Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena dengan taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul Berdakwah Harus Dengan Bahasa yang Mudah
Dipahami.

Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada


baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah hingga zaman yang terang benderang.

Tujuan dibuatnya makalah ini diharapkan agar dijadikan sebagai


wawasan kita terhadap mata kuliah Tafsir Dakwah sesuai dengan tema
yang kami angkat. Kami telah berusaha demi keberhasilan dan
kesempurnaan makalah ini. Namun, kami merasa masih terlalu banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritikan dan saran yang
membangun baik dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan
mahasiswa.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, semoga dengan
apa yang ada dalam makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Amin..

Kediri, 13 Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.....................................................................Latar Belakang 1
1.2................................................................Rumusan Masalah 2
1.3...................................................................................Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Berdakwah Harus Menggunakan Bahasa yang Mudah dipahami


2.1.1 Isi Kandungan Surat Ibrahim.................................3
2.1.2 Isi Kandungan Surat Fushshilat.............................4
2.1.3 Mufradat QS. Ibrahim ayat 4.................................4
2.1.4 Tafsir QS. Ibrahim ayat 4.......................................5
2.1.5 Mufradat QS. Fushshilat ayat 44...........................7
2.1.6 Tafsir QS. Fushshilat ayat 44.................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................10
3.2 Saran...............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT mengutus setiap rasul dengan lisan dan
menggunakan bahasa kaumnya saat berdakwah agar pesan agama
mudah ditangkap dan dicerna. Manusia sebagai sasaran dakwah
tidak lepas dari kultur kehidupan yang melingkupinya yang harus
dipertimbangkan dalam pelaksanaan dakwah. Kepentingan dakwah
berpusat pada masyarakat bukan kepada pelaku dakwah. Dakwah
sebagai kegiatan penyampaian dan penerangan agama, juga
bermakna perubahan dan transformasi sosial dan kultural melalui
rekayasa sosial. Sementara perubahan sosial ini tidak dapat
berlangsung tanpa memerhatikan kondisi objektif sasaran dakwah
(madu) dalam semua aspek.

Masyarakat sebagai sentral dakwah diisyaratkan sebagai


strategi menjelaskan pesan-pesan agama. Al-Quran menggunakan
redaksi al lisan, Lisan di sini menyangkut problematika kehidupan
pada suatu masa, kecenderungan psikologis mereka, dan tingkat
pemikiran. Pelaku dakwah dituntut menggunakan bahasa yang
tepat dan mudah dipahami. Bahasa selain berfungsi sebagai alat
komunikasi, juga merupakan cerminan pemikiran dan pandangan
pengguna bahasa itu.

Makalah ini akan membahas tentang bagiamana berdakwah


yang telah terkandung dalam Surat Ibrahim dan Surat Fushshilat.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, antaranya:
1. Apa Isi Kandungan Surat Ibrahim?
2. Apa Isi Kandungan Surat Fushshilat?
3. Bagaimana Mufradat QS. Ibrahim ayat 4?
4. Bagaimana Bunyi dan Tafsir QS. Ibrahim ayat 4?
5. Bagaimana Mufradat QS. Fushshilat ayat 44?
6. Bagaimana Bunyi dan Tafsir QS.Fushshilat ayat 44?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahu Isi Kandungan Surat Ibrahim
2. Untuk mengetahui Isi Kandungan Surat Fushshilat
3. Untuk mengetahui Mufradat QS. Ibrahim ayat 4
4. Untuk mengetahui Bunyi dan Tafsir QS. Ibrahim ayat 4
5. Untuk mengetahui Mufradat QS. Fushshilat ayat 44
6. Untuk mengetahui Bunyi dan Tafsir QS. Fushshilat ayat 44

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Isi Kandunga Surat Ibrahim


Surat ibrahim terdiri dari atas 52 ayat, termasuk golongan-
golongan surat-surat Makkiyah, karena diturunkan di Mekkah
sebelum Hijrah. Di namakan Surat Ibrahim karena surat ini
mengandung doa Nabi Ibrahim as, yaitu pada ayat 51. Doa ini isinya
antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan salat,
dijauhkan dari penyembah berhala-berhala dan agar mekah dan
daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa
Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan Allah SWT sebagaimana telah
terbukti sejak dahulu sampai sekarang. Doa tersebut dipanjatkan
beliau ke hadirat Allah SWT sesudah selesai membina Kabah
bersama putranya Ismail as di padang pasir Mekah yang tandus itu.
POKOK-POKOK ISINYA
1. Keimanan :
Al Quran adalah pembimbing manusia ke jalan Allah; segala
sesuatu di dalam alam ini kepunyaan Allah; keingkaran manusia
terhadap Allah tidak mengurangi kesempurnaannya; Nabi-nabi
membawa mukjizat atas izin Allah semata; Allah kuasa mematikan
manusia dan membangkitkan nya kembali dalam bentuk baru; ilmu
Allah meliputi yang lahir dan yang batin.
2. Hukum-hukum:
Perintah mendirikan salat dan menafkahkan harta baik secara baik
secara rahasia maupun secara terang-terangan.
3. Kisah-kisah:
Kisah Nabi Musa as dengan kaumnya; kisah beberapa orang rasul
zaman dahulu.
4. Dan lain-lain:
Sebab Rasul-rasul diutus dengan kaumnya sendiri; perumpamaan
tentang perbuatan dan perkataan yang hak dan yang batil, kejadian
langit dan bumi mengandung hikmah-hikmah; macam-macam

3
nikmat Allah kepada manusia dan janji Allah terhadap hamba-
hamba yang mensyukuri Nya.1

2. Isi Kandungan Surat Fushshilat


Surat Fushshilat terdiri dari 54 ayat termasuk golongan surat-surat
Makkiyah diturunkan sesudah Al Mumin (Gafir). Dinamai
Fushshilat (yang dijelaskan) karena ada hubungannya dengan
perkataan Fushshilat yang terdapat pada permulaan surat ini,
yang dijelaskan, Maksudnya adalah ayat-ayatnya diperinci dengan
jelas tentang hukum-hukum, keimanan, janji dan ancamaan, budi
pekerti, kisah dan sebagainya.
Dinamai juga Ha Mim dan As Sajdah karena surat ini dimulai
dengan Ha Mim dan dalam surat ini terdapat ayat Sajdah.
POKOK-POKOK ISINYA :
1. Keimanan :
Al Quran dan sikap orang-orang yang musyrik terhadapnya;
kejadian langit dan bumi dan apa yang pada keduannya
membuktikan adanya Allah semua terjadi dalam alam semesta tidak
lepas dari pengetahuan Allah.
2. Dan lain-lain :
Hikmah diciptakannya gunung-gunung: anggota tubuh tiap-tiap
orang menjadi saksi terhadap dirinya pada hari Kiamat, azab yang
ditimpakan kepada kaum Ad dan Samud: permohonan orang-orag
kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengejarkan amal-amal
saleh, berita gembira dari malaikat kepada orang-orang yang
beriman: anjuran menghadapi orang-orang kafir secara baik-baik:
ancaman terhadap orang-orang yag mengingkari ke Esaan Allah,
sifat-sifat Al Quran Al Karim: manusia dann wataknya.2

3. Mufradat Surat Ibrahim

1 Drs. Hafizh Dasuki, Al-Quran dan Tafsirnya Jilid V,(Semarang: PT. Citra Efhar,
1993), hlm 147.

2 Hafizh Dasuki, Al-Quran dan Tafsirnya Jilid VIII, hlm. 625.

4
QS. Ibrahim (14): 4=
==Dan tidak =Allah

= =Kami mengutus =siapa yang

=dari = =Dia kehendaki


= seorang rasul =Dan dia memberi petunjuk

=melainkan =siapa yang
= =dengan lisan/bahasa = =Dia kehendaki
= kaumnya =dan Dia
= agar dia menjelaskan =yang Mahaperkasa
=kepada mereka =yang Mahabijaksana3

= maka/lalu menyesuaikan

4. Tafsir QS. Ibrahim ayat 4


QS. Ibrahim ayat 4
= = = =
=
- -

Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul pun kecuali dengan bahasa
kaumnya supaya dia dapat menjelaskan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki dan
Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.4

Kesesatan mereka bukan sama sekali bukan karena tidak jelasnya tuntunan
atau kurangnya informasi yang mereka terima. Betapa tuntunan Kami kurang atau
tidak jelas padahal berkali-kali dan beraneka ragam penyampaian tuntunan itu dan di
samping itu tidaklah Kami mengutus seorang Rasul pun sejak yang pertama hingga
yang terakhir kecuali dengan bahasa lisan dan pikiran sehat kaumnya supaya dia
yakni Rasul itu dapat menjelaskan dengan gamblang melalui bahasa lisan dan
keteladanannya kepada mereka tuntunan-tuntunan Kami itu. Maka di antara kaum
yang mendengar penjelasan Rasul itu yang membuka mata hati dan pikirannya
sehingga diberi kemampuan oleh Allah melaksanakan petunjuk-Nya dan ada juga

3 Sofyan Abdul Rosyid, Mushaf An-Nur Al-Quran dan Terjemahan Per


Kata(Bandung: Mizan Media Utama, 2010), hlm. 256

4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbhbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,


(Ciputan: Lentera Hati, 2002), hlm. 12.

5
yang menutup mata hatinya sehingga sesat. Memang Allah menyesatkan siapa yang
Dia kehendaki untuk Dia sesatkan bila yang bersangkutan memilih kesesatan dan
memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki bila yang bersangkutan ingin
memperoleh petunjuk dan Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa yang tidak dapat
dielakkan ketepatan-Nya lagi Maha Bijaksana dalam segala perbuatan-Nya.
Ayat ini bukan berarti bahwa Rasul saw hanya diutus untuk kaum yang
berbahasa Arab. Ayat ini agaknya turun untuk menjawab dalih sementara kaum
musyrikin Mekah yang mempertanyakan mengapa Al-Quran dalam bahasa Arab
padahal kitab-kitab suci yang lain tidak berbahasa Arab. Di sisi lain sangat wajar
setiap rasul menjelaskan tuntunan Ilahi dalam bahasa sasaran dakwahnya, karena
umat dituntut untuk memahami ajara Ilahi, bukan menerimanya tanpa pemahaman.
Sekali lagi walau Nabi Muhammad saw. Di utus untuk semua manusia, namun karena
manusia tidak memiliki bahasa yang sama, maka sangat wajar jika bahasa yang
digunakan adalah bahasa dimana ajaran itu pertama kali muncul. Sejarah
kemanusiaan hingga dewasa ini membuktikan bahwa tidak ditemui satu ajaran yang
bersifat universal, sekalipun yang sejak awal lahirnya langsung menggunakan bahasa
di luar bahasa masyarakat yang ditemuinya pertama kali. Selanjutnya rujuklah ke ayat
2 surah Yusuf untuk memahami mengapa Al-Quran berbahasa Arab.
Di atas penulis jelaskan makna ()= illa bi lisani qaumihi dengan
kecuali dengan bahasa lisan dan pikiran sehat kaumnya. Ini, karena bahasa di
samping merupakan alat komunikasi, juga sebagai cerminan dari pikiran dan
pandangan pengguna bahasa itu. Bahasa dapat menggambarkan watak dan pandangan
masyarakat pengguna bahasa itu. Ketika bahasa Indonesia menggunakan kata
perempuan untuk menunjuk jenis manusia mitra lelaki, maka itu mengisyaratkan
bahwa dalam pandangan penggunaan kata ini, wanita adalah manusia-manusia yang
harus di empu dalam arti dihormati dan dimuliakan atau mereka harus mengempu
yakni membimbing dan mendidik. Menurut filosof Mesir kontemporer Zaki Najib
Mahmud.5 Sebagian filosof masa kini antara Russel, menyatakan bahwa susunan
bahasa menggambarkan keyakinan metafisika serta unsur-unsur kejadian alam yang
dianut oleh bangsa-bangsa yang menggunakannya.
Di sisi lain Al-Quran pun seringkali menggunakan kata ( )=qala/berkata dalam arti
meyakini, misalnya:
- = = = = = -

5 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, hlm. 13.

6
Artinya: Dan mereka berkata, Allah Mempunyai anak. Maha Suci Allah, bahkan
milik-Nya-lah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.(QS. Al-
Baqarah [2]:116). Firman Allah menguji sifat hamba-hamba-Nya yang digelar-Nya
sebagai Ibad ar-Rahman antara lain dalam firman-Nya:
= -
- = = = =
Artinya: Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab
Jahannam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang
kekal. (QS. Al-Furqan [25]:65). Tentu saja apa yang dilukiskan ini bukan sekedar
ucapan mereka dengan lisan, karena jika demikian apalah keistimewaanya. Semuanya
dapat mengucapkan dan bermohon demikian. Jika demikian, itu adalah sifat
keyakinan dan perasaan mereka. Itulah yang dicerminkan oleh bahasa lisan itu. Atas
dasar semua penulis uraikan di atas, agaknya tidak berlebih jika dikatakan bahwa
Allah mengutus setiap rasul dengan bahasa kaumnya yakni bahasa lisan mereka serta
tuntunan-tuntunan yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan pemikiran kaum
berakal yang hidup pada mas rasul itu diutus, karena seandainya tidak sesuai dengan
pikiran sehat mereka, maka tentu saja ajaran yang disampaikan oleh sang rasul tidak
akan berkenan di hati dan pikiran mereka. Itu pula sebabnya sehingga setiap rasul
membawa bukti kebenaran yang sejalan dengan kemahiran kaum yang dihadapinya,
dan karena itu pula sehingga ajaran Ilahi yang mereka sampaikan sejalan dengan
perkembangan setiap masyarakat, dan dari sini juga dapat dimengerti mengapa terjadi
pembatalan atau perubahan rincian syariat satu rasul oleh syariat rasul sesudahnya.6

5. Mufradat QS. Fushshilat ayat 44

=dan sekitarnya = =dari penawar/obat



= =kami menjadikannya = dan orang-orang yang
(= =sebagai) bacaan =tidak
= =bahasa asing/selain arab = mereka beriman
= =tentu mereka mengatakan =pada
= mengapa tidak = telinga-telinga mereka
= dijelaskan (= ada)sumbat
= =ayat-ayatnya = dan ia(Al-Quran)
= apakah Al-Quran berbahasa asing = atas mereka
= dan (rasul)orang Arab = buta/kegelapan
=katakanlah (Muhammad) = mereka itu
=ia (Al-Quran) = =mereka dipanggil
= bagi orang-orang yang =dari
6 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, hlm. 14.

7
=mereka beriman = =tempat
=(adalah)petunjuk =yang jauh7

6. Tafsir Q.S Fushshilat Ayat 44


Q.S Fushshilat Ayat 44 :
= =
= = = =
- = = -
Artinya: Dan sekiranya al-Quran Kami Jadikan sebagai bacaan dalam
bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa
tidak dijelaskan ayat- ayatnya? Apakah patut (al-Quran) dalam
bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah,
Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang
beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka
ada sumbatan, dan (al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi
mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari
tempat yang jauh.

Ayat ini merupakan jawaban dari sikap dan ucapan orang-


orang musyrik yang terdapat pada ayat-ayat yang sebelumnya.
Seandainya Allah swt menurunkan Al-Quran ini dalam selain bahasa
arab niscaya orang-orang kafir bertanya-tanya. mengapa Allah
tidak menerangkan ayat-ayatNya dalam bahasa arab? Bagaimana
mungkin al-Quran dalam bahasa asing sedangkan Rasulullah
adalah orang Arab? Katakanlah wahai Rassul kepada orang-orang
kafir itu. Al-Quran ini adalah petunjuk bagi orang-orang yang
beriman agar tidak sesat sekaligus obat bagi hati-hati semua orang
yang ragu,gelisah dab bimbang8

Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw menjawab


pertanyaan-pertanyaan mereka itu dengan mengatakan:
Katakanlah wahai Rassul kepada orang-orang kafir itu. Al-Quran
ini adalah petunjuk bagi orang-orang yang beriman agar tidak sesat

7 Sofyan Abdul Rosyid, Mushaf An-Nur Al-Quran dan Terjemahan Per Kata, hlm.
482.

8 Aidh al-Qarni, Tafsir Mulyassar Jilid 3(Jakarta: Qisthi Press, 2007), hlm. 673.

8
sekaligus obat bagi hati-hati semua orang yang ragu,gelisah dan
bimbang.

Pada telingga orang-orang yang mendustakan al-Quran


terdapat sumbatan sehingga mereka tidak mampu memahaminnya.
Hati mereka juga buta terhadap al-Quran karena setiap kali
mendengar al-Quran mereka selalu mendustakannya. Walhasil,
mereka laksana orang yang dipanggil dari kejauhan sehingga tidak
dapat mendengar panggilan itu ataupun menanggapi siapaun yang
memanggil.9
Orang-orang yang tidak mendengar ayat-ayat Allah dan tidak
dapat melihat bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah itu
diserupakan dengan orang-orang yang diseru dari suatu tempat
yang jauh, ia hanya dapat mendengar suara yang tidak terang,
karena itu dia dapat mengerti maksud suara itu.10

BAB III

9 Aidh al-Qarni, Tafsir Mulyassar Jilid 3, hlm. 673.

10 Hafizh Dasuki, Al-Quran dan Tafsirnya Jilid VIII, hlm. 676.

9
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Surat IbrahimSurat Ibrahim Di namakan Surat Ibrahim karena
surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim as, yaitu pada ayat 51.
Pokok-pokok isinya antara lain: keimanan, hukum-hukum, kisah-
kisah, dll. Dinamai Fushshilat (yang dijelaskan) karena ada
hubungannya dengan perkataan Fushshilat yang terdapat pada
permulaan surat ini, yang dijelaskan, Maksudnya adalah ayat-
ayatnya diperinci dengan jelas tentang hukum-hukum, keimanan,
janji dan ancamaan, budi pekerti, kisah dan sebagainya.
QS. Ibrahim:4 Ayat ini bukan berarti bahwa Rasul saw hanya
diutus untuk kaum yang berbahasa Arab. Ayat ini agaknya turun
untuk menjawab dalih sementara kaum musyrikin Mekah yang
mempertanyakan mengapa Al-Quran dalam bahasa Arab
padahal kitab-kitab suci yang lain tidak berbahasa Arab.
QS. Fushshilat:44 berbicara tentang pentingnya respon yang
baik terhadap perintah-perintah Allah SWT. Untuk itu perlu
diperhatikan agar risalah secara utuh sampai kepada
pendengarnya. Dan inilah yang diterangkan oleh ayat pertama
dari Surat Fushshilat, Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya.
B. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun. Terimakasih kepada para


pembaca yang sudi untuk membaca dan menelaah makalah
kami, tentunya dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan atas terbatasnya pengetahuan dan
rujukan referensi yang kami dapatkan untuk materi makalah ini.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita
untuk lebih menyadari bahwa luasnya ilmu pengetahuan yang
ada di alam semesta ini, agar kita dapat menjadi seorang yang
tak fakir dalam mencari ilmu. Serta dengan harapan dapat
bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca, khususnya
dari dewan dosen yang telah membimbing kami. Apabila ada
kekurangan dalam penyususnan karya tulis ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Quran. Ciputat: Lentera Hati.

Dasuki, Hafizh, dkk. 1993. Al-Quran dan Tafsir Jilid VIII. Semarang: PT.
Citra Efhar.

Dasuki, Hafizh, dkk. 1993. Al-Quran dan Tafsir Jilid V. Semarang: PT. Citra
Efhar.

Rosyid, Sofyan Abdul, dkk. 2010. Mushaf An-Nur: Al-Quran Terjemahan


Perkata. Jakarta: PT Mizan Pustaka.

Al-Qarni, Aidh. 2007. Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press.

11

Anda mungkin juga menyukai