawuf falsafi atau bahka menurut Sulaiman memperkirakan
lebih ekstrim lagi menyesatkan bahwa awal kemunculan tasawuf
mereka adalah hal yang keliru. falsafi telah dikenal sejak abad ke-1
Sebab memang konteks zaman dan ke-2 H yang dimotori oleh para
ketika itu adalah kontak antara zahid Bashrah misalnya Rabi’ah al-
umat Islam dan karya-karya besar ‘Adawiyyah yang sangat populer
yang berasal dari Yuni. Belakangan melalui syair cinta Tuhannya.
kemudian semakin banyak peminat Sulaiman menambahkan bahwa para
dari tasawuf falsafi. penggiat kajian tasawuf seperti
Pada akhir kesimpulan misalnya Hasan al-Basri (w. 110 H)
pembahasan ini penulis lebih serta Malik bin Dinar (w. 130 H) juga
cenderung kepada asumsi bahwa dikelompokkan sebagai orang-orang
mayoritas penganut atau sekadar yang merintis dan menggagas
simpatisan dari tasawuf falsafi kemunculan tasawuf falsafi
adalah kalangan intelektual. Karena (Sulaiman, 2020).
hanya merekalah yang mampu Untuk kasus Indonesia, yang
mencerna kemudian penting digaris bawahi adalah
menterjemahkan maksud dari kemungkinan besar masuknya Islam
ajaran tasawuf falsafi yang sangat bersamaan dengan berkembangnya
rumit tersebut. Berbeda dengan paham tasawuf, termasuk tasawuf
tasawuf sunni yang kebanyakan para falsafi. Di Indonesia tasawuf falsafi
penganutnya adalah golongan dipopulerkan oleh beberapa tokoh
masyarakat yang awam, tetapi tidak sufi ternama, untuk wilayah
menutup kemungkin bagi golongan Sumatera tasawuf falsafi

55
disebarluaskan oleh Hamzah al- (w.110 H) dan Rabi’ah Al-‘Adawiyah
Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, (w. 185 H).
Abd al-Ra‘uf al-Singkili. Sedangkan Sejak permulaan abad ke-3
untuk wilayah jawa tokoh yang Hijriyah, tasawuf telah melewati
terkenal mempopulerkan tasawuf masa pertumbuhan yang paling
falsafi adalah Syaikh Siti Jenar signifikan. Pada fase ini telah
(Hadi, 2015). terjadi pembagian tasawuf paling
Dalam sejarah Islam Tasawuf tidakmenjadi tiga kelompok besar:
telah berkembang melalui beberapa 1. Tasawuf murni. Yaitu ajaran
fase. Sejak abad pertama tasawuf yang hanya fokus
sesungguhnya sudah diulai dan ini tentang bagaimana seseorang
dikenal dengan fase asketisme mampu mensucuikan hatinya
(zuhud), sebab ketika itu kemudian berupaya semaksimal
terminologi sufi belum dikenal mungkin agar bisa dekat dengan
secara luas. Saat itu ajaran tasawuf Allah swt. praktis amalan-
masih original dan belum bercampur amalan yang dilakukan oleh
dengan pengaruh filsafat Yunani dan penganut tasawuf murni adalah
pemikiran barat Barat (Mahyuddin, dengan fokus dan
1999). Praktis, para penganut berkonsentrasi pada ibadah
tasawuf juga hanya fokus seperti salat dan zikir.
melaksanakan ibadah dengan baik 2. Pada fase ini juga berkembang
dan berupaya serius untuk lebih tasawuf akhlaqi, yaitu sebuah
dekat dengan Allah swt. para aliran dalam tasawuf yang berisi
penganut ajaran sufi tidak terlalu tentang pedoman dalam
peduli dengan hal-halyang sifatnya melakukan perbuatan baik dan
duniawi. Mereka makan dan minum sekaligus upaya dalam
sederhana, berpakaian seadanya, menghindari keburukan.
dan tinggal di rumah yang sangat 3. Mulai nampak benih tasauf
sederhana. Tokoh yang paling falsafi. Yaitu tasawuf yang inti
populer saat itu ialah Hasan al-Basri pokoknya adalah tentang
metafisika. Tasawuf ini

56
memfokuskan pada keesaan zat tasawuf di salah satu kota di
Allah swt (Solihin, 2000). Mesir, dan wafat di sana pada
Pelopor tasawuf falsafi yang tahun 322 hijriyah;
sampai dihukum mati karena 3. Abu Yazid Al-Damiy yang
mengembangkan konsepini menyebarkan tasawuf di sekitar
(hulul) adalah Al-Hallaj (309 H). Arabia dan wafat pula dis ana
Pada pertengahan abad ke-4 pada tahun 341 hijriyah;
perkembangan tasawuf lebih intens 4. Abu‘Ali Muhammad Bin ‘Abd al-
dari abad-abad sebelumnya. Wahhab Al-Thaqofi, yang
Perkembangan tasawuf pada fase ini menyebarkan tasawuf di
dapat dilihat dari upaya para Naisabur dan kota Sharaz
penggiat ajaran tasawuf dalam kemudian wafat pada tahun 328
mengembangkan ajaran tasawufnya Hijriyah (Mahyuddin, 1999).
masing-masning. Jadi, pada fase ini, Di awal abad ke-5 H terjadi
telah banyak yang menjadi pengikut perselisihan pada kalangan sufi dan
dari tasawuf yang beragam coraknya fuqaha. Kondisi tersebut justru
tersebut. Pusat perkebangan ajaran diperparah dengan berkembang dan
tasawuf tersebut adalah di kota menyebarluasnya mazhab Syi’ah
Bagdad. Sehingga dahulu, mungkin yang menginginkan agar tampuk
juga sampai hari ini Baghdad dikenal kekuasaan dikembalikan ke
dengan kota para sufi. Diantara para pangkuan Ali bin Abi Thalib. Mazhab
tokoh sufi di kota Bagdad pada masa Syi’ah semakin masif dna semakin
itu yang terkenal adalah sebagai membuat para ulamafikih khawatir.
berikut: Yang dikhawatirkan sebenarnya
1. Musa Al-Ansori, yang adalah ajaran-ajaran darikelompok
menyebarkan ilmu tasawuf di Syi’ah yang banyak berisi dan
Khurasan (Persia dan Iran) dan mengutip filsafat Barat khususnya
wafat di sana pada tahun 320 yang berhubungan dengan
hijriyah; pemikiran Plato. Sedikit banyak
2. Abu Hamid bin Muhammad al- paham-paham tersebut juga banyak
Rubazi; yang menyebarkan mempengaruhi di bidang tasawuf

57
yang diamalkan. Dan inilah yang memperkenalkan perpaduan
kemudian yang menjadi puncak antara tasawuf dengan filsafat
perkembangan tasawuf falsafi. namun masih tanggung, belum
Praktis dengan kondisi ini maka di secara seutuhnya. Pada saat itu
awal abad ke-5 H terjadi belum mengenal tasawuf dalam
perselisihan tiga kelompok antara artiyang utuh juga demikian pula
ulama fikih, tasawuf sunni, serta halnya dengan filsafat. Jadi masih
tasawuf falsafi. setengah-setengah. Tokoh yang
Dalam pada itu, muncul lah paling masyhur pada zaman ini ialah
punggawa tasawuf kenamaan yang Shekh Akbar Muhyiddin Ibnu ‘Arabi
bernama imam Al-Ghazali. Niatnya (w.638 H) dan Shuhrawardi al-
Al-Ghazali ingin menengahi Maqtul.
pertentangan tersebut. Sebab Al- Sedangkan satu abad setelahnya
Ghazali menerima dan muncul banyak tokoh-tokoh tasawuf
mengamalkan tasawuf berdasarkan yang sangat kharismatik misalnya:
petunjuk Alquran dan Hadis yang 1. Umar Ibnu Faridh (lahir di
bertujuan untuk membimbing Homat, Shiria tahun 576 H /
manusia supaya hidup sederhana, 1181 M dan wafat di Mesir tahun
membina moral, dan mensucikan 632 H / 1233 M);
jiwa manusia. Sampai pada akhirnya 2. Ibnu Sabi’in (lahir di Mercial,
Al-Gazali berhasil memperkenalkan Spanyol tahun 613 H / 1215 M
tasawuf yang moderat lengkap dan wafat di Makkah tahun 667
dengan prinsip-prinsipnya. Dengan H / 1215 M );
berhasilnya Al-Gazali 3. Jalaluddin Rumi (lahir di Kota
memperkenalkan konsep baru dalam Balkh tahun 604 H / 1217 M dan
dunia tasawuf, maka tasawuf falsafi wafat pada tahun 672 H / 1273
pada masa ini mulai meredup dan M).
perlahan tenggelam. Di fase tersebut para praktisi
Berkembangnya tasawuf falsafi tasawuf tidak hanya sekadar
kemudian berlanjut sejak abad ke-6 mempraktekkan tasawuf dan
H. Pada fase tersebut, ada kelompok menyebarkannya kepada

58
masyarakat, akan tetapi mereka Di awal abad ke-8 Hijriyah tidak
berhasil mendirikan banyak lembaga lagi terdengar perkembangan ajaran
pendidikan tasafuf. Inilah yang tasawuf. Dan kemudian pada akhir
kemudian menjadi cikal bakal abad ke-9 adalah akhir adari
berdirinya tarekat yang kemudian perjalanan tasawuf. Ajaran tasawuf
banyak pengikutnya. Hal yang unik sama sekali tidak ada lagi yang
dari pendirian lembaga pendidikan menggemarinya dan dunia Islam
tasawuf ini adalah bahwa nama telah benar-benar sunyi dari praktik
murid sering sekali disisbahkan ajaran tasawuf. Demikian lah
kepada nama gurunya. Patut juga dinamika perkembangan tasawuf
dicatat bahwa betapapun dari masa ke masa. Ternyata
perkembangan tasawuf sudah perkembangan berbagai disiplin
melembaga menjadi institusi keilmua lainnya juga memiliki
pendidikan tasawuf, akan tetapi dinamika yang lebih kurang sama.
minat masyarakat justru semakain Pernah mengalami masa kejayaan,
berkurang dalam mempelajari kemudian perlahan hilang ditelan
tasawuf. Kondisi ini dikarenakan zaman.
banyak faktor misalnya: Tokoh dan Ajaran Tasawuf Falsafi
1. Banyaknya ulama fikih yang Beberapa tokoh-tokoh tasawuf
menyerang pemahaman para falsafi yang cukup populer adalah
hali tasawuf; sebagai berikut:
2. Para ulama Syi’ah 1. Ibnu ‘Arabi (w. 638 H);
mengkampanyekan dengan luas 2. Suhrowardi al-Maqtul (w.549 H);
mengenai ilmu kalam; 3. Ibnu Sabi’in (w. 614 H);
3. Faktor dari dalam pemerintash 4. Abu Sulaiman al-Darany (w.215
sendiri yang ingin sekali H);
membumi hanguskan praktik- 5. Ahmad bin Al-Hawari al-
praktik tasawuf sebab dianggap Damashqi (w.230 H);
sebagai akar masalah 6. ‘Abd Faid Dhun Nun Bin Ibrahim
perpecahan dikalangan umat al-Misri (w.245 H);
Islam; 7. Abu Yazid Al-Bustami (w.261 H);

59
8. Al-Hallaj (w. 309 H); sebagaimana layaknya manusia
9. Junaid Al-Baghdadi (w.298 H); tertentu dalam memperoleh tempat
10. Al-Ghaznawi (w.545 H); di dalamnya sesudah sifat-sifat
11. ‘Umar Ibnu Al-Farid (w.632 H) manusia yang ada pada tubuh
dan tersbut dihilangkan. Al-Hallaj lebih
12. ‘Abd Al-Haq Ibnu Sabi’in Al- lanjut mengungkapkan yaitu sifat-
Mursi (w.669 H). sifat Tuhan sesungguhnya ada di
Berikut adalah penjelasan dalam diri Manusia ia berargumen
tentang beberapa ahli tasawuf liran berdasarkan surah Al-Baqarah pada
falsafi yang populer di kalangan ayat yang ke-34: “Dan (ingatlah)
umat Islam beserta dengan pokok- ketika Kami berfirman kepada Para
pokok ajarannya. Malaikat: “Sujudlah kamu kepada
Al-Hallaj Adam,” Maka sujudlah mereka
Mempunyai nama lengkap kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
Husain Bin Mansur Al-Hallaj, lahir dan adalah ia Termasuk golongan
tahun tahun 244 H / 858 M di Baidha, orang-orang yang kafir”. Sujud pada
sebuah kota kecil di Persia saat itu. ayat ini adalah memuliakan dan
Ia adalah ulama yang keluar masuk menghormati Nabi Adam as., bukan
penjara sebab pertentangan antara berarti sujud dalam makna
tasawuf yang dibawanya dengan menghambakan diri, ebab sujud
ulama fikih. Puncak dari konflik untukmenghambakan diri adalah
tersebut adalah tahun 309 H/ 921 M hanya untuk Allah semata. Pada
oleh Khalifah Al-Mu’tasim Billah ayat di atas dijelasakan yaitu
khalifah Bani Abbas menjatuhi manusia bersifat sebagai Tuhan
sanksi supaya Al-Hallaj dijatuhi sebab malaikat sujud kepada
hukuman mati (Solihin, 2000). manusia. Dengan demikian pada
Paham yang diperkenalkan oleh prinsipnya manusia mempunyai dua
Al-Hallaj yaitu hulul, yang secara sifat sekaligus, sebagai manusia dan
bahasa artinya menempati sebuah sebagai Tuhan. Yang lebih ekstrim
tempat. Adapun secara istilah yaitu adalah apabila manusia telah hilang
Allah mempunyai jasad

60
sisis kemanusiaannya jadi Allah bisa mengkonsumsi daging dalam
menempati dirinya. rangka menerima ilham dari
Suhrawardi al-Maqtul Tuhan.
Suhrawardi lahir tahun 549 H b. Cahaya Tuhan akan masuk, dan
atau 1153 M di Desa Suhraward, ari cahaya ini lah seseorang akan
Persia. Paham filsafat Suhrawardi memperoleh ilmu hakikat.
adalah Illuminasi. Gagasan utama c. Seseorang tersebut sudah
dari Suhrawardi adalah Tuhan memperoleh pengetahuan yang
adalah sumber cahaya terhadap tidak terbatas dan menguji ilmu
semua ciptaanNya, dari cahaya ini tersebut dengan menggunakan
lah kemudian diciptakan segala hal filsafat Aristoteles.
yang ada di dalam alam raya ini d. Pada tahap akhir adalah tahap
(Sudjiman, 1991). secara dokumentasi. Orang tersebut
metodologi aliran ini menginginkan menuliskan hasil
keharmonisan antara filsafat dan pengalamannya. Jadi
spiriritualitas. Karena itu aliran pengalaman tersebut abadi
tasawuf model ini dikenal dengan dalam bentuk tulisan.
perkawinan antara latihan Ibnu ‘Arabi
intelektual teoritik melalui filsafat Lahir di Murcia, Spanyol tanggal
dan pensucian hati melalui praktek 17 Ramadhan 560 H atau 28 Juli
sufi (Ja’far, 2010). tahun 1165. Sesudah belajar di
Suhrawardi menjelaskan bahwa Seville beliau hijrah ke Tunis pada
untuk memperoleh pengetahuan tahun 1194 dan di sini beliau masuk
dan Ilmu maka seseorang harus dalam kelompok sufi. Di tahun 1202
melalui empat fase seperti berikut M bliau pergi ke Makkah lali wafat di
ini: Damaskus pada tahun 1240 M. Dia
a. Persiapan awal yaitu adalah penulis yang produktif, di
meninggalkan segala antara karyanya yang sangat populer
kenikmatan dunia. Beberapa ialah Futuhat al-Makkah, Risalah Al-
praktiknya adala mengasingkan Quds (Nata, 2000).
diri selama 40 hari dan tidak

61
Paham yang diperkenalkan dengan wujud yang baru yang
beliau adalah Wahdah Al-Wujud. disebut makhluk.
Beliau mendasarkan pemahamnnya Abu Yazid Al-Bustami
pada akal budi filsafat dan dhauq. Saat kecil beliau dipanggil
Beliau mengajarkan tasawufnya dengan nama Al-Toifur, beliau
dengan menggunakan kalimat dan adalah tokoh sufi yang pertama
ungkapan yang berbelit-belit agar mengenalkan konsep Fana’ yang
menghindari ancaman dan fitnah artinya lenyap dan Baqo’ yang
dari orang awam seperti yang artinnya tetap. Fana’ ialah
dirasakan oleh Al-Hallaj. Menurut lenyapnya hawa nafsu atau
pemahamannya yang ada di dunia ini keinginan seseorang, tidak
hanya satu yaitu Allah semata. Tidak mengenal pamrih dalam setiap
ada pemisahan antara Tuhan dengan perbuatan manusia, sampai manusia
manusia. Jikapun dikatakan bahwa tersebut telah kehilangan seluruh
Tuhan dengan manusia berlainan, perasaannya tetapi dapat
itu karena keterbatasana dan membedakan sesuatu dengan sadar
kelemahan akal dalam serta telah menghilangkan segala
memahaminya. Di dalam kitab macam bentuk kepentingan dalam
Futuh Al-Makkah, Ibnu ‘Arabi melakukan sesuatu. Dari konsep
pernah menulis: “Wahai yang fana’ dan baqo’ ini kemudian
menjadikan sesuatu, Engkau timbullah paham Ittihad, yang
kumpulkan apa yang Engkau berarti pada fase ini seorang sufi
jadikan, Engkaulah yang dapat menyatu dengan Tuhan.
menjadikan sempit dan lapang”. Menyatu dalam arti perbuatan
Dalam pandangan Ibnu ‘Arabi, maupun substansinya. Sama dengan
hamparan alam ini pada hakikatnya yang pernah dikemukakan Al-Hallaj
ialah wujud Allah semata, dan Allah bahwa “Ana al-Haq”, yang
adalah sebenar-benar hakikat alam. bertentangan dengan ulama fikih
Tidak ada perbedaan pada wujud dan merekamenganggab perbuatan
yang qadim yang disebut Kholiq tersebut adalah kemurtadan
(Solihin, 2000).

62
Di Nusantara pelanjut dari rasa sufistik. Tasawuf falsafi mulai
pemahaman tasawuf falsafi banyak berkembang sejak abad ke-6 dan ke-
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh 7 Hijriyah. Di Indonesia, tasawuf
semisal Hamzah Fansuri. Beberapa falsafi dipopulerkan oleh beberapa
pakar dan peneliti mengatakan tokoh sufi ternama, untuk wilayah
bahwa beliau adalah sufi yang Sumatera tasawuf falsafi
mengenalkan konsep wujudiyah disebarluaskan oleh Hamzah al-
Ibnu ‘Arabi ke Nusantara. Paling Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani,
tidak ada tiga risalah Hamzah Abd al-Ra‘uf al-Singkili. Sedangkan
Fansuri yang berkaitan dengan untuk wilayah jawa tokoh yang
tasawuf falsafi yaitu (W.M, 2001): terkenal mempopulerkan tasawuf
a. Syarab al-Asyiqin. Berisi tentang falsafi adalah Syaikh Siti Jenar.
ajaran wahdatul wujud Ibn Adapun tokoh dan doktrin tasawuf
‘Arabi falsafi yaitu: Al-Hallaj dengan
b. Asrar al-‘Arifin. Berisi tentang konsep hulul, Suhrawardi dengan
doktrin metafisika atau ontologi konsep Illuminasi, Ibnu ‘Arabi
wahdatul wujud dan dengan konsep Wahdah Al-Wujud,
c. Al-Muntahi. Berisi tentang dan Abu Yazid Al-Bustami dengan
kejadian dan penciptaan alam konsep Fana’ dan Baqo’.
semesta, bagaimana Tuhan
memanifestasikan dirinya, dan DAFTAR PUSTAKA
sebab pertama awal dari segala Al-Sulami, A. A. (2007). Tasawuf
Buat yang Pengen Tahu.
kejadian.
Erlangga.
Anwar, M. S. dan R. (2000). Kamus
Tasawuf. Rosda Karya.
SIMPULAN
Hadi, S. (2015). Sintesa Tasawuf
Tasawuf falsafi merupakan Akhlaki dan Falsafi dalam Teks
Al-Manhal. Jurnal Al-Qalam,
upaya pendekatan atau mengenal
21(2), 335–346.
Tuhan melalui jalan rasional atau Hasan, I. (2008). Analisis Data
Penelitian Dengan Statistik.
menggunakan filsafat. Ciri pokok
Bumi Aksara.
dari tasawuf falsafi adalah Ja’far, D. S. dan. (2010). Jejak
Langkah Intelektual Islam:
menggabungkan rasional dengan
Epistemologi, Tokoh dan

63
Karya. IAIN Press.
Jamil, H. M. (2018). Akhlak
Tasawuf: Integrasi Sains dan
Spiritual. Perdana Publishing.
Mahyuddin. (1999). Akhlaq
Tasawuf. Kalam Mulia.
MZ, L. (2000). Memahami Ajaran
Tashowuf: Upaya menciptakan
Insan Bertaqwa Melalui
Hakekat Hidup Yang
Sederhana. CV. Cahaya
Agency.
Nasution, H. (1983). Filsafat dan
Mistisime dalam Islam. Bulan
Bintang.
Nasution, M. dan P. (2013). Akhlak
Tasawuf. Citapustaka Media
Perintis.
Nata, A. (2000). Akhlak Tasawuf.
Rajagrafindo.
Solihin, R. A. dan M. (2000). Ilmu
Tasawuf. Pustaka Setia.
Sudjiman, P. (1991). Filsafat Islam:
Metode dan Penerapan. Raja
Grafindo Perkasa.
Sulaiman, M. (2020). Pemikiran
Tasawuf Falsafi Awal: Rabi’ah
Al-‘Adawiyah, Al-Bustami dan
Al-Hallaj. Refleksi: Jurnal
Filsafat dan Pemikiran Islam,
20(1), 1–124.
W.M, A. H. (2001). Tasawuf yang
Tertindas. Paramadina.

64

Anda mungkin juga menyukai