Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengendalian Secara Genetik


Pengendalian ini lebih ditujukan terhadap usaha-usaha rekayasa genetik
untuk menciptakan tanaman yang tahan terhadap serangan OPT tertentu
ataupun dengan memanipulasi genetik OPT sehingga opt tersebut tidak
dapat berkembang biak. Beberapa tindakan yang termasuk kedalam
pembahasan bab ini adalah:
a. Penggunaan varietas tahan. Merupakan pengendalian paling efektif,
murah dan kurang berbahaya bagi lingkungan. Varietas tahan diperoleh
melalui serangkaian penelitian dengan memecahkan kelemahan dari
hama tertentu. Teknik pengembangan tanaman tahan hama sengaja
memanfaatkan proses pembentukan sifat ketahanan dan perlawanan
tanaman terhadap serangan serangga herbivora yang terjadi secara
koevolusioner di alam. Beberapa contoh pengendalian ini adalah:
- penggunaan Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW) terbukti mampu
mengendalikan haam wereng coklat padi di Indonesia.
- Salah satu varietas jagung yang mengandung 2,4-hydroxy-7-methoxy-
2H-1,4-benxoaxazin-3(4H)-one (DIMBOA) pada jagung untuk
memperoleh ketahanan terhadap penggerek batang jagung Ostrinia.
b. Pengendalian Dengan Serangga Mandul. Disebut juga teknik otosidal
merupakan teknik pengendalian hama dengan pemab\ndulan serangga
jantan, serangga betina atau keduanya. Serangga mandul sudah mulai
banyak diupayakan katrena efektifitasnya mengurangi populasi serangga
tersebut. Misalnya dengan melepas jantan atau betina mandul, maka
ketika terjadi perkawinan, tidak lah terbentuk keturunan dan dalam
jangka waktu tertentu akan sangat mengurangi populasi hama tersebut.
Beberapa contoh pengendalian dengan pemandulan hama:
- Teknik pelepasan jantan mandul secara besar-besaran pernah dilakukan
di Florida, Puerto Rico dan Amerika Selatan untuk pengendalian
screwworm Cochliomyia hominivorax yaitu lalat ayang menyerang
ternak.
- Dapat pula dipadukan dengan teknik pengendalian hayati, yaitu
pelepasan telur Habrobracon hebetor lebih efektif mengendalikan
hama Ephestia cautella bila jenis jantan dimandulkan terlebih dahulu.
Berkembangnya teknologi rekombinan DNA telah membuka peluang untuk
merakit tanaman tahan hama melalui rekayasa genetika. Teknologi ini mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi konvensional, yaitu:
1) dapat memperluas pengadaan sumber gen resisten karena sumber gen tidak
hanya dapat diperoleh dari tanaman dalam satu spesies tetapi juga dari
tanaman lain spesies, genus atau famili, bahkan dari bakteri, fungi, dan
mikroorganisme lainnya
2) dapat memindahkan gen spesifik ke bagian yang spesifik pula pada
tanaman
3) dapat menelusuri stabilitas gen yang dipindahkan atau yang
diintroduksikan ke tanaman dalam setiap generasi tanaman;
4) memungkinkan mengintroduksi beberapa gen tertentu dalam satu event
transformasi sehingga dapat memperpendek waktu perakitan tanaman
dengan resistensi ganda (multiple resistance);
5) dapat menelusuri dan mempelajari perilaku gen yang diintroduksi dalam
lingkungan tertentu seperti kemampuan gen suatu tanaman untuk pindah
ke tanaman lain spesies (outcrossing)
Dampak negatif dari pengendalian genetik tersebut dalam tanaman tertentu
terhadap lingkungan dan organism bukan sasaran.

Anda mungkin juga menyukai