Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah menciptakan manusia di muka bumi dengan menganugerahkan
dua potensi penting dalam diri manusia, yaitu akal dan nafsu.Allah SWT
memberikan akal kepada manusia agar mereka mampu membedakan mana
yang baik dan buruk dalam bertindak. Sementara nafsu adalah sebuah
pemicu bagi akal untuk melakukan pekerjaan, sehingga nafsu ini dapat
menjadi nafsu yang baik yaitu dilatih untuk mengindari perbuatan dosa dan
nafsu yang buruk yaitu nafsu yang dilatih untuk melakukan perbuatan dosa.
Para ahli sufi memiliki pendapat bahwa hawa nafsu dapat menjadi
tabir penghalang untuk dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT. Hawa
nafsu yang seperti ini dapat menjadikan manusia terlena dengan kenikmatan
duniawi, sehingga melalaikan kehidupan akhirat yang seharusnya dijadikan
tujuan utama dalam mencapai keberhasilan hidup.
Berdasarkan alasan membentengi diri dari hal-hal yang mungkar
itulah dibutuhkan sebuah metode yang efektif dan aplikatif untuk
mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan jiwa yang bersifat batiniyah,
yaitu tasawuf. Tasawuf merupakan salah satu aspek penting dalam Islam,
sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi
dan dialog langsung seorang hamba dengan Tuhanya. Oleh karena itu,
berdasarkan persoalan yang dipaparkan diatas penulis akan mengambil tema
Aliran-Aliran Tasawuf dan beberapa sub bab pelengkapnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian tasawuf akhlaqi?
2. Bagaimana prinsip tasawuf akhlaqi?
3. Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf akhlaqi?
4. Bagaimana pengertian tasawuf ‘amali?
5. Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf ‘amali?
6. Bagaimana pengertian tasawuf falsafi ?
7. Bagaimana ajaran pokok tasawuf falsafi ?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian tasawuf akhlaqi
2. Untuk memahami prinsip tasawuf akhlaqi
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan tasawuf akhlaqi
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang taswuf ‘amali
5. Untuk mengetahui perkembangan tasawuf ‘amali
6. Untuk mengetahui pengertian tasawuf falsafi
7. Untuk mengetahui dan memahami ajaran pokok tasawuf falsafi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran Tasawuf Akhlaqi


1. Pengertian Tasawuf Akhlaqi
Secara etimologis, tasawuf akhlaqi bermakna membersihkan
tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf akhlaqi ini
bisa dipandang sebagai sebuah tatanan dasar untuk menjaga akhlak
manusia, atau dalam bahasa sosial yaitu moralitas masyarakat. Oleh
karena itu, tasawuf akhlaqi merupakan kajian ilmu yang sangat
memerlukan praktik untuk menguasainya. Tidak hanya berupa teori
sebagai sebuah pengetahuan, tetapi harus dilakukan dengan aktifitas
kehidupan manusia. 1Manusia sebagai hamba Alllah harus senantiasa
mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan sifat-sifat ilahiyah melalui
penyucian jiwa dan raga. Sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu dengan
pembentukan pribadi yang berakhlak mulia.
Tahapan-tahapan untuk meraih pribadi yang mulia dalam ilmu
tasawuf yang dikemas dalam tipologi tasawuf dikenal dengan proses
takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi
driri dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur ghaib bagi
hati yang telah bersih sehingga mampu.2Jadi tasawuf akhlaqi yaitu ilmu
yang mempelajari pada teori-teori perilaku dan perbaikan akhlak.

1 Khoirul Anwar, “Konsep Dakwah Masyarakat Multikultural Dengan Meneladani Ajaran


Al-Qusyairi Dalam Tasawuf Akhlaqi”, Jurnal Al-Ittishol:Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam,
volume 2 No. 1, 2021, hlm.51, dalam
https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/ittishol/article/view/241
diakses 12 September 2021 Pukul 10.15 WIB
2 Muhammad Basyrul Muvid, Tipologi Aliran-Aliran Tasawuf, (Bandung, BILDUNG,

2019), hlm. 1

3
2. Prinsip Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf akhlaqi yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti al-
Qur;an dan Sunnah, terikat, tidak keluar dari batasan keduanya,
mengontrol perilaku, lintasan hati serta pengetahuan keduanya. Abu
Qasim Junaidi Al-Bagdadi berkata “Mahzab kami terikat dengan dasar-
dasar al-Qur’an dan sunnah” . Jadi prinsip tasawuf akhlaqi berdasarkan
sumber dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi, tidak keluar dari kedua dasar
tersebut atau melenceng dari keduanya. 3
3. Sejarah Perkembangan Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf akhlaqi ini berawal dari zuhud, kemudian tasawuf dan
berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad kedua, atau
pertengahan abad kedua, setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan
personal seperti Hasan al-Basri, Imam Abu Hanifah, al-Junaidi al-
Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, mereka adalah
tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf
sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam al-
Ghozali membentuknya dalam format atau konsep yang sempurna,
kemudian diikuti oleh pembesar syekh toriqoh yang pada akhirnya
menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah, dan
tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah
praktis. 4

3 Ahmad Habib, “Ajaran Tasawuf Akhlaqi (Studi Di Pondok Pesantren Kyai Ageng Selo
Dukuh Selogringging Desa Tulung Kecamantan Tulung Kabupaten Klaten)”, Skripsi, Surakarta,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surkarta, 2017, hlm.46-47, dalam
https://core.ac.uk/download/pdf/296470109.pdf
diakses 12 September 2021 Pukul 11.20 WIB

4 Ibid., hlm.47

4
B. Aliran Tasawuf ‘Amali
1. Pengertian Tasawuf ‘Amali
Tasawuf ‘amali dapat dipahami sebagai ajaran tasawuf yang lebih
menekankan perilaku yang baik, dalam kaitanya dengan amalan ibadah
kepada Allah. Didalamnya ditekankan tentang bagaimana melakukan
hubungan dengan Allah malalui dzikir, yang terstruktur dengan harapan
memperoleh ridla Allah SWT. Tasawuf ‘amali merupakan tasawuf yang
mengedepankan mujahadah, dengan menghapus sifat-sifat yang tercela,
melintasi semua hambatan itu, dan menghadap total dengan segenap
esensi dirinya kepada Allah SWT. 5
2. Sejarah Perkembangan Tasawuf Amali
Sejarah perkembangan tasawuf ‘amali mengalami beberapa fase, yaitu:
1. Abad kesatu dan kedua hijriyah
Tasawuf masih berupa perilaku zuhud yang didasari rasa khauf dan
masih bersifat praktis (belum ada konsep-konsep tasawuf secara
terpadu).
2. Abad ketiga hijriyah
Kata tasawuf mulai digunakan. Orang ahli ibadah sebelumnya
diesbut ‘abid atau nasik, pada abad ini disebut sebagai sufi. Sufi
adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari
dunia materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani.
3. Abad keempat hijriyah
Perkembangan tasawuf semakin pesat dan munculnya istilah
syari’at, tarekat, hakikat dan ma’rifat, sebagai penjelasan perbedaan
ilmu lahir dan ilmu batin.
4. Abad kelima hijriyah
Adanya pemancangan ajaran tasawuf sesuai dengan prinsip-prinsip
ahli sunnah wal jama’ah oleh Imam Al-Ghazali.
5. Abad keenam Hijiryah

5 Taufiqur Rahman, “Sejarah Pekmbangan Tasawuf ‘Amali”, Jurnal Asy-Syari’ah, Volume


5 No.1, 2019, hlm.62, 2019, hlm.62, dalam
https://ejournal.unzah.ac.id/index.php/assyariah/article/view/114
diakses 12 September 2021 Pukul 10.00 WIB

5
Munculnya para sufi yang mengembangkan tasawuf dalam bentuk
institusi tarekat, yang kemudian berkembang pesat sampai sekarang.
6

C. Aliran Tasawuf Falsafi


1. Pengertian Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang
mengenal Tuhan (makrifat) dengan pendekatan rasio (filsafat) hingga
menuju ketingkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja
(makrifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wihdatul wujud
(kesatuan wujud). Bisa juga dikatakan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang
kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Di dalam tasawuf falsafi
metode pendekatannya sangat berbeda dengan tasawuf sunni atau
tasawuf salafi. Kalau tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi
praktis, sedangkan tasawuf falsafi mononjol kepda segi teoritis, sehingga
dalam konsep-konsep tasawuf falsafi lebih mengedepankan asas rasio
dengan pendekatan-pendekatan filososfis yang ini sulit diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang awam, atau bahkan
bisa dikatakan mustahil.7
2. Ajaran Pokok Tasawuf Falsafi
1. Fana’ dan Baqa’
Dari segi nahsa al-fana’ berarti hilangnya wujud sesuatu. Fana
berbeda dengan al-fasad (rusak). Fana artinya tidak tampak
sedangkan al-fasad atau rusak adalah berubahnya sesuatu kepada
sesuatu yang lain. Bagi sufi, fana mempunyai banyak pengertian,
misalnya diaartikan sebagai keadaan moral yang luhur, sebagai

6 Ibid., hlm.63-71

7 Abrar,dkk, “Tasawuf Falsafi”, Jurnal Al-Hikmah: Theologi dan Peradaban Islam, Volume 1
No.1, 2019, hlm.58, dalam
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/4050/2052
diakses 12 September 2021 Pukul 09.30 WIB

6
definisi yang mereka berikan, yaitu fananya sifat jiwa atau sirnanya
sifat-sifat tercela. Kemudian sebagai akibat dari fana adalah baqa.
Secara harfiah baqa berarti kekal, sedang menurut yang dimaksud
para sufi, baqa adalah kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat- sifat
tuhan dalam diri manusia.
2. Ittihad
Apabila seorang sufi telah berada dalam keadaan fana, maka
pada saat itu ia telah dapat menyatu dengan Tuhan, sehingga
wujudiyahnya kekal atau al-baqa. Dalam perpaduan itu ia
menemukan hakikat jati dirinya sebagai manusia yang berasal dari
Tuhan, itulah yang dimaksud dengan ittihad. Pengertian ittihad
sebagaimana disebutkan dalam sufi terminologi adalah
penggabungan antara dua hal yang menjadi satu. Ittihad merupakan
dokrin yang menyimpang dimana di dalamnya terjadi proses
pemaksaan antara dua eksistensi. Kata ini berasal dari kata wahd
atau wahdah yang berarti tunggal, jadi ittihad artinya bersatunya
manusia dengan tuhan.
3. Hulul
Secara harfiah hulul berarti Tuhan mengambil tempat dalam
tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah menlenyapkan
sifat-sifat kemanusiaanya melalui fana.Menurut keterangan Abu
Nasr al-Tusi dalam al-Luma sebagaimana dikutip Harun Nasution,
adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh
manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah
kemanusiaanya dalam tubuh itu dilenyapkan.
Di mana sebelum Tuhan menjadikan makhluk, ia hanya
melihat diri-Nya sendiri, lalu Allah melihat pada zatnya sendiri dan
ia pun cinta pada zatnya sendiri, dan cinta inilah yang menjadi sebab
wujud dan sebab dari banyaknya ini.Tujuan dari hulul adalah
ketuhanan (lahut) menjelma kedalam insan (nasut) dan hal ini terjadi
pada saat kebatinan seseorang insan telah suci dalam menempuh
perjalanan hidup kebatinan.

7
4. Wahdat al-Wujud
Wahdat al-wujud adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata,
yaitu wahdat artinya sendiri, tunggal, atau kesatuan, sedangkan al-
wujud artinya ada. Dengan demikian wahdat al-wujud berarti
kesatuan wujud. Kata wahdah selanjutnya digunakan untuk arti yang
bermacam-macam. Di kalangan ulama klasik ada yang mengartikan
wahdah sebagai sesuatu yang zatnya tidak dapat dibagi-bagi pada
bagian yang lebih kecil. Selain itu kata al-wahdah digunakan pula
oleh para ahli filsafat dan sufistik sebagai suatu kesatuan antara
materri dan roh, substansi (hakikat) dan forma (bentuk), antara yang
tampak (lahir) dan yang batin, antara alam dan Allah, karena alam
dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari Tuhan.
Wahdat al-wujud mempunyai pengertian orang awam yaitu
berstunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai hakiki atau
dipercaya telah suci. Pengertian sebenarnya adalah merupakan
penggambaran bahwa Tuhan-lah yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Dia-lah sang Khalik, Dia-lah yang telah menciptakan
manusia, Dia-lah Tuhan dan kita adalah bayangannya.
5. Isyraq
Kata isyraq dalam bahasa Arab berarti sama dengan kata
iluminasi dan sekaligus juga cahaya pertama pada saat pagi hari
seperti cahayanya dari timur (sharq). Tegasnya, isyraqi berkaitan
dengan kebendarangan atau cahaya yang umumnya digunakan
sebagai lambang kekuatan, kebahagiaan, keterangan, ketenangan,
dan lain-lain yang membahagiakan. Lawanya adalah kegelapan yang
dijadikan lambang keburukan, kesusahan, kerendahan , dan semua
yang membuat manusia menderita. Timur tidak hanya berarti secara
geografis tetapi awal cahaya, realistis. 8

8 Ibid., hlm 62-68

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Tasawuf akhlaqi adalah ilmu yang mempelajari pada teori-teori
perilaku dan perbaikan akhlak. Tasawuf akhlaqi yaitu tasawuf yang
benar-benar mengikuti al-Qur;an dan Sunnah, terikat, tidak keluar dari
batasan keduanya, mengontrol perilaku, lintasan hati serta pengetahuan
keduanya. Adapun tahapan- tahapan untuk mencapai akhlak yang
mulia berdasarkan tipologi tasawuf akhlaqi, yaitu: proses takhalli
(pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi driri
dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur ghaib bagi hati
yang telah bersih sehingga mampu
2. Tasawuf ‘amali merupakan tasawuf yang mengedepankan mujahadah,
dengan menghapus sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan
itu, dan menghadap total dengan segenap esensi dirinya kepada Allah
SWT. Sejarah perkembangan tasawuf ‘amali dimulai sejak abad kesatu
dan kedua hijriyah yang tasawuf masih berupa perilaku zuhud yang
didasari rasa khauf dan masih bersifat praktis dan berkembang sampai
sekarang yang sudah kita kenal
3. Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal
Tuhan (makrifat) dengan pendekatan rasio (filsafat) hingga menuju
ketingkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja
(makrifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wihdatul
wujud (kesatuan wujud). Bisa juga dikatakan tasawuf falsafi yakni
tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Tasawuf
falsafi memiliki beberapa ajaran pokok, yaitu: fana’ dan baqa’, ittihad,
hulul, wahdah al-wujud, dan isyraq

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khoirul.2021.“Konsep Dakwah Masyarakat Multikultural Dengan


Meneladani Ajaran Al-Qusyairi Dalam Tasawuf Akhlaqi”.Jurnal Al-
Ittishol:Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, volume 2 No. 1, dalam
https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/ittishol/article/view/241
diakses 12 September 2021 Pukul 10.15 WIB

Muvid, Muhammad Basyrul.2021.Tipologi Aliran-Aliran Tasawuf.Bandung:


BILDUNG

Habib, Ahmad.2017.“Ajaran Tasawuf Akhlaqi (Studi Di Pondok Pesantren Kyai


Ageng Selo Dukuh Selogringging Desa Tulung Kecamantan Tulung Kabupaten
Klaten)”.Skripsi.Surakarta.Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surkarta,
dalam
https://core.ac.uk/download/pdf/296470109.pdf
diakses 12 September 2021 Pukul 11.20 WIB

Rahman, Taufiqur.2019.“Sejarah Pekmbangan Tasawuf ‘Amali”.Jurnal Asy-


Syari’ah.Volume 5 No.1, dalam
https://ejournal.unzah.ac.id/index.php/assyariah/article/view/114
diakses 12 September 2021 Pukul 10.00 WIB

Abrar,dkk.2019.“Tasawuf Falsafi”.Jurnal Al-Hikmah: Theologi dan Peradaban


Islam, Volume 1 No.1, dalam
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/4050/2052
diakses 12 September 2021 Pukul 09.30 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai