Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI PAKAN

PENGOLAHAN HIJAUAN SECARA FISIK

Disusun Oleh :

Kelompok 6

ARIS RISWARA 200110110092


FAJAR RIZKY 200110110093
HARISA SABATIANA 200110110094
IIP LATIPAH 200110110095
WAHYU TEJAKUSUMA 200110110096

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2013
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Makanan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman
dalam bentuk daun-daunan, seperti jenis rumput, leguminosa dan limbah
pertanian lainnya. Tersedianya hijauan makanan ternak dalam jumlah dan mutu
yang memadai adalah sangat penting dalam usaha peningkatan produksi
peternakan, khususnya untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan
domba. Disamping untuk kebutuhan hidup pokok, pakan hijauan bagi ternak juga
berfungsi untuk kebutuhan produksi.

Negara-negara tropis yang mempunyai dua musim mengalami fluktuasi


dalam penyediaan hijauan pakan. Musim penghujan merupakan musim yang
banyak akan hijauan pakan dan bahkan sering berlebih, sedangkan pada musim
kemarau merupakan musim paceklik sehingga seringkali hijauan yang ada
mempunyai kualitas yang rendah. Produksi hijauan disaat berlimpah hendaknya
disimpan dengan berbagai cara pengawetan antara lain dibuat menjadi hay. Di
negara negara maju, hay dibuat dari hijauan yang dikeringkan lalu digulung
dengan menggunakan mesin.

Dalam prinsip pengolahan hijauan makanan ternak secara fisik dapat


dilakukan secara alami yaitu pengeringan melalu sinar matahari atau bisa juga
dilakukan menggunakan mesin pengering (dryer). Untuk mendapatkan kualitas
hay yang baik harus diimbangi dengan teknik yang benar dan ketelitian, sehingga
dibutuhkan pembelajaran lebih mendalam mengenai pembuatan hay untuk
mendapatkan hasil optimal.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui pengertian hay dan tujuan pembuatan hay


b. Memahami kinerja cara pembuatan hay
c. Mengetahui kriteria hay yang baik
1.3 Kegunaan

a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian serta tujuan pembuatan hay


b. Agar mahasiswa memahami kinerja cara pembuatan hay
c. Agar mahasiswa mengetahui criteria hay yang baik
II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Tujuan Pembuatan Hay

Hay adalah hijauan pakan, berupa rerumputan/leguminosa yang disimpan


dalam bentuk kering berkadar air 12-20%. Pembuatan Hay bertujuan untuk
menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode
berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memiliki daya cerna yang lebih
tinggi (Linn dan Martin, 1993). Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar
tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk
jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan
pakan hijauan pada musim kemarau. Ada dua metode pembuatan Hay yang dapat
diterapkan yaitu metode hamparan dan metode pod (Harding, 1978).

Negara-negara subtropis yang mempunyai empat musim, membuat hijauan


awetan kering yang disebut hay atau hooi untuk menghadapi musim salju
(Kirchgener, 1997), di saat hijauan segar tidak akan didapatkan. Hijauan awetan
kering kurang populer di negara tropis, karena hijauan pakan boleh dikatakan
tersedia sepanjang tahun. Namun kenyataannya pada musim kemarau, lebih-lebih
kemarau panjang, hijauan pakan sulit didapatkan dan kalaupun ada hijauan
tersebut mempunyai kualitas yang sangat rendah.

Pembuatan hay adalah metoda yang sudah sangat lama / tua mereka
lakukan. Metoda ini dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
sederhana, dan biaya yang paling rendah. Metoda ini dilakukan peternak di
seluruh dunia, pelaksanaannya berbeda-beda namun semua mengikuti prinsip
dasar yang sama, yaitu mengurangi kadar air yang terkandung dengan
mempertahankan kandungan nutrisi sebanyak mungkin.

Tujuan pembuatan Hay:

- Untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu


pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya, sebab tanaman
yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.
- Tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan
untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam
mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.

2.2 Prinsip dasar pembuatan hay

Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara
mengeringkan hijauan. Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %,
hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur.
Jamur akan merusak kualitas hijauan yang diawet menjadi hay. Pengeringan dapat
dilakukan dengan pengeringan alami (Sinar matahari) atau menggunakan mesin
pengering (Dryer) sampai mencapai kadar air tertentu.

Batasan kadar air ini tergantung dari bentuk hay yang dibuat agar dalam
penyimpanannya tetap baik kualitasnya, yaitu bila dalam keadaan lepas maksimal
kadar airnya 25%, di press dengan bentuk bal 20-22%, yang dicacah 18-20%, dan
yang dibuat kubus atau wafer (17%) (Taylor, 1995). Apabila pelaksanaan
pembuatan hay sesuai dengan prosedur yang benar, maka kualitas hay setara
dengan bahan bakunya (Weiss dan Underwood, 1995). Hay juga dapat dibentuk
seperti pellet, keuntungannya selain efesiensiruang enyimpanan/pengangkutan/
penanganan, juga bias menghilangkan suasana berdebu, mengurangi sisa pakan,
mencegah selektivitas pakan oleh ternak, mengurangi senyawa pathogen,
menyebabkan pati lebih mudah dicerna, meningkatkan palatabilitas dan
meningkatkan konsumsi pakan dengan waktu yang lebih pendek (Winowiski,
1995).

Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Hay :

- Bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering

- Dipanen pada awal musim berbunga.

- Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.

- Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar
protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang
diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna gosong) yang akan menyebabkan
turunnya palatabilitas dan kualitas.

Perlakuan fisik seperti pemotongan/pencacahan dan penggilingan belum tentu


mempengaruhi komposisi kimia jerami padi. Untuk memperbesar luas permukaan
bahan pakan dapat dilakukan dengan cara penggilingan. Pengurangan ukuran
parikel tersebut akan menaikkan kecernaan in vitro. Di lain pihak, penggilingan
akan menaikkan bahan organic yang hilang, menaikan konsumsi dan laju pakan
dalam rumen sehingga akan menurunkan kecernaan in vivo (Doyle et al., 1986)

2.3 Bahan tambahan

Agar hay dapat lebih awet disimpan, maka biasanya diberi pengawet. Adapun
macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl),
asam propionic, dan amonia cair.

a. Garam:

Sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas


karena kandungan uap air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat
menekan pertumbuhan jamur.

b. Asam propionic:

Sebagai fungicidal dan fungistalic yaitu mencegah dan memberantas jamur


yang tumbuh serta tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun
pemberian untuk hay yang diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan.

c. Amonia cair:

Sebagai fungicidal dan pengawet, mencegah timbulnya panas, meningkatkan


kecernaan hijauan tersebut dan memberikan tambahan N yang bukan berasal dari
protein (NPN). Sekarang banyak di jual bahan tambahan ini disebutnya Inoculan.

2.3 Proses pembuatan hay

Hijauan segar yang terkumpul di gelar dalam tumpukan setipis mungkin


saat dijemur dibawah sinar matahari. hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama
pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara 12-20 % .
Metoda penjemuran:

1. Metode Hamparan

Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara menghamparkan


hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap
hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini
biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan)
Contohnya : menghamparkan jerami jagung yang sudah dipotong-potong
dilapangan terbuka dibawah sinar matahari. setiap hari dilakukan pembalikan
berulang-ulang sampai kering baru bisa disimpan dan dapat digunakan pada saat
musim paceklik pakan ternak.

2. Metode Pod

Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan


hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air 50%). Hijauan yang akan
diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar
dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak
berwarna gosong) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
pembuatan hay dengan model pod diperlukan sedikit tambahan biaya, diperlukan
rak sebagai tempat menyimpan jerami jagung yang telah dijemur selama 1-3 hari.
rak tempat menyimpan jerami jagung dapat berbentuk tripod yaitu rak jerami
berkaki tiga atau tetrapod (rak dengan kaki 4)pilihan rak mana yang akan dipilih
tidak mengikat, pastinya rak dapat digunakan untuk menyimpan jermai jagung
selama 3-6 minggu sebelum digunakan sebagai pakan ternak.

2.4 Langkah Pembuatan Hay


Alat

Sabit rumput/gunakan mesin pemanen rumput.

Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput


yang akan dikeringkan.
Alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst digital hay meter andbale
sensor).

Gudang untuk menyimpan hay.

Tali untuk mengikat hay yang sudah kering.

Bahan

Rumput yang berbatang halus sehingga mudah dikeringkan.

Langkah Kerja

1. Sabit rumput dikebun rumput.

2. Lakukan penimbangan berat rumput.

3. Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur,


jika lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring,
hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung
tercapainya kandungan air antara12-20 %.

4. Bila memakai dryer, hijauan dimasukkan ke pengering. Lakukan


pemotongan dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut.
Gunakan suhu pengering 100-2500C, hentikan bila kandungan air sudah
mencapai 12-20 %.

5. Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur


kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).

6. Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay.

Adapun kriteria hay yang baik :

Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan.

Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas,
tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.

Tidak kotor dan tidak berjamur.


Aroma harum

Disukai Ternak dan gizi tinggi

2.5 Keuntungan dan Kerugian Pembuatan Hay

Keuntungan pembuatan hay adalah kwantitas zat makanan relatif lebih


lama dapat dipertahankan, kehilangan zat makanan dilapangan dapat dikurangi
dengan pemotongan hijauan pada stadium pertumbuhan yang tepat, kehilangan zat
makanan selama pengawetan dan penympanan dapat dikurangi bila menggunakan
peralatan tambahan pada waktu penjemuran dan hay yang dihasilkan dari proses
pengawetan yang baik dapat dipertahankan keawetannya dalam waktu yang lama
dengan sedikit kehilangan zat makanan yang dikandungnya. Pembuatan hay
bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak menganggu
pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan
memiliki daya cerna yang lebih tinggi. Tujuan khusus pembuatan hay adalah agar
tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk
jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan
pakan hijauan pada musim kemarau.

Kerugian pada pembuatan hay dapat terjadi pada saat pra pembuatan,
proses pembuatan maupun pada pasca pembuatan.

1. Kerugian Pra Pembuatan

Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga


(berkadar protein tinggi, serat kasar dan kadar air optimal), sehingga hay yang
diperoleh tidak berjamur yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan
kualitas. Di Indonesia limbah pertanian terutama jerami padi banyak diolah
menjadi hay karena hasilnya berlimpah, tidak perlu menanam khusus tinggal
mengumpulkan saja sehingga penggunaannya menjadi sangat popular, meskipun
rendah nutrisi. Sehingga perlu perlakuan khusus dengan penambahan garam atau
baking soda untuk meningkatkan palatabilitas, penekanan jamur ataupun
kebakaran spontan bisa juga ditambahkan bahan pengawet lainnya. Selain itu
chopp juga sangat penting untuk meningkatkan kecernaan.
2. Kerugian Proses Pembuatan

Kerugian yang terjadi pada pembuatan hay dilapangan dapat disebabkan


oleh shattering,respirasi dari hijauan yang dipotong sampai sel-sel tanaman mati,
kerugian akibat fermentasi dan bleaching dan kerugian zat-zat makanan karena
leaching.
III

PEMBAHASAN

Pengolahan fisk hijauan dengan cara pengeringan untuk menurunkan


kadar air dengan kisaran 8-15% dalam hijauan sehingga dapat disimpan lebih
lama dan disediakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hijauan saat musim
kemarau yang memang pertumbuhan hijauan atau rumput sangat terbatas.
Didukung dengan letak geografis Negara kita di Negara tropis menjadi lebih
efisien dalam hal pembuatan hay untuk cadangan makanan ternak, terutama
ternak ruminansia yang membutuhkan cukup serat kasar untuk proses fisiologis
pencernaannya.

Dalam prinsipnya pembuatan hay dilakukan dengan pengeringan, baik


dilakukan menggunakan sinar matahari atau mesin pengering, tergantung dari
cuaca serta jumlah produksi hay yang akan dibuat, serta biaya yang tersedia untuk
proses pembuatan hay. Selain itu, suhu, luas permukaan bahan serta aliran udara
berpengaruh dalam lamanya waktu pengeringan sampai mencapai target. Jenis
tanaman juga berpengaruh terhadap proses pembuatannya, sebaiknya dipillih jenis
tanaman yang daunnya halus serta waktu panen saat pertama berbunga, karena
kandungan nutrisi yang baik.

Hasil yang diperoleh dari pembuatan hay dapat kita uji tingkat
keberhasilannya bias dengan cara organoleptik atau melihat dari warna, texture,
kebersihan, bentuk fisik, kemudian aromanya. Dan yang paling penting adalah
dalam pembuatan hay, tingkat palatabilitasnya terhadap ternak serta bebas dari
jamur yang bias menjadi bibit penyakit bagi ternak yang dipelihara. Adapun
kelebihannya daripembuatanhay yaitu cukup ekonomis dalam segi biaya dan
cukup praktis, dan akan lebih praktis jika telah menggunakan teknologi modern
seperti yang ada di Negara-negara subtropics. Namun kerugiaannya yaitu kualitas
hay yang berasal dari jerami yang memang kandungan nutrisinya masih rendah
sehingga butuh waktu lama dan perlakuan yang lain untuk memaksimalkannya.
IV

KESIMPULAN

- Hay merupakan hijauan pakan, berupa rerumputan/leguminosa yang disimpan


dalam bentuk kering berkadar air 12-20%.

- Pengeringan bias melakukan sinar matahari atau dengan mesin pemanas, yang
terpenting dapat dicapai kadar air 12-20% dan dapat diukur dengan
menggunakan Delmhorst digital hay meter and bale sensor. Yang kemudian
disimpan dalm gudang dengan kelembaban yang rendah.

- Kriteria hay yang baik yaitu warna hijau cerah (atau kekuningkuningan), daun
halus tidak mudah patah, aromanya harum, bebas jamur dan kotoran, serta
mempunyai nilai palatabilitas tinggi serta nilai nutrisi yang tinggi juga.
DAFTAR PUSTAKA

Guenia 2010, http://guineapigsloverindonesia.wordpress.com/2010/12/03/


pembuatan-dan-pengawetan-hay-by-bro-okutet/ (Diakses pada tanggal 29
oktober 2013 pukul 20.00)

LIPTAN., 2010. Hay press, Salah satu alternative pengawetan pakanj di NTT,
BAlai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT. Kupang

Nining 2008, http://teknopakan.blogspot.com/2008/04/pengolahan-pakan-


hijauan.html (Diakses pada tanggal 29 oktober 2013 pukul 20.00)

Soejono Moehamad, 1998. TEknologi Pakan Untuk Ternak Ruminansia,


Universitas Gadjah Mada, Di Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai