PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
RAHMAT ADITYA
112180035
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TENOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Judul Penelitian ......................................................................... 1
1.2. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 1
1.4. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.5. Batasan Masalah ....................................................................... 2
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
2.1. Parameter Kualitas Batubara .................................................... 3
2.2. Efek Potensial Penimbunan Batubara ....................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana mengatasi potensi swabakar dan air asam yang ditimbulkan dari
penimbunan batubara di ROM Stockpile?.
3. Bagaimana rekomendasi ROM Stockpile yang baik pata PT. MAS?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Analisa ultimate
Untuk mengetahui kadar unsur-unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), sulfur(S).
4. Analisa abu
Analisa yang bertujuan untuk mengetahui kandungan abu yang ada pada
batubara pada saat dilakukan pembakaran. Abu batubara terdiri dari senyawa
seperti: SiO2, Al2O3, TiO2, Fe2O3, Mn3O4, MgO, CaO, Na2O, K2O, P2O5.
5. Total Sulfur
Analisa yang bertujuan untuk mengetahui kandungan belerang total yang
terkandung pada batubara dengan membakar conto batubara pada suhu tinggi
(+1350°C).
6. Indeks Ketergerusan (Hardgrove Grindability Index + HGI)
Merupakan suatu nilai yang menunjukkan kemudahan batubara untuk digerus.
Makin tinggi harga HGI makin mudah batubara tersebut digerus. Adapun harga
HGI batubara dapat dicari dengan rumus : HGI = 13,6 + 6,93 W
Dimana harga W adalah berat dalam gram batubara lembut ukuran 200 mesh.
7. Nilai kalor
Adalah besarnya panas yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara.
Harga nilai kalori yang dilaporkan dalam bentuk:
a. Gross Calorific Value (CGV) adalah nilai kalori kotor sebagai nilai kalor
hasil dari pembakaran batubara dengan semua air dihitung dalam keadaan
wujud gas.
b. Net Calorific Value (NCV), nilai kalori bersih hasil pembakaran batubara
dimana kalori yang dihasilkan merupakan nilai kalor. Harga nilai kalori
bersih ini dapat dicari setelah nilai kalori kotor batubara diketahui dengan
menggunakan rumus :
100 − ,-
!"# = %"&# × . − (49,24 + 5,57)
100 − -!
Dimana:
TM = total moisture
M1 = inherent moisture
H = kadar oksigen
W = jumlah total moisture + total moisture pengganti abu (tiap 10%
abu ~ 1% air)
4
Pada analisa kualitas batubara di laboratorium menurut ASTM (American Standart
for Testing Material), dilaporkan dengan menyebutkan beberapa dasar analisa
kualitas batubara yaitu:
1. As Receive (AR) adalah batubara hasil dari proses penambangan, sehingga
masih diperhitungkan total moisture dan abu yang ada pada batubara.
2. Air Dried Base (ADB) adalah batubara yang telah mengalami proses
pemasaran lanjutan, sehingga kandungan air bebasnya hilang pada kondisi
temperatur dan kelembaban standar sehingga tidak diperhitungkan lagi.
Pada kondisi ini batubara dikatakan dalam kondisi dasar udara kering yang
masih mengandung abu dan inherent moisture.
3. Dried Base (DB) adalah keadaan batubara kondisi dasar udara kering yang
dipanaskan pada suhu standar, sehingga batubara dalam kondisi dasar
kering dan bebas dari kandungan air total tetapi masih mengandung abu.
4. Dried Ash Free (DAF) adalah batubara bersih dan bebas dari abu maupun
total moisture.
5. Dried Mineral Matter Free (DMMF) adalah batubara bersih kering yang
telah bebas dari mineral-mineral pengotor yang berasal dari zat bukan
organik pada batubara saat proses pembentukannya. Adapun untuk
mengkonversikan dasar analisa kualitas batubara tersebut seperti terlihat
pada tabel I.
Tabel I
5
2.2. Efek Potensial Penimbunan Batubara
Efek penimbunan batubara bervariasi pada berbagai jenis batubara, tergantung dari
metode penimbunan (penyimpanan). Beberapa efek penimbunan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut :
1. Swabakar dan faktor swabakar timbunan batubara
Swabakar timbunan batubara merupakan hal yang sering terjadi dan perlu
mendapatkan perhatian khususnya pada timbunan batubara dalam jumlah
besar. Batubara akan teroksidasi saat tersingkap dipermukaan sewaktu
penambangan, demikian pada saat batubara ditimbun proses oksidasi ini terus
berlangsung. Akibat dari reaksi oksidasi antara oksigen dengan gas-gas yang
mudah terbakar dari komponen zat terbang akan menghasilkan panas.
2. Bila reaksi oksidasi berlangsung terus-menerus, maka panas yang dihasilkan
juga akan meningkat, sehingga dalam timbunan batubara juga akan mengalami
peningkatan. Peningkatan suhu ini juga disebabkan oleh sirkulasi udara dan
panas dalam timbunan tidak lancar, sehingga suhu dalam timbunan akan
terakumulasi dan naik sampai mencapai suhu titik pembakaran, yang akhirnya
dapat menyebabkan terjadinya proses swabakar pada timbunan tersebut.
6
semakin panjang, sehingga daerah yang tak terpadatkan akan semakin luas
dan akan mengakibatkan permukaan yang teroksidasi semakin besar.
b. Ukuran butir
Pada dasarnya semakin besar luas permukaan yang berhubungan langsung
dengan udara luar, semakin cepat proses pembakaran dengan sendirinya
berlangsung. Sebaliknya semakin besar ukuran bongkah batubara, semakin
lambat proses swabakar. Ukuran butir batubara juga mempengaruhi
kecepatan dari proses oksidasi yang mana proses ini berhubungan langsung
dengan akar pangkat tiga dari luas permukaan. Semakin seragam besar
ukuran butir dalam suatu timbunan batubara, semakin besar pula porositas
yang dihasilkan dan akibatnya semakin besar permeabilitas udara luar untuk
dapat beredar di dalam timbunan batubara.
4. Parameter Batubara
Parameter dari batubara mempengaruhi proses terjadinya swabakar adalah
seperti dijelaskan diawal dasar teori ini.
5. Suhu Swabakar
Proses swabakar bisa terjadi pada semua jenis batubara, tetapi suhu dan waktu
yang diperlukan berbeda. Batubara tingkat rendah memerlukan waktu yang
lebih pendek dan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan batubara
tingkat tinggi.
Perkembangan panas batubara yang disebabkan oleh oksidasi yang dapat
mengakibatkan proses swabakar dapat diringkas sebagai berikut:
7
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN
Identifikasi
Masalah &
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengelompokan
dan Pengolahan
data
8
Analisis Hasil
Pengolahan Data
Kesimpulan dan
Pembahasan
Selesai
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan penggunaan waktu secara
efisien maka perlu disiapkan mengenai rencana kegiatan mingguan. Penelitian
dilakukan pada Januari hingga Februari 2022. Berikut adalah rencana kegiatan
mingguan.
Tabel 3.1.
Rencana Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir
Pengolahan dan
Perancangan
Penyusunan Laporan
Alfarisi, A., Ibrahim, E. & Asyik, M., 2017. Analisis Potensi Self Heating
Batubara Pada Live Stock dan Temporary Stockpile Banko Barat PT.
Bukit Asam. Palembang, Universitas Sriwijaya.
9
Arisoy, A., 2010. Coal Mine Safety and Preventing Self-Combustion of Coal.
Istanbul, Istanbul Technical University.
Arofah, Z. N., Munir, S. & Sriyanti, 2019. Studi Manajemen Penimbunan
Batubara pada Stockpile, Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Ulok
Kupai, (Napal Putih), Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Bandung, Universitas Islam Bandung.
Fathoni, R., Solihin & Ashari, Y., 2017. Manajemen Penimbunan Batubara
pada Lokasi ROM Stockpile PT. Titan Wijaya, Desa Tanjung Dalam,
Kecamatan Ulok Kupai, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu. Bandung, Universitas Islam Bandung.
Nalbandian, H., 2010. Propensity of Coal to Self-Heat. London, IEA Clean
Coal Centre .
Riazi, M. & Gupta, R., 2016. Coal Production and Processing Tehnology.
London: Taylor & Francis Group.
Schweinfurth, S. P., 2009. An Introduction to Coal Quality, Virginia: U.S.
Geological Survey Professional Paper.
Sloss, D. L. L., 2015. Assessing and Managing Spontaneous Combustion of
Coal. London, IEA Clean Coal Centre.
Speight, J. G., 2005. Handbook of Coal Analysis. New Jersey: Wiley
Interscience.
World Coal Association, 2012. Coal-Energy for Sustainable Development.
United Kingdom, World Coal Association.
10