Anda di halaman 1dari 9

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada

tamu-tamu besar di Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, Riau dan


juga Bengkulu. Tarian ini juga terkenal di Malaysia sebagai
tarian wajib kepada tamu besar. Keagungan dalam gerak yang
lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang
ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih
muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu
yang dihormati. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih
hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya
ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari
laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang
pengawal.
DISAIN RIAS
Tata rias menggunakan rias atau make up panggung yaitu menonjolkan
lekuk-lekuk dan garis-garis wajah agar tampak segar dan cantik, karena
fungsi rias yang utama adalah untuk mempercantik wajah.
Tata rias dalam tari persembahan menggunakan rias panggung seperti
fungsi yang telah disebutkan di atas, yaitu untuk mempercantik wajah.
DISAIN BUSANA
Secara umum, di luar fungsi utama busana sebagai penutup tubuh, yang
dapat dipakai untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar. Selain fungsi
utama tersebut busana dapat dipakai sebagai fungsi estetik atau
keindahan, juga untuk menutup kekurangan tubuh si pemakai, misalnya
orang yang gemuk akan terlihat lebih tinggi dan langsing apabila
menggunakan busana dengan warna yang gelap atau motif garis vertikal.
Perancangan busana di dalam tari harus mempertimbangkan kegunaan,
pijakan gerak, pijakan musik iringan, yang kemudian memikirkan jenis
bahan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dengan sifat
bahannya. Disain busana Tari Persembahan dihasilkan dengan pertimbangan
pengembangan unsur-unsur tradisional yang dipadukan dengan unsur
moderen. Pengembangan unsur tradisional tampak pada motif baju garisgaris vertikal yang berpijak pada
motif kain lurik. Kamisol merupakan baju
dalam yang berfungsi sebagai pelapis. Dalam hal ini kamisol sengaja
ditampilkan trasparan dalam balutan baju luar yang berbentuk kebaya
janggan berwarna hijau. Pemilihan warna antara baju dengan kamisol
sengaja dibuat kontras untuk memberi efek warna teatrikal yang tajam.
Baju dijahit menyerupai model kebaya janggan yaitu dengan kerah
syanghai berlengan pendek.dihiasi plisir emas di bagian depan. Disain
bagian bawah menggunakan kain panjang dengan model separo dodot.
Bagian pinggang menggunakan sampur dan sengkelat.
DISAIN RAMBUT
Disain rambut bisa dipakai beberapa model, yaitu menggunakan penutup
kepala, menggunakan model rambut digerai atau diikat, serta model
rambut dengan menggunakan sanggul baik tradisi maupun moderen.
Konsep garap disain rambut untuk tari persembahan berpijak pada bentuk
sanggul tradisional yaitu bentuk sanggul angka delapan berdiri. Dengan
model penataan rambut bagian depan disisir halus ke belakang.

ASESORIS
Asesoris bagian badan yang digunakan meliputi gelang, kalung, subang,
tali ulur. Sedang asesoris bagian kepala meliputi bulu warna hijau dan
kuning yang dipasabg berdampingan agar tampak kontras.sirkan dipasang
di bagian depan sanggul. Tampak belakan bagian tengah sanggul dihias
dengan melati usus-ususan dan bagian atas diberi penetep atau bros.

TARI PIRING
Tari piring (Jawi: ‫ ;تاري ڤيريڠ‬Minangkabau: Tari Piring)
adalah tarian tradisional Minangkabau yang
menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari
mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-
gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring
terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah
dalam silat Minangkabau atau silek.[1] Tari ini
dipopulerkan oleh Huriah Adam. Saat ini, tari piring
dipertunjukkan untuk penyambutan tamu terhormat
atau pembukaan upacara adat. Bersama dengan tari
saman, pendet, dan jaipong, tari ini menjadi tarian
populer Indonesia yang kerap ditampilkan di ajang
promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia.[2]
busana:
laki laki
Kostum yang dikenakan para pria terdiri dari atasan lengan lebar berhias renda benang emas (busana rang
mudo), celana dengan bagian tengah berukuran besar (saran galembong), kain songket (sisamping), ikat
pinggang dari kain songket (cawek songket), serta penutup kepala berbentuk segitiga (destar)
perempuan
Kostum yang dikenakan para penari wanita terdiri atas baju kurung dari kain satin atau beludru, bawahan
kain songket, selendang, penutup kepala berbentuk tanduk khas Minang (Tikuluak tanduak balapak), serta
aksesoris berupa kalung gadang, anting, dan kalung rambai. Pakaian yang digunakan para penaripun
tersebut harus berwarna cerah dan sarat dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
tata rias:
1.Jarik, merupakan konstum yang dikenakan dengan cara dilingkarkan pada tubuh penari atau juga kerap
disebut dengan kemben.
2.Mekak, adalah pakaian yang dikenakan oleh penari sebagai kain penutup bagian dada.
3.Selendang adalah sebuah kain panjang yang dikenakan dengan cara dikalungkan pada leher penari.
Selendang merupakan properti utama tari gambyong yang nantinya akan dimainkan dengan berbagai
gerakan.
4.Sabuk, merupakan sebuah properti kostum tari gambyong yang dikenakan pada pinggang penari dengan
cara diikatkan guna menjaga jarik tetap pada posisinya ketika penari tengah melakukan gerakan.
5.Gelang, gelang yang dimaksud bukanlah gelang sebagaimana yang dikenakan seperti biasa, namun
gelang ini lebih ke arah pernik menghiasi tubuh penari khususnya pada bagian lengan tangan baik kanan
maupun kiri.
6.Kalung, sama halnya dengan gelang, kalung ini berfungsi sebagai pernik yang dikenakan oleh seorang
penari

Aksesoris Tari Piring


Aksesoris para penari piring yang utama sudah pastilah piring. Bukan Tari Piring jika para penarinya
tidak memegang piring di kedua telapak tangannya. Selain piring aksesoris tambahan yang digunakan
yaitu pecahan kaca. Pecahan tersebut digunakan untuk atraksi injak kaca oleh para penari. Tenang tidak
semua para penari menginjaknya, hanya penari senior yang sudah latihan secara khusus saja yang
menginjak pecahan kaca tersebut.
Alat Musik dan Lagu Pengiring Tari Piring
Alat musik rabab Saluang alat musik pengiring tari piring

Talempong alat musik pengiring tari piring

Termasuk tari tradisional yang ada sejak jaman dahulu, sudah pasti tarian ini tidak sembarangan
dilakukan. Begitupun juga dengan musik pengiringnya.

Alat musik pengiring yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring ini ada banyak, beberapa diantaranya
yaitu:
Saluang (mirip seruling bambu),
Rebana,
Gong,
Talempong (alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau),
Rabab (alat musik gesek khas minangkabau),dan lain-lain.
Irama alat musik menyatu menjadi satu perpaduan yang apik dengan gerakan si penari, sehingga dapat
menghipnotis siapa saja yang menyaksikannya. Tarian ini biasanya diiringi oleh musik penayuhan, musik
yang biasanya dialunkan menggunakan lagu :
Takhi Pinghing Khua Belas dan
Takhian Sai Tiusung.
Lagu-lagu tersebut merupakan lagu asli Minangkabau sendiri. Perpaduan antara musik tradisional dan tari
tradisional membuat pertunjukan Tari Piring sangat apik dan disukai banyak orang. Bagi anda yang
penasaran dengan Tari Piring tersebut silahkan datang dan berkunjung ke Minangkabau, Sumatra Barat
atau dapat menyaksikannya di Youtube dan media lain. Menyaksikan dan mendukung perkembangan tari
tradisional membuatnya tetap lestari dan tidak di klaim oleh negara lain. Tradisi Indonesia harus kita jaga,
jika tidak siapa lagi yang menjaga. Salam Putra-Putri Bangsa.
TARI INDANG
Tari indang atau biasa disebut dengan tari dindin badindin
adalah sebuah seni tari tradisional bagian dari macam
macam kesenian daerah di Indonesia yang berasal dari
budaya masyarakat minang, pariaman, provinsi sumatera
barat. Tarian ini sebetulnya merupakan sebuah permainan
alat musik yang dilakukan secara bersama sama. Nama
indang sendiri berasal dari nama alat musik yang bernama
tepuk, alat musik ini adalah alat musik yang digunakan
untuk mengiringi seni tari ini. Indang atau bisa juga disebut
ripai, adalah sebuah instrumen yang dimainkan dengan cara
ditepuk dan memiliki unsur unsur keindahan seni tari. Bentuknya seperti rebana tapi berukuran agak
sedikit lebih kecil dari ukuran rebana.
Penari
Penari Indang atau disebut juga anak indang semula hanya boleh berkomposisi laki-laki. Ini dikarenakan
perempuan tidak diperkenankan untuk mempertontonkan dirinya ke khalayak. Untungnya, seiring
berkembangnya waktu, aturan lama ditinggalkan dan perempuan boleh menarikan tarian ini bahkan
berpasangan dengan para pria. Untuk jumlahnya sendiri, Tari Indang biasanya terdiri dari jumlah yang
ganjil mulai dari 7 hingga 25 penari. Gerakan Tari Indang energik, ceria, dan bersemangat sehingga
membutuhkan stamina dan kemampuan berekspresi ceria yang memadai. Alat musik utama dari Tari
Indang adalah gedang rapa’i atau rebana indang. Ia berfungsi sebagai pengatur tempo dan memeriahkan
suasana penampilan Tari Indang. Namun, kehadiran perkusi satu ini bisa digantikan dengan tepukan pada
lantai panggung ketika beradu dengan gerakan tangan para penari. Gedang rapa’i bisa ditabuhkan oleh
penari atau para pemain musik di samping panggung. Selain itu, ada juga alat musik seperti marwas,
kecrek, biola, akordeon, piano, dan lain-lain. Kalau di penari ada Tukang Alih, di musiknya ada yang
namanya Tukang Zikir. Ia bertugas untuk menyanyikan lagu Indang. Saat tukang zikir menyanyi,
nyanyian akan diulang dan diikuti semua penari secara bersama-sama.
Kostum atau busana yang dikenakan para penari adalah pakaian
adat Minang atau bisa juga pakaian adat Melayu. Biasanya terdiri
dari hiasan kepala, baju yang sedikit longgar, celana longgar hitam,
dan dibalut dengan sarung khas Minang. Warna baju-bajunya juga
ada yang satu macam dan ada yang sampai tiga macam warna.
Khusus perempuan, biasanya mengenakan penutup kepala atau
jilbab. Untuk Tukang Zikir dan pemusik lainnya, bebas
mengenakan pakaian apa saja asalkan sopan (biasanya baju koko
muslim).
Riasan untuk penari maupun pemusik tidak memiliki patokan atau
spesifik harus seperti apa. Baik laki-laki maupun perempuan juga
diberi riasan seperlunya yang penting membuat wajah cerah dan
ceria ketika tampil di depan penonton. Umumnya juga tidak tebal
tata riasnya.
PROPERTI
Tari Indang menggunakan rebana indang sebagai propertinya. Ia didendangkan oleh penari saat
pertunjukkan. Properti ini tidak wajib dan malah sudah mulai jarang digunakan. Rebana indang diganti
dengan tepukan tangan, ke badan atau tepukan ke lantai.
TARI SERIMPI
Tari serimpi berasal dari daerah Surakarta dan
Yogyakarta. Tarian serimpi merupakan salah satu tari
klasik yang dimainkan oleh beberapa penari wanita
cantik dan anggun. Tarian ini menggambarkan
kelemah lembutan dan kesopanan, yang di perlihatkan
dari gerakan yang pelan dan lembut oleh masing-
masing penarinya. Tari Serimpi pada awalnya
merupakan tarian yang bersifat sakral atau mistis dan
hanya dipertunjukkan di lingkungan Keraton
Yogyakarta.
Alat Musik Pengiring Tari Serimpi Sangupati
Dalam penampilannya tari serimpi di iringi oleh alat musik khas dari Yogyakarta, yaitu alat musik
gamelan. Pada saat penari keluar dan masuk, penari di iringi dengan gending sabrangan. Setelah penari
menari, maka di iringi dengan gending ageng atau gending tengahan yang kemudian dilanjutkan dengan
gending ladrang. Ketika adegan perang di iringi dengan ayak-ayakan dan srebengan. Walaupun dulunya
tari serimpi merupakan tarian sakral yang hanya ditampilkan di daerah keraton Yogyakarta saja, namun
pada sekarang ini tarian ini mulai dikenalkan ke masyarakat luas. Jadi itulah pembahasan singkat
mengenai sejarah tari serimpi, gerakan tari serimpi, kostum tari serimpi, alat musik yang mengiringi tari
serimpi serta macam macam dari tari serimpi. Semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan
kamu mengenai tarian serimpi yang merupakan tari daerah dari Jawa Tengah.
Properti Tari Serimpi
Baju
Pada zaman dahulu, penari Serimpi umum menggunakan busana
pengantin puteru Yogyakarta. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu
penggunaan baju bagi penari tersebut pun berubah. Hingga saat ini
penari Serimpi biasa menggunakan baju tanpa lengan. Adapun warna
baju tanpa lengan tersebut adalah hitam. Baju ini sering disebut
sebagai dodotan.

MEKAK
Mekak merupakan baju tambahan bagi penari Serimpi yang terdiri
atas berbagai macam warna. Biasanya warna mekak akan
menyesuaikan dengan jenis maupun latar belakang tarian yang
diselenggarakan. Jika tidak menggunakan mekak, maka penari juga
bisa menggantinya dengan rompi. Sama halnya dengan mekak,
penggunaan rompi juga perlu menyesuaikan dengan latar belakang
maupun jenis tarian.

SELENDANG
Selendang adalah properti wajib pakai bagi penari Serimpi.
Selendang merupakan kain panjang yang memiliki motif batik pada
bagian bawah atau ujung kain tersebut. Biasanya selendang yang
dipakai memiliki warna dasar yang cerah. Warna selendang paling
umum adalah merah dengan motif dan corak berwarna putih.

SANGGUL
Sanggul merupakan rambut tambahan bagi penari Serimpi yang
mana pada bagian dasarnya terdapat tatakan dari kain tertentu.
Sanggul yang digunakan oleh penari tersebut bisa berbentuk oval
maupun bulat sesuai dengan kebutuhan. Properti tersebut dipasang
di kepala dan berfungsi untuk memperindah tampilan si penari.
Biasanya dalam penggunaan sanggul juga diberi tambahan aksesoris
lainnya seperti peniti ceplok, peniti renteng, jepitan atau tusuk
konde. Akan tetapi, aksesoris tambahan yang sering dipakai oleh
penari Serimpi adalah peniti bunga ceplok serta jebehan.

HIASAN KEPALA BURUNG


Para penari Serimpi wajib mengenakan hiasan kepala burung
kasuari. Hiasan tersebut diletakkan pada bagian kepala. Hiasan
kepala khusus ini menampilan bulu-bulu burung kasuari yang
berjumbai indang.

Centhung
Centhung merupakan properti Tari Serimpi yang dipakai pada
bagian kepala penari. Centhung adalah suatu hiasan yang dipakai
pada bagian sanggul maupun gelungan rambut penari persis di
bagian tengah. Properti ini ditujukan untuk memperindah
tampilan sanggul tersebut.

KOKART
Selain centhung, kokart juga merupakan salah satu properti
penari yang digunakan pada bagian kepala. Kokart memiliki
wujud berupa bunga yang terbuat dari bahan pita. Umumnya
kokart dipasang pada bagian sanggulan dan menghadap ke
belakang. Adapun warna kokart yang paling sering dijumpai
adalah hijau dan hitam.

BUNGA MELATI
Properti Tari Serimpi terakhir adalah bunga melati. Dalam
tarian khas Kota Yogyakarta tersebut, bunga melati digunakan
sebagai suatu hiasan untuk memperindah maupun
mempercantik tampilan penari. Biasanya bunga ini dipasang
pada bagian sanggul atau gelungan rambut penari. Dalam upaya
ikut menjaga keberagaman seni dan budaya, maka Anda perlu
bergerak saat ini juga. Seperti halnya dalam konteks Tari
Serimpi.
KERIS
Pada tarian khas Yogyakarta ini, keris telah menjadi
karakteristik yang tidak dapat terbantahkan lagi. Penari
Serimpi akan mengenakan keris dengan cara diselipkan pada
bagian depan busana (stagen). Tidak hanya sembarangan
diselipkan saja, keris dan sarungnya tersebut wajib disilangkan
ke arah kiri. Keris digunakan sebagai media atau alat dalam
adegan perang pada tarian tersebut. Hal ini mengingat bahwa
keris telah memiliki makna tersendiri khususnya dalam budaya
Jawa. Keris diyakini sebagai senjata pusaka yang telah
digunakan sejak lebih dari 600 tahun silam. Di samping itu, keris dan sarungnya juga mempunyai filosofi
manunggaling kawula gusti atau persatuan antara raja dengan rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai