Anda di halaman 1dari 4

A.

Resistensi
1. Definisi
Resistensi adalah kemampuan serangga untuk bertahan hidup terhadap
pengaruh insektisida yang biasanya mematikan. Dengan kata lain, hama
mengembangkan resistensi terhadap bahan kimia melalui seleksi alam
sehingga kebanyakan organisme yang bertahan hidup dan meneruskan genetik
/ keturunannya.
2. Jenis - jenis resistensi
a. Resistensi Tunggal
Fenomena dimana hama resisten terhadap satu jenis pestisida yang
telah digunakan.
b. Multipel resistensi
Multiple resistensi adalah fenomena di mana OPT resisten terhadap
lebih dari satu kelas pestisida. Hal ini dapat terjadi jika salah satu
pestisida digunakan sampai menampilkan resistensi hama dan
kemudian lain digunakan sampai mereka resisten terhadap yang satu
itu, dan sebagainya pada
c. Resistensi silang
Resistensi silang / Cross, sebuah fenomena yang terkait, terjadi Ketika
mutasi genetik yang membuat tahan hama ke salah satu pestisida juga
membuatnya tahan terhadap pestisida lain, terutama yang dengan mirip
mekanisme aksi.
3. Penyebab resistensi
Kecenderungan populasi hama untuk mengembangkan resistensi
disebabkan oleh :
1) Pertama
Spesies hama biasanya mampu menghasilkan sejumlah besar keturunan.
Hal ini meningkatkan kemungkinan mutasi genetik dan memastikan cepat
build-up dalam jumlah mutan tahan sekali mutase seperti pernah terjadi.
2) Kedua
Jenis hama telah terkena racun alam untuk waktu yang lama sebelum
timbulnya peradaban manusia. Misalnya, banyak tanaman menghasilkan
phytotoxins untuk melindungi mereka dari herbivora. Sebagai hasilnya,
evolusi bersama herbivora dan tanaman inang mereka diperlukan
perubahan fisiologis dan metabolisme untuk detoksifikasi atau mentolerir
racun.
3) Ketiga
Adaptasi perilaku adalah kemampuan hama berperilaku dalam
menghindari insektisida yang ada di suatu tempat yang telah dipaparkan
dalam hal ini yaitu hama akan pergi ketika suatu tempat mengandung
insektisida dan akan kembali lagi ketika insektisida tersebut telah hilang .
Menanggapi resistensi pestisida, manajer hama / pengendali hama
yang meningkatan penggunaan pestisida akan memperburuk masalah.
Selain itu, ketika pestisida beracun terhadap spesies yang makan pada atau
bersaing dengan hama, populasi hama kemungkinan akan berkembang
lebih lanjut, membutuhkan lebih pestisida. Hal ini kadang-kadang disebut
sebagai pestisida perangkap, atau treadmill pestisida, karena petani terus
membayar lebih untuk kurang menguntungkan.
Serangga predator dan parasit yang hidup pada serangga lain
umumnya memiliki populasi yang lebih kecil dan karena itu sangat kecil
kemungkinannya untuk mengembangkan resistansi daripada sasaran utama
dari pestisida, seperti nyamuk dan mereka yang makan tanaman. Hal ini
dapat menyebabkan timbulnya masalah hama karena spesies ini biasanya
menjaga populasi hama di cek. Tapi predator tahan spesies hama dapat
dibiakkan di laboratorium, yang dapat membantu menjaga populasi hama
bawah.
Sumber lebih sedikit makanan hama semakin besar kemungkinan
adalah untuk mengembangkan perlawanan, karena konsentrasi yang lebih
tinggi terkena pestisida dan memiliki kesempatan lebih sedikit untuk
berkembang biak dengan populasi yang belum terkena. Faktor-faktor lain
dalam kecepatan dengan yang suatu spesies mengembangkan perlawanan
generasi waktu dan fekunditas (generasi lebih pendek dan menyebabkan
lebih banyak keturunan untuk perlawanan lebih cepat).
4. Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya resistensi
Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya resistensi
meliputi faktor genetik, biologi dan operasional (Georgiou, 1983). Faktor
genetik antara lain meliputi frekuensi, jumlah dan dominansi resisten.
Faktor biologi-ekologi meliputi perilaku hama, jumlah generasi per tahun,
keperidian, mobilitas dan migrasi. Faktor operasional meliputi jenis dan
sifat insektisida yang digunakan, jenis-jenis insektisida yag digunakan
sebelumnya, persistensi, jumlah aplikasi dan stadium sasaran, dosis,
frekuensi dan cara aplikasi, bentuk formulasi ,dan yang lain. Faktor
genetik dan biologi-ekologi lebih sulit dikelola dibandingkan faktor
operasional. Faktor genetik dan biologi merupakan sifat asli serangga
sehingga di luar pengendalian kita. Dengan mempelajari sifat-sifat tersebut
dapat dihitung risiko munculnya populasi resisten suatu jenis serangga.
5. Proses terjadinya resistensi
Resistensi di lapangan yang kadangkala diindikasikan oleh
menurunnya efektivitas suatu teknologi pengendalian tidak terjadi dalam
waktu singkat. Resistensi pestisida berkembang setelah adanya proses
seleksi yang berlangsung selama banyak generasi. Resistensi merupakan
suatu fenomena evolusi yang diakibatkan oleh seleksi pada serangga hama
yang diberi perlakuan insektisida secara terus menerus. Di alam frekuensi
individu rentan lebih besar dibandingkan frekuensi individu resisten, dan
frekuensi homosigot resisten (RR) berkisar antara 10-2 sampai 10-13
(Georgiou dan Taylor 1986). Karena adanya seleksi yang terus- menerus
jumlah individu yang peka dalam suatu populasi semakin sedikit dan
meninggalkan individu-individu resisten. Individu resisten ini akan kawin
satu dengan lainnya sehingga menghasilkan keturunan yang resisten pula.
Populasi yang tetap hidup pada aplikasi pestisida permulaan akan
menambah proporsi individu yang tahan terhadap senyawa dan
meneruskan sifat ini pada keturunan mereka. Karena pengguna pestisida
sering menganggap bahwa individu-individu hama yang tetap hidup belum
menerima dosis letal, petani mengambil tindakan dengan meningkatkan
dosis pestisida dan frekuensi aplikasi. Tindakan ini yang mengakibatkan
semakin menghilangnya proporsi individu yang peka. Tindakan ini
meningkatkan proporsi individu-individu yang tahan dan tetap hidup. Dari
generasi ke generasi proporsi individu resisten dalam suatu populasi akan
semakin meningkat dan akhirnya populasi tersebut akan didominansi oleh
individu yang resisten. Resistensi tidak akan menjadi masalah sampai
suatu populasi didominansi oleh individu-individu yang resisten sehingga
pengendalian hama menjadi tidak efektif lagi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju perkembangan resistensi
adalah tingkat tekanan seleksi yang diterima oleh suatu populasi serangga.
Pada kondisi yang sama, suatu populasi yang menerima tekanan yang
lebih keras akan berkembang menjadi populasi yang resisten dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan populasi hama yang menerima tekanan
seleksi yang lemah.
6. Mekanisme Resistensi
Mekanisme resistensi suatu serangga terhadap insektisida dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Peningkatan detoksifikasi (menjadi tidak beracun) insektisida oleh
karena bekerjanya ensim-ensim tertentu seperti ensim dehidroklorinase
(terhadap DDT), ensim mikrosomal oksidase (terhadap karbamat, OP,
piretroid), glutation transferase (terhadap OP), hidrolase dan esterase
(terhadap OP).
b. Penurunan kepekaan tempat sasaran insektisida pada tubuh serangga
seperti asetilkolinesterase (terhadap OP dan karbamat), sistem syaraf
(Kdr) seperti terhadap DDT dan piretroid.
c. Penurunan laju penetrasi insektisida melalui kulit atau integumentum
Seperti yang terjadi pada ketahanan Terhadap kebanyakan insektisida.

Anda mungkin juga menyukai