Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013
I
PENDAHULUAN
Makanan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman
dalam bentuk daun-daunan, seperti jenis rumput, leguminosa dan limbah
pertanian lainnya. Tersedianya hijauan makanan ternak dalam jumlah dan mutu
yang memadai adalah sangat penting dalam usaha peningkatan produksi
peternakan, khususnya untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan
domba. Disamping untuk kebutuhan hidup pokok, pakan hijauan bagi ternak juga
berfungsi untuk kebutuhan produksi.
1.2 Tujuan
LANDASAN TEORI
Pembuatan hay adalah metoda yang sudah sangat lama / tua mereka
lakukan. Metoda ini dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
sederhana, dan biaya yang paling rendah. Metoda ini dilakukan peternak di
seluruh dunia, pelaksanaannya berbeda-beda namun semua mengikuti prinsip
dasar yang sama, yaitu mengurangi kadar air yang terkandung dengan
mempertahankan kandungan nutrisi sebanyak mungkin.
Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara
mengeringkan hijauan. Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %,
hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur.
Jamur akan merusak kualitas hijauan yang diawet menjadi hay. Pengeringan dapat
dilakukan dengan pengeringan alami (Sinar matahari) atau menggunakan mesin
pengering (Dryer) sampai mencapai kadar air tertentu.
Batasan kadar air ini tergantung dari bentuk hay yang dibuat agar dalam
penyimpanannya tetap baik kualitasnya, yaitu bila dalam keadaan lepas maksimal
kadar airnya 25%, di press dengan bentuk bal 20-22%, yang dicacah 18-20%, dan
yang dibuat kubus atau wafer (17%) (Taylor, 1995). Apabila pelaksanaan
pembuatan hay sesuai dengan prosedur yang benar, maka kualitas hay setara
dengan bahan bakunya (Weiss dan Underwood, 1995). Hay juga dapat dibentuk
seperti pellet, keuntungannya selain efesiensiruang enyimpanan/pengangkutan/
penanganan, juga bias menghilangkan suasana berdebu, mengurangi sisa pakan,
mencegah selektivitas pakan oleh ternak, mengurangi senyawa pathogen,
menyebabkan pati lebih mudah dicerna, meningkatkan palatabilitas dan
meningkatkan konsumsi pakan dengan waktu yang lebih pendek (Winowiski,
1995).
- Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.
- Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar
protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang
diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna gosong) yang akan menyebabkan
turunnya palatabilitas dan kualitas.
Agar hay dapat lebih awet disimpan, maka biasanya diberi pengawet. Adapun
macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl),
asam propionic, dan amonia cair.
a. Garam:
b. Asam propionic:
c. Amonia cair:
1. Metode Hamparan
2. Metode Pod
Bahan
Langkah Kerja
Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas,
tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.
Kerugian pada pembuatan hay dapat terjadi pada saat pra pembuatan,
proses pembuatan maupun pada pasca pembuatan.
PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari pembuatan hay dapat kita uji tingkat
keberhasilannya bias dengan cara organoleptik atau melihat dari warna, texture,
kebersihan, bentuk fisik, kemudian aromanya. Dan yang paling penting adalah
dalam pembuatan hay, tingkat palatabilitasnya terhadap ternak serta bebas dari
jamur yang bias menjadi bibit penyakit bagi ternak yang dipelihara. Adapun
kelebihannya daripembuatanhay yaitu cukup ekonomis dalam segi biaya dan
cukup praktis, dan akan lebih praktis jika telah menggunakan teknologi modern
seperti yang ada di Negara-negara subtropics. Namun kerugiaannya yaitu kualitas
hay yang berasal dari jerami yang memang kandungan nutrisinya masih rendah
sehingga butuh waktu lama dan perlakuan yang lain untuk memaksimalkannya.
IV
KESIMPULAN
- Pengeringan bias melakukan sinar matahari atau dengan mesin pemanas, yang
terpenting dapat dicapai kadar air 12-20% dan dapat diukur dengan
menggunakan Delmhorst digital hay meter and bale sensor. Yang kemudian
disimpan dalm gudang dengan kelembaban yang rendah.
- Kriteria hay yang baik yaitu warna hijau cerah (atau kekuningkuningan), daun
halus tidak mudah patah, aromanya harum, bebas jamur dan kotoran, serta
mempunyai nilai palatabilitas tinggi serta nilai nutrisi yang tinggi juga.
DAFTAR PUSTAKA
LIPTAN., 2010. Hay press, Salah satu alternative pengawetan pakanj di NTT,
BAlai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT. Kupang