Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PUTRI MAWARDANI

NIM : 221121057
KELAS : AFI 2B
MATA KULIAH : ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
DOSEN PENGAMPU : KRISBOWO LAKSONO, S.Ud., M.ED.

TIPOLOGI ALIRAN TASAWUF

A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata ‘‘tasawwufa’’ atau
‘‘yatashowwaru’’ yang mengandung makna menjadi berbulu banyak, atau menjadi
ciri-ciri dari orang sufi.
Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membuat kita bisamembedakan
antara baik dan buruk, benar dan jelas. Tujuan dari tasawuf yaitu untuk mendekatkan
diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. Tasawuf sudah ada sejak masa tabi’in,
sedangkan pada masa nabi dan sahabat tidak ada istilah tasawuf melainkan zuhud.
Tepatnya tasawuf muncul pada abad ke-2, kemudian aliran-aliran tasawuf muncul
pada abad ke-3 dan 4.
Aliran-aliran itu meliputi aliran Tasawuf Sunni, Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Irfani,
danTasawuf Falsafi. Aliran-aliran tasawuf mempunyai tahapan-tahapan tersendiri
dalamkonteks pendekatan diri kepada Allah SWT. Misalnya, Tasawuf Sunni lebih
terfokus pada perbaikan akhlak seorang sufi sebagai bentuk pendekatan diri kepada
Allah SWT, begitu juga Tasawuf Akhlaki.
B. Aliran-aliran Tasawuf
a. Tasawuf Sunni
Tasawuf Sunni ialah tasawuf yang pengikut-pengikutnya mengajari dengan Al-
Qur’an dan Sunnah, serta mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka
dengan keduanya.
Tasawuf Sunni merupakan tasawuf yang mempunyai karakter dinamis karena
selalu mendahulukan syari’at. Seorang sufi tidak akan mencapai tingkatan
haqiqat jika tidak melewati syari’at terlebih dahulu, sedangkan untuk mencapai
tingkatan haqiqat juga harus melalui maqlumat (terminal-terminal).
Tasawuf Sunni sudah berkembang sejak zaman klasik hingga zaman modern.
Aliran Tasawuf ini diikuti oleeh banyak orang, terutama yang ada di negara-
negara yang mayoritas penduduknya menganut madzhab Syafi’I, karena paham
aliran ini tidak terlalu rumit untuk dimengerti.
Dalam Tasawuf Sunni, terdapat metode-metode agar perilaku seorang sufi
menjadi lebih baik dan benar, antara lain:
1. Takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela).
2. Tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji).
3. Tajalli (terungkapnya nur ghoib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu
menangkap cahaya; nur ketuhanan).
b. Tasawuf Akhlaki
Taswuf Akhlaki merupakan ajaran tasawuf yang membahas tentang
kesempurnaan dan kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap
mental (batiniah) dan pendisiplinan tingkah laku secara ketat, guna mencapai
kebahagiaan yang sempurna (kamil). Manusia sebagai hamba Allah harus
senantiasa mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan sifat-sifat Ilahiyah
melalui penyucian jiwa dan raga (dhahir dan batin).
Tujuan tasawuf yang dirumuskan dalam tipologi tasawuf adalah untuk
memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan sehingga merasa sadar bahwa ia
sedang berada di hadirat Tuhan. Keberadaan di hadirat Tuhan itu dirasakan
sebagai kenikmatan dan kebahagiaan yang hakiki bagi para sufi dan para
penempuh jalan tasawuf. Semua sufi berpendapat bahwa satu-satunya jalan yang
dapat menghantarkan seseorang ke hadirat Allah hanyalah dengan kesucian jiwa.
Karena jiwa manusia merupakan refleksi atau pancaran dari dzat Allah yang suci.
Segala sesuatu itu harus sempurna dan suci, sekalipun tingkat kesempurnaan dan
kesucian itu bervariasi menurut dekat atau jauhmya dari sumber asli.
Para ahli Tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf menjadi tiga bagian yakni:
Tasawuf falsafi, akhlaqi, dan amali. Tujuan Tasawuf ini sama, namun berbeda
dalam pendekatan yang digunakan:
a. Pendekatan Tasawuf Falsafi adalah rasio/akal pkiran, yakni menggunakan
bahan-bahankajian atau pemikiran yang terdapat dikalangan para filosof, seperti
filsafat tentang Tuhan,manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan.
b. Pendekatan Tasawuf Akhlaqi adalah pendekatan yang terdiri dari takhalli
(yangmengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli ( menghiasi dengan
akhlak yang terpuji),tajalli (terbukanya dinding penghalang) yang membatasi
manusia dengan Tuhannya.
c. Pendekatan Taswuf Amali adalah pendekatan amali wirid, yang selanjutnya
mengambil bentuk tarikat.
• Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Pada dasarnya hakekat Tasawuf bertumpu pada fitrah manusia, karena aktifitas
Tasawuf itu merupakan aplikasi dari khazanah (perbendaharaan) jiwa/ mental
yang termaktub dalamfitrah. Setiap perealisasikan khasanah mental itu, bila
berubah, menjadi perilaku maka isi disebutdengan akhlak.Khasanah jiwa yang
termaktub pada fitrah itu merupakan agama yang hanif (lurus) yakniagama islam
(Q.S arum :30). Salah satu upaya untuk memahami semua tuntunan fitrah itu
adalah Tasawuf, bila Tasawuf itu dapat merubah perilaku orangnya dan menjadi
sebuah kebiasaan,
c. Tasawuf Irfani
Tasawuuf Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyingkap haqiqat kebenaran
atau ma’rifat yang diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau
pemikiran, tetapi melalui pemberian Tuhan (mauhibah), Ilmu itu diperoleh karena
manusia yang melalukan tasawuf berupaya melakukan tasyifat al-qalb / dengan
hati yang suci seseorang bisa berdialog dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau
kebenaran dimasukkan Allah kedalam hatinya, haqiqat kebenaran tersingkap
melalui ilham (intuisi).
Adapun bagian dari metode irfani yaitu sebagai berikut:
1. Riyadhah: latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak
melakukan hal-hal yang mengotori jiwanya.
2. Tafakur (Refleksi): memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan
terperinci.
3. Tazkiyat An-Nafs: penyucian jiwa
4. Dzikrullah: mengingat-ingat Allah sebagai Tuhan yang disembah dengan
sebaik-baiknya, Tuhan Maha Agung dan Maha Suci.
d. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah rasio/akal pikiran, yaitu menggunakan bahan-bahan atau
kajian atau pemikiran yang terdapat di kalangan para filosof, seperti filsafat
tentang Tuhan, manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Tasawuf Falsafi
meruapakan tindak lanjut dari pemikiran mutakallimin yang membaur dengan
metafisika. Pada tingkat awal ia merupakan upaya menjembatani aqidah dengan
filsafat, maka kaum sufi berusaha membuat formulasi baru yang mempertemukan
pemikiran dengan perenungan terutama pada konsep eyika,estetika,dan kesatuan
wujud. Konsep etika disosialisasikan dengan rasa ingin tahu terhadap Tuhsn,
sehingga perlu menghindar dari keduniaan.
Secara etimologi istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan
kata falsafah(arab), philoshopy (inggris), philosopia (latin) semua istilah itu
bersumber pada istilah yunani philosophia. Istilah yunani philen berarti
“mencintai”, sedangkan philos berarti “teman”.Selanjutnya istilah sophos berarti
“bijaksana”, sedangkan Sophia berarti “kebijaksanaan”. Dengan demikian ada dua
arti filsafat secara etimologi. Pertama, apabila istilah filsafat mengacukepada
philein dan shopos, maka berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana.
Kedua,apabila filsafat mengacu kepada kata philos dan Sophia, maka artinya
adalah temankebijaksanaan (kebijaksanaan dimaksudkan sebagai kata benda).
• Ciri-Ciri Filsafat
Melalui filsafat diidentifikasikan masalah-masalah tertentu (yang semula
menimbulkan keragu-raguan), kemudian diusahakan mencapai penyelesaiannya.
Bersifat berarti mencari kebanaran,dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala
sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikirsecara radikal, sistematik,
universal.
Berfikir radikal yaitu berfikir sampai ke akar-akarnya, dan tidak kepala
tanggung, hinggakepada konsekuensi-konsekuensi terakhir. Sistematik yaitu secar
teratur dan tersusun sehinggamerupakan pengertian yang sistematis, dan bahwa
pendalaman mengenai hakekat sesuatu itu disertai pembuktian yang dapat
diterima akal dari tersusun berjalain dan dapatdipertanggungjawabkan. Universal
yaitu berfikir secara keseluruhan dan tidak hanya bagian- bagian tertentu saja.
Misalnya berfikir tentang hujan, bukanlah sebatas hujan yang kemaren atauhari
ini, tapi seluruh yang terjadi beberapa hari yang lewat.
• Sumber-Sumber Filsafat
Sumber filsafat itu dimulai dari ketakjuban, dengan keheranan. Hanya
manusia yangdapat takjub, yang menjadi subjek adalah manusia yang menjadi
objeknya segala sesuatu yangtidak jelas yang belum ada hukumnya.

• Tujuan Filsafat untuk Mencari Kebenaran


Para filosof mencari kebenaran filsafat adalah untuk meluruskan benang
yang basah dansebagainya, Ia mencari kebenaran itu demi kebenaran itu sendiri.
Dari itu filosof adalah orangyang berani dalam berfikir, ia berani menyangsikan
kenyataan yang dihadapinya, warisan (adat,anggapan, umum, kepercayaan, dan
pengetahuan).Pikiran ilmuan membatasi diri pada peristiwa hujan yang tadis
sebagai contohnya, dariyang terbatas yaitu khusus, bergerak pada umum inilah
pemikiran filsafat.
DOKUMENTASI REFERENSI YANG DIAMBIL

Anda mungkin juga menyukai