Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Minyak Bumi” ini dapat tetsusun hingga selesai.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas pertama kami di kelas 11 semester
1, mata pelajaran Kimia. Yang sudah dibuat semaksimal mungkin dengan bantuan anggota
dari kelompok kami. Tentunya, tidak akan maksimal jika tidak mendapat dukungan dan
bantuan dari seluruh anggota kelompok.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karna itu, dengan
kerendahan hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Dengan hormat kami serahkan makalah ini kepada bapak Indra
Defila, semoga dengan makalah ini kami dapat menyampaikan materi Minyak Bumi ini.

Tangerang, 2 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Teori Asal Usul Minyak Bumi .................................................................................. 2

2.2 Pengolahan Minyak Bumi ......................................................................................... 2

2.2.1 Eksplorasi............................................................................................................ 2

2.2.2 Eksploitasi ........................................................................................................... 4

2.2.3 Pengilangan Minyak Bumi ................................................................................. 4

2.3 Fraksi Minyak Bumi ................................................................................................. 6

2.4 Pengolahan Lanjutan Minyak Bumi .......................................................................... 7

2.5 Bensin Bahan Bakar Utama ....................................................................................... 9

2.6 Dampak Pemakaian BBM.......................................................................................... 11

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan. Beberapa teori menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dari mikro organisme yang mengalami perubahan komposisi dan struktur
karena proses biokimia di bawah pengaruh tekanan dan suhu tertentu dalam rentang waktu yang
sangat panjang sehingga butuh waktu yang lama untuk bisa terbentuk kembali.

Sementara itu tingginya tingkat ketergantungan masyarakat dunia pada minyak bumi.
Mendorong eksplorasi yang besar-besaran sehingga menyebabkan cepat habisnya cadangan
minyak bumi. Oleh Karena itu, dalam laporan ini akan di bahas lengkap segala sesuatu yang
berhubungan dengan minyak bumi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori asal usul minyak bumi?


2. Bagaimana cara-cara pengolahan minyak bumi?
3. Bagaimana fraksi minyak bumi?
4. Bagaimana cara pengolahan lanjutan minyak bumi?
5. Bagaimana bensin sebagai bahan bakar utama?
6. Bagaimana dampak dari pemakaian BBM?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui teori asal usul minyak bumi


2. Mengetahui cara-cara pengolahan minyak bumi
3. Mengetahui fraksi minyak bumi
4. Mengetahui cara pengolahan lanjutan minyak bumi
5. Mengetahui bensin sebagi bahan bakar utama
6. Mengetahui dampak dari pemakaian BBM

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Teori Asal Usul Minyak Bumi

Minyak bumi (petroleum) berasal dari berbagai bentuk organisme yang mati di dalam
tanah. Minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme dan merupakan campuran
berbagai senyawa karbon, terutama hidrokarbon baik alifatik maupun aromatik. Di dalamnya
terdapat pula senyawa belerang dan nitrogen.

Beberapa organisme yang dimaksud ialah berbagai alga dan plankton yang terkubur di
dalam tanah. Proses ekstraksi minyak bumi membutuhkan tahapan yang panjang dan rumit
sehingga penggalian tidak bisa dilakukan sembarangan. Minyak bumi dapat dipisahkan menjadi
komponen-komponen penyusunnya perbedaan titik didihnya, proses pemisahan ini disebut
refining (kilang).

2.2 Pengolahan Minyak Bumi

2.2.1 Eksplorasi

Eksplorasi minyak bumi dan gas atau eksplorasi hidrokarbon merupakan kegiatan yang
bertujuan mencari cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi melalui perolehan
informasi mengenai kondisi geologi dari para ahli perminyakan dan ahli geofisika atau
geosaintis. Proses eksplorasi minyak bumi dapat dilakukan dengan melewati berbagai tahapan,
di antaranya:

1. Tahapan Persiapan dan Penilaian Prospek

Merupakan serangkaian kegiatan survey lapangan secara umum, penyiapan dan


penawaran wilayah kerja yang diyakini berdasarkan studi geologi awal, berpotensi
cadangan migas seperti batuan sumber, migrasi, reservoar, batuan penutup, dan perangkap
reservoar kepada calon kontraktor (KKKS) oleh pemerintah.

2
2. Tahap Eksplorasi Awal

Terdiri dari studi geologi, studi geofisika, pemboran eksplorasi. Pada studi geologi,
dilakukan pemetaan geologi pada permukaan secara detail yang dapat dilakukan jika
memang terdapat singkapan. Hal ini bertujuan untuk memetakan persebaran batuan dan
formasi batuan, umur batuan, kandungan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi,
sedimentologi, struktur geologi, dan menggambarkan kondisi bawah permukaan yang
lebih efektif dalam ekplorasi selanjutnya yang mendukung kelengkapan dan akurasi data
G&G (Geologi & Geofisika atau Geosains).

Kegiatan lain dari tahap eksplorasi awal yaitu studi geofisika. Merupakan ekplorasi
yang dilakukan sebelum pengeboran, kajiannya meliputi daerah yang luas. Hasil kajian ini
akan diperoleh gambaran lapisan batuan di dalam bumi melalui survei seismik, survei
magnetik, dan survei gravitasi.

Selanjutnya pemboran Eksplorasi, bertujuan mengetahui dengan pasti jenis batuan


yang lebih detail analisis antar lapisan serta pengambilan contoh sampel batuan untuk lebih
lanjut di laboratorium. Selain itu dilakukan wireline logging untuk mengambil data.
menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar
gamma. Semua data yang diperoleh termasuk dalam studi G&G (geologi & geofisika)
untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya dapat dieksploitasi.

3. Tahap Ekplorasi Lanjut/Tahap Detail

Pada tahap ini kegiatannya hampir sama dengan ekplorasi sebelumnya namun
dilakukan lebih mendetail dan aplikasi teknologi yang akan menghasilkan data yang lebih
detail namun secara keseluruhan, antara lain Geologi permukaan detail, Pemboran
Struktur, Seismik Detail 2D dan 3D, Gravitasi Detail, Pemboran pemboran stratigrafi.
Hasil tahap eksplorasi lebih lanjut adalah berupa data geologi bawah permukaan termasuk
detail reservoir, serta evaluasi prospek prognosis untuk rencana ke tahap appraisal driilling
untuk menentukan cadangan, dan persiapan selanjutnya untuk tahap pengembangan jika
ada sumur yang ditemukan cadangan hidrokarbon kembali.

3
2.2.2 Eksploitasi

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak dan gas
bumi dan wilayah kerja yang ditentukan. Eksploitasi pada minyak bumi dan gas terdiri atas
pengeboran, penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan
pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak dan gas bumi di lapangan serta kegiatan
lain yang mendukungnya. Singkatnya eksploitasi berkaitan dengan proses menambang
termasuk langkah - langkah yang diperlukan.

2.2.3 Pengilangan Minyak Bumi

Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari


tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat.
Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah
tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang
minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat
kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon.
Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan
mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan
mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh
produk yang bermanfaat.

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 8
bagian, yaitu:
1. Proses distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini
berlangsung di kolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
Gambar disamping menunjukkan proses distilasi
(penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom
Distilasi.
Tahap awal proses pengilangan berupa
proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom
Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit

4
proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan
(seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak
bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di
dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas
yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,
sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang
lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses
lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dan lain-lain.
2. Proses konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon.
Termasuk dalam proses ini adalah:
3. Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
4. Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
5. Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
6. Proses pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi
hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
7. Formulasi dan pencampuran (blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi
hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan
spesikasi tertentu.
8. Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air
asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses
pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses
pendukung lainnya.

5
2.3 Fraksi Minyak Bumi
Fraksi Jumlah Rentang
No Kegunaan
Minyak Bumi Atom C t.d. (°C)
1. Gas Alam
a. Metana & etana C1 – C2 Gas Bahan bakar (LNG)
b. Propana & butana C3 – C4 Gas Bahan bakar (LPG)
c. Olefin C2 – C4 Gas Plastik, alcohol
2. Gasolin
a. Petroleum eter C5 – C6 30 – 60 Pelarut
b. Bensin C7 – C8 70 – 150 Bahan bakar motor
c. Nafta C9 – C11 150 – 175 Pelarut

3. Kerosin
C12 – C16 175 – 300 Bahan bakar, pelarut
(minyak tanah)
4. Solar C16 – C18 300 – 380 Bahan bakar diesel
5. Pelumas C19 – C20 >380 Pelumas
6. Parafin >30 >400 Lilin, cat, aspal
Tidak bisa Metalurgi, elektroda
7. Kokas >30
menguap karbon

• Diagram fraksinasi minyak bumi :

6
2.4 Pengolahan Lanjutan Minyak Bumi
1. Pengolahan minyak bumi tahap pertama
Pengolahan minyak bumi tahap
pertama dilakukan dengan distilasi
bertingkat, yaitu proses distilasi
berulang-ulang, sehingga
didapatkan berbagai macam hasil
berdasarkan perbedaan titik
didihnya.

• Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi:


a. Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal
dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan
bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya
b. Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi
diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang
lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.
c. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
d. Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
e. Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat
diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya
sebagai aspal dan lilin.
2. Pengolahan minyak bumi tahap kedua
Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
a. Perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur kimia
senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan
alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan
isomerisasi (perubahan isomer).

7
b. Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan
hasil lebih banyak dengan mutu lebih baik.
c. Proses kristalasasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya.
Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan
akan diperoleh produk sampingan lilin.
d. Pembersihan dari kontaminasi (treating): Pada proses pengolahan tahap pertama dan
tahap kedua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-kotoran ini harus
dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokan berdasarkan titik didih dan jumlah atom
karbon pembentuk rantai karbonnya.

• Tabel beberapa fraksi hasil pengolahan minyak bumi dan kegunaannya.


Titik didih Jumlah atom karbon Kegunaan
-Bahan bakar gas, dikenal sebagai LPG
<20°C C1 – C4 -Bahan baku pembuatan berbagai produk
petrokimia
Dikenal sebagai petroleum eter, merupakan
20 - 60°C C5 – C6 pelarut non-polar digunakan sebagai cairan
pembersih
Liglorin atau nafta, pelarut non-polar, dan
60 - 100°C C6 – C7
cairan pembersih
40 - 200°C C5 – C10 Bensin sebagai bahan bakar minyak
175 - 325°C C12 – C18 Kerosin (minyak tanah), bahan bakar jet
250 - 400°C C12 ke atas Solar, minyak diesel
Zat cair C20 ke atas Oli, pelumas
Zat padat C20 ke atas Lilin paraffin, aspal ter

8
KESIMPULAN
Hasil proses distilasi bertingkat Hasil proses distilasi bertingkat
Fraksi pertama => elpiji (LPG) Perengkahan
Fraksi kedua => nafta Proses ekstrasi
Fraksi ketiga => kerosin & avtur Proses kristalasasi
Fraksi keempat => solar Pembersihan dari kontaminasi
Fraksi kelima => residu

2.5 Bensin Bahan Bakar Utama


Bensin adalah fraksi terpenting dari minyak bumi, yang digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor roda dua, tiga, ataupun empat dengan kandungan senyawanya adalah
isooktana(C8H18) dan heptana(C7H16). Mutu bahan bakar bensin tergantung kepada jumlah
ketukan (knocking) yang ditimbulkannya. Ketukan (knocking) adalah suatu perilaku bahan bakar
yang menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efesiensi bahan bakar dan merusak
mesin. Knocking dinyatakan dengan nilai oktan.

Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan oktan yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah
isooktana dalam bensin. Bilangan oktan ini menyatakan kemampuan bahan bakar dalam mengatasi
ketukan saat terbakar dalam mesin. Semakin tinggi nilai oktan, berarti semakin sedikit ketukannya,
dan semakin baik juga mutunya.

1. N-heptana diberi nilai oktan = 0, karena zat ini menimbulkan knocking yang sangat hebat
2. Isooktana diberi nilai = 100, karena menimbulkan sedikit knocking

JENIS – JENIS BENSIN :

1. Pertamax
- Angka oktannya minimal 92 dan sudah berstandar intenasional
- Cocok untuk kendaraan berkompresi tinggi atau kendaraan berbahan bakar bensin
- Menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI)
- Punya esocave technology yang berfungsi membersihkan bagian dalam
mesin(detergency)

9
- Dilengkapi pelindung anti karat pada dinding tangka kendaraan, saluran bahan bakar dan
ruang bakar mesin (corrotion inhibitor)
- Mampu menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran
menjadi lebih sempurna (demulsifier)

2. Premium
- Harga paling murah disbanding pertamax dan premium
- Dengan angka oktan minimal 88
- Bahan bakar ini cocok untuk kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah

3. Pertalite
- Angka oktan 90 membuat pertalite pas digunakan oleh kendaraan kompresi 9:1 hingga
10:1
- Ramah lingkungan
- Memiliki kandungan detergent juga tapi tidak sebanyak pertamax
- Harganya lebih murah disbanding pertamax
- Dengan tambahan additive, pertalite mampu menempuh jarak yang lebih jauh dengan
tetap memastikan kualitas dan harga yang terjangkau.

Bensin yang dihasilkan dari proses distilasi biasanya masih mempunyai bilangan oktan
yang rendah. Untuk meningkatkan bilangan oktan, perlu ditambahkan zat aditif (zat anti
knocking). Zat Aditif adalah suatu zat yang di tambahkan kedalam suatu campuran / adonan /
larutan dengan jumlah yang sangat sedikit dengan tujuan memberikan kualitas yang baik / yang
di inginkan dengan signifikan,

Berikut contoh zat aditif yang di tambahkan ke dalam bahan bakar :

a. Tetra Ethyl Lead ( TEL ). Pb(C2H5)4 , biasanya digunakan dalam bentuk campurannya yang
disebut Ethyl Fluid, yaitu terdiri atas: 65% TEL, 25% 1,2-dibromoetana, 10% 1,2-
dikloroetana. Adanya unsur Br dan Cl sangat penting untuk mencegah oksida timbal
menempel pada mesin, yaitu dengan membentuk timbal bromide PbBr2 yang mudah
menguap.

10
b. Benzena. C6H6
c. Etanol C₂H₆O, campuran bensin dengan etanol (9:1) lazim disebut gasohol
d. Tersier-butil alcohol (CH3)3COH
e. Metil Tersier Butil Eter (MTBE).CH3O(CH3)3, biasanya digunakan sebagai pengganti
TEL, yaitu untuk menghindari adanya timbal yang dapat mencemari udara.
f. Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE).CH3O(C2H5)3
g. Tertier Amil Metil Eter (TAME). CH3 O (CH3) C2H5

2.6 Dampak Pemakaian BBM

Dampak penggunaan bahan bakar terhadap manusia dan lingkungan :


No. Zat pencemar Dampak yang ditimbulkan
1 Karbon dioksida Pemanasan global
2 Karbon monoksida Menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan
3 Sulfur dioksida Menimbulkan iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, batuk
dan hujan asam
4 Nitrogen oksida Menghasilkan asap kabut yang menyebabkan tumbuhan
layu dan gangguan pernapasan
5 Timbal Iritasi kulit, gatal-gatal, mata perih, infeksi saluran
pernapasan, memicu serangan jantung, merusak ginjal, dan
memengaruhi kemampuan otak

1. Menyebabkan Perubahan Iklim dan Polusi yang Berbahaya

Penggunaan bahan bakar minyak menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berdampak
pada peningkatan suhu di Bumi. Saat bahan bakar bakar dibakar, berbagai emisi dihasilkan,
salah satunya karbon dioksida. Karbon dioksida dalam jumlah yang besar dilepaskan ke
atmosfer akan memerangkap panas dan menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

Di samping itu, penggunaan bahan bakar juga menghasilkan berbagai macam polutan,
seperti jelaga dan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan. Sebab, polutan tersebut

11
meningkatkan risiko penyakit yang dapat berakibat fatal. Contohnya stroke, penyakit jantung,
kanker paru-paru, iritasi saluran pernapas, iritasi mata, batuk.

2. Menyebabkan Pencemaran Air

Selain menyebabkan pencemaran udara, ada pula potensi pencemaran air dan tanah.
Misalnya pada insiden besar Deepwater Horizon BP berupa tumpahnya minyak sebanyak 4,9
juta barel di Teluk Meksiko. Hal tersebut menggambarkan ketidakamanan ekstraksi, proses,
serta transportasi bahan bakar. Selain itu, kasus seperti ledakan minyak dan gas juga
mengontaminasi air tanah.

3. Merusak Tanah

Proses ekstraksi bahan bakar fosil memerlukan lokasi utama seperti tambang dan lahan
yang luas untuk mendukung infrastrukturnya. Misalnya untuk akses jalan, jaringan pipa, lokasi
pengolahan, penyimpanan limbah, dan sebagainya.

4. Menyebabkan Pengasaman Laut

Selain masuk ke atmosfer, emisi karbon dari penggunaan bahan bakar fosil juga berdampak
bagi laut. Saat laut menjadi lebih asam, maka kalsium karbonat bagi makhluk laut seperti tiram,
lobster, dan lainnya juga semakin sedikit. Hal tersebut akan berdampak besar bagi rantai
makanan di laut.

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan. Minyak bumi (petroleum) berasal
dari berbagai bentuk organisme yang mati di dalam tanah. Minyak bumi terbentuk dari pelapukan
sisa-sisa organisme dan merupakan campuran berbagai senyawa karbon, terutama hidrokarbon
baik alifatik maupun aromatik. Di dalamnya terdapat pula senyawa belerang dan nitrogen.

13
DAFTAR PUSTAKA
prezi.com/7i_j8wnskyjh/minyak-bumi-merupakan-energi-yang-tak-terbarukan-beberapa-t/
ruangguru.com/blog/proses-pengolahan-minyak-bumi
id.m.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak
iatmi-smui.ui.ac.id/eksplorasi-minyak-dan-gas/

14

Anda mungkin juga menyukai