OLEH:
Kelompok : IV (EMPAT)
No Penugasan
.
1. Jenis unggun yang digunakan :
Zeolit
Arang Aktif
2. Tinggi unggun 1cm, 2cm, dan 3cm
3. ID kolom 65 mm
4. Viskositas fluida = 0,0000187 kg/m.s
Densitas Fluida = 1.2 kg/m3
5. Densitas partikel :
Arang aktif = 839 kg/m3
Zeolit = 1152 kg/m3
6. Diameter partikel :
Arang aktif = 0,0031 m
Zeolit =bgvh 0,0007 m
7. Massa partikel
Arang aktif = 0,000042 kg
Zeolit = 0,00002 kg
Catatan
Tambahan :
ABSTRAK
Fluidadibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Zat
padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya
yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah
bentuk maupun volumenya. Tujuan dari percobaan ini ialah untuk mencari
koefisien hambatan (Cd) fluida dalam kolom berisi benda padat (unggun),
menjelaskan persamaan stokes, serta membandingkan Cd perhitungan dengan Cd
pada grafik. Pada percobaan ini Fluida yang diisi kedalam tabung berupa zeolit,
arang aktif, dengan tinggi kenaikan unggun bervariasi 1cm, 2cm 3cm, dengan
menggunakan dua kolom berbeda diameternya yaitu antara kolom I dengan kolom
II. Percobaan ini menggunakan alat Head & Fluidized Bed. Dari percobaan
didapatkan semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga penurunan
tekanan yang terjadi, semakin tinggi unggunnya maka laju alir udara untuk
menaikkan unggun semakin besar pula, serta nilai koefisien hambatan yang
diperoleh dari perhitungan berbeda dengan pembacaan grafik.
Kata kunci : fluidisasi, pressure drop, partikel unggun, laju alir fluida
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENUGASAN......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluidisasi ..............................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Fluidisasi.............................................................................3
2.2.1 Pencampuran Fluida Cair dengan Partikel...................................4
2.2.2 Pencampuran Gas dengan Partikel...............................................4
2.3 Fenomena Fluidisasi..............................................................................4
2.3.1 Hamparan Tetap (Fixed Bed).......................................................5
2.3.2 Fenomena Minimum atau incipient fluidization..........................5
2.3.3 Fenomena smooth or homogenously...........................................6
2.3.4 Fenomena Bubbling Fluidization.................................................7
2.3.5 Fenomena Slugging Fluidization ...................................................................7
2.3.6 Fenomena Chanelling Fluidization.................................................................8
2.3.7 Fenomena Disperse Fluidization....................................................................8
2.4 Aplikasi Teknik Fluidisasi......................................................................9
2.5 Faktor Bentuk ......................................................................................10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan-bahan yang Digunakan............................................................12
3.2 Alat-alat yang Digunakan....................................................................12
3.3 Prosedur Percobaan.............................................................................13
3.4 Rankaian Alat......................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan.........................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..........................................................................................19
5.2 Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN A Laporan sementara...................................................................21
LAMPIRAN B PERHITUNGAN.......................................................................23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hamparan diam................................................................................5
Gambar 2.2 Unggun Terfluidakan.......................................................................6
Gambar 2.3 Fenomena smooth or homogenously ...............................................6
Gambar 2.4 Bubbling Fluidized............................................................................7
Gambar 2.5 Fenomena Slugging..........................................................................7
Gambar 2.6 Fenomena chanelling........................................................................8
Gambar 2.7 Fenomena disperse ...........................................................................9
Gambar 2.8 Grafik hubungan supervisial velocity vs pressure
drop................11
Gambar 3.1 Rangkaian alat percobaan fluidisasi............................................14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perhitungan Zeolit...............................................................................21
Tabel 4.1. Perhitungan Arang Aktif......................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluidisasi
Fluidisasi adalah metoda pengkontakan antara padatan dengan fluida, baik
cair maupun gas dalam suatu kolom yang berisi sejumlah partikel padat dengan
mengalirkan fluida dari bawah ke atas. Penggunaan fluidisasi secara ekstensif
dimulai pada industri pengolahan minyak bumi, yaitu dengan dikembangkannya
proses perekahan katalitik hamparan-fluidisasi (fluid-bed catalylyc cracking).
Fluidisasi digunakan juga di dalam proses katalitik lainnya seperti sintetis
akronitril dan untuk melaksanakan reaksi zat padat-gas (Widayati, 2014).
Parameter yang sangat penting dalam mempelajari fluidisasi adalah
kecepatan fluidisasi minimum (Um,), karena dengan mengetahui Um maka kita
bisa menentukan titik awal terjadinya fluidisasi dan kita akan dapat menghitung
berapa hilang tekan yang terdapat pada awal fluidisasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui fenomena yang terjadi dan 42 menghitung kecepatan fluidisasi
minimum (Um.) terhadap pasir kuarsa, pasir gunung merapi dan pasir besi
( partikel gup B) Geldart pada diameter kolom tertentu dan tinggi tumpukan
unggun yang bervariasi, serta membandingkan kecepatan fluidisasi minimum
(Um,) yang diperoleh dari percobaan dengan hasil perhitungan secara teori
(Widayati, 2014).
Metode fluidisasi adalah metode yang menggunakan prinsip mengagitasi
(mengusik) sedimen dari pipa fluidizer yang ditanam di dasar saluran (di bawah
sedimen), dengan memanfaatkan pancaran air bertekanan mengakibatkan sedimen
bed load berubah menjadi suspended load, yang pada akhirnya dapat mengalir
secara gravitasi ke area lain yang berelevasi rendah (Tongeng Anas & Latif,
2018).
Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. pada kondisi ini partikel
padatan tetap diam (Widayati, 2014). Pada saat udara dimasukkan dibawah plat
distributor dengan laju lambat, dan naik melalui hamparan tanpa menyebabkan
terjadinya gerakan pada partikel. Jika kecepatan itu perlahan dinaikkan,
penurunan tekanan pada partikel. Jika kecepatan itu perlahan dinaikkan,
penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel-partikel itu masih tidak
bergerak dan tinggi hamparanpun tidak berubah. Kondisi ini dikenal dengan fixed
bed(Basu & Fraser, 1991).
...................(1.1)
Dengan :
Dp = diameter partikel
= viskositas fluida
ΔL = tinggi bed
ε = voidage
v’mf = kecepatan supervisial
BAB III
METODE PERCOBAAN
5. Cek tinggi unggun/ bed paling sedikit 1,5 x tinggi bed semula (kondisi
stasioner)
6. Tutup flow regulator valve
7. Cek manometer pada kolom I menunjukkan angka nol
8. Tahap percobaan dimulai dengan mengatur flowmeter control valve agar
flowmeter Menunjukkan 1600 l/jam
9. Catat tinggi bed, pressure drop dan kondisi bed
10. Ulangi percobaan tersebut dengan menaikkan flowrate tiap 400 l/jam
2.2.3.2 Operasi menggunakan kolom II
1. Masukkan salah salah satu bahan ke dalam kolom II sekitar 250 gram
2. kemudian tutup valve V2, V3, V5, V6 dan buka valve yang lain
3. Untuk prosedur selanjutnya sama dengan diatas
3.4.1 Percobaan III
Prosedur percobaan pada percobaan III sama dengan prosedur percobaan
pada percobaan II.
Keterangan Gambar :
1. Maps Switch
2. Water Pump Switch
3. Air Compressor Switch
4. Water Flowmeter
5. Air Flowmeter
6. Column No2
7. Column No1
8. Water Pump
9. Air Compressor
10. Water Sump Tank
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
zeolit
3
2
1
presuare drop
0
) 1 2 3
(cm presuare drop
am
Di
n
ggu
Un
ggi
i Tin
r ias
Va
variasi tinggi unggun
arang aktif
4.5
3
presure drop (mmH2)
1.5
0
) 1 2 3
(cm presure drop
am
Di
n
ggu
Un
ggi
Tin
si
aria
V
tinggi unggun (cm)
Variasi tinggi unggun diam untuk setiap bahan yang diperbolehkan dalam
praktikum adalah 1 cm, 2 cm,dan3cm . Setiap unggun dialiri flowrate untuk bahan
arang dan zeolit, yaitu dialiri flowrate 9600L/jam, 10.000 L/jam; 10.400 L/jam ,
10.800L/jam,dan 11.200L/jam. Variasi dengan tinggi unggun menghasilkan
pressure drop pada setiap kenaikan unggun. Hubungan antara pressure drop
dengan tinggi unggun untuk bahan pasir dan zeolit disajikan dalam gambar 3.1dan
3.2 diatas dapat diketahui hubungan pressure drop dengan variasi tinggi unggun
setiap bahan semakin meningkat dengan bertambahnya tinggi unggun. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa pressure drop berbanding lurus dengan kenaikan
tinggi unggun. Pada bahan zeolit dan zeolit, pressure drop tertinggi terdapat pada
tinggi unggun 3cm sedangkan yang terendah pada tinggi unggun 1 cm. Pressure
droptertinggi pada arang sebesar 4,3 mmH2O dan yang terendah sebesar 2,6
mmH2O. Sementara pressure drop tertinggi pada zeolit sebesar 3 mmH2O dan
yang terendah sebesar 1,4 mmH2O. Pressure drop tertinggi dari kedua bahan
adalah bahan arang aktif. Perbedaan pressure drop ini disebabkan karena densitas
dan diameter kedua bahan yang berbeda.
3.1.2.1 Hubungan Pressure Drop Dengan Kecepatan Pada Bahan Pasir Dan Zeolit
zeolit
3.5
3
2.5
2
presuare drop
1.5
1
0.5
0
V 01 46 18 77 35 01 46 18 77 35 01 46 18 77 35
3 0 2 531 3 27 3 39 3 52 3 02 531 3 27 3 39 3 52 3 02 531 3 27 3 39 3 52
40 3 7 1 0 4 5 8 0 4 0 3 7 1 0 4 5 8 0 4 0 3 7 1 0 4 5 8 0
,80 0,8 ,87 ,90 ,93 ,80 0,8 ,87 ,90 ,93 ,80 0,8 ,87 ,90 ,93
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gambar 3.3 Grafik Pressure Drop Vs Kecepatan
arang aktif
5
4
3
presuare drop
2
1
0
V 01 46 18 77 35 01 46 18 77 35 01 46 18 77 35
2 1 7 9 2 2 1 7 9 2 2 1 7 9 2
0 3 0 7 5 3 03 2 53 3 03 5 03 0 7 5 3 03 2 53 3 03 5 03 0 7 5 3 03 2 53 3 03 5
4 3 1 4 8 4 3 1 4 8 4 3 1 4 8
80 ,8 87 90 93 80 ,8 87 90 93 80 ,8 87 90 93
0, 0 0 , 0 , 0 , 0 , 0 0 , 0 , 0 , 0 , 0 0 , 0 , 0 ,
Pengaruh kecepatan ini terhadap pressure drop yang terjadi pada bahan
arang dan zeolit. Variasi flowrate yang tidak berbeda menyebabkan kecepatan
yang terjadi juga tidak berbeda. Pada kecepatan arang dan zeolit pada titik
tertinggi 0,938 m/s dan terendah 0,804 m/s. Pada arang, kecepatan tertinggi 0,983
m/s dengan pressure drop 3,3mmH2O dan terendah pada kecepatan 0,804 m/s
dengan pressure drop 2,6mmH2O. Sedangkan pada zeolit kecepatan tertinggi nya
adalah 0,938 m/s dengan pressure drop3 mmH2O dan terendah pada kecepatan
0,804 m/s dengan pressure drop 1,5 mmH2O. Maka dapat disimpulkan bahwa
kecepatan dan pressure drop semakin besar dan semakin lambat kecepatannya
maka semakin kecil pula pressure drop nya.
Nilai koefisien hambatan (Cd) bergantung pada bilangan reynold dan tidak
terpengaruh tinggi unggun dan juga pressure drop. Setiap bahan yang
dipercobakan memiliki bilangan reynold dan harga Cd masing masing yang
disajikan dengan gambar 3.5 dan gambar 3.6.
ZEOLIT
0
0
0
0
CD perhitungan
CD
0
0
7 9 1 3 5 7 9 1
1 .4 1.5 1.7 1.5 1.6 1.4 1.5 1.7
04 96 88 50 42 04 96 88
5 15 057 6 00 786 329 5 15 057 6 00
6 7 7 6 7 6 7 7
BILANGAN REYNOLD
CD perhitungan
0
0
0
0
0
0
0 CD perhitungan
0
0
0
0
E 9 6 2 8 4 9 6 2 8 4 9 6 2 8 4
NR ,35 790 222 653 085 ,35 790 222 653 085 ,35 790 222 653 085
6 , , , , 6 , , , , 6 , , , ,
9 18 735 28 5 834 38 4 918 735 28 5 834 38 4 918 735 28 5 834 38 4
58 61 3 6 3 8 66 2 6 8 7 58 61 3 6 3 8 66 2 6 8 7 58 61 3 6 3 8 66 2 6 8 7
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa bahan arang dan zeolit memiliki
koefisien hambatan yang paling besar dari kedua bahan. Hal ini disebabkan
hubungan antara bilangan reynold dan koefisien hambatan berbanding terbalik.
Nilai bilangan reynold pada bahan zeolit lebih besar dari bahan pasir.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pada percobaan untuk setiap variasi umpan yaitu pasir, arang aktif dan
zeolit memperlihatkan bahwa pressure drop berbanding lurus dengan flow
rate. Semakin tinggi flow rate, maka pressure drop juga akan meningkat.
2. Pada percobaan untuk setiap variasi umpan pasir, dan arang aktif
memperlihatkan bahwa setiap unggun mengalami kelakuan yang sama
dimana porositas (ε) unggun akan mengalami kenaikan seiring dengan
bertambahnya flow rate (Q).
3. Kemampuan suatu partikel untuk terfluidisasi dipengaruhi oleh tinggi
unggun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya fenomena-fenomena
yang berbeda.
5.2. Saran
1. Sebelum melakukan percobaan hendaknya dilakukan kalibrasi terhadap alat
yang akan digunakan.
2. Pastikan bahwa pengukuran pada tinggi unggun yang akan digunakan telah
sesuai dengan penugasan.
3. Dalam percobaan dalam menaikkan flow rate (Q) harus teliti karena akan
mempengaruhi pressure drop (ΔP) yang akan terbaca pada alat fluidisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C., J. 1993. Transport Processes and Unit Operations. Third Edition.
Pretince Hall International Edition. University of Minnesota.
Kirk-Othmer. 1994. Encyclopedia of Chemical Technology, 4th edition, volume
10, John Wiley & Sons, New York.
Novandy. 2007. Penentuan Pressure Drop dan Kecepatan Minimum Proses
Fluidisasi Pada Reactor Fixed Bed dan Regenerator. FORUM IPTEK
Vol 13 No 03. Publikasi Ilmiah Pusdilkat Migas.
Satriyo. 2008. Fluidisasi. Laboratorium Operasi Teknik Kimia. Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Cilegon – Banten.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
Kelompok : 4 (Empat)
Variasi Tinggi
Flow Rate Tinggi Unggun ∆P
Unggun Diam
(Liter/jam) (cm) (mmH2O)
(cm)
9.100 3 1,4
10.700 4 2,4
2 9.900 4 2,4
9.100 3,5 2
10.700 5 3
Tabel A.2 Data Hasil Percobaan pada Arang Aktif
Variasi Tinggi
Flow Rate Tinggi Unggun ∆P
Unggun Diam
(Liter/jam) (cm) (mmH2O)
(cm)
9.100 4 2,6
1 9.900 5 3,1
10.700 6 3,3
9.100 5 3,2
2 9.900 6 3,5
10.300 7 3,6
10.700 8 3,8
9.500 6 3,6
10.300 7 4
Asisten Praktikan
1
= (3,14 )( 0,065)2
4
= 0,00331 m²
kg m
ρvd
=
( 2000
m )3( 0,76 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 5.535.501
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.535 .501
= 4,335 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m ) (3
0,7 9 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 5.566.400
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.566 .400
= 4,311 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3 )(
0 ,83
s )
( 0,065m )
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm . s
= 5.848.240
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.848 .240
= 4,103 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)(
0,86
s )( 0,065 m )
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 6.059.620
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.059 .620
= 3,960 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m ) (3
0,8 9 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 6.271.000
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.271 .000
= 3,827 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3 )(
0,70
s )( 0,065 m)
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 4.932.224,32
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 493.224,93
= 4,866 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)(
0,74
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)(
0,77
s )( 0,065 m )
4. Bahan zeolit dengan tinggi unggun diam 7 cm dan flowrate 9.600 L/jam
o Debit Aliran (Q) = 9.600 L/jam = 0,00267 m³/s
m3
0,00267
o Kecepatan Aliran (V) = Q s = 0,81 m/s
=
A 0,00331 m2
o Bilangan Reynold (NRe) =
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3) ( 0,81 ) ( 0,065m )
s
µ 1,845× 10ˉ 5 kgm . s
= 5.707.317,07
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.707 .317,07
= 4,205 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m )
3 ( 0,84 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 5.918.699,19
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.918 .699,19
= 4,055 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m )
3 ( 0,70 ) ( 0,065 m)
s
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 4.932.224,32
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 493.224,93
= 4,866 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)(
0,74
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)(
0,77
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2000
m 3)( s )
0,81 ( 0,065m )
kg m
ρvd
=
( 2000
m )3( 0,84 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 5.918.699,19
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.918 .699,19
= 4,055 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
= 9,48943 × 10-6 N
1
= (3,14 )( 0,065)2
4
= 0,00331 m²
kg m
ρvd
=
( 2200
m ) (3
0,70 ) ( 0,065 m)
s
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 5.425.474,25
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.425 .474,25
= 4,424 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m
3 )(
0,74
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2200
m 3 )(
0,77
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2200
m ) (3
0,81 ) ( 0,065m )
s
µ 1,845× 10ˉ 5 kgm . s
= 6.278.048,78
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.278 .048,78
= 3,823 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m )
3 ( 0,84 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 6.510.569,11
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.510 .569,11
= 3,686 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m 3)(
0,70
s )( 0,065 m)
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 5.425.474,25
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.425 .474,25
= 4,424 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m 3)(
0,74
s )( 0,065 m )
kg m
ρvd
=
( 2200
m 3 )( s )
0,81 ( 0,065m )
kg m
ρvd
=
( 2000
m ) ( 0,81 ) ( 0,065m )
3
s
µ 1,845× 10ˉ 5 kgm . s
= 5.707.317,07
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.707 .317,07
= 4,205 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m )
3 ( 0,84 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 6.510.569,11
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.510 .569,11
= 3,686 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
= 9,48943 × 10-6 N
kg m
ρvd
=
( 2200
m ) (3
0,70 ) ( 0,065 m)
s
µ 1,845× 10 ˉ 5 kgm. s
= 5.425.474,25
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.425 .474,25
= 4,424 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m 3 )(
0,74
s )( 0,065 m )
= 8,35973 × 10-6 N
3. Bahan arang aktif dengan tinggi unggun diam 9 cm dan flowrate 9.200
L/jam
o Debit Aliran (Q) = 9.200 L/jam = 0,00256 m³/s
m3
0,00256
o Kecepatan Aliran (V) = Q s
=
A 0,00331 m 2
= 0,77 m/s
o Bilangan Reynold (NRe) =
kg m
ρvd
=
( 2200
m )
3 ( 0,77 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 5.968.021,68
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 5.968 .021,68
= 4,021 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
kg m
ρvd
=
( 2200
m )
3 ( 0,81 ) ( 0,065m )
s
µ 1,845× 10ˉ 5 kgm . s
= 6.278.048,78
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.278 .048,78
= 3,823 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
= 9,15052 × 10-6 N
5. Bahan arang aktif dengan tinggi unggun diam 9 cm dan flowrate 10.000
L/jam
o Debit Aliran (Q) = 10.000 L/jam = 0,00278 m³/s
m3
0,00278
o Kecepatan Aliran (V) = Q s
=
A 0,00331 m 2
= 0,84 m/s
o Bilangan Reynold (NRe) =
kg m
ρvd
=
( 2200
m )
3 ( 0,84 ) ( 0,065 m )
s
µ 1,845 ×10 ˉ 5 kgm. s
= 6.510.569,11
24 24
o Koefisien Hambatan (CD)= =
N ℜ 6.510 .569,11
= 3,686 x 10-6
o Hukum Stokes (F) = 3 π d µ v
LITERATUR GRAFIK Cd