Anda di halaman 1dari 9

Nama : M.

Rofid Hibatullah
NMP : 1550080037

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN MENGGUNAKAN METODE


HAY DAN SILASE

Tentang Pakan Ternak


Dalam industri ternak, pakan ternak adalah urat nadi yang menjamin baik
buruknya produktifitas ternak. Persediaan pakan, pengolahan pakan akan
menentukan kualitas pakan ternak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan
pakan ternak supaya dapat mewujudkan produktivitas ternak yang baik.

Alasan Pakan Ternak Harus Diawetkan


Di Indonesia, sebagai negara yang terletak di wilayah tropis hanya
memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Di musim hujan
banyak sekali rumput hijauan yang tumbuh, sehingga rumput hijauan mudah
untuk didapatkan karena jumlahnya yang sangat melimpah. Tetapi sebaliknya,
ketika musim kemarau tiba rumput hijauan jumlahnya tidak semelimpah seperti
saat musim hujan. Karena itu, selama musim hujan para peternak memanfaatkan
kondisi ini untuk mengumpulkan sebanyak banyaknya rumput hijauan sebagai
persediaan pakan ternak saat musim kemarau tiba.
Sayangnya, rumput hijauan tidak mampu bertahan lama sampai musim
hujan berikutnya tiba dan akhirnya rumput akan membusuk dan tidak layak
diberikan pada hewan ternak. Saat itulah kondisi yang selalu dikhawatirkan oleh
para peternak ruminansia yang kelangsungan usahanya sangat bergantung pada
persediaan bahan pakan hijauan sebagai makanan pokok hewan ternaknya.
Terpaksa para peternak beralih menggunakan bahan pakan lain selain pakan
hijauan seperti limbah pabrik pengolahan makanan seperti ampas tahu dan
sebagainya yang mana kualitasnya tidak sebaik bahan pakan hijauan dan memang
harus dilakukan pengolahan khusus terlebih dahulu untuk meningkatkan
kualitasnya.
Untungnya, ada cara untuk mengawetkan bahan pakan ternak hijauan agar
tetap bisa bertahan selama musim kemarau sampai akhirnya musim hujan tiba.
Ada 2 cara yaitu dengan metode hay dan metode silase/fermentasi. Tentunya
metode ini sangat menguntungkan bagi para peternak karena hasil dari
pengolahan bahan pakan hijauan menggunakan metode hay dan silase mampu
menjaga kualitas dan nutrisi yang terkandung dalam pakan hijauan.

Perbedaan Hay dan Silase


Hay merupakan metode pengawetan bahan pakan hijauan dengan cara
pengeringan. Setelah bahan pakan hijauan dikeringkan kemudian akan dipress dan
disimpan dalam tempat penyimpanan seperti gudang yang tidak lembab dan
terjaga dari air hujan. Hay disimpan dalam kondisi kering dengan kandungan air
12% 20%. Tujuannya supaya bahan pakan selama disimpan tidak ditumbuhi
jamur yang mampu merusak kualitasnya. Pengawetan bahan pakan hijauan
dengan metode hay biasa dilakukan di negara seperti Amerika dan Australia.
Bahan pakan yang digunakan adalah segala jenis pakan hijauan yang disukai
hewan ternak seperti jerami padi, jerami jagung, rumput rumputan, daun kacang
dan masing banyak lagi.
Sedangkan silase adalah motode pengawetan yang mengandalkan proses
fermentasi bakteri anaerob. Proses silase akan berhasil dengan baik ketika tempat
pembuatannya (drum plastik, terpal, bunker) benar benar tertutup dengan rapat.
Manfaat silase banyak sekali, salah satunya dapat mengawetkan bahan pakan
hijauan yang mampu bertahan berbulan bulan, bahkan bisa tahunan jika tempat
penyimpanannya terjamin kerapatannya. Bahan pakan yang digunakan untuk hay
dan silase adalah hijauan yang berkualitas dengan kandungan nutrisi tinggi seperti
rumput gajah, tebon jagung, dan lain lain.
Pengawetan pakan ternak hijauan dengan metode silase dapat dilakukan
baik itu skala besar maupun skala kecil yang mana disesuaikan dengan kebutuhan
serta ketersediaan tempat. Dengan menggunakan metode ini, strategi yang dapat
dilakukan peternak adalah memanfaatkan musim hujan untuk mengambil
sebanyak banyaknya pakan hijauan yang kemudian bisa disimpan untuk
persediaan pakan selama musim kemarau untuk mencegah krisis pakan ternak
tanpa harus khawatir dengan kualitas pakan dan nutrisinya.

1. HAY

Manfaat Pakan Ternak Hay


Pembuatan bahan pakan hay bertujuan untuk menjaga ketersediaan pakan
ternak hijauan ketika krisis sumber bahan pakan hijauan karena kurangnya curah
hujan saat musim kemarau, atau bisa juga dimanfaatkan sebagai bekal hewan
ternak saat diangkut menuju tempat yang jauh. Selain itu, hay adalah pakan ternak
ruminansia yang dapat diperjual belikan sehingga ini merupakan komoditas
yang relatif mudah untuk diperdagangkan.
Sehingga bisa juga dimanfaatkan untuk usaha sampingan bagi peternakan
yang memiliki lahan cukup luas dan mampu memproduksi lebih dari yang
dibutuhkan sehingga dapat menolong para peternak dengan lahan yang sempit.
Pakan ternak hay cukup mudah disimpan, yang terpenting adalah peternak tetap
mengkondisikan tempat penyimpanan pakan ternak hay selalu dalam kondisi
kering, tetapi juga tidak terkena matahari langsung karena jika terlalu kering,
pakan ternak hay akan kehilangan kandungan nutrisinya.
Syarat Bahan Pakan Ternak Hijauan dengan Metode Hay
Untuk menghasilkan pakan ternak hay, tentunya tidak bisa sembarangan
dalam menggunakan bahan pakan ternak. Hal hal yang harus dipertimbangkan
untuk dapat menghasilkan pakan ternak hay yang baik diantaranya:
Bahan pakan ternak memiliki tekstur yang halus
Panen dilakukan ketika menjelang musim berbunga, karena pada masa inilah
kandungan Protein Kasar (PK) tinggi, dan Serat Kasar (SK) serta kandungan
airnya optimal. Sehingga hay dihasilkan tidak berjamur. Serta memiliki
kualitas dan palatabilitas yang tinggi.
Tempat tumbuhnya tanaman hijauan harus berada di area yang subur.

Pengawet yang di Pakai Untuk membuat Pakan Ternak Hay


Amonia cair: berguna untuk memberikan tambahan Nitrogen, mencegah
timbulnya panas, dan memudahkan hijauan untuk dicerna oleh hewan ternak.
Garam dapur (1 2% dari bahan): berfungsi untuk menekan dan
mengendalikan pertumbuhan jamur dan aktivitas mikroba, mencegah
timbulnya panas karena kandungan uap air.

Alat, Bahan, dan Tempat yang Harus Disiapkan:


Mesin pemotong rumput
Alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst Digital Hay Meter Andbale
Sensor)
Rak penjemur
Tali untuk mengikat pakan hay yang sudah kering
Rumput berbatang halus agar mudah dikeringkan
Gudang penyimpanan pakan hay

Metode Pembuatan Hay:


Metode Hamparan
Metode Hamparan yang merupakan metode sederhana, dilakukan
dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka
di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering.
Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30%
(tanda: warna kecoklat-coklatan).

Metode Pod
Metode Pod dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai
tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air
50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga,
berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay
yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna gosong) yang akan
menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

Tahapan cara membuat pakan ternak hay:


Potong rumput/hijauan menggunakan mesin chopper. Setelah itu bisa
dilanjutkan proses pengeringan. (Penjemuran bisa dilakukan dengan
memanfaatkan sinar matahari atau menggunakan dryer).
Menggunakan sinar matahari: bisa dilakukan pada tempat terbuka, hijauan
dihamparkan dan dibolak balik setiap 2 jam. Lakukan penjemuran sampai
kandungan air mencapai 12% 20%.
Menggunakan dryer/mesin pengering: hijauan dimasukkan ke dalam mesin
pengering dengan suhu 100 250 derajat celcius, pengeringan dilakukan
sampai kandungan air sudah mencapai 12 20%.
Periksa kandungan air pakan hay menggunakan alat pengukur kandungan air
hay (Delmhorst Digital Hay Meter and Bale Sensor).
Jika kandungan air hay sudah sesuai, maka hay siap untuk diikat dan
kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan.
Selanjutnya mengukur suhu gudang penyimpanan pakan ternak hay dan
pastikan agar udara dalam ruang tidak lembab dan memiliki atap yang
menjaga dari sinar matahari langsung maupun air hujan. Periksa juga
lantainya agar benar benar bersih dan kering.
Ciri-ciri hay yang baik:
Tidak kotor dan tidak berjamur.
Tetap berwarna hijau meskipun ada yang berwarna kekuningan.
Tidak banyak daun yang rusak.
Tidak terlalu kering, jika terlalu kering akan mudah patah.
Hijauan masih berbentuk jelas dan utuh.

2. SILASE
Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan
dalam kantong plastic yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses
fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan
bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis
Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH
4). Oleh karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang
tersimpan dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup rapat, sehingga
proses silase berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh
bakteri lain dan jamur.
Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak
Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa
penghujan (kemarau) yang panjang.
Untuk meyimpan dan menampung pakan hijauan yang berlebih pada saat
musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat musim
kemarau.
Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik
seperti protein yang tinggi.
Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil
agroindustri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit,
ampasa tahu,tumpi jagung, janggel jagung.

Bahan-bahan untuk pembuatan sialase:


Tetes tebu (molasses) = 3% dari bahan silase
Dedak hulus =5% dari bahan silase
Menir =3.5% dari bahan silase
Onggok = 3% dari bahan silase
Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase
Silo atau kantong plastik.

Cara membuat Silase


Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 5-10 cm dengan menggunakan
parang, atau dengan menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang
kecil tujuannya agar rumput yang dimasukkan dalam silo dalam keadaan
rapat dan padat sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran.
Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan
sehingga tidak ada rongga udara.
Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk
menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada
ruang kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan
ditutup rapat, dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik, atau
kantong plastic yang diisi dengan tanah.

Cara pengambilan silase


Sesudah enam sampai delapan (6 8) minggu proses ensilase telah selesai,
dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenyas. Proses silase yang
benar dapat bertahan satu sampai dua (1 2) tahun, bahkan lebih.
Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.
Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih
dahulu.
Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya,
dan tutup rapat kembali silasenya, agar silesa tidak mudah rusak.

Ciri-ciri silase yang baik.


Rasa dan wanginya asam.
Warna pakan ternak masih hijau.
Teskstur rumput masih jelas.
Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbangtan, Balai Penelitian dan Pengembangan. 2003. Karakteristik


organoleptissilase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) akibat
penambahan kulturmikroba campuran. Jawa Tengah.
Bolsen KK, Ashbell G, Wilkinson JM. 2000. 3 Silage additives. Di dalam
WallaceRJ, Chesson A, editor. Biotechnology in animal feeds and animal
feeding. Weinheim. New York. Basel. Cambridge. Tokyo: VCH. p 33-54.
http://kambingperahbandung.blogspot.co.id/2012/03/teknologi-pengolahan-
pakan-ternak.html.

Lukito. 2016. Cara Membuat Pakan Ternak Awet dengan Metode Hay dan Silase.
Diakses 10 Oktober 2017. https://www.rumahmesin.com/cara-membuat-
pakan-ternak.

McDonald P, Henderson AR, Heron SJE. 1991. The Biochemistry of Silage.


Britain: Chalcombe Publication.

Anda mungkin juga menyukai