Anda di halaman 1dari 2

Tari gambyong yang terdapat di uang kertas 5.

000 rupiah yang baru ini merupkan tarian khas dari daerah
Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini biasanya di lakukan oleh beberapa penari wanita dengan gerakan yang
indah dan anggun dengan tarian yang dibagi atas tiga bagian yaitu maju beksan, beksan, dan mundur
beksan.

Tari gambyong merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah.
Pada awalnya tari gambyong ini hanyalah sebuah tarian jalanan atau tarian rakyat. Tari gambyong juga
merupakan tari kreasi baru dari perkembangan tari tayub. Tari gambyong dipertunjukkan pada saat
upacara panen dan hendak akan menanam padi. Masyarakat percaya tarian ini untuk memanggil Dewi
Sri atau Dewi Padi agar ia memberikan berkah kepada sawah mereka dengan hasil panen yang maksimal.

Nama gambyong sendiri sebenarnya berasal dari nama seorang penari kondang pada masa itu, Sri
Gambyong lah namanya. Sri Gambyong yang mempunyai suara yang sangat merdu dan keluwesan dalam
menari telah menarik perhatian banyak orang. Pertunjukkan seni tari tayub yang dilakukannya di jalanan,
bagi banyak kalangan di anggap mempunyai keunikan dan ciri khas yang membedakan tariannya dengan
tarian penari-penari lainnya.

Sehingga semua masyarakat di wilayah Surakarta pada masa itu mengenal dia. Atas permintaan dari
Sinuhun Paku Buwono IV yang pada saat itu memerintah kesunanan Surakarta, Sri Gambyong
menyelenggarakan pementasan dilingkungan kraton Surakarta. Sejak saat itulah tarian yang di bawakan
oleh Sri Gambyong dinamakan sebagai Tari Gambyong.

Sebelum pihak kraton Surakarta menata ulang dan mempatenkan struktur gerakannya, tarian gambyong
ini merupakan tarian rakyat yang digunakan sebagai acara ritual sebelum bercocok tanam. Tujuannya
agar tanaman yang masyarakat tanam diberikan kesuburan dan diberikan panen yang melimpah. Dan
setelah masuk di lingkungan kraton, tarian gambyong ini sering dijadikan sebagai tarian hiburan dan
penyambutan untuk tamu kehormatan. Namun seiring dengan perkembangannya zaman, tari gambyong
ini mulai di tampilkan di kalangan masyarakat luas dan menjadi salah satu tarian tradisional untuk daerah
Jawa Tengah.

Gerakan tarian gambyong lebih menonjolkan gerakan pada kaki, tangan, tubuh, dan kepala. Untuk
gerakan dasarnya yang menjadi ciri khas tarian ini adalah gerakan kepala dan tangan. Pandangan mata
penari sering melihat ke arah jari tangan seiring dengan gerakan tangannya. Pada gerakan kaki bergerak
secara harmonis mengikuti alunan musik pengiring. Dengan gerakan yang bertempo pelan, penari
menari lemah gemulai yang menggambarkan sebuah kelembutan dan keindahan seorang wanita.

Pada penampilannya, tari gambyong terdiri dari tiga bagian yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan
utama (beksan), gerakan penutup (mundur beksan). Saat menari penari sering memperlihatkan ekspresi
wajah yang anggun dengan senyuman yang indah.

Tidak sedikit pula saat ini generasi muda di Surakarta yang tertarik untuk belajar warisan tarian daerah
gambyong tersebut. Dibeberapa sanggar seni, tarian gambyong biasanya mempunyai kelas khusus.
Beberapa pengembangan dan inovasi-inovasi baru terus dilakukan, hingga menghasilkan beberapa jenis
tarian gambyong seperti gambyong sala minulya, gambyong ayun-ayun, gambyong gambirsawit,
gambyong dewandaru, gambyong mudhatama, gombyang apangkur, dan gombyang campursari.

Gerakan tari gambyong sebenarnya merupakan sebuah tari kreasi yang mana gerakan-gerakannya
sebagian besar berasal dari tari tayub. Berbeda dengan tari tayub, pada tarian gambyong pada umumnya
dilakukan pada garis dan gerak yang jauh lebih besar.

Adapun unsur estetis dari gerakan tarian gambyong ini terletak pada kekompakan para penarinya. Para
penari gambyong akan menggerakan tangan, kaki, dan kepala secara bersamaan selaras dengan irama
kendan. Gerakan mata akan selalu mengikuti gerakan tangan yang menjadikan tarian ini harmonis.

Untuk mengawali tarian gambyong, pada umumnya pertunjukan dibuka dengan gending pangkur.
Gending pangkur merupakan bagian maju beksan yang artinya nyanyian awalan tarian yang dilakukan
untuk mengundang para penari naik ke atas panggung. Tari gambyong sendiri terbagi menjadi 3 bagian
yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan.

Pada saat menari, para penari gambyong harus menggunakan kostum khusus berupa kemben yang
bahunya terbuka sampai bagian dadanya. Dan menggunakan kain panjang bermotif batik sebagai
bawahannya.

Para penari juga menggunakan selendang sebagai pelengkap kostum tarian gambyong ini. Biasanya
selendang yang digunakan bewarna kuning. Menurut masyarakat sekitar warna kuning melambangkan
kekayaan dan hijau sebagai lambang kesuburan. Para penari gambyong juga di rias sangat cantik agar
terlihat mempesona ketika menarikan tarian gambyong ini.

Tari gambyong akan selalu diiringi dengan alat musik berupa gamelan dan tembang Jawa. Gong, kenong,
gambang, serta kendang akan selalu dimainkan bersama-sama dengan gerak penari gambyong. Dari
beberapa alat musik tersebut, kendang merupakan alat musik yang paling istimewa. Ini dikarenakan
kendang merupakan panduan bagi para pemusik lainnya dan penari untuk melakukan gerakan atau
bunyi tertentu. Oleh karena itu, kendang juga dijuluki sebagai otot tarian pada tari gambyong ini.

Anda mungkin juga menyukai