A. Pendahuluan
A.1. Tujuan
Silase yang baik beraroma dan berasa asam, tidak berbau busuk. Silase
hijauan yang baik berwarna hijau kekuning-kuningan. Apabila dipegang terasa
lembut dan empuk tetapi tidak basah (berlendir) . Silase yang baik juga tidak
menggumpal dan tidak berjamur. Bila dilakukan analisa lebih lanjut, kadar
keasamanya (pH) 3,5-4,2 (Parakkasi, 1999)
Silase bisa digunakan sebagai salah satu atau satu satunya pakan kasar
dalam ransum sapi potong . Pemberian pada sapi perah sebaiknya dibatasi
tidak lebih 2/3 dari jumlah pakan kasar. Silase juga merupakan pakan yang
bagus bagi domba tetapi tidak bagus untuk kuda. Silase merupakan pakan
yang disukai ternak terutama bila cuaca panas (Rukmana, 2005)
Menurut Ridwan (2005)Pertumbuhan L. planlarum lBL-2 dipengaruhi
oleh kandungn WSC hijauan sebesar Rumput yang digunakan mempunyai
kandungan bahan kering sekitar 29,71o/o. Hasil silase rumput gajah segar
tanpa pengaruh penambahan dedak pelayuan dengan 2,l7% WSC dan dari
rumput umur 50 hari yang dilayukan dengan 3,0% WSC menghasilkan
masing-masingN ammonia (7d 9,4 dan 14,8; pH 4,4 dan 4,5; total asam dari %
BK (%) 5,9 dan 5,1; asam butirat dan asam laktat (%) Q,a dan 4,1) dn (66,6
dan 41,7) dari total asam
D. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kuliah kerja lapang (KKL) ini adalah:
1. Lingkungan yang sesuai untuk ternak ruminansia yakni suatu kapasitas kandang
yang memadai, terjaganya kebersihan kandang seperti tempat pembuangan
kotoran yang disediakan tersendiri, dan pemberian kualitas pakan yang baik yakni
mengandung serat yang tinggi.
2. Kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh hewan ruminansia yakni berupa hijauan
segar yang masi banyak mengandung air ataupun serat, namun bisa dibuatkan
makanan fermentasi seperti silase yang banyak mengandung serat dan gizi yang
tetap utuh. Cara pemenuhanya yakni diberikan secara teratur yaitu pagi dan sore
dan penambahan suplemen penafsu makaaan.
3. Macam-macam pakan ruminansia bisa berupa hijauan segar (rumput) ataupun
makan fermentasi (silase), syarat yang diperlukan untuk pakan ruminansia yang
baik yakni yang mengandung serat tinggi karena hewan ruminansia sanagat
membutuhkanya sebagai proses pertumbuhan dan perolehan gizi yang cukup.
4. Fermentasi pakan ruminansia yakni bisa berupa silase, ataupun gai (pakan yang
dikeringkan), silase merupakan awetan segar hijauan pakan setelah mengalami
prosen insilase (fermentasi) oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan
anaerob ( proses tanpa udara/oksigen).
5. Tektik pembuatan pakan ternak ruminansia yakni lagkah pertama yaitu proses
pencacahan hijauan, kemudian pelayuan yang bertujuan untuk mengurangi
kelebihan air, selanjutnya penanmbahan bahan aditif( tetes tebu, dedak,
onngok,dll) sebanyak 4% dari total berat hijauan, dan yang terakir yaitu
pengemasan yang ditempatkan dalam wadah (silo) yang kedap udara sehingga
dapat mempercepat proses fermentasi oleh bakteri (lactobacilus plantarum).
E. Daftar pustaka
Hanafi, ND. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Universitas Sumatera Utara.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminant. UI Press. Jakarta.
Ratnakomala,shanti. 2006. Pengaruh Inokulum Lactobacillus plantarum 1A-2 dan
1BL2 terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Jurnal Biodiversitas. Vol.7.no.2.
Rukmana, R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. (hal 51-
57). Yogyakarta. Kanisius
F. Lampiran