Anda di halaman 1dari 3

Pakan merupakan campuran dari berbagai bahan pakan yang disediakan untuk

ternak. Bahan pakan sendiri merupakan bahan yang dapat diterima, dimakan, dicerna,
serta tidak berbahaya bagi ternak. Pakan yang diberikan ke ternak nantinya akan
dicerna oleh tubuh ternak yang akan menghasilkan berbagai produk. Produk yang
dihasilkan pada ternak non ruminansia misalnya daging dan telur, sedangkan pada
hewan ruminansia misalnya daging dan susu. Pakan adalah salah satu hal yang paling
utama dalam usaha peternakan karena pakan merupakan factor yang menentukan
kesuksesan dalam usaha peternakan. Biaya pakan sendiri diperkirakan mencapai 70%
dari total biaya yang dikeluarkan oleh usaha peternakan. Tangendjaja (2007)
menyatakan bahwa salah satu input dalam usaha peternakan adalah pakan yang
biasanya diberikan dalam bentuk ransum. Ransum yang disusun harus seimbang
berdasarkan kandungan bahan pakan, macam dan jumlah nya disesuaikan dengan
kondisi ternak dan tujuan pemeliharaan. Maka dara itu dibutuhakan suatu teknologi bagi
pakan ternak. Teknologi tersebut bisa berupa penyusunan ransum bahan pakan,
pengolahan bahan pakan bahkan juga bisa teknologi pengawetan pakan.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Indonesia yang melewati
garis khatulistiwa membuat Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Musim tersebut mempengaruhi produksi tanaman pakan. Pada musim
hujan hijau pakan sangat berlimpah, sedangkan pada musim kemarau tanaman hijauan
pakan mulai mengering. Maka dari itu, dilakukan pengawetan untuk simpanan pakan
dikala musim kemarau. Susilawati et al. (2014) menyatakan bahwa produksi yang
melimpah pada saat musim hujan tersebut merupakan potensi untuk dilakukan
pengolahan dengan cara diawetkan. Salah satu cara pengawetan hijauan pakan yang
praktis dan mudah dilakukan adalah cara pengawetan dalam bentuk segar (silase) dan
dalam bentuk kering (hay). Fardenan (2019) menyatakan bahwa bahan bahan yang
digunakan untuk membuat silase adalah tetes tebu (3% dari bahan silase), probion,
Dedak hulus (5%), Menir (3.5%),Onggok (3%) ,hijauan sebagai bahan silase, Silo atau
kantong plastik. Pembuatan silase dilakukan dengan Potong hijauan menggunakan
mesin chopper. Potongan hijauan yang kecil tujuannya agar yang tercacah tersebut
yang selanjutnya akan dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat,
sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk. Campurkan bahan pakan
tersebut hingga menjadi satu campuran (homogen merata). ahan pakan ternak tersebut
dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara.
Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga
kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong antara
tutup silo dan permukaan pakan paling atas. Setelah pakan hijauan dimasukkan semua,
diberikan lembaran plastik, dipadatkan dan tutup tong dikunci rapat. Sesudah enam
sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan silo dapat dibongkar,
selanjutnya diambil ensilasenya. Proses silase yang benar dapat bertahan satu sampai
dua (1—2) tahun, bahkan lebih. Asalkan wadah/ tong tertutup dengan rapat.
Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari. Silase
yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu. Jangan
sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat
kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak. Jamaludin (2017) menyatakan
bahwa hay merupakan metode pengawetan bahan pakan dengan cara penurunan
kadar air mencapai 15 sampai 20%. Metode yang digunakan seperti pengeringan
dilapangan atau di lantai jemur, pengeringan di atas rak, dan pengeringan saat hijauan
masih dilahan. Hay yang baik mempunyai ciri- ciri Warnanya hijau kekuningan, Tidak
berbau busuk, Tidak berjamur, Tidak ada titik-titik hitam, Teksturnya tidak mudah patah
dan hancur. Untuk menyusun ransum dapat dilakukan dengan langkah langkah
mengetahui status fisiologis ternak, menentukan data kebutuhan nutrisi, menentukan
bahan pakan yang akan digunakan dan kandungan nutriennya, menentukan metode
penyusunan ransum (pearson square, trial error dan bisa menggunakan aplikasi),
membuat formulasi ransum yang sudah digunakan, dan meneliti kembali formulasi
ransum yang sudah dibuat.
Tantangan yang dihadapi pada produksi pakan adalah mahalnya harga pakan.
Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa bahan pakan yang masih diimpor. Sudah
berbagai penelitian dilakukan untuk mencari pakan pengganti sehingga bisa menekan
harga pakan. Namun masih menemui kendala untuk merealisasikan seperti
keterbatasan bahan baku, kualitas yang masih belum bisa dikalahkan, dan teknologi
pengolahan yang masih kurang. Tantangan lain yang dihadapi yaitu kualitas bahan
baku yang diterima pabrik pakan tidak sesuai standar sehingga bisa mengakibatkan
perubahan pada kandungan gizi atau bahkan bisa beracun. Untuk itu dibutuhkan
quality control yang baik dan cepat untuk mengatasinya.
Berbagai masalah yang dihadapi dalam masalah pakan membuat banyak inovasi
dalam bidang teknologi pakan. Berkembangnya teknologi pakan terutama dalam
fromulasi ransum mengakibatkan FCR ayam yang semakin sedikit dari tahun ke tahun.
Teknologi dalam pengawetan pakan juga berkembang sehingga pakan bisa tetap
digunakan meskipun dalam musim yang berbeda. Analisis pakan juga berkembang
dengan adanya Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) yang dapat mengukur
ketersediaan asam amino dalam bahan pakan dalam waktu kurang dari 3 menit.
Tangendjaja, B. 2007. INOVASI TEKNOLOGI PAKAN MENUJU KEMANDIRIAN
USAHA TERNAK UNGGAS. Wartazoa. 17(1) : 12-20.
Susilawati, I., Indriani, N.P. dan Tanuwiria, U.H. 2014. INOVASI TEKNOLOGI
PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI DESA PASIRBUNGUR
DAN PURWADADI BARAT KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG.
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 3(1): 9-12.
Fardenan D.2019. cara membuat silase.
http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/teknologi/bio-industri/953-cara-membuat-
silase-untuk-pakan-ternak.
Jamaluddin, 2017, pengawetan pakan dengan penurunan kadar air.
https://disnak.lebakkab.go.id/pengawetan-pakan-dengan-penurunan-kadar-air-hay/.

Anda mungkin juga menyukai