Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

1. Tiga Grafik Pembacaan Dial dan Waktu


2. Tabel Perbedaan Sifat Lapisan Pasir dan Lempung
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr, Tabel 3 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,
dan n pada Lapisan Horisontal dengan dan n pada Lapisan Horisontal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 22 % sebesar 32 %

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr, Tabel 4 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,
dan n pada Lapisan Horisontal dengan dan n pada Lapisan Vertikal dengan
Penambahan Air paaa Tanah Lempung Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 27 % sebesar 22 %
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,
dan n pada Lapisan Vertikal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 27 %

Tabel 8 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,


dan n pada Lapisan Diagonal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 27 %
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,
dan n pada Lapisan Vertikal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 32 %

Tabel 9 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,


dan n pada Lapisan Diagonal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 32 %
Tabel 7 Hasil Pemeriksaan wc, γd, Rc, Sr,
dan n pada Lapisan Diagonal dengan
Penambahan Air pada Tanah Lempung
sebesar 22 %

3. Artikel tentang Koefisien Konsolidasi


Saat proses konsolidasi berlangsung, tinggi tekanan air pori berangsur-angsur turun akibat air
keluar secara bertahap dari dalam benda uji.
Koefisien konsolidasi adalah koefisien yang menyatakan kecepatan proses konsolidasipada
suatu sampel tanah. Semakin besar nilai koefisien ini, maka semakin cepat pula proses
konsolidasi terjadi.
Seperti saya sempat singgung diawal rangkaian tulisan mengenai konsolidasi, seberapa cepat
proses konsolidasi akan terjadi merupakan salah satu concern dalam permasalahan konsolidasi.
Untuk memformulasikan fenomena ini, pada umumnya kita menggunakan persamaan
konsolidasi satu dimensi yang pertama kali diperkenalkan oleh Terzaghi. Persamaan ini
mengasumsikan beberapa poin esensial sbb:
 Tanah homogen dan tersaturasi sempurna
 Air didalam tanah diasumsikan inkompresibel
 Formulasi aliran air didalam tanah dipenuhi oleh Hukum Darcy
 Hubungan tegangan-regangannya linear dan dihubungkan oleh modulus oedometrik
Aliran air pada uji konsolidasi
Agar dapat memahami apa yang terjadi pada benda uji saat tegangan aksial diberikan, perhatikan
gambar dibawah ini.

Evolusi tegangan air pori pada uji konsolidasi


Sesaat setelah beban diberikan ( ), maka seluruh tegangan luar ( ) akan ditanggung oleh air.
Bila kita lihat profil tegangannya, keduanya akan sama besarnya.
Setelah beberapa waktu (dengan ), maka air didalam sampel tanah akan keluar dari
bagian permukaan atas dan bawah benda uji, sedemikian sehingga tegangan air porinya akan
terdisipasi. Catatan: Karena air langsung keluar melalui permukaan atas dan bawah dari sampel ,
maka tegangan air porinya di permukaan ini akan sama dengan nol.
Gambar diatas menujukkan bahwa profil tegangan air porinya akan berangsur mencapai nol.

Siapa yang menahan sisa tegangan luarnya? Tentu saja partikel tanah dalam
bentuk tegangan efektif. Hal ini dipostulasi oleh Terzaghi dalam persamaan berikut:

Nah, tantangannya disini adalah bagaimana kita dapat memformulasi evolusi disipasi tegangan
air pori pada sampel tanah.
Strategi formulasinya adalah dengan mengecek kompatibilitas dua persamaan yang dapat
digunakan mengkalkulasi perubahan volume tanah menurut waktu, yaitu:
 Dari Hukum Darcy
 Dari hubungan tegangan-regangan tanah
Perubahan volume tanah berdasarkan formulasi debit aliran dari Hukum Darcy
Saat tanah terkonsolidasi, akan terjadi perubahan volume pada sampel tanah. Kita dapat
mengkalkulasi besarnya perubahan volume yang terjadi pada sampel tanah dengan menghitung
besarnya debit air yang keluar dari sampel sepanjang waktu tertentu. Catatan: asumsi ini valid
apabila air bersifat inkompresibel.
Gambar dibawah ini menunjukkan profil tegangan air pori seperti yang telah saya singgung
sebelumnya, serta skematisasi debit aliran airnya di lapisan tanah.

Proses disipasi tegangan air pori


Untuk memformulasikan problem ini, pertama-tama kita harus mengkalkulasi besarnya debit air
pada setiap potongan di profil lapisan tanah diatas menggunakan Hukum Darcysbb:

Dengan:

Disini kita harus mengkalkulasi besarnya gradien hidrolik . Untuk dapat mengkalkulasi ini, kita
harus benar-benar paham mengenai tekanan hidrolik yang dijabarkan dalam Hukum
Bernoulli berikut:
Untuk aliran stasioner, persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi

Pertanyaannya, berapa nilai konstanta tersebut? Nilai konstanta tersebut sama dengan
besarnya tegangan total yang bekerja pada suatu titik, atau dalam kasus yang sedang saya
bahas, nilainya sama dengan tegangan air pori di sepanjang profil, tergantung titik mana
yang diamati. Sehingga persamaan diatas dapat saya tulis menjadi

Atau bila saya tulis dalam tinggi tekanan, persamaan diatas dapat ditulis menjadi:

Komponen pertama dan kedua dari bagian kiri persamaan diatas dikenal dengan nama pressure
head dan elevation head, sedangkan bagian kanan persamaan diatas dikenal dengan nama total
head. Tinggi tekanan total inilah yang akan kita gunakan dalam perhitungan gradien hidrolik!!

Catatan: Nilai tekanan air pori diatas, lebih tepat ditulis . Ini disebabkan karena nilai
tegangan air pori bervariasi di sepanjang profil dan bervariasi pula menurut waktu!!
Sekarang gradien hidroliknya dapat kita hitung dengan mudah sbb:

Karena uji konsolidasi merupakan problem satu dimensi, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi

Maka persamaan debit aliran air satu dimensinya menjadi:

Ini adalah debit aliran air pada setiap titik di profil vertikal tanah. Problemnya, debit aliran air ini
tidak konstan disepanjang lapisan tanah, nilainya bervariasi tergantung nilai tegangan air pori!!
Oleh karena disini kita harus menghitung besarnya perubahan debit aliran disepanjang profil
(dalam hal ini divergennya) sbb:
Atau untuk problem satu dimensi, persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi

Karena debit aliran adalah volume air per satuan waktu, untuk menghitung besarnya perubahan
volume tanah, kita dapat dengan mudah mengalikan formula diatas dengan inkremen waktu sbb:

Karena luas penampang tiap potongan tanah selalu konstan, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan dengan mengambil nilai sebagai satu unit area, sehingga persamaan diatas
dapat ditulis menjadi:

Catatan:
 Perlu diingat bahwa tanda negatif menyatakan debit air yang keluar dari volume tanah!!
 Nilai tidak sama dengan , karena disini adalah perubahan volume pada
suatu diferensial volume
Perubahan volume tanah berdasarkan hubungan tegangan-regangan yang linear
Perubahan volume tanah juga dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa relasi tegangan-
regangan tanah memiliki hubungan linear yang dihubungkan oleh modulus oedometrik ( )
yang telah saya jabarkan di posting sebelumnya, sbb:

Besarnya perubahan volume dapat dihitung dengan mengalikan regangan dengan inkremen
perubahan volume

Sama seperti sebelumnya kita dapat mengambil nilai sebagai satu unit area, sehingga:
Karena tegangan efektif tanah juga dalam fungsi waktu, dimana tegangan efektif tanah akan
terus bertambah seiring dengan turunnya tegangan air pori, maka fungsi diatas dapat kita
jabarkan menjadi:

Kalau bingung dengan penjabaran diatas, baca kembali soal turunan total disini!!
Seperti saya singgung diatas, besarnya tegangan efektif yang bertambah pada tanah, akan sama
besarnya dengan tegangan air pori yang terdisipasi, oleh karena itu persamaan diatas dapat juga
ditulis menjadi

Formulasi koefisien konsolidasi


Diatas telah saya turunkan perubahan volume tanah saat terjadi proses konsolidasi yang masing-
masing dihitung dari Hukum Darcy dan dari hubungan linear tegangan-regangan

Bila kita gabungkan kedua persamaan diatas, maka akan kita peroleh relasi berikut:

Persamaan tersebut seringkali disederhanakan menjadi

Dengan merupakan koefisien yang dikenal dengan nama koefisien konsolidasi

Jangan lupa bahwa pada koefisien konsolidasi diatas adalah massa jenis air, sehingga koefisien
konsolidasi diatas sering juga ditulis:

Anda mungkin juga menyukai