Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BATUBARA

“ANALISIS PROKSIMAT PADA PENENTUAN


KADAR AIR (MOISTURE), KADAR ABU (ASH),
KADAR ZAT TERBANG (VOLATILE MATTER),
KARBON PADAT (FOXED CARBON),
DAN ANALISIS ULTIMATE”

NAMA : NAILA RAMADHANI PUTRI SISWANTO


NIS : 216533
KELAS : XIII. C

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas RahmatNya dan
KaruniaNya saya dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah Analisa Proksimat pada Penentuan Kadar Abu (Ash),
Kadar Air (Moisture), Kadar Zat Terbang (Volatile Matter), Karbon Padat
(Fixed Carbon), dan Analisa Ultimate pada Penentuan Calorific Value (CV).
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
guru pembimbing yang telah membimbing saya.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh pembimbing. Saya harap, makalah
ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi setiap pembaca, khususnya
teman-teman sekalian.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih ada yang kurang dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja, mohon diberikan kritik maupun saran agar kedepannya saya dapat
memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas dalam membuat makalah
lainnya.

Makassar, 18 Januari 2024

Naila Ramadhani Putri Siswanto

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4
A. Batubara ............................................................................... 4
B. Tahap dan Proses Pembentukan Batubara ............................. 5
C. Analisa Proksimat ................................................................ 6
1. Kadar Abu (Ash) ............................................................ 7
2. Kadar Air (Moisture) ...................................................... 7
3. Kadar Zat Terbang (VM) ................................................ 8
4. Fixed Carbon .................................................................. 8
D. Analisa Ultimate ................................................................. 9
1. Calorific Value ............................................................... 10
BAB III METODE PENGUJIAN ........................................................... 12
A. Alat dan Bahan ...................................................................... 12
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................ 14
C. Prosedur kerja ....................................................................... 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 18
A. Hasil ..................................................................................... 18
B. Pembahasan .......................................................................... 20
BAB V PENUTUP ................................................................................. 24
A. Kesimpulan ........................................................................... 24
B. Saran ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batubara telah lama menjadi sumber energi utama di dunia,
memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi global. Sebagai salah satu bentuk energi fosil, Batubara memiliki
peran krusial dalam menyokong kebutuhan energi dunia, terutama dalam sektor
industri dan pembangkit listrik. Meskipun demikian, penggunaan Batubara juga
menimbulkan sejumlah tantangan serius, termasuk dampak lingkungan yang
merugikan dan ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi.

1. Kontribusi Batubara terhadap Energi Global :


Batubara memiliki peran sentral dalam memenuhi kebutuhan energi
dunia. Sebagai sumber energi yang relatif murah dan melimpah, Batubara
memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi di banyak
negara. Sebagai bahan bakar utama dalam pembangkit listrik, Batubara
menyediakan listrik dalam jumlah besar untuk mendukung berbagai sektor,
termasuk industri, komersial, dan rumah tangga.

2. Dampak Lingkungan dari Penggunaan Batubara :


Penggunaan Batubara tidak terlepas dari dampak lingkungan yang
signifikan. Pembakaran Batubara menghasilkan emisi gas rumah kaca,
termasuk Karbon Dioksida (CO2), yang menjadi salah satu penyebab utama
perubahan iklim global. Selain itu, limbah Batubara dan pencucian Batubara
dapat mencemari air dan tanah, mengakibatkan degradasi lingkungan dan
membahayakan keanekaragaman hayati.

1
3. Teknologi dan Inovasi untuk Mengurangi Dampak Lingkungan :
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan
dari penggunaan Batubara. Teknologi dan inovasi seperti pembangkit listrik
bersih dan teknologi pemurnian gas emisi telah dikembangkan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, penelitian terus dilakukan untuk
mengidentifikasi metode produksi dan penggunaan Batubara yang lebih
ramah lingkungan.

4. Ketidaksetaraan dalam Distribusi Manfaat Ekonomi :


Meskipun Batubara memberikan kontribusi besar terhadap
pertumbuhan ekonomi, distribusi manfaat ekonomi dari industri Batubara
tidak selalu merata. Banyak komunitas yang tinggal di sekitar tambang
Batubara menghadapi tantangan ekonomi dan sosial, sementara perusahaan
tambang Batubara sering kali mendapatkan keuntungan yang besar.

5. Perbandingan dengan Sumber Energi Lainnya :


Dalam konteks pergeseran global menuju energi bersih dan
berkelanjutan, perbandingan antara Batubara dan sumber energi lainnya
menjadi krusial. Eksplorasi solusi energi alternatif dan transisi menuju
sumber energi terbarukan perlu diperhatikan untuk mengurangi
ketergantungan pada Batubara.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang peran dan tantangan Batubara,


makalah ini akan menjelajahi berbagai aspek penggunaan Batubara, mulai dari
kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi hingga upaya untuk mengatasi
dampak lingkungan dan ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoperasikan alat instrument dalam melakukan analisa
proksimat dan ultimate di laboratorium Batubara dengan baik dan benar.

2
2. Bagaimana cara mengetahui Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Zar Terbang,
Fixed Carbon, dan Calorific Value dalam sample Batubara.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai Fixed Carbon dan Calori Value dalam sample
Batubara
2. Untuk mengetahui cara menentukan nilai total Fixed Carbon dan Calori
Value dalam sample Batubara dengan menggunakan alat instrument dengan
baik, tepat, dan teliti.

D. Manfaat Penelitian
1 Mampu mengetahui analisa proksimat dan ultimate dalam sample Batubara
2 Mampu mengoperasikan alat instrument dengan baik dan benar

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Batubara
Batubara adalah suatu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan prasejarah yang mati dan terakumulasi dalam lingkungan rawa atau
danau. Proses pembentukan Batubara melibatkan pengendapan dan pengubahan
bahan organik selama jutaan tahun oleh panas dan tekanan geologi. Kandungan
karbon merupakan komponen utama dalam Batubara, disertai dengan Hidrogen,
Nitrogen, Sulfur, dan Oksigen.
Dalam konteks energi, Batubara sering digunakan sebagai sumber energi
utama untuk pembangkit listrik dan berbagai industri. Terdapat beberapa jenis
Batubara, seperti lignit, bituminus, dan antrasit, yang mencerminkan tingkat
metamorfosisnya. Lignit memiliki tingkat metamorfosis paling rendah,
sedangkan antrasit memiliki tingkat tertinggi.
Meskipun Batubara memberikan kontribusi signifikan terhadap
kebutuhan energi global, penggunaannya juga menimbulkan berbagai
tantangan. Pembakaran Batubara menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti
Karbon Dioksida (CO2), yang berkontribusi pada perubahan iklim. Proses
penambangan dan penggunaan Batubara juga dapat menyebabkan dampak
negatif pada lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dan
upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, banyak negara sedang beralih
ke sumber energi bersih dan terbarukan. Meskipun demikian, Batubara tetap
menjadi sumber energi penting dalam beberapa wilayah, dan tantangan
berkelanjutan terkait dengan keberlanjutan dan dampak lingkungan terus
menjadi fokus pembahasan global.
Menurut Prijono, Achmad (Pengertian Batubara, 1992) berpendapat
bahwa Batubara adalah bahan bakar Hidrokarbon tertambat yang terbentuk dari
sisa tumbuh-tumbuhan yang terendap kandalam lingkungan bebas Oksigen

4
serta terkena pengaruh temperatur dan tekanan yang berlangsung sangat lama.
Sedang menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara bahwa Batubara adalah endapan senyawa Organic
Karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan

B. Tahap dan Proses Pembentukan Batubara


Proses pembentukan Batubara melibatkan serangkaian tahap yang
kompleks dan berlangsung selama jutaan tahun. Para ahli geologi telah
mengidentifikasi tahap-tahap ini berdasarkan pemahaman mereka tentang
geologi dan kimia Batubara. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang tahap
pembentukan Batubara menurut para ahli:
1. Akumulasi Material Organik :
Tahap pertama dimulai dengan akumulasi besar-besaran sisa-sisa tumbuhan
di lingkungan rawa, danau, atau laut dangkal. Materi organik terdiri dari
daun, kayu, seresah, dan organisme laut yang mati.

2. Pengendapan :
Materi organik yang terakumulasi mengalami pengendapan di dasar
perairan. Proses ini memicu pembentukan lapisan sedimen di atasnya,
seperti lumpur dan pasir, yang menutupi materi organik dan menciptakan
kondisi anaerobik yang penting untuk pembentukan Batubara.

3. Transformasi Menjadi Gambut (Peat) :


Dengan bertambahnya lapisan sedimen di atasnya, materi organik
mengalami transformasi menjadi gambut (peat). Proses ini melibatkan
dekomposisi mikroorganisme dan pembentukan lapisan gambut yang
semakin tebal.

4. Pembentukan Lignit :
Di bawah tekanan dan panas yang terus meningkat, gambut dapat
mengalami metamorfosis menjadi lignit, Batubara dengan tingkat

5
metamorfosis paling rendah. Lignit memiliki kandungan air yang tinggi dan
warna coklat hingga hitam.

5. Pembentukan Bituminus :
Melalui peningkatan tekanan dan suhu lebih lanjut, lignit dapat berubah
menjadi bituminus. Bituminus memiliki kandungan karbon yang lebih
tinggi daripada lignit dan dapat dibagi menjadi bituminus rendah, sedang,
dan tinggi.

6. Pembentukan Antrasit :
Pada tahap metamorfosis tertinggi, bituminus dapat berkembang menjadi
antrasit. Antrasit memiliki kandungan Karbon yang sangat tinggi, warna
hitam mengkilap, dan sifat pembakaran yang baik.

7. Zona Pengubahan dan Pengerasan Karbon :


Pada tahap akhir, terjadi zona pengubahan dan pengerasan Karbon yang
menciptakan struktur kristalin dalam Batubara. Proses ini meningkatkan
kepadatan Batubara dan menghasilkan sifat-sifat pembakaran yang berbeda.

Tahap-tahap ini mencerminkan proses metamorfosis materi organik menjadi


Batubara yang lebih matang, seiring dengan meningkatnya tekanan dan suhu di
dalam kerak bumi. Setiap tahap memainkan peran penting dalam menentukan
jenis Batubara yang terbentuk dan kualitasnya.

C. Analisa Proksimat
Analisis proksimat Batubara adalah suatu metode untuk menentukan
komposisi Batubara berdasarkan fraksinya secara kasar. Analisis ini membagi
Batubara menjadi beberapa fraksi utama untuk mengetahui kandungan zat-zat
tertentu yang dapat memberikan gambaran mengenai sifat-sifat pembakaran
dan nilai energi Batubara.

6
Analisis proksimat merupakan suatu metode laboratorium yang
digunakan untuk menentukan komposisi Batubara secara kasar. Hasil analisis
ini memberikan informasi mengenai kandungan berbagai komponen yang
penting dalam mengevaluasi karakteristik pembakaran dan potensi energi
Batubara.

1. Kadar Abu (Ash)


Kadar abu dalam analisis proksimat Batubara adalah salah satu
parameter yang memberikan informasi tentang jumlah sisa mineral dan bahan
anorganik yang tersisa setelah Batubara dibakar. Kadar abu ini diukur sebagai
persentase massa dari total Batubara. Kadar abu merupakan jumlah sisa
mineral, tanah, dan bahan anorganik lainnya yang tidak terbakar saat
Batubara dibakar. Kadar ini dinyatakan sebagai persentase dari total massa
Batubara setelah menghilangkan air dan zat mudah terbakar.
Kadar abu menjadi penting dalam evaluasi kualitas dan penggunaan
Batubara. Batubara dengan kadar abu yang rendah cenderung memberikan
nilai kalori yang lebih tinggi, karena abu tidak menyumbang pada nilai kalori
dan dapat meningkatkan efisiensi pembakaran.

2. Kadar Air (Moisture)


Kadar air atau moisture dalam analisis proksimat Batubara adalah
parameter yang mengukur persentase massa air yang terkandung dalam
sampel Batubara. Penentuan kadar air merupakan langkah penting karena
kandungan air dapat mempengaruhi nilai kalori Batubara dan efisiensi
pembakarannya
Kadar air adalah persentase massa air yang terdapat dalam sampel
Batubara setelah menghilangkan zat mudah terbakar dan sebelum
pembakaran utama. Hal ini mencerminkan jumlah air yang ada dalam
Batubara, baik dalam bentuk air bebas maupun air terikat
Kadar air juga dapat memberikan informasi tentang kualitas Batubara
dan perluasan potensialnya. Batubara dengan kadar air yang tinggi mungkin

7
lebih rentan terhadap pembusukan dan pembentukan jamur, yang dapat
mempengaruhi penyimpanan dan penanganan.

3. Kadar Zat Terbang (VM)


Kadar Zat Mudah Terbang (Volatile Matter atau VM) dalam analisis
proksimat Batubara adalah parameter yang mengukur persentase massa zat
mudah terbakar yang menguap pada suhu rendah saat Batubara dipanaskan.
Zat mudah terbang ini mencakup sebagian dari komponen organik dalam
Batubara yang dapat menguap dan terbakar pada suhu rendah.
Kadar Zat Mudah Terbang adalah persentase massa komponen organik
dalam Batubara yang dapat menguap pada suhu rendah saat Batubara
dipanaskan, tetapi sebelum pembakaran utama terjadi. Kandungan ini
mencakup senyawa-senyawa volatil seperti air, metana, karbon dioksida,
hidrokarbon, dan komponen organik lainnya.
Zat mudah terbang dalam Batubara terdiri dari beberapa komponen,
termasuk air (moisture), metana (CH₄), hidrokarbon ringan, serta sejumlah
senyawa organik dan anorganik lainnya. Kandungan zat mudah terbang dapat
mempengaruhi sifat pembakaran dan nilai kalori Batubara.
Kadar VM juga dapat memberikan informasi tentang kualitas Batubara,
termasuk potensi pembakaran dan kegunaan dalam berbagai aplikasi industri,
termasuk pembangkit listrik

4. Fixed Carbon

Karbon terikat (Fixed Carbon) adalah komponen dari Batubara yang


tetap ada setelah zat mudah terbang (volatile matter) dan air dihilangkan
selama proses pemanasan dalam analisis proksimat Batubara.

Fixed Carbon terdiri dari karbon dan sejumlah kecil mineral yang tidak
terbakar selama pembakaran. Komponen ini umumnya mencakup senyawa
karbon yang lebih stabil dan kurang mudah terbakar daripada zat mudah
terbang.

8
Kandungan Fixed Carbon merupakan indikator penting dalam
menentukan potensi energi dan sifat-sifat pembakaran Batubara. Semakin
tinggi kandungan Fixed Carbon, semakin tinggi nilai kalori Batubara.

Nilai kalori Batubara secara umum dipengaruhi oleh kandungan Fixed


Carbon. Semakin tinggi kandungan Fixed Carbon, semakin tinggi nilai kalori
Batubara karena karbon adalah komponen utama yang menghasilkan energi
saat pembakaran.

Analisis proksimat biasanya dilakukan dalam laboratorium menggunakan


standar ASTM (American Society for Testing and Materials) atau standar
internasional lainnya.Metodenya melibatkan serangkaian tahapan pengolahan
dan pengukuran yang dilakukan pada sampel Batubara.

Analisis proksimat Batubara memberikan informasi yang penting dalam


mengevaluasi potensi penggunaan Batubara untuk keperluan energi dan industri.
Hasil analisis ini digunakan untuk memahami sifat-sifat fisik dan kimia
Batubara, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait pemilihan dan
pemrosesan Batubara.

D. Analisa Ultimate
Analisis ultimate adalah metode laboratorium yang digunakan untuk
menentukan komposisi kimia total dari suatu sampel Batubara. Analisis ini
memberikan informasi rinci tentang jumlah elemen kimia yang terkandung
dalam Batubara, termasuk karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S),
oksigen (O), dan lain-lain.
Tujuan utama analisis ultimate adalah untuk memberikan gambaran
lengkap tentang komposisi kimia Batubara. Informasi ini penting dalam
mengevaluasi potensi energi, sifat-sifat pembakaran, dan dampak lingkungan
dari Batubara.

9
Analisis ultimate mengukur empat elemen utama dalam Batubara :
 Karbohidrat (C) : Menunjukkan proporsi karbon dalam Batubara, yang
merupakan komponen utama yang menghasilkan energi saat pembakaran.
 Hidrogen (H) : Menunjukkan proporsi hidrogen dalam Batubara, yang juga
berkontribusi pada nilai kalori dan menghasilkan air saat pembakaran.
 Nitrogen (N) : Menunjukkan proporsi nitrogen dalam Batubara, yang dapat
menyebabkan pembentukan oksida nitrogen (NOx) saat pembakaran.
 Sulfur (S) : Menunjukkan proporsi sulfur dalam Batubara, yang dapat
menyebabkan emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat pembakaran.

1. Calorific Value
Calorific value, atau nilai kalori, adalah ukuran kuantitatif dari energi
yang dihasilkan atau dilepaskan selama pembakaran suatu bahan bakar. Ini
menggambarkan jumlah panas atau energi yang dihasilkan ketika bahan
bakar tersebut sepenuhnya terbakar. Calorific value umumnya diukur dalam
unit energi per massa, seperti kilojoule per kilogram (kJ/kg) atau British
Thermal Units per pound (BTU/lb).
Nilai kalori adalah jumlah energi yang dihasilkan atau dilepaskan
selama pembakaran sempurna dari suatu bahan bakar. Ini mencakup energi
yang dibebaskan dari reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen di udara.
Terdapat dua jenis utama nilai kalori:
 Lower Heating Value (LHV): Merupakan nilai kalori yang
memperhitungkan energi yang dilepaskan selama pembakaran, tetapi
tidak memperhitungkan panas yang diperlukan untuk menguapkan air
yang dihasilkan selama pembakaran.
 Higher Heating Value (HHV): Merupakan nilai kalori yang
memperhitungkan energi yang dilepaskan selama pembakaran,
termasuk panas yang diperlukan untuk menguapkan air yang dihasilkan
selama pembakaran.

10
Informasi nilai kalori digunakan dalam berbagai industri, termasuk
pembangkit listrik, industri metalurgi, dan produksi energi termal. Nilai
kalori Batubara, minyak, gas, dan bahan bakar lainnya mempengaruhi
pemilihan bahan bakar dan perencanaan proses pembakaran.

11
BAB III

METODE PENGUJIAN

A. Alat dan Bahan


1. Analisa Proksimat
 Analisa kadar air (Moisture)

ALAT BAHAN

Crucible

Spatula
Sample Batubara
SUNDY STDGA 408 (Sample E 08 September 2023)
MOISTURE TESTER

Computer

 Analisa Kadar Abu (Ash Content)

ALAT BAHAN

Cawan Porselin

Neraca Analitik

Spatula
Sample Batubara
Furnace (Tanur) (Sample E 08 September 2023)
Gegep

Sarung Tangan

Pelindung Wajah

12
 Analisa Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)

ALAT BAHAN

Crucible

Neraca Analitik

Spatula
Sample Batubara
SUNDY STDGA 200
(Sample E 08 September 2023)
VOLATILE MATTER

Gegep

Sarung Tangan

Pelindung Wajah

2. Analisa Ultimate
 Calorific Value (Nilai Kalori)

ALAT BAHAN

Sample Batubara
Calorimeter Parr 6200
(Sample E 08 September 2023)

Aquades
Neraca Analitik
Gas Oksigen (O2)
Gelas Piala 400 ml

Gelas Ukur 10 ml

Cawan

Terminal Bomb

Kawat

13
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu praktikum dimulai 15 Januari 2024 sampai dengan 18 Januari
2024. Tempet pelaksanaan praktikum analisa sample dilakukan di Laboratorium
Batubara SMK SMAK Makassar.

C. Prosedur kerja
1. Analisa Proksimat
 Analisa kadar air (Moisture)
a. Langkah menghidupkan alat
1) Dinyalakan computer dan dibuka aplikasi STDGA 408 atau 400
pada layar desktop
2) Dinyalakan unit mesin STDGA 408 atau 400 dengan menekan
switch yang ada dibelakang unit (dipastikan alat sudah terkoneksi
dengan software)
3) Alat siap digunakan

b. Langkah Persiapan Analisa


1) Dibersihkan crucible moisture dan tray sample pada alat.
2) Disiapkan sample yang akan dianalisa
3) Dilakukan pengaturan pada software sebelum menganalisis
sample dan dipastikan metode yang akan digunakan dalam analisa
sample

c. Analisa Kadar Air (Moisture Air Dry)


1) Dibuka parameter setting pada layar aplikasi
2) Dipilih pada posisi general dan dipilih “Manual No” pada posisi
numbering mode (agar kita dapat mengimput manual nama
sample yang akan dianalisis).
3) Dipilih “MAD” pada posisi type test, lalu dipilih “save”
kemudian close.
4) Dipilih “Start Test”

14
5) Dimasukkan jumlah sample atau crucible yang akan kita test
6) Dipilih “Single Weighing” atau “Continue Weighing” pada
Weighing Method. Single Weighing adalah menimbang crucible
dan berat sample satu persatu. Continue Weighing adalah
menimbang crucible secara keseluruhan dan setelah selesai lalu
penimbangan berat sample satu persatu.
7) Klik “Start”
8) Diletakkan crucible pada try sample dan tekan “Tombol Merah”
pada alat hingga ditunggu penimbangan crucible selesai.
9) Dimasukkan sample Batubara (Sample E 08 Sept 2023) sebanyak
0,9000-1,0000 gram dan ditekan kembali “Tombol Merah” agar
berat sample masuk kedalam software
10) Dilanjutkan langkah diatas untuk penimbangan selanjutnya.
11) Konfirmasi perintah pada layar jika penimbangan sample sudah
selesai, kemudian ditutup pintu alat.
12) Ditunggu hingga analisa selesai. Analisa ini dilakukan pada suhu
105 hingga 110o C selama 1 jam.

d. Langkah Mematikan Alat


1) Ditutup aplikasi pada computer dengan klik “Exit” lalu dipilih
“Yes”.
2) Shutdown computer dan matikan alat menggunakan switch yang
ada dibagian belakang unit.

 Analisa Kadar Abu (Ash Content)


a. Ditimbang dan dicatat massa dari cawan kosong sebagai (m1) dengan
penimbangan secara simplo dan duplo.
b. Ditimbang sample Batubara (Sample E 08 Sept 2023) sebanyak 1
gram kedalam cawan simplo dan duplo kemudian dicatat sebagai
(m2).

15
c. Dimasukkan cawan kedalam furnace mula-mula pada suhu kamar
menggunakan gegep.
d. Dinaikkan suhu hingga 850o C selama 3 jam.
e. Dibuka sedikit pintu furnace utuk mendinginkan hingga kurang lebih
500 derajat celcius.
f. Dikeluarkan cawan dari furnace menggunakan gegep dan diletakkan
di atas nampan logam kemudian di dinginkan hingga suhu kamar
g. Ditimbang cawan dan abu sebagai (m3)

 Analisa Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)


a. Ditimbang bobot cawan kosong sebagai (m1)
b. Ditimbang sample Batubara (Sample E 08 Sep 2023) sebanyak 1
gram dalam pengukuran simplo dan duplo, dicatat sebagai (m2).
c. Dihubungkan VM Furnace ke sumber listrik.
d. Dinyalakan alat denggan menekan tombol ON di samping kanan alat.
e. Ditekan tombol “Setting” untuk mengatur suhu VM Furnace.
Dipastikan suhunya 920o C dengan waktu 420 detik atau 7 menit.
f. Setelah pemakaian alat, diturunkan temperature alat hingga 50o C.
g. Setelah suhu tercapai, dimatikan alat dengan menekan kembali
tombol “OFF” dicabut kontak dari sumber listrik.
h. Ditimbang kembali boot cawan dan sample, dihitung sebagai (m3)

2. Analisa Ultimate
 Calorific Value (CV)
a. Diset Alat Bomb dengan menghubungkan ke arus listrik, ditekan F1
untuk posisi ON, ditunggu hingga tertera tulisan “Stand By”
b. Ditimbang kurang lebih 1 gram contoh diatas cawan platina.
c. Diisi termal bomb dengan aquadest sebanyak 5 mL
d. Dipasang kawat penyangga cawan
e. Dihubungkan kawat kedalam terminal bom, dan ditutup dengan erat-
erat.

16
f. Diisi dengan Oksigen secara perlahan sampai 25 atm.
g. Dimasukkan bomb kedalam alat bomb calorimeter.
h. Dihubungkan terminal dengan kawat yang ada didalam alat.
i. Diset alatt dengan menekan tombol start nomor bom (ID), lalu nomor
contoh, ditekan enter lalu dimasukkan berat contoh dan ditekan enter.
j. Setelah bomb berbunyi dengan nada panjang, berarti penetapan telah
selesai, ditekan “Done”
k. Dimatikan alat calorimeter bomb dengan menekan tombol F1

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Analisa Proksimat
 Kadar Air (Moisture)

Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023

simplo duplo
Dish No.

Wt. of dish + sample before heating (m2) 19,0227 18,8532

Wt. of dish before heating (m1) 18,0212 17,8532

Wt. of dish + sample after heating (m3) 18,8742 18,7060

𝒎𝟐−𝒎𝟑
%moisture in the analysis sample = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 14,82% 14,72%

14,77%
%moisture in the analysis sample

Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%

14,82%−14,72%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
14,77%

0,1%
%𝑅𝑃𝐷 = 14,77 x 100%

%𝑅𝑃𝐷 = 0,67%

18
 Kadar Abu (Ash Content)
Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023
Dish No. simplo duplo
Wt. of dish + sample before heating (m2) 19,5993 20,0343
Wt. of dish before heating (m1) 18,5991 19,0342
Wt. of dish + sample after heating (m3) 18,7180 19,1531
𝒎𝟑−𝒎𝟏
% Ash Content = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 11,88% 11,88%

% Ash Content 11,88%

Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%

11,88%−11,88%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
11,88%

0%
%𝑅𝑃𝐷 = 11,88% x 100%

%𝑅𝑃𝐷 = 0%

 Kadar Volatile Matter (VM)


Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023

Dish No. simplo duplo

Wt. of dish + sample before heating (m2) 23,3075 23,4200

Wt. of dish before heating (m1) 22,3073 22,4194

Wt. of dish + sample after heating (m3) 22,7367 22,8424

𝒎𝟐−𝒎𝟑 57,72%
% Loss = 𝒎𝟐−𝒎𝟏 x 100 % 57,06%

% Volatile Matter = % Loss - % Moisture 42,62%

19
Selisih
%𝑅𝑃𝐷 = Rata−rata x 100%

57,72%−57,06%
%𝑅𝑃𝐷 = x 100%
57,39%

0,66%
%𝑅𝑃𝐷 = 57,39% x 100%

%𝑅𝑃𝐷 = 1,15%

 Fixed Carbon
Fixed Carbon = 100 - %Moisture - %Ash - %Volatile 30,73%
Matter

2. Analisa Ultimate
Sample E
Lab Sample ID
08 Sept 2023

Dish No. Simplo

Mass of Coal 1,0006 gram

Calorific Value 4163,69 cal/g

B. Pembahasan
1. Kadar Air (Moisture)
Total moisture yang terkaandung dalam contoh Batubara yang
diterima dalam Laboratorium yang menggambarkan kandungan moisture
sumber Batubara yang diambil. Pada kadar moisture yang dianalisa adalah
kandungan air yang terkandung dalam Batubara. Hal itu perlu di cek karena
kandungan air dapat menurunkan panas per-kg Batubara dari praktik yang
dilakukan, didapatkan kadar air rata-rata untuk simplo dan duplo sebesar
14,77%. Dalam hal ini kadar yang didapatkan tidak melewati rentang

20
persentase yaitu tidak lebih dari 15%. Hasil yang didapatkan dipengaruhi oleh
peringkat Batubara, tingkat humidity dan temperature pada saat Batubara
dianalisa, dan juga berpengaruh pada proses preparasi sample sebelum
dianalisa. Adapun repeatability dari moisture dengan data simplo duplo
didapatkan sebesar 0,67%

2. Ash Content
Didalam analisis Batubara, abu didefinisikan sebagai sisa pembakaran
yang tinggal jika Batubara dipijarkan. Sisa ini merupakan hasil perubahan
kimia ketika proses penggabungan terjadi. Pada kadar abu yang dianalisa
adalah banyaknya kandungan abu dalam Batubara yang akan menentukan
nilai kalor dari Batubara tersebut dan hasil praktikum didapatkan rata-rata
kadar abu untuk simplo dan duplo sebesar 11,88%. Nilai tersebut tidak
masuk dalam rentang persentase abu yaitu 3-8%. Batu bara yang kadar
abunya tinggi akan memiliki nilai kalori kecil. Hal ini dikarenakan kecilnya
Fixed Carbon (Karbon Padat) yang berpengaruh terhadap besarnya
pembentukan energy pada proses pembakaran Batubara. Adapun nilai
repeatability yang didapatkan sebesar 0%.

3. Volatile Metter
Zat terbang (Volatile Matter) adalah gas atau uap yang terbentuk pada
awal pembakaran Batubara yang merupakan senyawa hidrokarbon alifatik,
proses selanjutnya akan berubah menjadi Oksida yang stabil. Kandungan
utamanya adalah gas yang mudah terbakar seperti CO2 dan uap air. Pada
analisa VM yang dianalisanya adalah banyaknya zat yang hilang pada saat
pemanasan, yaitu 920oC selama 7 menit. Kadar VM yang didapatkan
sebesar 42,62% dari perhitungan kadar yang hilang dikurang dengan kadar
moisture. Kadar volatile metter suatu Batubara perlu diketahui terutama
untuk penambangan bawah tanah karena jika kadar volatile metter tinggi
maka akan terjadi ledakan yang sangat membahayakan jiwa manusia.

21
Batubara dengan zat terbang tinggi mudah terbakar sehingga proses
pembakaran berjalan cepat, begitupun sebaliknya.

4. Fixed Carbon
Karbon padat merupakan karbon tinggal setelah penderterminasi zat
terbang. Karbon padat tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi dari
perhitungan setelah penentuan kadar air, abu, dan zat terbang. Karbon padar
dalam Batubara adalah karbon yaitu mewakili sisa (residu) aetelah
penghilangan air dan zat terbang yang biasanya mengandung sejumlah kecil
senyawa Oksigen, Nitrogen, dan Sulfur. Didapatkan kadar Fixed Carbon
sebesar 30,73% dimana hasil tersebut didapatkan dari penentuan kadar air,
abu, dan zat terbang. Data karbon padat dipakai dalam klasifikasi Batubara,
proses pemakaian dan proses karbonisasi.

5. Calorific Value (CV)


Kadar calorific value (nilai kalori) batu bara dapat bervariasi luas
tergantung pada jenis dan sifat batu bara tersebut. Batu bara adalah sumber
daya alam yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan
berbagai elemen lainnya. Kadar calorific value biasanya diukur dalam
satuan energi per massa, seperti kilojoule per kilogram (kJ/kg) atau
megajoule per kilogram (MJ/kg), atau dalam satuan panas, seperti British
Thermal Units per pound (BTU/lb).
Kadar calorific value (nilai kalori) batu bara dapat bervariasi luas
tergantung pada jenis dan sifat batu bara tersebut. Batu bara adalah sumber
daya alam yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan
berbagai elemen lainnya. Kadar calorific value biasanya diukur dalam
satuan energi per massa, seperti kilojoule per kilogram (kJ/kg) atau
megajoule per kilogram (MJ/kg), atau dalam satuan panas, seperti British
Thermal Units per pound (BTU/lb).

22
Macam – macam Batubara :

1. Batu Bara Antrasit:


Antrasit adalah jenis batu bara dengan kadar karbon tertinggi dan nilai
kalori tertinggi. Nilai kalori batu bara antrasit berkisar antara 25 hingga
35 MJ/kg (6,000 hingga 8,500 BTU/lb).

2. Batu Bara Bituminus:


Bituminus merupakan jenis batu bara yang lebih umum dan memiliki
kadar kalori yang lebih rendah dibandingkan antrasit. Nilai kalori batu
bara bituminus berkisar antara 20 hingga 30 MJ/kg (4,800 hingga 7,200
BTU/lb).

3. Batu Bara Sub-Bituminus dan Lignit:


Batu bara sub-bituminus dan lignit memiliki kadar kalori yang lebih
rendah dibandingkan antrasit dan bituminus. Nilai kalori untuk batu bara
sub-bituminus berkisar antara 15 hingga 25 MJ/kg (3,600 hingga 6,000
BTU/lb), sedangkan untuk batu bara lignit berkisar antara 10 hingga 20
MJ/kg (2,400 hingga 4,800 BTU/lb).

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penetilian Analisis Proksimat dengan menggunakan standar
ASTM (American Sosiety For Testing and Material) dan Analisis Ultimate
menggunakan standar ISO didapatkan hasil rata-rata kandungan Batubara,
yaitu :
1. Kadar Air Lembab (Moisture Air Dry) sebesar 14,77% ; Kadar Abu (Ash
Content) sebesar 11,88% ; Kadar Zat Terbang (VM) sebesar 42,62% dan
Kandungan Fixed Karbon sebesar 30,73%.
2. Nilai RPD Kadar Air Lembab (Moisture Air Dry) sebesar 0,67% ; Kadar
Abu (Ash Content) sebesar 0% dan Kadar Zat Terbang (VM) sebesar 1,15%
3. Nilai Calorific Value Batubara sebesar 4163,69 cal/g

B. Saran
1. Pengukuran tersebut dapat dilanjutkan dengan Analisis Ultimate yaitu Total
Sulfur dengan membandingkan dengan alat pengukran yang berbeda
merk nya.
2. Melakukan penetapan Batubara lainnya seperti Melting Point dan CHN
(Carbon, Hidrogen, Nitrogen)

24
DAFTAR PUSTAKA

Prijono, Achmad, dkk., 1992, “Pengertian Batubara”,ptba.co.id/en/know


ledge/index/6/pengertian-Batubara.

Fitrawan Muhammad (2021). ANALISIS MINERALOGI BATUBARA DAN


BATUAN PENGAPITNYA DIKECAMTAN BULUPODDO
KABUPATEN SINJAIPROVINSI SULAWESI SELATAN

Novianti Tri (2014). Analisis Kimia Batubara. Samarinda. Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman. Diakses pada 18
Januari 2024 dari https://id.scribd.com/doc/313226772/Makalah-
Analisis-Kimia-Batubara-docx

Sukandarrumudi. (1992). Proses Pembentukan Batubara, Analisis Penelitian dan


Pengembangan Geologi. Institut Teknologi Bandung.

25

Anda mungkin juga menyukai