Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas RahmatNya dan
KaruniaNya saya dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah Analisa Proksimat pada Penentuan Kadar Abu (Ash),
Kadar Air (Moisture), Kadar Zat Terbang (Volatile Matter), Karbon Padat
(Fixed Carbon), dan Analisa Ultimate pada Penentuan Calorific Value (CV).
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
guru pembimbing yang telah membimbing saya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh pembimbing. Saya harap, makalah
ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi setiap pembaca, khususnya
teman-teman sekalian.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih ada yang kurang dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja, mohon diberikan kritik maupun saran agar kedepannya saya dapat
memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas dalam membuat makalah
lainnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara telah lama menjadi sumber energi utama di dunia,
memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi global. Sebagai salah satu bentuk energi fosil, Batubara memiliki
peran krusial dalam menyokong kebutuhan energi dunia, terutama dalam sektor
industri dan pembangkit listrik. Meskipun demikian, penggunaan Batubara juga
menimbulkan sejumlah tantangan serius, termasuk dampak lingkungan yang
merugikan dan ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi.
1
3. Teknologi dan Inovasi untuk Mengurangi Dampak Lingkungan :
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan
dari penggunaan Batubara. Teknologi dan inovasi seperti pembangkit listrik
bersih dan teknologi pemurnian gas emisi telah dikembangkan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, penelitian terus dilakukan untuk
mengidentifikasi metode produksi dan penggunaan Batubara yang lebih
ramah lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoperasikan alat instrument dalam melakukan analisa
proksimat dan ultimate di laboratorium Batubara dengan baik dan benar.
2
2. Bagaimana cara mengetahui Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Zar Terbang,
Fixed Carbon, dan Calorific Value dalam sample Batubara.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai Fixed Carbon dan Calori Value dalam sample
Batubara
2. Untuk mengetahui cara menentukan nilai total Fixed Carbon dan Calori
Value dalam sample Batubara dengan menggunakan alat instrument dengan
baik, tepat, dan teliti.
D. Manfaat Penelitian
1 Mampu mengetahui analisa proksimat dan ultimate dalam sample Batubara
2 Mampu mengoperasikan alat instrument dengan baik dan benar
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Batubara
Batubara adalah suatu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan prasejarah yang mati dan terakumulasi dalam lingkungan rawa atau
danau. Proses pembentukan Batubara melibatkan pengendapan dan pengubahan
bahan organik selama jutaan tahun oleh panas dan tekanan geologi. Kandungan
karbon merupakan komponen utama dalam Batubara, disertai dengan Hidrogen,
Nitrogen, Sulfur, dan Oksigen.
Dalam konteks energi, Batubara sering digunakan sebagai sumber energi
utama untuk pembangkit listrik dan berbagai industri. Terdapat beberapa jenis
Batubara, seperti lignit, bituminus, dan antrasit, yang mencerminkan tingkat
metamorfosisnya. Lignit memiliki tingkat metamorfosis paling rendah,
sedangkan antrasit memiliki tingkat tertinggi.
Meskipun Batubara memberikan kontribusi signifikan terhadap
kebutuhan energi global, penggunaannya juga menimbulkan berbagai
tantangan. Pembakaran Batubara menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti
Karbon Dioksida (CO2), yang berkontribusi pada perubahan iklim. Proses
penambangan dan penggunaan Batubara juga dapat menyebabkan dampak
negatif pada lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dan
upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, banyak negara sedang beralih
ke sumber energi bersih dan terbarukan. Meskipun demikian, Batubara tetap
menjadi sumber energi penting dalam beberapa wilayah, dan tantangan
berkelanjutan terkait dengan keberlanjutan dan dampak lingkungan terus
menjadi fokus pembahasan global.
Menurut Prijono, Achmad (Pengertian Batubara, 1992) berpendapat
bahwa Batubara adalah bahan bakar Hidrokarbon tertambat yang terbentuk dari
sisa tumbuh-tumbuhan yang terendap kandalam lingkungan bebas Oksigen
4
serta terkena pengaruh temperatur dan tekanan yang berlangsung sangat lama.
Sedang menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara bahwa Batubara adalah endapan senyawa Organic
Karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan
2. Pengendapan :
Materi organik yang terakumulasi mengalami pengendapan di dasar
perairan. Proses ini memicu pembentukan lapisan sedimen di atasnya,
seperti lumpur dan pasir, yang menutupi materi organik dan menciptakan
kondisi anaerobik yang penting untuk pembentukan Batubara.
4. Pembentukan Lignit :
Di bawah tekanan dan panas yang terus meningkat, gambut dapat
mengalami metamorfosis menjadi lignit, Batubara dengan tingkat
5
metamorfosis paling rendah. Lignit memiliki kandungan air yang tinggi dan
warna coklat hingga hitam.
5. Pembentukan Bituminus :
Melalui peningkatan tekanan dan suhu lebih lanjut, lignit dapat berubah
menjadi bituminus. Bituminus memiliki kandungan karbon yang lebih
tinggi daripada lignit dan dapat dibagi menjadi bituminus rendah, sedang,
dan tinggi.
6. Pembentukan Antrasit :
Pada tahap metamorfosis tertinggi, bituminus dapat berkembang menjadi
antrasit. Antrasit memiliki kandungan Karbon yang sangat tinggi, warna
hitam mengkilap, dan sifat pembakaran yang baik.
C. Analisa Proksimat
Analisis proksimat Batubara adalah suatu metode untuk menentukan
komposisi Batubara berdasarkan fraksinya secara kasar. Analisis ini membagi
Batubara menjadi beberapa fraksi utama untuk mengetahui kandungan zat-zat
tertentu yang dapat memberikan gambaran mengenai sifat-sifat pembakaran
dan nilai energi Batubara.
6
Analisis proksimat merupakan suatu metode laboratorium yang
digunakan untuk menentukan komposisi Batubara secara kasar. Hasil analisis
ini memberikan informasi mengenai kandungan berbagai komponen yang
penting dalam mengevaluasi karakteristik pembakaran dan potensi energi
Batubara.
7
lebih rentan terhadap pembusukan dan pembentukan jamur, yang dapat
mempengaruhi penyimpanan dan penanganan.
4. Fixed Carbon
Fixed Carbon terdiri dari karbon dan sejumlah kecil mineral yang tidak
terbakar selama pembakaran. Komponen ini umumnya mencakup senyawa
karbon yang lebih stabil dan kurang mudah terbakar daripada zat mudah
terbang.
8
Kandungan Fixed Carbon merupakan indikator penting dalam
menentukan potensi energi dan sifat-sifat pembakaran Batubara. Semakin
tinggi kandungan Fixed Carbon, semakin tinggi nilai kalori Batubara.
D. Analisa Ultimate
Analisis ultimate adalah metode laboratorium yang digunakan untuk
menentukan komposisi kimia total dari suatu sampel Batubara. Analisis ini
memberikan informasi rinci tentang jumlah elemen kimia yang terkandung
dalam Batubara, termasuk karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S),
oksigen (O), dan lain-lain.
Tujuan utama analisis ultimate adalah untuk memberikan gambaran
lengkap tentang komposisi kimia Batubara. Informasi ini penting dalam
mengevaluasi potensi energi, sifat-sifat pembakaran, dan dampak lingkungan
dari Batubara.
9
Analisis ultimate mengukur empat elemen utama dalam Batubara :
Karbohidrat (C) : Menunjukkan proporsi karbon dalam Batubara, yang
merupakan komponen utama yang menghasilkan energi saat pembakaran.
Hidrogen (H) : Menunjukkan proporsi hidrogen dalam Batubara, yang juga
berkontribusi pada nilai kalori dan menghasilkan air saat pembakaran.
Nitrogen (N) : Menunjukkan proporsi nitrogen dalam Batubara, yang dapat
menyebabkan pembentukan oksida nitrogen (NOx) saat pembakaran.
Sulfur (S) : Menunjukkan proporsi sulfur dalam Batubara, yang dapat
menyebabkan emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat pembakaran.
1. Calorific Value
Calorific value, atau nilai kalori, adalah ukuran kuantitatif dari energi
yang dihasilkan atau dilepaskan selama pembakaran suatu bahan bakar. Ini
menggambarkan jumlah panas atau energi yang dihasilkan ketika bahan
bakar tersebut sepenuhnya terbakar. Calorific value umumnya diukur dalam
unit energi per massa, seperti kilojoule per kilogram (kJ/kg) atau British
Thermal Units per pound (BTU/lb).
Nilai kalori adalah jumlah energi yang dihasilkan atau dilepaskan
selama pembakaran sempurna dari suatu bahan bakar. Ini mencakup energi
yang dibebaskan dari reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen di udara.
Terdapat dua jenis utama nilai kalori:
Lower Heating Value (LHV): Merupakan nilai kalori yang
memperhitungkan energi yang dilepaskan selama pembakaran, tetapi
tidak memperhitungkan panas yang diperlukan untuk menguapkan air
yang dihasilkan selama pembakaran.
Higher Heating Value (HHV): Merupakan nilai kalori yang
memperhitungkan energi yang dilepaskan selama pembakaran,
termasuk panas yang diperlukan untuk menguapkan air yang dihasilkan
selama pembakaran.
10
Informasi nilai kalori digunakan dalam berbagai industri, termasuk
pembangkit listrik, industri metalurgi, dan produksi energi termal. Nilai
kalori Batubara, minyak, gas, dan bahan bakar lainnya mempengaruhi
pemilihan bahan bakar dan perencanaan proses pembakaran.
11
BAB III
METODE PENGUJIAN
ALAT BAHAN
Crucible
Spatula
Sample Batubara
SUNDY STDGA 408 (Sample E 08 September 2023)
MOISTURE TESTER
Computer
ALAT BAHAN
Cawan Porselin
Neraca Analitik
Spatula
Sample Batubara
Furnace (Tanur) (Sample E 08 September 2023)
Gegep
Sarung Tangan
Pelindung Wajah
12
Analisa Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)
ALAT BAHAN
Crucible
Neraca Analitik
Spatula
Sample Batubara
SUNDY STDGA 200
(Sample E 08 September 2023)
VOLATILE MATTER
Gegep
Sarung Tangan
Pelindung Wajah
2. Analisa Ultimate
Calorific Value (Nilai Kalori)
ALAT BAHAN
Sample Batubara
Calorimeter Parr 6200
(Sample E 08 September 2023)
Aquades
Neraca Analitik
Gas Oksigen (O2)
Gelas Piala 400 ml
Gelas Ukur 10 ml
Cawan
Terminal Bomb
Kawat
13
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu praktikum dimulai 15 Januari 2024 sampai dengan 18 Januari
2024. Tempet pelaksanaan praktikum analisa sample dilakukan di Laboratorium
Batubara SMK SMAK Makassar.
C. Prosedur kerja
1. Analisa Proksimat
Analisa kadar air (Moisture)
a. Langkah menghidupkan alat
1) Dinyalakan computer dan dibuka aplikasi STDGA 408 atau 400
pada layar desktop
2) Dinyalakan unit mesin STDGA 408 atau 400 dengan menekan
switch yang ada dibelakang unit (dipastikan alat sudah terkoneksi
dengan software)
3) Alat siap digunakan
14
5) Dimasukkan jumlah sample atau crucible yang akan kita test
6) Dipilih “Single Weighing” atau “Continue Weighing” pada
Weighing Method. Single Weighing adalah menimbang crucible
dan berat sample satu persatu. Continue Weighing adalah
menimbang crucible secara keseluruhan dan setelah selesai lalu
penimbangan berat sample satu persatu.
7) Klik “Start”
8) Diletakkan crucible pada try sample dan tekan “Tombol Merah”
pada alat hingga ditunggu penimbangan crucible selesai.
9) Dimasukkan sample Batubara (Sample E 08 Sept 2023) sebanyak
0,9000-1,0000 gram dan ditekan kembali “Tombol Merah” agar
berat sample masuk kedalam software
10) Dilanjutkan langkah diatas untuk penimbangan selanjutnya.
11) Konfirmasi perintah pada layar jika penimbangan sample sudah
selesai, kemudian ditutup pintu alat.
12) Ditunggu hingga analisa selesai. Analisa ini dilakukan pada suhu
105 hingga 110o C selama 1 jam.
15
c. Dimasukkan cawan kedalam furnace mula-mula pada suhu kamar
menggunakan gegep.
d. Dinaikkan suhu hingga 850o C selama 3 jam.
e. Dibuka sedikit pintu furnace utuk mendinginkan hingga kurang lebih
500 derajat celcius.
f. Dikeluarkan cawan dari furnace menggunakan gegep dan diletakkan
di atas nampan logam kemudian di dinginkan hingga suhu kamar
g. Ditimbang cawan dan abu sebagai (m3)
2. Analisa Ultimate
Calorific Value (CV)
a. Diset Alat Bomb dengan menghubungkan ke arus listrik, ditekan F1
untuk posisi ON, ditunggu hingga tertera tulisan “Stand By”
b. Ditimbang kurang lebih 1 gram contoh diatas cawan platina.
c. Diisi termal bomb dengan aquadest sebanyak 5 mL
d. Dipasang kawat penyangga cawan
e. Dihubungkan kawat kedalam terminal bom, dan ditutup dengan erat-
erat.
16
f. Diisi dengan Oksigen secara perlahan sampai 25 atm.
g. Dimasukkan bomb kedalam alat bomb calorimeter.
h. Dihubungkan terminal dengan kawat yang ada didalam alat.
i. Diset alatt dengan menekan tombol start nomor bom (ID), lalu nomor
contoh, ditekan enter lalu dimasukkan berat contoh dan ditekan enter.
j. Setelah bomb berbunyi dengan nada panjang, berarti penetapan telah
selesai, ditekan “Done”
k. Dimatikan alat calorimeter bomb dengan menekan tombol F1
17
BAB IV
A. Hasil
1. Analisa Proksimat
Kadar Air (Moisture)
Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023
simplo duplo
Dish No.
𝒎𝟐−𝒎𝟑
%moisture in the analysis sample = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 14,82% 14,72%
14,77%
%moisture in the analysis sample
Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%
14,82%−14,72%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
14,77%
0,1%
%𝑅𝑃𝐷 = 14,77 x 100%
%𝑅𝑃𝐷 = 0,67%
18
Kadar Abu (Ash Content)
Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023
Dish No. simplo duplo
Wt. of dish + sample before heating (m2) 19,5993 20,0343
Wt. of dish before heating (m1) 18,5991 19,0342
Wt. of dish + sample after heating (m3) 18,7180 19,1531
𝒎𝟑−𝒎𝟏
% Ash Content = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 11,88% 11,88%
Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%
11,88%−11,88%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
11,88%
0%
%𝑅𝑃𝐷 = 11,88% x 100%
%𝑅𝑃𝐷 = 0%
𝒎𝟐−𝒎𝟑 57,72%
% Loss = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 57,06%
19
Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%
57,72%−57,06%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
57,39%
0,66%
%𝑅𝑃𝐷 = 57,39% x 100%
%𝑅𝑃𝐷 = 1,15%
Fixed Carbon
Fixed Carbon = 100 - %Moisture - %Ash - %Volatile 30,73%
Matter
2. Analisa Ultimate
Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023
B. Pembahasan
1. Kadar Air (Moisture)
Total moisture yang terkaandung dalam contoh Batubara yang
diterima dalam Laboratorium yang menggambarkan kandungan moisture
sumber Batubara yang diambil. Pada kadar moisture yang dianalisa adalah
kandungan air yang terkandung dalam Batubara. Hal itu perlu di cek karena
kandungan air dapat menurunkan panas per-kg Batubara dari praktik yang
dilakukan, didapatkan kadar air rata-rata untuk simplo dan duplo sebesar
14,77%. Dalam hal ini kadar yang didapatkan tidak melewati rentang
20
persentase yaitu tidak lebih dari 15%. Hasil yang didapatkan dipengaruhi oleh
peringkat Batubara, tingkat humidity dan temperature pada saat Batubara
dianalisa, dan juga berpengaruh pada proses preparasi sample sebelum
dianalisa. Adapun repeatability dari moisture dengan data simplo duplo
didapatkan sebesar 0,67%
2. Ash Content
Didalam analisis Batubara, abu didefinisikan sebagai sisa pembakaran
yang tinggal jika Batubara dipijarkan. Sisa ini merupakan hasil perubahan
kimia ketika proses penggabungan terjadi. Pada kadar abu yang dianalisa
adalah banyaknya kandungan abu dalam Batubara yang akan menentukan
nilai kalor dari Batubara tersebut dan hasil praktikum didapatkan rata-rata
kadar abu untuk simplo dan duplo sebesar 11,88%. Nilai tersebut tidak
masuk dalam rentang persentase abu yaitu 3-8%. Batu bara yang kadar
abunya tinggi akan memiliki nilai kalori kecil. Hal ini dikarenakan kecilnya
Fixed Carbon (Karbon Padat) yang berpengaruh terhadap besarnya
pembentukan energy pada proses pembakaran Batubara. Adapun nilai
repeatability yang didapatkan sebesar 0%.
3. Volatile Metter
Zat terbang (Volatile Matter) adalah gas atau uap yang terbentuk pada
awal pembakaran Batubara yang merupakan senyawa hidrokarbon alifatik,
proses selanjutnya akan berubah menjadi Oksida yang stabil. Kandungan
utamanya adalah gas yang mudah terbakar seperti CO2 dan uap air. Pada
analisa VM yang dianalisanya adalah banyaknya zat yang hilang pada saat
pemanasan, yaitu 920oC selama 7 menit. Kadar VM yang didapatkan
sebesar 42,62% dari perhitungan kadar yang hilang dikurang dengan kadar
moisture. Kadar volatile metter suatu Batubara perlu diketahui terutama
untuk penambangan bawah tanah karena jika kadar volatile metter tinggi
maka akan terjadi ledakan yang sangat membahayakan jiwa manusia.
21
Batubara dengan zat terbang tinggi mudah terbakar sehingga proses
pembakaran berjalan cepat, begitupun sebaliknya.
4. Fixed Carbon
Karbon padat merupakan karbon tinggal setelah penderterminasi zat
terbang. Karbon padat tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi dari
perhitungan setelah penentuan kadar air, abu, dan zat terbang. Karbon padar
dalam Batubara adalah karbon yaitu mewakili sisa (residu) aetelah
penghilangan air dan zat terbang yang biasanya mengandung sejumlah kecil
senyawa Oksigen, Nitrogen, dan Sulfur. Didapatkan kadar Fixed Carbon
sebesar 30,73% dimana hasil tersebut didapatkan dari penentuan kadar air,
abu, dan zat terbang. Data karbon padat dipakai dalam klasifikasi Batubara,
proses pemakaian dan proses karbonisasi.
22
Macam – macam Batubara :
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penetilian Analisis Proksimat dengan menggunakan standar
ASTM (American Sosiety For Testing and Material) dan Analisis Ultimate
menggunakan standar ISO didapatkan hasil rata-rata kandungan Batubara,
yaitu :
1. Kadar Air Lembab (Moisture Air Dry) sebesar 14,77% ; Kadar Abu (Ash
Content) sebesar 11,88% ; Kadar Zat Terbang (VM) sebesar 42,62% dan
Kandungan Fixed Karbon sebesar 30,73%.
2. Nilai RPD Kadar Air Lembab (Moisture Air Dry) sebesar 0,67% ; Kadar
Abu (Ash Content) sebesar 0% dan Kadar Zat Terbang (VM) sebesar 1,15%
3. Nilai Calorific Value Batubara sebesar 4163,69 cal/g
B. Saran
1. Pengukuran tersebut dapat dilanjutkan dengan Analisis Ultimate yaitu Total
Sulfur dengan membandingkan dengan alat pengukran yang berbeda
merk nya.
2. Melakukan penetapan Batubara lainnya seperti Melting Point dan CHN
(Carbon, Hidrogen, Nitrogen)
24
DAFTAR PUSTAKA
25