Anda di halaman 1dari 19

9.

PAKAN FERMENTASI UNTUK KAMBING

Pakan fermentasi didapat dengan melakukan fermentasi dengan bakteri seperti Starbio atau
EM4 pada bahan baku seperti jerami, rumput kering atau bungkil / ampas. Beberapa cara
pembuatan pakan fermentasi antara lain fermentasi jerami, bokashi, fermentasi hbijauan dan
pakan lengkap.

Salah satu permasalahan dalam pengembangan ternak Kambing dan domba adalah
ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.Karena itu, perlu suatu trobosan dalam
mengatasi masalah pakan.Salah satu upaya trobosan tersebut adalah dengan menggunakan
teknologi fermentasi. Dengan fermentasi, kita dapat memanfaatkan hasil samping budidaya
tanaman pangan dan perkebunan masih mudah didapat dalam jumlah banyak di sekitar
kita.Di samping itu, Pakan hijau yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi
sebagai persediaan pakan, terutama jika pakan hijau berkurang di musim kemarau.

Keuntungan Pakan Fermentasi

Memberikan pakan fermentasi kepada ternak mempunyai banyak keuntungan, yaitu:

 Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat


 Memperbaiki proses pencernakan
 Lebih kebal terhadap penyakit
 Meningkatkan produksi susu
 Menjadikan susu dan daging kambing menjadi tidak prengus
 Mengurangi bau kotoran dan air kencing
 Kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik

Penggunaan hijauan fermentasi juga dapat menghilangkan efek buruk yang sering menyertai pemberian hijauan
segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang basah terkena air hujan sering membuat kambing
mencret. Kambing sering kembung jika memakan legum muda atau jenis tertentu. Tak kalah penting, beberapa
peternak membuktikan kasus cacingan menurun semenjak menggunakan pakan fermentasi.

1. Fermentasi Jerami Sistem Silo

Bahan dan Ukuran

• 1000 Kg : jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai (titen Jawa)
• 20-25 Lt : tetes bila tidak ada dapat diganti gula
• 6-7 Lt : STARBIO, bila di daerah belum ada dapat diganti dengan EM4.
• 5-6 Kg : Urea untuk menambah kandungan protein makanan
• 250-300 Lt. : Air untuk melarutkan starbiodan tetes/15Lt untuk jerami basah

Peralatan

• Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai
kemampuan dan jumlah ternak

• Alat pemotong sabit atau sejenisnya

• Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik


Cara Membuat

1. Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam
supaya dicat agar tidak berkarat
2. Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan
ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang ada
3. Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan
bahan-bahan di atas.
4. Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets
starbio dan air.
5. Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram
larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami
kelihatan basah.
6. Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami
dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak
supaya padat.
7. Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.
8. Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan
kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo
supaya ditutup kembali dengan rapat.
9. Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan
air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.

Cara memberikan :

• Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore dengan ukuran: boot kambing x 3% pakan
kering (jerami yang telah difermentasi).

• Ditambah makan tambahan berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor

 Keterangan :

• Apabila waktu petama kali tenak diberi pakan tersebut tidak langsung mau supaya dilatih
sedikit demi sedikit sampai mau makan dengan lahap

• Agar ternak cepat gemuk perlu diberi makan lain yang kadar proteinnya tinggi seperti
pemberian katul konsentrat.

• Air minum supaya tetap tersedia (jangan sampai telat).


2. Fermentasi Jerami Sistem Terbuka

Masalah pakan ternak memang menjadi pertimbangan utama jika ingin usaha di bidang peternakan.Ketersediaan
pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk
menyediakan pakan ini menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%.Besarnya biaya
tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan. Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
domba, dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak
nonruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat
tinggi.

Oleh karena itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, seperti
vegetasi alami, hijauan introduksi, dan produk samping pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang
memiliki produk samping pertanian yang cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun. Namun, pemanfatan
produk samping pertanian tersebut untuk bahan pakan ternak ruminansia belum optimal. Penyebabnya adalah
kurang disukai ternak dan kualitas gizinya rendah, sementara pakan hijauan lain masih banyak tersedia terutama
dari vegetasi alami.

Namun demikian pada musim kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga perlu
diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain seperti produk samping pertanian. Jerami padi merupakan salah
satu produk samping pertanian yang tersedia cukup melimpah. Namun, jerami padi tergolong bahan pakan yang
berkualitas rendah, karena kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh
karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal, terutama untuk ternak ruminansia. Balai Penelitian Ternak
(Balitnak) di Ciawi, Bogor telah berhasil meningkatkan nilai gizi jerami dengan cara yang sederhana, yaitu
fermentasi dan amoniasi

Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi

Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan agar kualitas biomassa/ jerami padi meningkat
dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami padi fermentasi dilakukan secara terbuka
selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan agar terhindar
dari hujan dan sinar matahari langsung.

Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan
penyimpanan. Agar proses fermentasi berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea,
sedangkan untuk membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak).

Setiap 1 ton jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg. Jerami padi
yang baru dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan pada suatu tempat yang telah
disediakan. Jerami ditimbun setinggi ±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion,
ditumpuk lagi
sampai tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari agar proses
fermentasi berlangsung dengan baik.

Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah sinar matahari atau
dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami padi fermentasi yang telah kering dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan
domba. Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini dapat disimpan
hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi cukup sederhana, mudah dan murah
sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.

Nilai Gizi dan Pemanfaatannya

Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna kecoklat-coklatan dan
tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa
fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi
memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.

Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi fermentasi dan dedak padi
sebagai pakan memberikan keuntungan sekitar Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya
saja. Dengan teknologi ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari hanya
memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan jerami padi fermentasi
sebagai ransum dasar untuk sapi potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan

3. Pakan Komplit dengan hijauan

Selain penerapan fermentasi bahan utama pakan hijauan, saat ini sudah berkembang pembuatan pakan komplit
untuk kambing dan domba.Teknologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan bahan pakan ternak yang
biasanya berkualitas rendah (kurang protein dan energi) serta kurang ramah lidah.Jerami padi, tongkol jagung,
tebon jagung (batang dan daun jagung sisa panen), jerami kacang tanah, kulit buah, bungkil kelapa dan
ampasnya merupakan beberapa bahan pakan yang dapat digunakan sebagai sumber pakan berkualitas bagi
ternak kambing dan domba.

Peternak kambing yang sudah menerapkan teknologi pakan fermentasi, sebaiknya sekalian menggunakan pakan
komplit fermentasi, atau menurut istilah kerennya ‘burger pakan’. Pembuatan burger pakan cukup dengan 3 – 7
hari pemeraman dalam wadah tertutup rapat. Pakan komplit fermentasi yamg bagus berbau harum bercampur
asam, warna segar tidak jauh berubah dengan warna saat diracik, tidak berjamur, dan pH 3,5 – 4,0.

Berikut ini contoh pembuatan pakan komplit untuk ternak Kambing dan Domba

Bahan :

Bahan berasal dari sumber daya lokal yang tersedia, terdiri atas limbah pertanian seperti
tebon jagung , jerami dan dedak padi. Berikut ini adalah formula pakan lengkap (berdasarkan
bahan kering) dari IPTEKDA-LIPI Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman :
Tebon jagung yang sudah kering atau layu 71 kg, onggok kering 15 kg, dedak padi halus 10
kg, molasses (dapat diganti air gula kelapa) 1,5%, serta garam 2%.

Cara membuat :
Cacah tebon jagung menggunakan chooper atau secara manual dengan ukuran 0,5-2 cm.
Campur cacahan tebon jagung dengan jerami, dedak padi, molases dan garam.
Masukkan campuran tersebut secara bertahap ke dalam drum atau karung plastik lalu tutup
rapat.
Biarkan selama 3 minggu hingga bahan campuran matang.Hasil fermentasi siap diberikan
kepada ternak. Satu ekor kambing dewasa membutuhkan pakan lengkap sekitar 2,5-3 kg per
hari.
Pakan yang sudah di fermentasi ini bisa disimpan selama 6 bulan.

1. Bahan pakan dicacah.

2. Ditambah dedak molases dan garam

3. Ragi atau mikrobakteri dicampurkan.

4. Adonan diperam dalam wadah drum atau plastik.


5. Pakan komplit diangin-anginkan, lalu disimpan.

4. Pakan Komplit dengan tepung ikan

Pakan Komplet adalah perpaduaan antara hijauaan sebagai asupan serat dan konsentrat sebagai asupan energi,
protein, dan karbohidrat serta adanya unsur pendukung seperti vitamin dan mineral. Pembuatan pakan komplet
sebagai sumber pakan berdasarkan potensi lingkungan yang ada dan tersedia dalam jumlah cukup serta
berkelanjutan. Pakan komplet yang sekarang ada di masyarakat bermacam-macam dengan komposisi bahan
yang bervariasi menurut kondisi lingkungan sekitar. Pakan komplet yang di kembangakan di wilayah Kabupaten
Temanggung sebagai salah satu inovasi teknologi menggunakan komposisi pakan yang tepat guna dengan
bahan-bahan yang mudah didapat.

Komposisi Pakan Komplet Penggemukan Domba :

1. Tepung Ikan 7 kg
2. Dedak kopi 23 kg
3. Onggok/tatal 9 Kg
4. Dedak padi 17 kg
5. Jagung Giling 21 Kg
6. Rumput 43 Kg
7. Tetes 2 Kg
8. Urea 1 Kg
9. Probiotik 1 Kg
10. Empon-empon 1 Kg
11. Mineral 1 Kg
12. Kapur 1 Ons
13. Garam 2 Kg
14. Air 25 – 30 liter

Cara Pembuatan :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Campuran A (Tepung ikan, dedak kopi, onggok, dedak padi dan jagung giling) campur
menjadi 1)
3. Campuran B ( Tetas, urea, probiotik,empon-empon, kapur, garam, mineral dan air )
campur menjadi 1)
4. Campuran C rumput yang sudah di cacah
5. Hamparkan rumput 1/5 bagiaan kemudiaan siram dengan Campuran B 1/5 bagiaan dan
Taburkan Campuran A 1/5 bagiaan
6. Ulangi lapis demi lapis sampai campuran A,B dan C habis.
7. Diamkan kurang lebih 10-20 menit dan aduk hingga merata.
8. Masukkan dalam drum atau plastik kedap udara dan peram kurang lebih 14 hari

Tanda-tanda pakan jadi :


1. Aroma berubah seperti tape khas alkohol
2. Tekstur makin lunak
3. Tidak ditumbuhi jamur

Tanda-tanda pakan tidak jadi


1. Aroma berubah seperti bau busuk / pukan
2. Tekstur lembek
3. Tumbuh jamur dengan warna cerah

Dosis pemberiaan pakan komplet yaitu menurut bobot badan ternak. Biasanya diukur
menurut prosentase bobot badan ternak berkisar antara 3 % dari bobot badan.Untuk domba
berkisar antara 0,8 – 1,2 kg/ekor/hari dengan interval pemberiaan pakan waktu yang sama
pagi dan sore.

5. Alternatif dengan batang pisang

Alternatif Pakan Ternak DENGAN METODE S O C ( SUPLEMEN ORGANIK CAIR )

Suplemen Organik Cair adalah salah satu bahan organik yang terbuat dari bahan herbal yang
sangat aman bagi ternak maupun dal pertumbuhan hidup dan sebagai pokok pertumbuhan
kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang,sekaligus memperbaiki mikroorganisme dalam
tubuh ternak untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dengan baik dan optimal sehingga
ternak dapat menghasilkan produksi dengan cepat namun tidak mengganggu kesehatan
,bahkan akan mampu menunjukan hasil yang baik walau dengan pemberian pakan yang
mudah di dapat dengan memanfaatkan limbah pertanian yang hampir sama sekali tidak
termanfaatkan oleh petani untuk itu salah satu metode SOC tampil dengan metode sederhana,
hasil memuaskan bagi peternak.

Bahan baku pakan ternak kambing :


1. Pohon pisang
2. Janggel kering
3. Daun jati kering
4. Daun nangka kering
5. Dll.

Penggunaan starter bahan SOC untuk 100 Kg pakan


1.Batang pisang : 50 -60 Kg
2.Katul : 5-6 Kg
3.Ampas tahu : 20 Kg
4.Tetes tebu : 2-3 Liter
5.Garam : 0,2 Kg
6.Air bersih :3–5 Liter ( tergantung tingkat keringnya bahan )
7.Bahan S O C :2–3 tutup botol SOC

CARA PEMBUATAN PAKAN DENGAN BAHAN S O C


1. Pohon pisang di cacah lembut anatara 2 – 4 Cm
2. Bikin larutan SOC dalam ember di tambah air bersih 3-5 liter + tetes 2 botol + 3 tutup soc
aduk aduk hingga merata
3. Katul dan ampas tahu,ampas kelapa,ampas ketela di aduk merata
4. Cacahan debog masukan ke dalam tong plastik dan taburi garam secukupnya
5. Lapisan antara 10 – 15 cm
6. Masukan campuran ampas dan katul merata
7. Perciki dengan larutan air yang sudah di campur bahan ( tetes,air,Soc )
8. Lakukan secara ber sap–sap hingga bahan pakan habis
9. Tutup dengan rapat
10. Diamkan selama 1 hari pakan siap saji

Daya tahan pakan setelah terfermentasi untuk 100 kg .bisa bertahan 10-15 hari tidak akan
berbau. Berikan pada ternak kambing atau sapi dengan takaran untuk sapi 2-4 kg/hari. untuk
kambing,domba 1,5 – 2 kg/hari

I. PAKAN TAMBAHAN (KONSENTRAT) UNTUK KAMBING DAN DOMBA


BESERTA PERHITUNGAN NUTRISI

Ternak memerlukan nutrisi untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, laktasi, gerak dan kerja.
Oleh karena itu pemberian hedaknya memperhitungkan semua kebutuhan tersebut, atau dengan kata lain ,
pemnberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan ternak.

Penambahan konsentrat pada kambing dan domba bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan
dan menambah energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan
konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penemberian
konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh.
Penambahan konsentrat tertentu dapat juga bertujuan agar zat makanan dapat langsung
diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat fermentasi rumen membutuhkan
energi lebih banyak.

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan
sebagai sumber protein.

a. Konsentrat sebagai sumber protein

Apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada
konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein
lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar
dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung
bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral
Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai,
tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa,
bungkil kelapa sawit dll.

b. Konsentrat sebagai sumber energi

Apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%.
Contohnya : dedak, jagung, empok, polar dll.

Konsentrat yang baik apabila terdiri dari bermacam macam bahan pakan supaya mendapatkan asam amino yang
lengkap. Untuk pembuatan konsentrat harus diperhatikan bahan pakan yang digunakan sebagai penyusun
ransum, baik dalam cara penyediaan maupun kandungan gizinya. Perlu diperhatikan pada pemberian jagung
harus diimbangi dengan pemberian bahan yang berasal dari kedelai, pada pemberian bahan yang berasal dari
kedelai sebaiknya dimasak terlebih dahulu,karena kedelai mengandung zat anti tripsin yang rusak bila kena
panas.

Konsentrat pada Kambing dan Domba diberikan sesuai dengan tipenya. Kambing dan Domba
perah yang berproduksi tinggi yang kadar lemak yang diinginkan tinggi maka membutuhkan
protein tertinggi. Sedangkan protein sangat sedikit dibutuhkan pada Kambing dan Domba
yang sedang masa kering. Program perhitungan pakan pada Kambing dan Domba biasanya
dihitung berdasarkan bahan kering.

Tabel kebutuhan Zat zat gizi Untuk Hidup pokok dan produksi Kambing & Domba perah

KADAR
UNTUK PRODUKSI 1 KG
UNTUK HIDUP POKOK LEMAK
SUSU
SUSU
BERAT
ME
BADAN ME
PROTEIN TDN LEMAK PROTEIN TDN
(Gr) (M. (Kg) SUSU (%) (Gr) (Kg)
(M.Kal)
Kal)
30 74 1,95 543 2,5 59 1,47 333
40 93 2,42 672 3,0 64 1,49 337
50 110 2,86 795 3,0 64 1,49 337
60 126 3,28 912 3,0 64 1,49 337
70 141 3,68 1023 3,0 64 1,49 337
80 156 4,06 1131 3,5 68 1,51 342

Suber Sory Basya Siregar 1991

Perhitungan Kebutuhan protein dan energi berdasarkan Berat badan Kambing dan Domba dan produksi susu
serta kandungan lemak susu berdasarkan tabel :

Misalnya Berat badan Kambing dan Domba 30 Kg,produksi susu 1 liter dengan kandungan
lemak 3% maka:

Kebutuhan protein : 74 + (1X59) =133 gram


Kebutuhan ME : 1,95 + (1X1,47) =3,44 M Kal
Kebutuhan TDN : 543 + (1 X 333) =876 Kg

Pembuatan ransum Kambing dan Domba perah untuk memenuhi kebutuhan protein berdasarkan metode bujur
sangkar latin.
Contoh : Kambing dan Domba dengan berat badan 30 Kg berproduksi 1l/hari dengan kadar
lemak 3%. Kambing dan Domba diberi pakan hijauan rumput 2 Kg dan gamal 1 Kg,
konsentrat kandungan protein 16% yang terdiri bungkil kelapa dan dedak. Kandungan protein
rumput 9,6% dengan BK 21% sedangkan gamal dengan kandungan protein 25,2% dan BK
13,1%. Dedak mengandung protein 13% dengan BK 85,7%, bungkil kelapa mengandung
protein 21,2% dan BK 87,9%. Berapa bungkil kelapa dan dedak yang harus diberikan ?

Perhitungan :

Berdasarkan tabel, kebutuhan protein untuk Kambing & Domba tersbt =74+(1×59) = 131
gram.
Protein dari rumput = 2 × 21/100 × 9,6/100 × 1 kg = 0,04032 Kg.
Gamal = 1 × 13,1/100 × 25,2/100 × 1 kg =0,03301 Kg
Jumlah protein = 0,0403 kg + 0,0330kg = 0,07330 Kg 73,30 Gr
Kekurangan Protein = 131 gr - 73,30 gr = 30,70 gr
Dedak 4,8 X85,7/100X13,8/100X1kg = 0,56767 kg=567,67 gr = 58,07%
Bungkil Kelapa 2,2 X87,9/100X21,2/100X1kg = 0,40996 kg=409,96 gr = 41,93%
jumlah = 977,64 gr

Kesimpulan : Kekeurangan protein sejumlah 30,70 gr diambil dari konsentrat


dengan protein 16 % yang terdiri dari :

Dedak = 58,07% X 30,70 gr = 17,82 gr protein


Bungkil kelapa = 41,93% X 30,70 gr =12.88 gr protein
Berat bahan sebagai berikut;
Dedak = 100:85,7 X 567,67 gr = 662,39 gr
Bungkil Kelapa = 100: 87,9 X 409,96 gr= 446,39 gr

KAMBING DAN DOMBA POTONG

Tabel kebutuhan Zat zat gizi Untuk Hidup pokok & produksi Kambing & Domba
potong

Sumnber Sory Basya Siregar 1994

Contoh Kambing dan Domba dengan berat badan 20 Kg ingin dinaikkan berat badannya 150
g/hari.

Langkah pertama lihat tabel kebutuhan, ternyata Kambing dan Domba tersebut membutuhkan
: BK 1 Kg ( 5%); Total protein 75 g. TDN 456 g, ME 6,9 Mcal, Calsium 0,029 kg; Fosfor
0,019 kg
Langkah kedua menentukan berapa rumput yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Bahan Kering, dengan cara menghitung. Pada ransum ini digunakan 70% BK mengunakan
rumput lapangan. Jadi BK rumput yang digunakan 70/100×1.000 = 700 g. Kekurangannya
300 g. Digunakan konsentrat yang dicampur dedak dengan tepung jagung dengan Proten 12
%.

Kandungan nutrisi;

Rumput Lapangan BK 21 %, PK 6,7,TDN 55%, Dedak BK 87,5%, PK 13,8 TDN 50 % dan


Tepung Jagung BK 89,1% PK 10,8 % TDN 90%

Jumlah yang PK dapat disediakan Oleh Rumput = 6,7/100X 700 g = 46,9 g .

Kekurangan PK = 75 – 46,9 = 28,1 g = 28,1/300 X 100%= 9,37 % akan di sediakan oleh


Tepung jagung dan Dedak

Dedak 1,43/5,86X 100% = 24,4 %


Tepung jagung 4,43/5,86X 100% = 75,6 %
Bahan yang diperlukan untuk meramu Pakan Kambing tersebut adalah sebagai berikut:
Rumput Lapangan = 700 g(BK)
= 100/21 X 700 g = 3333,33 g (BB)
Dedak = 24,4/100 X 300 g = 73,2 g (BK)
= 100/87,5 X 73,2 g = 83,6 g(BB)
Tepung Jagung = 75,6/100 X 300 g = 226,8 g (BK)
= 100//89,1X226,8 g = 254,5 g (BB)

Dihitung Kembali Protein Kasarnya :


PK Rumput Lapangan = 6,7/100 X 700 g = 46,9 g
PK Dedak = 13,8/100 X 73,2 g = 7,9 g
PK Tepung Jagung = 10,8/100 X 226,8 g = 21,29 g
76,08 g
Dihitung TDNnya
TDN Rumput Lapangan = 55/100 X 700 g = 330 g
TDN Dedak = 50/100 X 73,2 g = 36,6 g
TDN Tepung Jagung = 90/100 X 226,8 g = 204,12 g
570,72 g
( 570,72/1000 X 100 % = 93,6 5)
Protein dan TDN nya agak tinggi namun tidak masalah
Kesimpulannya Berat Bahan Ransumnya sebagaiberikut ;

Rumput = 3,3 kg
Dedak = 0,083 kg
Tepung Jagung = 0,254 kg
Dalam menyusun Konsentrat untuk kambing atau domba tentu perlu dipertimbangkan beberapa macam bahan
baku konsentrat dengan memperhatikan nilai harga yang semurah-murahnya, namun kandungan nutrisinya yang
memadai.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi

Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian

No. Jenis bahan BK(%) PK(%) LK(%) SK(%) TDN(%)

1 Ampas tahu 10,8 25,6 5,3 14,5 76,0


2 Ampas kecap 85,4 36,2 17,2 17,8 89,5
3 Ampas bir 31,2 26,4 10,2 7,0 78,7
4 Ampas brem 81,6 3,1 2,1 2,1 55,8
5 Ampas gula cair 34,3 5,1 6,2 8,0 54,9
6 Bungkil kopra 90.5 27.6 11.2 6.8 75.3
7 Ampas bir 31,2 26,4 10,2 7,0 78,7
8 Bungkil kelapa 87,9 21,2 11,9 10,7 67,4
9 Bungkil kcg tanah 80,6 39,7 17,2 0,9 81,0
10 Bungkil klp sawit 88,6 16,5 11,9 10,7 67,4
11 Bungkil kedelai 89,4 52,1 1,0 25,5 40,3
12 Dedak padi 87,5 9,9 2,3 18,5 55,5
13 Kedelai BS 85,4 38,3 4,8 17,8 69,9
14 Onggok kering 88,7 1,2 0,7 8,3 85,0
15 Tumpi kedelai 91,4 21,1 3,0 23,2 69,4
16 Tumpi jagung 87.4 8.6 0,5 21.3 48,5
17 Tepung gaplek 87,0 2,4 0,7 8,9 73,5
18 Polard 88,4 16,4 4,0 5,8 74,8
19 Molasses 30,2 8,3 –- 63,0

Tabel 2. Bahan Pakan dari Pertanian

Nama Bahan Protein % TDN %

Klobot Jagung 5,1 49,5


Jerami Padi 4,9 45,0
Jerami Kedele 11,9 42,7
Jerami Kulit kedelai 8,0 58,9
Jerami Kacang Tanah 12,9 62,3
Jerami Kacang Panjang 12,9 62,3
Jerami Kacang Hijau 23,2 58,1
Kulit coklat 15,0 55,5
Kulit Kacang tanah 5,8 31,7
Kulit Klenteng 13,1 52,3
Tongkol Jagung 5,6 53,0
Pucuk Tebu 5,6 55,3
Daun Ketela Pohon 16,5 37,4
Batang Ketela pohon 5,9 48,1
Bhengok 14,2 49,4
Rumput lapang 6,7 55
Rumput Gajah 10,0 67,7
Setaria 18,8 58,0

Contoh Formula Pakan Kambig atau Domba;

1 Pertumbuhan atau pembesaran 2. Penggemukan

Dedak Padi = 50 % Dedak Padi = 42 %


Bungkil Kelapa = 25 % Bungkil Kelapa = 15 %
Tepung Jagung = 15 % Tepung Jagung = 21 %
Bungkil Kacang Tanah = 8 % Onggok = 20 %
Garam Dapur = 1 % Garam Dapur = 1 %

Tepung Tulang = 0,5 % Tepung Tulang = 0,5 %


Kapur = 0,5% Kapur = 0,5 %
Jumlah = 100 % Jumlah = 100 %

Bahan Kering = 85,5 % Bahan Kering = 86,4 %


Protein Kasar = 17,2 % Protein Kasar = 11,7 %
TDN = 71,6 % TDN = 74,8 %

3. PERKEMBANGBIAKAN KAMBING

1. Dewasa

Kambing sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 8—12 bulan, tetapi sebaiknya jangan
dikawinkan dulu karena hal ini akan menyebabkan anak yang dilahirkan kurang sempurna
(sakit-sakitan, pertumbuhan kurang baik dan sebagainya).

Waktu yang baik untuk mengawinkan pertama kali adalah pada umur 18—20 bulan, karena
pada umur tersebut kambing sudah mencapai dewasa tubuh dan dewasa kelamin.

2. Masa Bunting dan Kemampuan Beranak

Masa bunting pada kambing adalah sekitar 151 hari (5 bulan), sehingga dengan tata laksana
yang baik diharapkan kambing dapat beranak setiap 7—9 bulan sekali.
Jumlah anak yang dapat dilahirkan rata-rata 1—2 ekor, kadang-kadang dapat pula lebih dari 2
ekor. Bila ada kambing yang beranak lebih dari 2 ekor, sebaik nya anak ketiga disusukan
kepada induk kambing yang sedang menyusui dan mempunyai anak hanya seekor.Kambing
berkembang biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak.

3. Saat tepat untuk perkawinan

Waktu yang tepat untuk mengawinkan seekor kambing betina adalah saat birahi. Dalam
keadaan tidak berahi kambing betina tidak mau dikawini/dikawinkan, oleh karena itu perlu
diketahui tanda tanda berahi yaitu :

- Tidak tenang dan terus terusan mengembik.


- Ekor dikipas-kipaskan, menggosok-gosokan badan ke dinding.
- Sering kencing.
- Bibir alat kelamin sedikit membengkak, hangat dan keluar lendir agak kemerahan.
- Nafsu makan berkurang
- Diam bila dinaiki pejantan.

Lama berahi pada ternak kambing rata-rata 30 jam. Karena waktunya tidak lama, maka jika
terlihat tanda-tanda berahi kambing betina segera dikawinkan. Kalau berahinya terlihat pada
malam hari sebaiknya dikawinkan pada besok harinya (pagi hari), sedang kalau terlihat pada
pagi hari sebaiknya dikawinkan pada siang hari atau sore hari.

Waktu mengawinkan yang tepat adalah 12-18 jam setelah terlihat tanda-tanda birahi, untuk
memudahkan proses kawin dan mengurangi resiko kegagalan, maka kambing betina dan
pejantan dikandangkan dalam satu kandang, hindarkan terjadinya perkawainan antara
saudara, anak dengan bapak dan induk dengan anak.

Siklus berahi pada kambing betina rata-rata 20 hari, artinya setiap 20 hari kambing betina
akan mengalami masa berahi. Siklus berahi ini tidak terjadi kalau kambing sedang bunting.

4. Kelahiran

Kambing yang akan melahirkan nampak gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai kandang,


mengembik, pinggul mengendur, ambing sangat besar dan bila dipecet keluar cairan
(kolostrum), alat kelamin membengkak dan nafsu makan turun.

5. Menyusui

Kambing akan menysusi selama 2,5 – 3 bulan, pada sistem peternakan tradisional dapat
sampai 5-6 bulan

4. PERTUMBUHAN DAN PEMILIHAN BIBIT KAMBING

1. Penentuan umur

Dasar penentuan umur ternak kambing adalah keadaan gigi seri pada rahang bawah yang
jumlahnya 8 buah.
Ternak kambing yang berumur di bawah satu tahun gigi serinya dinamakan gigi seri susu,
sedang gigi penggantinya disebut gigi seri tetap. Gigi seri susu berbentuk kecil-kecil dan
berwarna putih mulus, sedang gigi seri tetap lebih besar dan berwarna putih kotor.
Sebagai pegangan untuk mengetahui umur kambing adalah :
- Sudah ada tanda pergesekan gigi seri susu : umur 10—12 bulan.
- Dua gigi seri telah berganti (Gigi dua) ; umur 1—1,5 tahun.
- Empat gigi seri telah berganti (Gigi empat) : umur 1,5—2 tahun,
- Enam gigi seri telah berganti (Gigi enam) : umur 2,5—3 tahun.
- Delapan gigi seri tejah berganti (Gigi delapan) : umur 3,5—4 tahun.
- Bila-1/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 5 tahun.
- Bila 1/2 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 6 tahun.
- Bila 3/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 7 tahun.
- Bila seluruh bagian telah tergesek : umur 8 tahun

2. Perawatan Anak Kambing


Kambing yang habis melahirkan kadang-kadang kurang perhatian terhadap anak yang baru
saja dilahirkan, apabila induk tidak mau menyusui, dekatkan induk pada anaknya sehingga
anak kambing dapat menyusu. Jika induk tetap tidak mau menyusui, anak kambing dapat
diberi susu buatan. Susu buatan ini dapat dibuat dari susu bubuk putih, gula 1 sendok teh, 1
butir telur ayam dan 1 cangkir air matang, susu buatan ini diberikan dua kali sehari sampai
induk mau menyusui sendiri.

3. Pemilihan Bibit Kambing Betina

Calon Induk Betina


- Berasal dari keturunan yang baik dan tidak mempunyai penyakit atau cacat menurun.
- Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang. Ambing besar, simetris
dan puting susu normal
- Temperamen lincah, nafsu makan baik.
- Keadaan bulu/kulit cukup mulus dan mengkilat, tidak menunjukan tanda-tanda adanya
penyakit parasit kulit.
- Tidak mengidap penyakit yang berbahaya, terutama penyakit kandungan.
- Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.
- Mempunyai sifat keibuan (tidak galak) dan mampu beranak 2-3 ekor dalam sekali
melahirkan.
- Sebaiknya dipilih yang muda, umur 1 — 1,5 tahun.

4. Pemilihan Bibit Kambing Jantan


Calon Induk Jantan
- Berasal dari keturunan yang baik. Sebaiknya diambil keturunan dari induk yang tiap kali
melahirkan memperoleh 2 ekor anak atau lebih.
- Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang dan tidak ada cacat.
Badan kuat, dada bidang dan dalam.
- Testes (buah zakar) cukup besar.
- Daya pertumbuhannya cepat.
- Keadaan bulu dan kulit cukup mulus dan mengkilat.
- Tidak mengidap penyakit yang berbahaya. Berasal dari induk yang tidak menderita
penyakit kandungan.
- Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.
- Mempunyai sifat-sifat kejantanan yang baik, misalnya temperamen gagah, kemampuan
kawin baik.

5. Kurva Sigmoid pertumbuhan Kambing

5. MAKANAN KAMBING
Pakan kambing secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu pakan hijauan dan konsentrat.
Pakan hijauan dapat berupa rumput alam, rumput yang dibudidayakan dan daun kacang-
kacangan, sedangkan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi.

Untuk kambing PE dan kambing penghasil susu, selain factor usia pada kambing PE, factor
makanan ternyata juga memegang peranan sangat penting dalam usaha budidaya ini. Factor
makanan memegang kendali hampir 90% dari usaha ini. Makanan yang bisa menjadikan hasil
susu bisa maksimal terdiri dari makanan yang bersifat alami atau makanan tambahan (ekstra
fooding). Makanan alami biasanya terdiri dari berbagai macam daun, yaitu daun Turi, daun
dadap, daun pepaya ataupun daun katuk. Ketiga daun ini sangat efektif untuk meningkatkan
jumlah produksi susu harian pada kambing PE. Pemberian daun ini tidak usah terlalu banyak,
tetapi harus ada disaat pemberian makanan kambing. Selain daun, makanan eksternal (ektra
fooding) yang bisa mendongkrak produksi susu terdiri dari makanan yang memiliki
kandungan berprotein tinggi, seperti kedelai, kulit kedelai, ampas bir, ampas tahu dan kulit
gandum (polard). Semakin banyak pemberian makanan ini maka semakin banyak pula jumlah
produksi susu yang akan dikeluarkan kambing PE. Kambing akan berproduksi susu secara
maksimal di usia laktasi hari pertama sampai hari ke 60. setelah hari ke 61 maka peningkatan
jumlah produksi susu akan bersifat lambat dan biasanya hanya akan stabil.

1. Sumber Pakan

Rumput merupakan sumber tenaga atau energi bagi ternak kambing. Jenis rumput yang
umum diberikan ternak adalah rumput alam (rumput lapangan). Jenis rumput yang
dibudidayakan (ditanam) antara lain: rumput setaria, brachiaria dan clitoria ternatea.

Selain rumput, sisa hasil pertanian juga dapat digunakan sebagai sumber tenaga atau energi
antara lain: dedak padi, kulit dan daun singkong, daun pepaya, batang kangkung, daun jagung
dan jerami padi.

Pakan sebagai sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain: daun
kacang tanah, daun kacang panjang, daun kedelai, daun gamal, daun turi, daun lamtoro dan
daun kaliandra. Rumput Setaria, Rumput Brachiaria, Clitoria Ternatea.

2. Kebutuhan Pakan

Pakan hijauan: 10% dari berat badan


Pakan konsentrat: 0,5 kg
Jika hanya diberi pakan hijauan, maka pakan hijauan tersebut diberikan dengan jumlah 10%
dari berat badan dengan susunan pakan sebagai berikut:
a. Kambing Dewasa: 1 bagian daun + 3 bagian rumput
b. Kambing yang akan dikawinkan: 2 bagian daun berprotein + 3 bagian rumput
c. Kambing bunting: 3 bagian daun + 3 bagian rumput

3. Mineral

Mineral dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga kondisi tumbuh


supaya tetap sehat. Garam dapur merupakan salah satu sumber mineral. Selain itu
mineral yang lain dapat dibeli di toko pertanian.
Cara Pemberian
a. Siapkan ruas bambu dengan panjang 40-50 cm, kemudian kupas kulit luarnya.
b. Lubangi kecil-kecil pada bagian bawahnya.
c. Masukan garam dapur atau mineral jadi ke dalam ruas bambu sampai penuh.
d. Masukkan air kurang lebih setengah gelas ke dalam ruas bambu yang sudah diisi garam
atau mineral.
e. Gantungkan bambu tersebut di dinding kandang.

4. Air Minum

Air minum dapat diberikan dengan wadah ember atau tempat yang bersih dan diberikan
sepanjang hari.

. PAKAN HIJAUAN UNTUK KAMBING

Sebagaimana kita ketahui, Hijauan Makanan Ternak (hmt) merupakan salah satu hal yang
sangat penting bagi dunia peternakan. Tanpa manajemen pakan yang baik, niscaya ternak
kambing yang kita pelihara akan merana, karena makanan yang diberikan ke ternak tidak
dapat tersedia secara tetap. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang tepat untuk mengatur
agar supaya HMT yang diperlukan oleh ternak tidak terganggu pengadaannya.

Ada beberapa macam hijauan makan ternak yang layak dan disukai oleh kambing dan domba
antara lain :

1. Rumput gajah

Banyak di jumpai di persawahan. Tingginya bisa mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras,
daun panjang, dan dapat berbunga seperti es lilin.

Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika, ditandai dengan
batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika
dibandingkan dengan rumput varietas hawai. Dan varietas Hawai, ditandai dengan batang dan
daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi, dan
berbunga.

Panen pertama pada rumput gajah dapat di lakukan pada umur 90 hari setelah tanam. Panen
selanjutnya setiap 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau.
Tinggi potongan dari permukaan tanah antara 10-15 cm. Produksi hijauan rumput gajah
antara 100-200 ton rumput segar/hektar/tahun. Alangkah lebih baik kalau sehabis pemanenan
rumput gajah diberi pupuk, pupuk dapat berupa pupuk kimia (urea, npk, tsp/kcl) ataupun
pupuk alami (kotoran kambing). Sehingga pertumbuhan rumput itu akan semakin bagus
dikemudian hari.
2. Rumput Raja atau King Grass

Mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai


kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang
pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di
tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran
rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.

Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai
40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun.
Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun
rumput Afrika.

3. Rumput Setaria

Sering juga disebut sebagai rumput setaria Lampung. Rumput setaria tumbuh tegak,
berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap,
berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah
daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas.

Rumput setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl,
dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan
tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan memisahkan rumpun dan
menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm. Pemupukan di lakukan pada tanaman berumur kurang
lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100 kg/hektar lahan, dan sebulan sekali di tambah
dengan 100 kg urea/hektar. Produksi hijauan rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput
segar/hektar/tahun.

4. Turi

Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa
mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau
putih. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga tumuh
subur pada tanah yang tergenang air. Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang
potensial.

5. Kaliandra

Tinggi tanaman Kaliandra dapat mencapai 8 m. Tanaman Kaliandra dapat tumbuh di dataran
rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat
tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.
Manfaat kaliandra pada makana ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman Kaliandra
pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu
tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah. Daun
kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing.

Ada baiknya sewaktu pemberian makanan kepada ternak di berikan secara campur. Hal ini
bertujuan agar kandungan yang berada di dalam masing-masing tanaman dapat saling
melengkapi, sehingga kambing akan merasa tercukupi kandungan gizi maupun proteinnya.
Selain itu juga akan meminimalkan kambing merasa bosan makan apabila di sajikan dalam
satu jenis tanaman saja secara berulang-ulang.

Kambing akan memilih daun yang dia paling sukai terlebih dahulu, setelah daunan yang
disukainya habis, maka kambing baru akan menyantap rumputan jenis yang lain.

Anda mungkin juga menyukai