Pakan Konsentrat
ketersediaan bahan baku dan potensi pasarnya adalah konsentrat, complete feed dan
sumber serat (Ramadhan dkk., 2013). Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang
dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari
buatan pabrik berupa pellet memiliki standar kandungan protein yang tinggi (Nisma
dkk., 2012).
kualitas pakan sangat tergantung dengan kualitas bahan baku. Pemilihan bahan baku
harus memastikan bahan pakan dalam kondisi bagus. Bahan baku pakan berasal dari
limbah pertanian dan limbah agroindustri yang memiliki kandungan nutrien yang
cukup dan harganya murah (Wahono dan Hardianto, 2004). Bahan baku yang akan
diterima harus melewati beberapa tahap pemeriksaan sebelum disimpan di dalam
gudang.
Bahan Baku
Pemilihan bahan baku merupakan kunci utama dalam membuat pakan yang
berkualitas karena hal tersebut sangat menentukan kualitas pakan konsentrat. Bahan
baku konsentrat konvensional seperti dedak, padi, ampas tahu, ampas tapioka sering
digunakan sebagai pakan penguat untuk sapi penggemukan, dan sebagian kecil
(Sodiq dan Budiono, 2012). Bahan baku terdiri dari sumber serat seperti limbah
pertanian dan kulit biji polong, sumber energi seperti biji-bijian dan kacang-
kacangan, sumber protein seperti bungkil dan bekatul, sumber mineral seperti tepung
ikan dan garam, sumber vitamin seperti umbi-umbian (Wahyono dan Hardianto,
2004).
Drying
mengurangi kadar air dalam pakan menjadi kurang dari 14%, hal ini dilakukan untuk
pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat
memperlambat laju kerusakan bahan pakan akibat aktivitas biologis dan kimia
sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan (Muhardityah dan Hazwi, 2014). Jamur dan
mikroba akan cepat tumbuh pada suasana lembab dan panas seperti kondisi di
Indonesia terlebih bila proses pengeringan bahan pakan tidak berjalan dengan baik
Grinding
partikelatau ukuran yang lebih kecil (Abidin, 2008). Proses penggilingan ini
dilakukan agar meningkatkan homogenitas dan luas permukaan yang tersedia bagi
enzim dalam proses pencernaan ternak. Alat yang digunakan untuk proses grinding
yaitu grinder yang terbagi tiga jenis yaitu disk mill, hammer mill dan roller mill.
Mixing
bahan pakan ternak yang tujuannnya adalah agar campuran bahan-bahan yang
terdapat pada pakan ternak tersebut dapt tercampur dengan sempurna atau homogen.
(Basyir dkk., 2019). Faktor yang mempengaruhi hasil pencampuran antara lain
bentuk partikel, kerapatan jenis, urutan penambahan bahan baku, jumlah bahan yang
dicampur, desain mixer dan waktu pencampuran (Suparjo, 2010). Alat mixing terdiri
Pengemasan
satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk (Yuli dkk., 2009). Tujuan
pengemasan adalah untuk melindungi pakan dari kontaminasi dengan benda asing
yang berbentuk padat, gas dan cair, melindungi dari benturan dan tekanan saat
distribusi. Bahan yang umum digunakan untuk mengemas pakan buatan adalah
karung plastik anyaman untuk bagian luar, sedangkan untuk bagian dalam dilapisi
kantong plastic tipis, transparan. Bagian kantong plastik itulah yang membuat
pelet/pakan buatan terisolasi dari udara bebas, sedangkan karung plastic anyaman
merupakan pelindung agar kantong plastik tidak mudah bocor serta memudahkan
Pergudangan
pakan jadi yang siap untuk di distribusikan. Gudang juga berfungsi sebagai pelindung
bahan pakan dari sinar matahari, hujan dan benda asing yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas dan kerusakan pakan (Arif, 2016). Kerusakan fisik disebabkan
oleh perubahan kadar air selama penyimpanan, seperti butiran menjadi pecah,
terdapat jamur pada pakan dan kerusakan kimiawi disebabkan oleh adanya penurunan
lemak karena aktivitas lingkungan. Teknik penyimpanan bahan baku pakan atau pun
ransum produk jadi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Pada penyimpanan
langsung menyentuh lantai atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu
Basyir, A., Sinaga, P. A., Muldani, M., Supriadi, S., Yulfitra, Y., & Barita, B. (2019).
Perancangan mesin pengaduk pakan ternak sapi dengan sistem sirkulasi
vertical menggunakan SCREW DRIVER. J. MEKANIK, 5(1) : 1-9.
Bunyamin, Z., Efendi, R., & Andayani, N. N. (2013). Pemanfaatan limbah jagung
untuk industri pakan ternak. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian (153-166).
Jaelani, A., & Dharmawati, S. (2016). Pengaruh Tumpukan dan Lama Masa Simpan
Pakan Pelet terhadap Kualitas Fisik. Ziraa'ah Majalah Ilmiah
Pertanian, 41(2), 261-268.
Nisma, A.D.A.C., Tri Nurhajati, dan A.T.S. Estoepangestie. 2012. Potensi pemberian
formula pakan konsentrat komersial terhadap konsumsi dan kadar bahan
kering tanpa lemak susu. J. Agroveteriner. 1(1) :11-15.
Ramadhan, B. G., Suprayogi, T. H., & Sustiyah, A. (2013). Tampilan produksi susu
dan kadar lemak susu kambing Peranakan Ettawa akibat pemberian pakan
dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. J. Animal
Agriculturel, 2(1), 353-361.
Retnani, Y. 2015. Proses Industri Pakan. IPB Press. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sodiq, A., & Budiono, M. (2012). Produktivitas sapi potong pada kelompok tani
ternak di pedesaan. Jurnal Agripet, 12(1), 28-33.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan pakan secara Kimiawi: Analisis Proksimat dan
Analisis Serat. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.