ABSTRAK
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain lemak, protein, laktosa,
vitamin, mineral, dan enzim. Sebagai produk pangan yang kaya nutrisi, pH
mendekati netral dan kandungan airnya tinggi. susu merupakan suatu bahan yang
murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman atau boleh
dikatakan susu masih steril. penanganan susu yang benar dapat menyebabkan
daya simpan susu menjadi singkat, harga jual murah yang pada akhirnya juga
akan mempengaruhi pendapatan peternak sebagai produsen susu. Tujuan dari
pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui penanganan susu
segar sehingga praktikan dapat mengetahui kualitas fisik susu yang baik dan
sesuai standar mutu yang berlaku. Dan manfaat yang diperoleh dengan
pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan dapat menguji dan memutuskan baik
tidaknya susu segar. Bahan yang digunakan dalam prakikum ini adalah susu segar
sebanyak 500 ml. Metode yang digunakan dalam penanganan susu segar ini yaitu
dengan cara menguji masing-masing kriteria yang akan diamati seperti berat jenis,
organoleptic, pH, dan °Brix. Pengamatan penanganan susu segar meliputi
pengamatan berat jenis, organoleptic (waran, aroma, rasa dan tekstur) pH, °Brix.
ABSTRACT
Milk is a food that has a high nutritional value because it has a complete
nutritional content, among others, fat, protein, lactose, vitamins, minerals, and
enzymes. As a food product rich in nutrients, pH near neutral and high water
content. milk is a substance that is pure, hygienic, high nutritional value, it
contains fewer germs or arguably still sterile milk. correct handling of milk can
cause milk to a short shelf life, cheap selling price, which in turn will affect the
income of farmers as milk producers. The goal of this lab is praktikan can find
fresh milk handling so that the practitioner can determine the physical quality of
the milk is good and appropriate quality standards in force. And the benefits
gained by the implementation of this lab is the practitioner can test and decide
whether or not the fresh milk. The materials used in this prakikum is fresh milk
500 ml. The method used in the handling of this fresh milk that is by testing each
of the criteria to be observed as density, organoleptic, pH and ° Brix. Observations
handling fresh milk includes observation density, organoleptic (color, smell, taste
and texture) pH, ° Brix.
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain lemak, protein, laktosa,
vitamin, mineral, dan enzim. Sebagai produk pangan yang kaya nutrisi, pH
mendekati netral dan kandungan airnya tinggi. Oleh karena itu susu sangat mudah
mengalami kerusakan akibat pencemaran mikroba (Frank dalam Handayani dan
Purwanti, 2010). Menurut Dwidjoseputro (1982), susu segar adalah susu murni,
tidak mengalami pemanasan, dan tidak ada penambahan bahan pengawet. Susu
sapi segar mengandung air (87,25%), laktosa (4,8%), lemak (3,8%), kasein
(2,8%), albumin (0,7%), dan garam-garaman (0,65%). Selain itu perlu kita tahu
bahwa susu juga mengandung vitamin, sitrat, dan enzim. Sindurejo dalam
Tricahyadi dkk (2007) menyebutkan bahwa susu sapi yang baik memiliki warna
putih kekuningan dan tidak tembus cahaya.
Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu bahan yang
murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman atau boleh
dikatakan susu masih steril. Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan tidak
berbahaya untuk diminum. Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu
sangat peka terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas susu.
Kualitas susu yang sampai ditangan konsumen terutama ditentukan antara lain
oleh jenis ternak dan keturunannya (hereditas), tingkat laktasi, umur ternak,
peradangan pada ambing, nutrisi/pakan ternak, lingkungan dan prosedur
pemerahan susu.
Mikroorganisme yang berkembang didalam susu selain menyebabkan susu
menjadi rusak juga membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen
akhir. Kerusakan pada susu disebabkan oleh terbentuknya asam laktat sebagai
hasil fermentasi laktosa oleh koli. Fermentasi oleh bakteri ini akan menurunkan
mutu dan keamanan pangan susu, yang ditandai oleh perubahan rasa, aroma,
warna, konsistensi, dan tampilan. Disamping itu penanganan susu yang benar juga
dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat, harga jual murah yang
pada akhirnya juga akan mempengaruhi pendapatan peternak sebagai produsen
susu.
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui
penanganan susu segar sehingga praktikan dapat mengetahui kualitas fisik susu
yang baik dan sesuai standar mutu yang berlaku. Dan manfaat yang diperoleh
dengan pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan dapat menguji dan
memutuskan baik tidaknya susu segar.
Susu segar adalah cairan yang diperoleh dari ambing susu sapi yang sehat
dan bersih, diperoleh dengan cara yang benar, kandungan alaminya tidak
ditambah atau dikurangi apapun, dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali
proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya (SNI 01-3141-1998).
Syarat mutu susu segar adalah menurut SNI 01-3141-1998
Karakteristik Syarat
Berat jenis (pada suhu 27,5) minimum 1,0280
Kadar lemak minimum 3%
Kadar bahan kering tanpa lemak 8%
minimum
Kadar protein minimum 2,7%
Warna, bau, rasa, dan kekentalan tidak ada perubahan
Derajat asam 6-7 ° SH
Uji alcohol (70%) negatif
Uji katalase maksimum 3 (cc)
Angka refraksi 36-38
Angka reduktase 2-5 jam
Cemaran mikroba maksimum
Total kuman 1 x 106 CFU/Ml
Salmonella negatif
E. coli (pathogen) negatif
Coliform 20/ml
Streptococcus negatif
Staphylococcus aureus 1 x 102 / ml
Jumlah sel radang maksimum 4 x 105/ ml
Cemaran logam berbahaya maksimum
Timbal (Pb) 0,3 ppm
Seng (Zn) 0,5 ppm
Merkuri (Hg) 0,5 ppm
Arsen (As) 0,5 ppm
KESIMPULAN
Penangana susu segar untuk mengetahui kualitas fisik susu yang baik dan
sesuai standar mutu yang berlaku. Hasil pengamatan dari penanganan susu di
dapat berat jenis susu yaitu 0,994. Hasil pengamatan organoleptik terhadap warna
yaitu putih kekunigan, aroma susu segar, rasa manis asin, dan tekstur cair.
pH pada hasil pengamatan penanganan susu adalah 6,67 dan dejat brix dari
penanganan susu yaitu 6,9. Ketidak sesuaian atau susu tidak memenuhi standar
dapat disebabkan waktu dari pemerahan sudah cukup lama dan penyimpanan susu
segar sebagai faktor perubahannya karakteristik pada susu yang sangat sensitif
terhadap lingkungan atau mudah terkontaminasi.
Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Heni
Radiani Arifin, STP,.MP selaku Koordinator mata kuliah Praktikum Teknologi
Pengolahan Daging Ikan Susu dan Telur yang telah, Rista Nurmalinda dan Rifemi
I. Nuzulla selaku asisten dosen yang telah membimbing kami selama praktikum.
Teman-teman kelompok praktikum Eva Aprilia, Nadia Maharani, Adia Putra dan
Dheya Desita yang telah bekerjasama selamaselama praktikum ke Pengolahan
Susu KSPTP Fapet Unpad. Ucapan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa
lain dan pihak yang berperan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan jurnal
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Junkins, H and Harry, K. 1960. Milk Production and Processing, United Stated of
Amerika.
Padaga, M. dan M.E. Sawitri. 2004. Membuat Es Krim yang Sehat. Trubus
Agrisarana, Surabaya.
Saleh, Eniza. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.
Program Studi Produksi Ternak . Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara
Susilorini, T.E. dan M.E. Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Vail, G.L., J.A. Phillips, L.O. Rust, R.M. Griswold dan M.M. Justin. 1973. Foods.
Houghton Miffin Company, Boston.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.