GEOLOGI
Formasi Muara Enim terdiri dari 4 units yaitu M1 - M4. M1 merupakan bagian yang terendah dan
tertua umur geologinya, M2 dan M4 berumur geologi diatas Miocene dan memiliki potensi paling
ekonomis.
M1 mempunyai dua lapisan induk batubara yaitu teratas lapisan Merapi (D) dan dibawahnya lapisan
Kladi yang memiliki ketebalan 5 - 10 m, sedangkan komposisi batuan M1 adalah brown - grey
sands, silts, dan clays.
M2 memiliki tiga lapisan batubara yaitu Mangus (A), Suban (B), dan Petai (C) dengan ketebalan
yang bervariasi antara 30 - 50 m. Komposisi batuan M2 terdiri dari clay band di Suban (B) dan
volcanic tuff di lapisan A1, brown-grey clays, brown-grey medium sands dan di bagian terbawah
terdapat green-grey fine sands.
M3 (ketebalan 40 - 120 m) terdiri dari sand, silt dan terdapat sedikit lapisan batubara yaitu Burung
dan Benuang yang tidak memiliki potensi ekonomis.
M4 dengan ketebalan 120 - 200 m merupakan bagian paling teratas dan termuda di formasi Muara
Enim. Bagian ini tersiri dari "hanging layers" yang meliputi lapisan Lematang (Bagian timurnya
adalah lapisan Jelawatan) dengan ketebalan 10 - 30 m.
Secara garis besar, distribusi batubara dan tanah dengan arah vertikal berdasarkan lokasi tambang
adalah sebagai berikut :
1. AIR LAYA
Lapisan C; lapisan ini terletak dibagian terbawah dari formasi Muara Enim grup M2 yang memiliki
ketebalan rata-rata 7 - 8 meter. Ketebalan maksimum 11.2 meter diperoleh data dari bor RC 59 A
Interburden B2-C; lapisan ini terbagi menjadi tiga bagian :
Layer silty claystone dengan ketebalan 1 - 2 meter dibawah lapisan B2
Sandstone dengan ketebalan 25 meter dengan kandungan glauconet (Marine mineral) dan
terjadi sebelum intrusi andesit. Kekuatannya 5 - 100 Kg/cm2.
Silty dark grey to black claystone terletak dibagian atas lapisan C
Lapisan B2; merupakan lapisan paling tipis dengan rata-rata ketebalan 3 meter dan ketebalan
maksimum 4.75 meter diperoleh dari bor RC 44.
Interburden B1-B2; silty claystone dengan kandungan pasir yang berbeda sehingga dikategorikan
keras - sangat keras dan berwarna dark grey to black yang semakin mendekati dasar B2.
KAF
JELAWATAN
M4
ENIM
(MP. B )
MEMBER B
KEBON
BENUANG
BURUNG
M3
( MP. A )
MEMBER A
KASAI
FORMATION
FORMATION
MUARA ENIM
PALEMBANG GROUP
TERTIARY
MIO - PLIOC
PLIOCENE
NIRU
MANGUS
MANGUS
M2
SUBAN
MERAPI
BAF
FORMATION
AIR BENAKAT
MIOCENE
PETAI
M1
KELADI
+ + + o..oooo. - -+++
v-v-v-v
+++
-----++
-----+++
----+ + +- - - - - + + + -v -- v-- -v --v+ + +- - - - - +++ - - - - + + +- - - - - +++ v-v-v-v
+ + +- - - - - -----+++ - - - - + + +- - - - - +++
+++
+++ v-v-v-v
+ + +.v.v.v.v
+++
+++
+++
+ + + --- -- - -+++
+ + +- - - - - +++ - - - - +++
+++
+ + +- - - - - +++ - - - - +++
+++ . . . . . .
+ + +. . . . . . .
+ + ++ + . . . .
+ + ++ +. . . . .
+ + +- - - - - +++ - - - - +++
+++- - - - - + + +. . . . . . .
+++ - - .. .
Discription
Thickness (m)
> 120
6,5 - 10,0
0,5 - 2 ,0
9,0 - 12,9
15 - 23
Suban Marker.
B1 Coal, small carbonaceous silty clay-
8,0 - 12,3
stone intercolations.
2-5
4-5
25 - 40
7,0 - 10,0
Remark :
--------
Claystone
......
......
Sandstone
o ..o..o..o
vvvvvv
vvvvvv
Bentonite
- ..-..-..-
Coal
++++++
++++++
Andesite
Gravel
Siltstone
Interburden A1-A2; terdiri dari bentoinitic layer dan tuffaceous bentoinitic sandstone.
Lapisan A1; lapisan teratas dengan ketebalan maksimum 10.25 meter diperoleh dari bor RC 62 dan
ketebalan rata-rata 7 - 8 meter. Karakteristiknya terdiri dari bentonoitic clay, pelletoidal dan tuff
dengan ketebalan 10 - 20 cm.
2. BANKO BARAT
Discription
Thickness (m)
------
KAF
JELAWATAN
M4
ENIM
(MP. B )
MEMBER B
KEBON
BENUANG
BURUNG
( MP. A )
> 120
10.5
SUBAN
--- -- - -- -- -- -- -- ------
BAF
FORMATION
AIR BENAKAT
......
.......
.......
- -- -- -- -- --
11.5
KELADI
stone intercolations.
Claystone, siltystone layers.
- -- -- -- -- --
-----.-.-.- - -
5.0
M1
12.0
MERAPI
MANGUS
MANGUS
M2
Hanging Seam
v-v-v-v
.v.v.v.v
M3
MEMBER A
KASAI
FORMATION
FORMATION
MUARA ENIM
MIO - PLIOC
PALEMBANG GROUP
v-v-v-v
PETAI
MIOCENE
TERTIARY
PLIOCENE
NIRU
0.9
> 100
Remark :
--------
Claystone
......
......
Sandstone
vvvvvv
vvvvvv
Bentonite
Coal
- ..-..-..-
Siltstone
Lapisan A1; memiliki ketebalan rata-rata 7.3 m yang berasosiasi dengan siliceous dan
ferruginousdengan ketebalan 0.2 - 0.3 m.
Interburden A1-A2; Over burden A1 banyak mengandung silty claystone, sedangkan pada
interburden ini terbentuk dari tuffaceous sandstone yang mengandung montmorillonite dan kwarsa.
Lapisan A2; memiliki ketebalan rata-rata 9.8 m
Interburden A2-B1; pada bagian ini sangat banyak mengandung silty claystone dengan sedikit
terdapat sisa fosil tanaman dan mollusca.
Lapisan B1; memiliki ketebalan rata-rata 12.7 m
Interburden B1-B2; bagian ini juga terdapat porsi silty claystone.
Lapisan B2; memiliki ketebalan rata-rata 4.5 m
Interburden B2-C1; material utama pembentuk lapisan ini adalah laminated beds of sandstone,
silty claystone dan carbonaceous. Terdapat lensa-lensa silicified sandstone dengan ketebalan 1 m
dan lebar 5 m.
Lapisan C1; memiliki ketebalan rata-rata5.1 m
Interburden C1-C2; juga mendapat porsi yang sama dengan interburden B1-B2 yaitu silty
sandstone.
Lapisan C2; memiliki ketebalan rata-rata 6.2 m
Discription
Thickness (m)
------
KAF
JELAWATAN
M4
ENIM
(MP. B )
MEMBER B
KEBON
BENUANG
BURUNG
( MP. A )
MANGUS
MANGUS
M2
> 120
--- -- - -- -- -- -- -- --
8.6
2.9
17.0
SUBAN
17.6
MERAPI
BAF
FORMATION
AIR BENAKAT
v-v-v-v
.v.v.v.v
Hanging Seam
12.8
PETAI
MIOCENE
-------------------v-v-v-v
-------------------v-v-v-v
--------------------
M3
MEMBER A
KASAI
v-v-v-v
FORMATION
FORMATION
MUARA ENIM
MIO - PLIOC
PALEMBANG GROUP
TERTIARY
PLIOCENE
NIRU
M1
-----......
.......
.......
.......
- -- -- -- -- --
Claystone
8.9
KELADI
-----.-.-.- - -
0.9
> 100
Remark :
--------
Claystone
......
......
Sandstone
vvvvvv
vvvvvv
Bentonite
Coal
- ..-..-..-
Siltstone
BAB
UJI COBA & PENGAMATAN ANTARA
METODE "RIP AND PUSH" DAN "DRILLING AND BLASTING"
Parameter kemampugalian diperoleh dari hasil test UCS (Unconfined Compression Strength), secara
garis besar untuk kondisi di Tanjung Enim dapat dilihat pada Tabel I (Sumber Kinhill Otto Gold).
Berdasarkan data tersebut maka untuk jenis batuan yang memiliki kecenderungan untuk dilakukan
ripping, "ligth blasting" dan peledakan adalah pada batuan yang memiliki Kpa yang lebih besar dari
Kpa alat gali. Seperti yang ditemui di Tambang Air Laya bahwa Bucket Wheel Excavator memiliki
Kemampugalian < 5000 Kpa, jenis batuan yang tidak dapat langsung digali oleh BWE adalah
interburden B2C dengan UCS rata-rata 5210 Kpa, sehingga dibutuhkan alat atau cara untuk
melakukan pembongkaran terlebih dahulu dengan menggunakan ripper atau peledakan.
1m
Permukaan Garu
Shank Ripper
0.8 m
1m
Produktivitas (Bcm/Jam)
TOPSOIL
CLAY
GLACIAL TILL
IGNEOUS ROCK
Granite
Basalt
Trap Rock
SEDIMENTARY ROCKS
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
METAMORPHICS ROCKS
Schist
Slate
MINERALS & ORES
Coal
Iron Ore
NON RIPABLE
RIPPABLE
Produktivitas (Bcm/Jam)
TOPSOIL
CLAY
GLACIAL TILL
IGNEOUS ROCK
Granite
Basalt
Trap Rock
SEDIMENTARY ROCKS
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
METAMORPHICS ROCKS
Schist
Slate
MINERALS & ORES
Coal
Iron Ore
NON RIPABLE
RIPPABLE
Produktivitas (Bcm/Jam)
TOPSOIL
CLAY
IGNEOUS ROCK
Granite
Basalt
SEDIMENTARY ROCKS
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
METAMORPHICS ROCKS
Schist
Slate
MINERALS & ORES
Coal
Iron Ore
NON RIPABLE
RIPPABLE
Shank Ripper
0.8 m
2m
Bucket
6m
Lubang Tembak
GAMBAR 7
PERBEDAAN PENAMPANG KEMAMPUAN
RIPPER, ALAT GALI DAN LUBANG TEMBAK
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa pada material "tertentu" (akan didefinisikan dihasil
pengamatan) alat garu memiliki kedalaman garu 0.8 meter sehingga alat gali tidak dapat menggali
secara optimal karena memiliki kedalaman gali 2 meter. Jika pada material tersebut dilakukan
peledakan, maka material gali memiliki kedalaman 6 meter sehingga alat gali dapat menggali lebih
optimal.
MTBU
Pit 1 & 2
Pit 1 & 2
220
760
590
7040
30640
12000
2160
4350
2840
220
1120
760
760
760
1120
3460
2090
5280
5280
5280
30640
1680
1600
3020
3020
3020
5210
83634
411
3670
23016
150821
21961
1285
14635
11372
50340
1120
760
760
760
1120
1120
2090
5280
5280
5280
30640
30640
1600
3020
3020
3020
5210
5210
0
35447
36603.4
22774
2797
17156
247153
16.25%
12.85%
640055
11.42%
8.17%
Banko Barat
Pit 3 Barat Pit 3 Timur
TAL
Prebench Plus SRC
1493
447
1016
327
2540
71
32957
-
14053
22.19%
8.64%
52
439
580
-
39959
82.48%
-
36804
39959
92.10%
-
Tal Ext
2043
3
876
10
1088
0
406
3075
1932
13331
22.65%
-
Peledakan
Burden 3 - 4 meter
Spasi 4 - 5 meter
Diameter lubang bor 3" (inchi)
Lubang bor 20 - 30 buah per peledakan
Kedalaman lubang bor 6 meter
Dinamit (primer) power gel magnum
Amonium Nitrat + Fuel (ANFO)
Detonator Non electric Ms 450, 42 dan 17
Detonator electric
Free Face
Burden
Free Face
Lubang Tembak
Pola Zigzag
Spasi
Stemming
Free Face
Isian/ANFO
Primer
BAB
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA TEKNO-EKONOMI
Pengamatan dilakukan ditiga lokasi tambang yaitu Air Laya, Muara Tiga Besar Utara dan
Banko Barat dengan kegiatan sebagai berikut :
: 50 m
: 15 m
: 750 m2
:
:5m
:3m
: 30 buah
:1
: 30 buah
:6m
:0m
: 2880 m3
: 180 m
: CM 351 Ingersollrand
: 2000
: medium
: 2001
(A)
: $ 120,000
(B)
:$0
(C) = (A) - (B)
: $ 120,000
(D) = (I) x (C)
: $ 12,000
(E) = (C) - (D)1
: $ 108,000
(F)
: 10,000 Jam
(G)
: 4,150 Jam
(H) = (F)/(G)
:
2 Tahun
(I) = (D)/(A)
: 0.10
Biaya Kepemilikan
Depresiasi
Average Annual Investment Factor
Bunga, Pajak, Asuransi
Sub Total Biaya Kepemilikan
Biaya Operasi
Bahan bakar
Oli mesin
Oli transmisi
Oli final drives
Oli hidrolik
Gemuk (Grease)
Filters
50 % x (b+c+d+e)
Mata & batang bor (Special item) harga/umur
Upah operator
Perbaikan (standar cost x multiple factor)
Sub Total Biaya Operasi
Kecepatan Pemboran
Total Waktu Pemboran
48.00 m/jam
3.75 jam
2. PELEDAKAN
Kedalaman lubang untuk isian
Bahan Peledak (densitas) ANFO
Bahan Peledak per Lubang
Total Bahan Peledak
: 3.90 m
: 3.2 Kg/m
: 12.5 Kg
: 374 Kg
Biaya Handak
AN/FO
Detonator
Dinamite
Biaya Peledakan
Survervisor
Perbandingan antara metode "Rip & Push" dan "Drilling - Blasting" berdasarkan tarif
dimasing-masing lokasi tambang adalah sebagai berikut :
MTBU
Seismic Velocity (Ft/Sec)
TAL
BB
1000-2000
> 2000
4000-5000
5000
5000-6000
348
247
224
181
279
187
195
331
< 3000
3000
7500
> 7500
Berdasarkan tabel di atas dan grafik terlihat bahwa untuk material dengan
"Unconfined Compressive Strength (UCS) > 5000 Kpa lebih efektif untuk dilakukan
peledakan daripada dengan ripper, karena pada material tersebut efektivitas ripper
megalami penurunan dimulai dari seismic velocity > 4000 ft/sec.
Penambahan volume untuk aktivitas blasting dimasing-masing lokasi tambang
adalah sebagai berikut :
MTBU
Banko Barat
TAL
Tal Ext
Pit 1 & 2
Plus SRC
16.25 %
11.42 %
22.19 %
82.48 %
92.10 %
22.65 %
35.69 %
49.95 %
71.13 %
100 %
92.10 %
78.31 %
Rp10,000
Rp9,000
Rp8,000
Rp7,000
Rp6,000
Rp5,000
Rp4,000
Rp3,000
Rp2,000
Rp1,000
Rp-
400
350
300
250
200
150
100
50
0
1000-2000
> 2000
4000-5000
MTBU OB A1
5000
TAL B2C
Bia ya Tota l
5000-6000
BB B2C
Prod. Blasting-Loading
Biaya Ripping-Loading
Biaya Drill-Blast-Loading
Kurs 1 US$
Uraian
3.50
Rp
11,000
Unit
G-070
US$/bcm
Rp./bcm
0.359
965
4,916
1.075
2,894
14,715
Uraian
Unit
Uji 1
Uji 2
Uji 3 & 4
Uji 5
1.080
530
12,412
1.143
612
13,180
1.367
1204
16,238
0.897
3,192
13,065
0.594
291
6,824
0.656
374
7,593
0.933
1103
11,361
0.911
3240
13,261
0.540
265
6,209
0.603
348
6,978
0.754
746
9,038
0.723
2572
10,527
0.481
236
5,527
0.543
318
6,296
0.698
727
8,407
0.655
2331
9,541
29,302
3
415
0.787
3
24,622
4
755
0.432
3
19,564
5
1659
0.393
3
17,948
5
932
0.350
3
Tanah :
Gali
Angkut (3.5 Km)
Total
US$/bcm
Rp./bcm
Rp/Bcm
19,631
Dozing
US$/bcm
Rp./bcm
Loading
US$/bcm
Rp./bcm
Hauling
US$/bcm
Rp./bcm
Rp/Bcm
Spacing
m
Volume (J Survey)
Bcm
Powder Factor Kg/Bcm
Burden
m
D&B
G-070
35,000
Tarif (Rp/Bcm)
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
415
755
1659
932
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan setelah peledakan yaitu
aktivitas pemuatan (Loading) dan pengangkutan (Hauling) mengalami peningkatan produktivitas.
Hal tersebut terlihat dari menurunnya tarif pada sistem penambangan yaitu pada aktivitas
pangangkutan.
Pada uji coba terakhir di Banko Barat Pit III dengan menggunakan Mesin Bor Thamrock CHA 1100
milik PT PAMA PERSADA juga menunjukkan pencapaian efisiensi dari sistem penambangan
(Drilling-Blasting, Loading dan Hauling), walaupun secara tarif single rate masih relatif lebih mahal
dari pada tarif kontrak G-070, Yaitu sebagai berikut :
Uraian
Unit
G-070
Uraian
Unit
CHA 1100
US$/bcm
Rp./bcm
0.359
965
4,916
0.944
2,541
12,920
US$/bcm
Rp./bcm
0.567
216
6,453
0.629
299
7,222
0.835
841
10,027
0.641
2,278
9,324
Tanah :
Gali
Angkut (1.9 Km)
Total
US$/bcm
Rp./bcm
Rp/Bcm
+
Dozing
US$/bcm
Rp./bcm
Loading
US$/bcm
Rp./bcm
Hauling
US$/bcm
Rp./bcm
17,836
Spacing
Volume (J Survey)
Powder Factor
Burden
Rp/Bcm
m
Bcm
Kg/Bcm
m
19,351
5
1599
0.480
4
Dilihat dari Powder Factor yang tinggi > 0.25 Kg/Bcm yaitu 0.48 Kg/Bcm, aktivitas peledakan tidak
berhasil. Hal ini disebabkan oleh tidak meratanya campuran ANFO (dilihat dari pencampuran yang
dilakukan di lapangan) sehingga kekuatan ledakan berkurang. Oleh karena itu, untuk kegiatan
peledakan dikemudian hari harus mempertimbangkan pembuatan lokasi pencampuran ANFO
dengan menggunakan alat Mixing + Oker sehingga dapat diperoleh komposisi yang diinginkan
AN : FO = 94.5 % : 5.5 %.
BAB
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pemboran dan peledakan lebih efektif dalam kegiatan penambangan digunakan pada
material dengan UCS > 5000 Kpa
2. Performance ripping menunjukan penurunan pada seismic velocity > 4000 Ft/sec.
3. Direkomendasikan untuk melakukan pemboran dan peledakan pada tiga lokasi
tambang Air Laya, MTBU dan Banko Barat untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
penambangan.
4. Pelaksanaan peledakan masih belum sesuai dengan prosedur metode peledakan,
terutama pada pencampuran ANFO sehingga hasil peledakan belum optimal.
Direkomendasikan untuk melakukan mixing ANFO dengan komposisi 94.5 % (AN) dan
5.5 % (FO).
5. Metode peledakan lebih efisien dibandingkan dengan metode konvensional yang
digunakan oleh kontraktor, khususnya pada aktivitas pemuatan dan pengangkutan.