Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 6

Nur Fadillah Angreini 2212030093

Fadillah Fauzana Nim 2212030081

Makalah

Tafsir

Tentang

Tafsir ayat ayat tentang tujuan dakwah

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH C

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMUKOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2023/1444 H

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan satu-satunya ajaran agama yang hakekatnya adalah untuk keselamatan umat
manusia. Hal ini dibuktikan dalam konteks ajarannya yang mengandung nilai-nilai rahmatan lil
alamin, artinya ajarannya bersifat universal, tidak hanya dikhususkan kepada umat Islam, sebaliknya
dapat meletakkan dasar- dasar dan pola hidup yang tepat untuk dilaksanakan oleh segenap umat
manusia.

Berbicara tentang dakwah, kita sebagai ummat muslim diharuskan Memahami esensi dari makna
dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam
terhadap berbagai masalah dalam kehidupan, Inilah yang membuat kegiatan atau aktivitas dakwah
boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan
nilai-nilai islam. Oleh karena itu aktivitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi
yang dilakukan oleh orang per orang dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat
melakukan dakwah.

Begitu sempurnanya agama islam, karna semua telah diatur dan tersurat dalam Al quran dan hadits.
Perihal dakwah sudah tentu didasarkan pada al quran dan hadits dan rujukan-rujukan yang lain,
karna itu perlunya kami untuk menjelaskan dasar dan tujuan dari dakwah itu sendiri, guna terpahami
hakikat dakwah bagi semua kalangan.

B. Rumusan Masalah

1. Teks Al-qur’an dan terjemahannya QS. Al-Ibrahim ayat 1-3 tentang Tujuan Dakwah?

2. Mufrodat kata yang sulit dari surah Ibrahim ayat 1-3 tentang Tujuan Dakwah!

3. Munasabah dari surah Ibrahim ayat 1-3 tentang Tujuan Dakwah!

4. Tafsir ayat dari surah Ibrahim ayat 1-3 tentang Tujuan Dakwah!

5. Hikmah dari surah Ibrahim ayat 1-3 tentang Tujuan Dakwah!

4. Tafsir Ayat Ibrahim ayat 1-3

‫الر‬

Kalimat pertama ayat 1 surah Ibrahim ini diawali dengan Jl yaitu huruf muqatt’ah potongan huruf.
Dikatakan bahwa huruf-huruf ini sebagai peringatan bagi orang-orang Arab yang melakukan
kedzhaliman agar tersadar dari kelalaiannya. Pendapat lain mengatakan (Alif Laam Raa) hanya Allah
yang mengetahui maksudnya.* its Al-Qur’an ini adalah (Kitab yang kami turunkan kepadamu). Yang
dimaksud kitab dalam ayat ini adalah kumpulan tulisan kitab suci khusus untuk orang Islam. Terbukti
dari kata-kata yang difirmankan setelahnya yakni JĮ yang diturunkan kepadamu (Rasulullah). Sesuatu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sangat ma’ruf yaitu Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi
orang-orang bertaqwa dalam segala aspek kehidupan.5

ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬


‫ور‬ ُّ َ‫اس ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬ َ َّ‫لِتُ ْخ ِر َج الن‬
Kalimat diatas diawali dengan jumlah fi’liyah / kalimat verbal. Maksud dari ayat “supaya kamu
mengeluarkan/melakukan tugas dakwah, mengajak dan menyeru mereka manusia dimanapun
berada. Agar mereka keluar/terhindar dari berbagai kedzhaliman, baik kedzhaliman psikis maupun
nonpsikis. Dan kehidupan mereka berubah menjadi penuh cahaya yang tercerahkan di dunia
maupun diakhirat. 7

Kalimat ke empat awal surah Ibrahin ini berupa jumlah ismiyah yang diawali dengan kata Allah
(Dialah Allah). Kalau dibaca jer kedudukannya menjadi badal atau A’taf bayan. Allah adalah lafadz al-
jalalah, nama untuk sang pencipta

3 Ash-Shabuny, Shafwat At-Tafasir, Jilid I, hlm. 91

4 Ar-Razy, At-Tafsir Al-Kabir, Jilid X, hlm. 73

5 Ar-Razy, At-Tafsir Al-Kabir, Jilid X, hlm. 75

6 Waqf Khodim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm.115

7 Ar-Razy, At-Tafsir Al-Kabir, Jilid X, hlm. 76

Yang tidak boleh digunakan untuk yang lain. Sedangkan kedudukan kalimat yang sesudahnya
menjadi Sifat. Jika dibaca Rafa’ jadilah Mubtada’, sedangkan khobarnya adalah firman Allah berikut
ini (alladzi lahu) isim maushul yaitu kata sambung. Adapun lam untuk digandeng dengan
dhamir/kata ganti dia laki-laki yang kembalinya kepada Allah, maksudnya Allahlah yang memiliki
segalanya. Jadi setiap makhluk Allah benda yang ada di langit, baik malaikat, para bintang, matahari,
awan semuanya kepunyaan Tuhan dan mereka selalu melakukan tasbiih dan taqdis kepada Allah.
Begitu pula dengan penghuni dunia seperti manusia, binatang, tumbuhan, sungai-sungai, gunung-
gunung dan lainnya telah Allah ciptakan yang konotasinya milik Allah.10

Redaksi barusan diawali dengan penghinaan bagi orang-orang kafir yang melakukan kedhaliman dan
tidak mau menerima dakwah, bahwa mereka akan mengalami penderitaan “dan celakalah bagi
orang-orang kafir, siksaan yang akan mereka alami tidak biasa, namum siksaan yang menyakitkan”
Semua itu merupakan balasan kibat makkar yang dilakukan mereka kepada kaum muslimin. Bukan
hanya itu penyebabnya, tapi ada kejahatan yang mereka perbuat, seperti dalam ayat (Alladziina
yastahibbunal hayaataddunya ‘alalaahiroti) yang diawali dengan isim maushul alladzi kedudukannya
sebagai sifat, maksudnya orang-orang kafir sangat mengagungkan dunia daripada kehidupan akhirat.
Oleh karena itu kalimat tadi mengunakan kalimat verbal/jumlah fi’liyyah yang diawali dengan kata
kerja yang bentuknya bukan past tense.” Hubbuddunnya yang mereka lakukan bermacam-macam
misalnya mengejar harta yang kedudukannya tanpa melihat halal haram, yang penting di dapatkan,
bisa juga mengejar pria/wanita tidak peduli walaupun bujkan mahramnya. Begitu besar
hubbuddunya mereka sehingga mereka lupa akan kehidupan di akhirat yang dimana tempat setiap
manusia kembali untuk diperhitungkan setiap amalnya.

Orang-orang kafir sering menghalang-halangi orang yang akan menuju Allah dengan berbagai cara,
seperti melarang memasuki makkah ketika akan

8 Ash-Shabuny, Shafwat At-Tafasir, Jilid I, hlm. 91

9 Al-Amady, Tafsir Abi As-Su’ud, Jilid III, hlm. 32

10 Ash-Shabuny, Shafwa At-Tafasir, Jilid 1, hlm. 92

11 Waqf Khodim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 379

12 Ar-Razy, Ar-Tafsir Al-Kabir, Jilid X, hlm. 76

Melakukan haji, harapan mereka tidak hanya menghalang’halangi tetapi membuat jalan Allah
menjadi Bengkok, mereka itu berada pada jalan kesesatan yang jauh.13

6. Darus atau pelajaran yang dapat diambil dari ayat

a. Tujuan dakwah pada awal surah Ibrahim di atas adalah menjauhkan obyek
dakwah dari kegelapan.

b. Tujuan dakwah pada ayat lain, agar menyembah Allah.

c. Agar obyek dakwah terjauh dari kegelapan, sebaiknya mengamalkan


ajaran Al-Quran sebagai pedoma hidup.

d. Al-Quran diturunkan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk


bangsa Arab.
e. Manusia harus bersyukur kepada Allah yang telah menunjukkan jalan yang
benar.

f. Agar mendapat keselamatan dunia akhirat, sebaiknya tidak mementingkan


dunia dari pada akhirat.¹4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa akhir dari makalah ini atau kesimpulan yang bisa kami ambil adalah setiap manusia harus bisa
menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan Allah, yang dulunya zaman
kegelapan kini teranglah karena Allah mengutus Nabi dan Rasul untuk membawa wahyu di muka
bumi. Pada tujuan dakwah pada awal surah Ibrahim di atas adalah menjauhkan obyek dakwah dari
kegelapan. Maka dari itu, kita harus bisa mengambil hikmah dari ayat ini. Kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Allah-
lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir
karena siksaan yang sangat pedih, (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari
pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar
jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar dalam makalah ini masih banyak keslahan dan
kekurangan dari segi materi maupun penyampaian. Untuk itu saran yang membangun dari pembaca
sangatlah kami harapkan guna perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Amady. Tafsir Abi As-Su’ud. Jilid III

Ar-Razy. At-Tafsir Al-Kabir. Jilid X

Ash-Shabuny. Shafwat At-Tafasir. Jilid I

Khodim. Waqf. Al-Qur’an dan Terjemahnya

Rasyidah. 2009. Ilmu Dakwah. Banda Aceh : Bandar Publishing

Anda mungkin juga menyukai