Anda di halaman 1dari 2

Nama

NIM
Kelas
Dosen

: Randes Yogi Pratama


: 135040201111064
:D
: Antok Wahyu Sektiono, SP. MP.
KETAHANAN VERTIKAL DAN KETAHANAN HORIZONTAL

Varietas tahan adalah ketahanan tanaman pada serangga meliputi semua ciri dan sifat
tanaman yang memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan atau daya sembuh dari
serangga dalam kondisi yang akan menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari
species yang sama (Painter, R.H., 1958).
Varietas Tahan adalah varietas tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak
atau menghindar, sembuh kembali dan mentolelir dari serangan hama atau penyakit yang tidak
dipunyai oleh tanaman lain yang sejenis dan pada tingkat serangan yang sama. Varietas Tahan
merupakan varietas yang mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dan lebih baik
dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat populasi hama yang sama (Samsudin,2008).
Sifat ketahanan varietas ada 2 macam yaitu:
1. Ketahanan Vertikal
Ketahanan vertikal yaitu tipe ketahanan ini dikendalikan oleh gen tunggal
(monogenik) atau oleh beberapa gen dan hanya efektif terhadap biotipe hama tertentu.
Secara umum sifat ketahanan vertikal mempunyai ciri-ciri yaitu biasanya diwariskan oleh
gen tunggal atau hanya sejumlah kecil gen relatif mudah diidentifikasi dan banyak
dipakai dalam program perbaikan ketahanan genetik , menghasilkan ketahanan genetik
tingkat tinggi, tidak jarang mencapai imunitas, tetapi jika timbul biotipe baru maka
ketahanan ini akan mudah patah dan biasanya tanaman menjadi sangat rentan terhadap
biotipe tersebut dan biasanya menunda awal terjadinya epidemi, tetapi apabila terjadi
epidemi maka kerentanannya tidak akan berbeda dengan kultivar yang rentan (Sumarno,
1992).
2. Ketahanan Horisontal
Ketahanan horisontal adalah memberikan batasan umum ketahanan horizontal
sebagai suatu tipe ketahanan nir-spesifik yang berlaku terhadap semua jenis biotipe dari
suatu hama. Varietas dengan tipe ketahanan demikian dapat diperoleh dengan cara
mempersatukan beberapa gen ketahanan minor ke dalam suatu varietas dengan karakter
agronomik yang unggul melalui pemuliaan. Ciri-ciri khusus dari sifat ketahanan
horisontal adalah biasanya memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah dibandingkan
dengan tipe ketahanan vertikal, dan jarang didapat immunitas diwariskan secara
poligenik dan dikendalikan oleh beberapa atau banyak gen, pengaruhnya terlihat dari
penurunan laju perkembangan epidemi. Ketahanan horizontal disebut juga ketahanan
kuantitatif. Tanaman yang memiliki ketahanan demikian masih menunjukan sedikit

kepekaan terhadap hama tetapi memiliki kemampuan untuk memperlambat laju


perkembangan epidemic (Sumarno, 1992).
Jika dihubungkan dengan permasalahan pada mata kuliah ini adalah ketahanan pada
penyakit maka artian yang dihasilkan hamper sama dimana factor penyebab kerusakan pada
tanaman bukanlah hama melainkan pathogen penyebab penyakit. Ketahanan terhadap penyakit
yang secara genetic dikendalikan oleh terdapatnya satu, beberapa atau banyak gen untuk
ketahanan pada tumbuhan di kenal dengan ketahanan sejati (true risistance). Pada ketahanan
sejati, inang dan pathogen sedikit banyaknya tidak cocok antara satu dengan yang lain, baik
karena kekurangan pengenalan kimiawi antara inang dan pathogen atau karena tumbuhan inang
dapat bertahan dengan sendirinya dalam mengatasi pathogen dengan berbagai mekanisme
pertahanan yang telah tersedia, atau aktivasi, sebagai respon terhadap infeksi pathogen. Ada dua
ketahanan sejati yaitu ketahanan horizontal dan ketahanan vertical (agrios, 1996). Ketahanan
horizontal adalah ketahanan yang ditentukan oleh banyak gen atau ratusan gen, sama efektifnya
terhadap semua ras pathogen sedangkan Ketahanan vertical adalah ketahanan yang ditentukan
oleh satu gen atau ditentukan oleh sedikit gen hanya efektif terhadap beberapa ras fisiologi atau
strain pathogen dan tidak menyebabkan ketahanan terhadap ras-ras lainnya (Sumangun, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Ketiga. Penerjemah Busnia, M. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. 467-468p.
Painter, R.H., 1958. Resistance of plants to insects. Annual Review of Entomology 3: 267-290
Samsudin. 2008. Virus Patogen Serangga:Bio-Insektisida Ramah Lingkungan. Develop Useful
Innovation For Famers Rubrik
Sumarno, 1992. Pemuliaan untuk ketahanan terhadap hama. Prosiding symposium Pemuliaan
Tanaman I. Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia, Komisariat Daerah Jawa Timur.
Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada Unversity

Anda mungkin juga menyukai