Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TAFSIR AYAT DAKWAH


Tentang

Ayat-ayat tentang tujuan dakwah ( Ibrahim /14:4, Al-Maidah / 5:16, Al-Syura / 42:52,
dan Al-Baqarah/2:201)

Dosen pengampu :
Zulbadri M.Ag Ph. D

Disusun oleh :
Kelompok 6
Ira Ramadhani. (2312010054)
Putri Meyriska. (2312010096)
Siva Agesti. (2312010044)
Mutia Ramadhani. (2312010068)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1
1445H/2024M

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan
serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran
positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah Tafsir
Ayat Dakwah yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu
motivasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih khususnya“Ayat-
ayat tentang tujuan dakwah”, sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang
belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas
dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya tugas ini, teman serta semua pihak
yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga
dalam penyelesaian Tugas Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang
penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna
perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

Padang, 20 Maret 2024

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Ibrahim/14:4 .............................................................................................. 6
B. Al-Maidah/ 5: 16 ....................................................................................... 8
C. Al-Syura / 42:52..........................................................................................12
D. Al-Baqarah/ 2:201........................................................................................ 13

PENUTUP............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16
B. Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah tentang Ayat-ayat tentang tujuan dakwah
melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam dan urgensi untuk menyebarkan
pesan-pesan agama kepada masyarakat. Islam, sebagai agama yang meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia, memiliki prinsip-prinsip yang diturunkan dari Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah. Salah satu prinsip yang sangat penting adalah dakwah, yang merupakan upaya
untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada orang lain dengan tujuan membawa mereka
kepada kebaikan, kebenaran, dan ketaatan kepada Allah.
Dalam konteks zaman modern, dakwah memiliki tantangan dan relevansi yang
berbeda. Kemajuan teknologi dan globalisasi telah mengubah cara manusia berinteraksi dan
mendapatkan informasi. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami tujuan-
tujuan dari dakwah sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran, karena hal ini dapat membantu
mereka dalam menyampaikan pesan agama dengan cara yang relevan dan efektif.
Selain itu, dalam masyarakat yang semakin pluralistik seperti saat ini, dakwah juga
menjadi kunci untuk memperkenalkan Islam kepada orang-orang yang belum mengenalnya
atau memiliki pemahaman yang salah terhadap agama ini. Dengan memahami tujuan dakwah
yang terdapat dalam Al-Quran, umat Islam dapat menyampaikan pesan-pesan agama dengan
cara yang tidak hanya informatif, tetapi juga menginspirasi dan membangun hubungan yang
baik dengan masyarakat luas.
Selain itu, penulisan makalah ini juga didasari oleh pentingnya memahami ayat-ayat Al-
Quran secara komprehensif. Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan
petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu, memahami ayat-ayat tentang tujuan dakwah
dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana Islam mengajarkan umatnya
untuk berinteraksi dengan masyarakat dan menjalankan tugas dakwah dengan baik.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana agama dan bahasa yang mudah dalam surah Ibrahim/14:4?
2. Bagaimana mengeluarkan dari gelap ke cahaya yang terang di dalam surah Al-
Maidah/ 5:16?
3. Bagaimana membawa ke jalan Allah yang lurus dalam surah Al -Syura / 42:52?
4. Bagaimana menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan surah
Al-Baqarah/2:201?

C.Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan agama dan bahasa yang mudah dalam surah Ibrahim 14: 4
2. Menjelaskan tentang mengeluarkan dari gelap ke terang dalam surah Al Maidah 5:16
3. Menjelaskan bagaimana membawa ke jalan Allah yang lurus dalam surah Al -Syura
42:52
4. Menjelaskan bagaimana menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai
dengan surah Al-Baqarah/2:201

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ibrahim/ 14:4

٤ ‫ِي َم ْن يَّش َۤا ْۗ ُء َوه َُو ْالعَ ِزي ُْز ْال َح ِك ْي ُم‬
‫۝‬ ْ ‫ّٰللا َم ْن يَّش َۤا ُء َويَ ْهد‬
ُ ‫ُض ُّل ه‬ ْ ‫َو َما ٓ اَرْ َس ْلنَا‬
ِ ‫مِن َّرس ُْو ٍل ا ََِّّل بِ ِل َس‬
ِ ‫ان قَ ْومِ ٖه ِليُبَيِنَ لَ ُه ْۗ ْم فَي‬

Artinya:
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali dengan bahasa kaumnya,
agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka, Allah
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki (karena kecenderungannya untuk
sesat), dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki
(berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”

Pada ayat yang terdahulu telah disebutkan bahwa diturunkannya Al-


Quran kepada Nabi Muhammad saw merupakan rahmat bagi manusia.
Kemudian dalam ayat ini, Allah menjelaskan pula rahmat-Nya yang lain,
yaitu diutus-Nya para rasul kepada suatu kaum menggunakan bahasa yang
dipakai oleh kaum tersebut. Ini memudahkan komunikasi antara para rasul
tersebut dengan umat mereka untuk memberikan penjelasan dan bimbingan
kepada umat-umat tersebut. Akan tetapi, walaupun kitab suci telah
diturunkan dalam bahasa mereka masing-masing, dan para rasul telah
berbicara dengan mereka dalam bahasa yang sama, namun masih saja ada di
antara mereka yang enggan mendengar, memahami, dan mengikutinya. Oleh
karena itu, Allah membiarkan mereka ini sesat dan Allah memberikan

6
petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa dan
Maha Bijaksana.
Dan ketahuilah bahwa Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun
kepada umat manusia, melainkan dengan bahasa yang dipergunakan oleh
kaumnya. Yang demikian itu bertujuan agar dia dapat memberi penjelasan
tentang syariat Allah dengan baik kepada mereka. Maka setelah rasul itu
memberi penjelasan, Allah menyesatkan -membiarkan sesat- siapa yang Dia
kehendaki dari hamba-Nya yang memang memilih jalan kesesatan, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-Nya yang
memilih jalan yang lurus. Dia adalah Tuhan Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah :

ِ ‫َو َمآ أَرْ َس ْلنَا مِن َّرسُو ٍل إِ ََّّل بِ ِل َس‬


‫ان قَ ْومِ ِهۦ‬

(Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya)

Yakni berbicara dengan bahasa mereka, agar mereka paham apa yang ia katakan.
Andai saja berbicara dengan selain bahasa mereka maka mereka tidak akan memahami
perkataannya.1

‫ِليُبَيِنَ لَ ُه ْم‬
(supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka)
Menjelaskan syariat yang Allah perintahkan untuk mereka kerjakan. Kemudian
mereka menjelaskannya kepada orang yang berbicara dengan bahasa lain hingga ia
paham sebagaimana pemahaman mereka. 2

ُ‫ُض ُّل للا‬


ِ ‫فَي‬
(Maka Allah menyesatkan)

1 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir


2 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas
Islam Madinah

7
Yakni rasul yang menjelaskan kepada kaumnya syariat Allah dengan bahasa
mereka tidak dapat memberi hidayah kepada salah seorang dari kaum tersebut, sebab
yang menyesatkan dan yang memberi hidayah adalah Allah. 3
Dan bisa juga makna ayat ini adalah bahwa Allah menyesatkan orang-orang
kafir yang Dia kehendaki yang mengatakan “Muhammad adalah orang yang berbicara
dengan bahasa kita, dan dia termasuk dari kaum kita”.
Sehubungan dengan hal ini Imam Ahmad mengatakan: telah menceritakan
kepada kami Waki’, dari Umar ibnu Zar yang mengatakan bahwa Mujahid pernah
meriwayatkan dari Abu Zar bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda: Tiadalah Allah ‫ﷻ‬
mengutus seorang nabi melainkan dengan bahasa kaumnya. Firman Allah ‫ﷻ‬: Maka
Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki. (Ibrahim: 4) Yakni sesudah adanya penjelasan dan tegaknya hujah
(bukti) terhadap mereka. Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dari jalan
petunjuk, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang
benar. Dan Dialah Tuhan Yang Mahaperkasa. (Ibrahim: 4) Segala sesuatu yang Dia
kehendaki pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi
lagi Mahabijaksana.
(Ibrahim: 4) Allah Mahabijaksana dalam semua perbuatan-Nya. Maka Dia
menyesatkan orang yang berhak disesatkan, dan memberi petunjuk kepada orang yang
pantas mendapat petunjuk. Demikianlah Sunnatullah pada makhluk-Nya, yakni tidak
sekali-kali Allah mengutus seorang nabi buat suatu umat melainkan nabi itu berbicara
dengan bahasa mereka. Maka setiap nabi khusus menyampaikan risalahnya hanya
kepada umatnya saja, bukan umat yang lainnya.
Tetapi Nabi Muhammad ibnu Abdullah mempunyai keistimewaan dengan
keumuman risalahnya yang mencakup semua manusia. Di dalam kitab Sahihain
disebutkan sebuah hadis melalui Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah
bersabda: Aku dianugerahi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang
pun dari kalangan para nabi sebelumku, yaitu aku diberi pertolongan melalui rasa gentar
yang mencekam (musuh) sejauh perjalanan satu bulan; bumi ini dijadikan bagiku
masjid lagi menyucikan; ganimah (rampasan perang) dihalalkan bagiku, padahal
ganimah belum pernah dihalalkan bagi seorang pun sebelumku; aku dianugerahi
syafaat; dan dahulu nabi diutus hanya khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus

3 https://tafsirweb.com/4050-surat-ibrahim-ayat-4.html

8
untuk seluruh umat manusia Hadis ini mempunyai banyak syawahid yang
menguatkannya.4

B. Al-Maidah/ 5:16

ِ ‫ور ِبإِذْنِ ِهۦ َويَ ْهدِي ِه ْم ِإلَ َٰى‬


‫ص َٰ َرطٍ ُّم ْستَق ٍِيم‬ ِ ُّ‫ت ِإلَى ٱلن‬ ُّ ‫سبُ َل ٱل َّس َٰلَ ِم َوي ُْخ ِر ُج ُهم مِنَ ٱل‬
ِ ‫ظلُ َٰ َم‬ ُ ُ‫ٱَّلل َم ِن ٱتَّبَ َع ِرض َٰ َْونَ ۥه‬
ُ َّ ‫يَ ْهدِى ِب ِه‬

Artinya:

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke


jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”

1. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia:

Allah memberi petunjuk dengan kitab yang nyata ini kepada orang-orang
yang mengikuti keindahan Allah ke jalan-jalan keamanan dan keselamatan, dan
mengeluarkan mereka dengan izin-Nya dari kegelapan-kegelapan kekafiran menuju
cahaya keimanan, dan memberikan taufik bagi mereka menuju agama-Nya yang
lurus.5

2. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, profesor fakultas al-Qur’an Univ
Islam Madinah:6

Nabi Muhammad merupakan cahaya dari Allah, sebab dia datang membawa
petunjuk dan kebenaran. Dan Al-quran juga merupakan cahaya yang agung dan
kitab yang jelas, sebab ia menerangi Jalan bagi manusia, menjelaskan apa yang
samar bagi mereka, dan meruntuhkan gelapnya keraguan dan kebingungan; ia
adalah petunjuk menuju jalan hidayah dan keselamatan di dunia dan di akhirat, yang
dapat mengeluarkan dari gelapnya berbagai fitnah dan kesesatan menuju cahaya
keselamatan dan petunjuk.

4https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-14-ibrahim/ayat-4
5Tafsir Al-Muyassar
6Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah

9
3. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Melalui kitab ini Allah menunjukkan orang yang mengikuti apa yang diridai-
Nya, yaitu iman dan amal saleh ke jalan yang menyelamatkannya dari azab Allah,
yaitu jalan menuju Surga, dan mengeluarkannya dari gelapnya kekafiran dan
kemaksiatan menuju terangnya keimanan dan ketaatan atas izin-Nya, serta
membimbingnya ke jalan yang lurus, yaitu agama Islam. 7

4. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah :

ُ‫يَ ْهدِى ِب ِه للاُ َم ِن اتَّبَ َع ِرض َْٰونَ ۥه‬

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-


Nya”

Yakni mengikuti apa yang diridhai Allah. 8

‫سبل السالم‬

"jalan-jalan keselamatan”

Yakni jalan-jalan keselamatan yang menjauhkan dari azab menuju ke negeri


kesejahteraan yaitu surga yang tidak ada kekurangan didalamnya.

ُّ ‫َوي ُْخ ِر ُج ُهم مِ نَ ال‬


ِ َٰ‫ظلُم‬
‫ت‬

“dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap
gulita”

Yakni gelapnya kekafiran.

ِ ُّ‫ِإلَى الن‬
‫ور‬

“kepada cahaya”

Yakni cahaya Islam.

7Tafsir Al-Mukhtashar
8 Syaikh Abdurahman bin Nashir as-sa’id Zulharman. Tafsir Al-Qur’an. DARUL HAQ

10
Ikrimah berkata:

sesungguhnya Rasulullah pernah didatangi orang-orang Yahudi lalu


menanyainya tentang hukum rajam. Maka Rasulullah bertanya kepada mereka:
“siapakah orang yang paling berilmu diantara kalian?”. Mereka pun menunjuk
pada Ibnu Shuriyya, lalu Rasulullah memintanya untuk bersumpah atas nama
Dzat yang menurunkan Taurat kepada Musa, mengangkat bukit Thur, dan atas
perjanjian-perjanjian yang mereka ambil; maka orang itu merasa gemetar dan
berkata: ketika telah banyak orang yang berzina diantara kami, kami
mencambuk mereka sebanyak 100 kali dan kami mencukur rambut mereka –
yakni mereka meninggalkan hukum rajam– . maka Rasulullah menghukum para
pezina dari kaum Yahudi dengan hukuman rajam. Dan turunlah ayat ini. 9

5. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Ma’idah ayat 16: Berupa mengetahui yang benar dan mengamalkannya,
di mana hal itu dapat membawanya ke Darussalam (surga).

Allah mengeluarkan mereka dari gelapnya kekafiran kepada cahaya iman, dari
gelapnya kebid’ahan kepada cahaya sunnah, dari gelapnya kemaksiatan kepada
cahaya taat, dari gelapnya kebodohan kepada cahaya pengetahuan dan dari
gelapnya kelalaian kepada cahaya dzikr.

6. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 16

Allah menyatakan sekali lagi pada ayat ini jalan keselamatan bagi orang-orang
yang beriman yaitu dengan mengikuti petunjuk dan tuntunan kitab suci Al-Qur’an.
Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang dengan sungguh-
sungguh mengikuti keridaan-Nya, mengantarkan ke jalan keselamatan, yaitu
dengan beriman kepada-Nya, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang
itu dari gelap gulita, yaitu kegelapan kufur kepada Allah dan mengantarkan kepada
cahaya, yaitu iman kepada Allah, dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang
lurus, jalan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat setelah menjelaskan

9 Zubdatut. Tafsir Min Fathil Qadir /

11
fungsi diutusnya para rasul dan kedatangan kitab suci sebagai petunjuk ke jalan
keselamatan.10

Ayat ini menjelaskan bahwa salah satu kegelapan yang menyelubungi jiwa
dan pikiran ahli kitab adalah kepercayaan mereka tentang tuhan. Sungguh, telah
kafir orang-orang, yakni segolongan orang-orang nasrani, yang berkata,
sesungguhnya Allah itu dialah al-masih putra maryam, yakni bahwa isa al-masih
adalah tuhan atau anak tuhan. Keyakinan mereka itu sungguh sesat. Untuk
membuktikan kesesatan itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, siapakah yang
dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika dia hendak membinasakan al-
masih putra maryam itu beserta ibunya dan seluruh manusia yang berada di bumi’
tentu tidak ada.

Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya. Semuanya tunduk dan patuh kepada kehendak Allah. Dia menciptakan
apa yang dia kehendaki sesuai dengan cara yang dipilih-Nya, di antaranya11
menciptakan seorang manusia tanpa ayah yaitu nabi isa. Dan Allah mahakuasa atas
segala sesuatu.12

C. Al-Syura / 42:52

‫مِن‬ ْ ‫اَّل ْي َمانُ َو َٰلك ِْن َج َع ْل َٰنهُ ن ُْو ًرا نَّ ْهد‬
ْ ‫ِي ِب ٖه َم ْن نَّش َۤا ُء‬ ْ ‫َوك ََٰذلِكَ اَ ْو َح ْينَا ٓ اِلَيْكَ ُر ْوحًا م ِْن اَ ْم ِرن َْۗا َما كُ ْنتَ تَد ِْر‬
ِ ْ ‫ي َما ْال ِك َٰتبُ َو ََّل‬
ِ ‫ِي ا َِٰلى‬
‫ص َراطٍ ُّم ْستَ ِقي ٍٍْۙم‬ ْٓ ‫ِعبَا ِدن َْۗا َواِنَّكَ لَتَ ْهد‬

Artinya:
Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an)
dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-
Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an) cahaya yang
dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-
hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang
lurus,

10Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI


11Ash-Shabuni, Syaikh Muhammad. SHAFWATUL TAFASIR. Darul Fikir
12Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

12
Allah menerangkan bahwa sebagaimana Dia menurunkan wahyu kepada
rasul-rasul terdahulu Dia juga menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw berupa
Al-Qur’an sebagai rahmat-Nya. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Muhammad
saw sebelum mencapai umur empat puluh tahun dan berada di tengah-tengah kaumnya,
belum tahu apa Al-Qur’an itu dan apa iman itu, dan begitu juga belum tahu apa syariat
itu secara terperinci dan pengertian tentang hal-hal yang mengenai wahyu yang
diturunkannya, tetapi Allah menjadikan Al-Qur’an itu cahaya terang benderang yang
dengannya Allah memberi petunjuk kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dan
membandingkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam. 13
Sebagaimana firman Allah: Dan engkau (Muhammad) tidak pernah
mengharap agar Kitab (Al-Qur’an) itu diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan)
sebagai rahmat dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong
bagi orang-orang kafir. (al-Qasas/28: 86) Dan firman-Nya: Katakanlah, “Al-Qur’an
adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang
yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan
kegelapan bagi mereka. (Fussilat/41: 44) Firman Allah: Sungguh, Al-Qur’an ini
memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus. (al-Isra’/17: 9) Dengan cahaya Al-
Qur’an itulah, Allah memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus yaitu agama yang
benar.14

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syura Ayat 52 :


Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu, wahai nabi Muhammad, ruh, yaitu
Al-Qur’an yang di turunkan dengan perantaraan jibril dengan perintah kami.
Sebelumnya, yaitu sebelum Al-Qur’an itu di turunkan kepadamu, engkau tidaklah
mengetahui apakah al-kitab itu, yaitu Al-Qur’an dan apakah pula iman itu. Akan tetapi,
kami menjadikannya, yaitu Al-Qur’an itu, cahaya yang dapat menerangi dan
menunjukkan jalan yang benar kepadamu. Dengan Al-Qur’an itu pula kami memberi
petunjuk siapa yang kami kehendaki untuk mendapat petunjuk di antara hamba-hamba
kami. Dan sungguh, engkau, wahai nabi Muhammad, benar-benar membimbing
manusia kepada jalan yang lurus, jalan yang kami ridai 15

13 https://muslim.okezone.com/alquran/tafsir/52/42/asy-syura-ayat-52
14 Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. Penerbit Lentera Hati
15 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

13
D. Al-Baqarah/ 2:201

َ ‫عذَا‬
‫ب النَّا ِر‬ َٰ ْ ‫َومِ ْن ُه ْم َّم ْن يَّقُ ْو ُل َربَّن َۤا َٰاتِنَا فِى الدُّ ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى‬
َ ‫اَّل خِ َرةِ َح َسنَةً َّو قِنَا‬

“Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.””
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201)

Lafazh wa minhum (‫)ومِ ْن ُه ْم‬


َ artinya : dan sebagian dari mereka, maksudnya para shahabat
atau umat Nabi Muhammad SAW.
Lafazh man yaqulu (‫ ) َم ْن َيقُو ُل‬artinya orang yang berdoa, maksudnya melafazhkan doa.
Namun lafazh doanya berbeda dengan lafazh doa yang diucapkan oleh bangsa Arab
sebelum masa keislaman, yaitu hanya kemaslahatan di dunia saja, tanpa meminta ‫َومِ ْن ُه ْم‬
‫ َم ْن يَقُو ُل‬kemaslahatan akhirat.

Lafazh rabbana (‫)ربَّنَا‬


َ merupakan sapaan dan panggilan, yang menujukkan kesantunan
dan adab dalam berdoa. Artinya : “Wahai Tuhan kami”.

Sedangkan lafazh aatinaa (‫ )آتِنَا‬merupakan fi’il amr yang secara umum bermakna
perintah. Namun karena perintah ini datang dari pihak hamba kepada tuhannya, tidak
disebut dengan perintah melainkan sebuah permohonan atau permintaan. Maknanya
adalah : “berikan kepada kami”.

Lalu lafazh fid-dun-ya (‫ )فِي الدُّ ْنيَا‬artinya di dunia. Maksudnya meminta untuk hal-hal
yang terkait dengan urusan dunia. Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan bahwa
silahkan meminta kepada Allah SWT hal-hal yang terkait dengan urusan duniawi.
Jangan hanya melulu meminta masalah akhirat saja.

Memang ada kalangan yang dalam berdoa hanya mementingkan masalah akhirat
semata dengan menafikan kepentingan dunia. Biasanya pandangan semacam itu lahir
dari pemikiran ekstrim yang memandang dunia sebagai tempat yang buruk dan hanya
bersifat sementara, sedangkan akhirat itu tempat yang sesungguhnya dan abadi.

14
Lafazh hasanah (‫ ) َح َسنَة‬artinya kebaikan secara umum. Dan karena kebaikannya terkait
kemaslahatan duniawi, Adapun hasanah di akhirat itu sudah disepakati seluruh ulama
bahwa itu surga, maksudnya diperkenankannya seorang hamba masuk ke dalam surga
yang telah Allah SWT janjikan. Para ulama sepakat berijma’ bahwa hasanah di akhirat
tidak lain maksudnya adalah surga dengan segala kenikmatannya.

Meskipun tidak mungkin menjabarkan satu per satu apa saja yang termasuk kenikmatan
surga, namun setidaknya salah satu yang jadi kenikmatan di surga adalah keabadian
hidup yang tiada akhir. Kenikmatan yang satu ini yang dahulu Nabi Adam alaihissalam
belum bisa mendapatkannya, meski pun sudah ada di dalam surga. Oleh karena itulah
Adam terbujuk rayu Iblis yang menipunya dengan modus makan buah yang terlarang
agar bisa hidup abadi di surga. 16

Lafazh wa qina (‫)وقِنَا‬


َ maknanya : “dan jagalah kami”. Penggalan akhir ayat ini
menyebut tentang dijaganya dari adzab neraka. Barangkali muncul pertanyaan,
bukankah sudah berdoa agar mendapatkan kebaikan di akhirat, lalu kenapa masih juga
meminta agar dijaga dari api neraka?

Jawabannya bahwa orang yang mendapatkan hasanah di akhirat itu memang dijamin
masuk surga. Namun demikian, sekedar dijamin masuk surga itu bukan hal yang terlalu
khusus. Semua muslim yang matinya dalam keadaan memeluk Islam, dijamin oleh
Nabi SAW pada akhirnya akan masuk surga juga. 17

16 https://www.rumahfiqih.com/quran/2/201
17 HAMKA. Tafsir Al-Azhar. PT pustaka panjimas

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah tentang Ayat-ayat tentang tujuan dakwah adalah bahwa Al-
Quran menegaskan tujuan utama dari dakwah adalah untuk mengajak manusia kepada
kebaikan, kebenaran, dan ketaatan kepada Allah. Ayat-ayat yang disajikan dalam makalah
tersebut menggarisbawahi pentingnya menyebarkan pesan Islam dengan penuh hikmah,
kesabaran, dan kebijaksanaan.
Tujuan utama dari dakwah adalah membawa manusia kepada kesadaran tentang
kebenaran agama dan menginspirasi mereka untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam. Selain

16
itu, dakwah juga bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian, keadilan, dan kasih sayang
kepada seluruh umat manusia, sehingga menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kata sempurna, kami selaku penulis
dari makalah ini mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa mengembangkan
makalah yang kami buat ini lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah

https://tafsirweb.com/4050-surat-ibrahim-ayat-4.html

https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-14-ibrahim/ayat-4

Tafsir Al-Muyassar

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah

17
Tafsir Al-Mukhtashar

Syaikh Abdurahman bin Nashir as-sa’id Zulharman. Tafsir Al-Qur’an. DARUL HAQ

Zubdatut. Tafsir Min Fathil Qadir

Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. Penerbit Lentera Hati

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

HAMKA. Tafsir Al-Azhar. PT pustaka panjimas

18

Anda mungkin juga menyukai