Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN

TANAMAN (DPT)
MATERI : VARIETAS TAHAN

Disusun Oleh:

Nama : Fangga Ratama Camada


NIM : 115040201111074
Kelas :G
Kelompok : Senin, 07.30
Asisten : Vivi
Tanggal Pengumpulan Laporan : Senin, 5 Desember 2011

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interaksi antara tanaman dan serangga terjadi secara komplek dan berlangsung
sangat lama dan terus-menerus. Tanaman mengembangkan sistem pertahanan diri
terhadap serangan serangga, sementara serangga berupaya untuk mengembangkan
sistem adaptasi untuk dapat mengatasi sistem pertahanan tanaman.
Fenomena adanya interaksi antara tanaman dengan serangga herbivor telah
lama diketahui, diantaranya adalah ditemukannya tanaman yang tidak atau kurang
diserang hama diantara tanaman-tanaman yang dibudidayakan, sehingga tanaman
tersebut memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman lainnya
yang sejenis. Tanaman yang tidak atau kurang diserang oleh hama tersebut kemudian
disebut sebagai tanaman resisten. Berbagai teori tentang resistensi tanaman ini
kemudian dikembangkan dan dibuktikan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa
tanaman mempunyai suatu mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan tanaman
merupakan sebuah manifestasi respon tanaman terhadap serangan serangga herbivor
untuk menghindari atau mengurangi kerusakan yang ditimbulkannya. Informasi
mekanisme pertahanan tanaman terhadap serangga hama merupakan informasi yang
sangat penting bagi para pemulia tanaman untuk dapat menyilangkan tanaman resisten
dengan tanaman yang berproduksi tinggi, dengan harapan akan dihasilkan tanaman
ideal yang resisten terhadap hama sekaligus memiliki produktivitas tinggi
Varietas tanaman yang tahan terhadap hama akan selalu didambakan petani
dan merupakan salah satu komponen penting dalam pengendalian hama secara
terpadu, oleh karena itu pengadaannya perlu terus diupayakan. Varietas dengan
ketahanan tunggal (vertical resistance) mudah patah oleh timbulnya biotipe hama
baru. Karena itu perlu diupayakan untuk merilis varietas dengan ketahanan horisontal
atau ketahanan ganda (multiple resistance) atau multilini.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi varietas tahan
2. Mengetahui macam sifat ketahanan tanaman
3. Mengetahui mekanisme ketahanan tanaman
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan varietas tahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Varietas Tahan

Varietas tahan merupakan komponen pengendalian hama yang menyerang


tanaman, dalam pemanfaatan varietas bibit unggul.
(Anonymous a, 2011)
Varietas tahan adalah ketahanan tanaman pada serangga meliputi semua ciri
dan sifat tanaman yang memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan
atau daya sembuh dari serangga dalam kondisi yang akan menyebabkan kerusakan
lebih besar pada tanaman lain dari species yang sama.
(Painter, R.H., 1958)
Varietas tahan adalah salah satu komponen teknologi alternatif dalam menekan
serangan hama.
(Arrahman, 2011)
2.2 Macam – Macam Sifat Ketahanan Tanaman
 Ketahanan Vertikal :
Tipe ketahanan ini dikendalikan oleh gen tunggal (monogenik) atau oleh beberapa
gen dan hanya efektif terhadap biotipe hama tertentu.
Secara umum sifat ketahanan vertikal mempunyai ciri-ciri :
- biasanya diwariskan oleh gen tunggal atau hanya sejumlah kecil gen
- relatif mudah diidentifikasi dan banyak dipakai dalam program perbaikan ketahanan
genetik
- menghasilkan ketahanan genetik tingkat tinggi, tidak jarang mencapai imunitas, tetapi
jika timbul biotipe baru maka ketahanan ini akan mudah patah dan biasanya tanaman
menjadi sangat rentan terhadap biotipe tersebut
- biasanya menunda awal terjadinya epidemi, tetapi apabila terjadi epidemi maka
kerentanannya tidak akan berbeda dengan kultivar yang rentan.
 Ketahanan Horisontal :
Memberikan batasan umum ketahanan horizontal sebagai suatu tipe ketahanan nir-
spesifik yang berlaku terhadap semua jenis biotipe dari suatu hama. Varietas dengan tipe
ketahanan demikian dapat diperoleh dengan cara mempersatukan beberapa gen ketahanan
minor ke dalam suatu varietas dengan karakter agronomik yang unggul melalui pemuliaan.
Ciri-ciri khusus dari sifat ketahanan horisontal :
- biasanya memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe
ketahanan vertikal, dan jarang didapat immunitas
- diwariskan secara poligenik dan dikendalikan oleh beberapa atau banyak gen,
- pengaruhnya terlihat dari penurunan laju perkembangan epidemi. Ketahanan
horizontal disebut juga ketahanan kuantitatif. Tanaman yangmemiliki ketahanan
demikian masih menunjukan sedikit kepekaan terhadap hama tetapi memiliki
kemampuan untuk memperlambat laju perkembangan epidemi.
 Varietas Multilini :
Multilini adalah campuran beberapa galur komponennya, masing-masing
dengan fenotipe yang sama tetapi dengan gen yang berbeda untuk ketahanan terhadap
hama khusus. Pengembangan varietas multilini menyangkut suatu program pemuliaan
yang luas untuk mengidentifikasi gen-gen ketahanan dan menyilang-balik galur-galur
isogenik. Dengan cara menyatukan beberapa gen major ke dalam suatu isogenik,
campuran lini-lini tersebut akan menyusun suatu varietas multilini. Varietas multilini
akan memberikan keragaman antara satu dengan yang lain dalam satu pertanaman
sehingga akan mengurangi perkembangan hama. Cara ini merupakan suatu usaha
untuk mengurangi kepekaan genetik yang biasa dialami oleh varietas dengan
ketahanan vertikal.
(Sumarno, 1992)
2.3 Mekanisme Ketahanan Tanaman
- Antixenosis (nonpreference)
suatu mekanisme ketahanan dan suatu tanaman yang mana bisa membuat serangga
menjauhi tanaman, serangga tidak mau menggunakan tanaman sebagai inang.
- Toleran
suatu bentuk mekanisme ketahanan tanaman apabila tanaman tersebut terserang hama
atau penyakit, tanaman itu masih bisa berproduksi
- Antibiosis
Suatu bentuk mekanisme ketahanan tanaman yang melibatkan unsur antibiotik

(Tim Dosen, 2011)


2.4 Kelebihan dan Kekurangan Varietas Tahan
 Kelebihan penggunaan varietas tahan
- Dari segi ekologis mempunyai kekhususan
- Bersifat komulatif, mudah diadopsi oleh petani
- Aman dan Ekonomis
- Dapat menghambat perkembangan serangga yang bertindak sebagai vector penyakit.
- Adanya sifat keserasian dengan cara pengendalian yang lain.
 Kekurangan penggunaan varietas tahan
- Sulit untuk mendapatkan tanaman tahan
- Keterbatasan dari sumber genetic
- Tidak berlakunya sifat ketahanan didaerah dengan kondisi geografik yang Berbeda
- Munculnya biotipe baru akan membatasi waktu dan ruang dan kegunaan batas-batas
ketahanan.
- Trait resistance/ ketahanan yang berlawanan
(Tim Dosen, 2011)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi


 Alat :
Kardus bekas : untuk wadah penyimpanan Cylas formicarius
Modul : Sebagai panduan saat praktikum
Alat Tulis : Mencatat hasil praktikum
Camera : Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
 Bahan :
Ubi Bongkeng (Cylas formicarius) : Sebagai specimen pengamatan
Umbi ubi jalar tahan hama : Sebagai bahan pengamatan
Umbi ubi jalar peka hama : Sebagai bahan pengamatan

3.2 Cara Kerja

Siapkan Alat dan bahan

Masukkan umbi bongkeng pada kardus

Tutup kotak preferensi yang didalamnya


terdapat umbi dan Cylas fomicaricus

Diamkan selama 1 minggu

Lakukan pengamatan

Dokumentasikan

Catat hasil pengamatan

Buat laporan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


Jumlah hama sebelum Jumlah hama sesudah
Bahan Pengamatan Keterangan
No pengamatan pengamatan
1 Umbi yang peka 1 0 Hama Mati
2 Umbi yang tahan - - -

4.2 Analisis Hasil


Hasil pengamatan menunjukkan bahwa varietas ubi yang di gunakan dalam
praktikum ini tahan terhadap hama bongkeng (Cylas formicarius). Di mana setelah ubi
yang terindikasi terserang hama di masukkan dalam kotak preferensi, selama satu
minggu. Setelah satu minggu berjalan dan kotak preferensi di buka, hama yang
sebelumnya menyerang ubi tidak terdeteksi dan terlihat lagi. Hal itu membuktikan
bahwa ubi yang di amati tersebut merupakan ubi yang resisten terhadap hama
bongkeng.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Varietas tahan adalah varietas yang mempunyai kemampuan atau keunggulan
untuk menolak atau menghindar, sembuh kembali dan mentolelir serangan hama
penyakit yang tidak dimiliki oleh varietas sejenis dan pada tingkat serangan yang
sama.
Mekanisme ketahanan tanaman ada tiga macam yaitu :
a. Antixenosis (nonpreference)
suatu mekanisme ketahanan dan suatu tanaman yang mana bisa membuat serangga
menjauhi tanaman, serangga tidak mau menggunakan tanaman sebagai inang.
b. Toleran
suatu bentuk mekanisme ketahanan tanaman apabila tanaman tersebut terserang
hama atau penyakit, tanaman itu masih bisa berproduksi
c. Antibiosis
Suatu bentuk mekanisme ketahanan tanaman yang melibatkan unsur antibiotik
Penggunaan varietas tahan sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan
tersendri, adapun kelebihan dan kekurangan itu antara lain :
Kelebihan penggunaan varietas tahan :
Dari segi ekologis mempunyai kekhususan, Bersifat komulatif, mudah diadopsi oleh
petani, Aman dan Ekonomis, Dapat menghambat perkembangan serangga yang
bertindak sebagai vector penyakit, Adanya sifat keserasian dengan cara pengendalian
yang lain.
Kekurangan penggunaan varietas tahan :
Sulit untuk mendapatkan tanaman tahan, Keterbatasan dari sumber genetic, Tidak
berlakunya sifat ketahanan didaerah dengan kondisi geografik yang Berbeda,
Munculnya biotipe baru akan membatasi waktu dan ruang dan kegunaan batas-batas
ketahanan, Trait resistance/ ketahanan yang berlawanan
5.2 Saran
Jujur saya tidak bisa memberi saran apa – apa, yang bisa saya lakukan hanya
minta maaf secara pribadi kak. Dimana saya dan teman – teman saya sering tidak
bawa spesimen dan bahan praktikum serta sering membuat kakak kesal dan terkadang
marah. Yang bisa saya ucapakan lewat sini adalah terima kasih atas bimbingannya
selama praktikum DPT selama ini dan terima kasih juga atas ilmu – ilmu baru yang
telah kakak berikan dan dapat berguna bagi saya khusunya dan teman – teman saya
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa, 2011 http://www.pikiran-rakyat.com/node/160171. 3 Desember 2011

Arrahman, ayyub.2011.Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada


Tanaman Jagung.Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.Pangkep
Painter, R.H., 1958. Resistance of plants to insects. Annual Review of Entomology 3: 267-290.
Sumarno, 1992. Pemuliaan untuk ketahanan terhadap hama. Prosiding symposium
Pemuliaan Tanaman I. Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia, Komisariat
Daerah Jawa Timur
Tim Dosen Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. 2011. MODUL PENUNTUN
PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. FP UB 2011. Malang

Anda mungkin juga menyukai