Disusun Oleh :
Roni (18137004)
Ari Dwi Ananda (19137004)
Chairul Akhyar (19137006)
Risma Erwi Gusvita (19137013)
Muhammad Fajri (19137023)
Dosen Pengampu :
Heri Prabowo S.T, M.T.
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................3
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................6
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................6
C. Rumusan Masalah..........................................................................................7
D. Tujuan Penelitian............................................................................................7
D. Landasan Teori.............................................................................................13
E. Kerangka Konseptual...................................................................................16
A. Jenis Penelitian..............................................................................................17
B. Objek Penelitian............................................................................................17
C. Jenis Data.......................................................................................................17
D. Sumber Data..................................................................................................17
2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................................25
A. Kesimpulan....................................................................................................28
B. Saran..............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................29
LAMPIRAN..............................................................................................................................31
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara adalah bahan bakar fosil, di mana di Indonesia masih menjadi
sumber pemasok utama, meskipun pilihan terhadap sumber daya energi telah
meluas kepada sumber-sumber yang bersih dan dapat diperbaharui, seperti tenaga
surya, air, ombak dan panas bumi. Pemanfaatan batubara yang masih digunakan
sampai saat ini yaitu sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik, membantu
dalam perindustrian seperti semen dan kertas, pembangkit listrik tenaga uap dan
sebagainya.
Dari penggunaan batubara tersebut, yang sangat berpengaruh terhadap hasil
produksi suatu industri atau potensi hasil pembakarannya yaitu kualitas batubara.
Kualitas batubara merupakan sifat fisika dan kimia dari batubara yang ditentukan
oleh material dan mineral penyusunnya serta berdasarkan derajat coalification
(rank). Kualitas batubara didapat dari hasil analisis proksimat dan ultimat.
Analisis proksimat yaitu menentukan kandungan air/moisture content,
kandungan zat terbang/volatile matter, kandungan abu/ash content, dan kandungan
karbon tetap/fixed carbon dari sampel batubara. Analisis ultimat yaitu untuk
menentukan kandungan dari sulfur, hidrogen, karbon dan oksigen. Selain itu, juga
terdapat sifat-sifat penting batubara untuk industri yaitu coal size High Heating
Value (HHV), Hardgrove Grindability Index (HGI), ash funshion characteristic,
nilai kalor (calorific value) serta sifat caking dan coking. Analisis Proksimat
merupakan cara mengevaluasi batubara yang paling sederhana. Oleh karena itu,
analisis ini sering digunakan bagi konsumen sebelum membeli batubara yang
bertujuan untuk memilih kualitas batubara.
Pada praktikum ini akan dilakukan pengujian analisa proksimat dan analisa
ultimat dari sampel batubara seam A CV Tahiti Coal yang bertujuan dapat
6
mengetahui dan menganalisis kualitas batubara melalui pengujian di Laboratorium
Batubara UNP.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah diantaranya :
1. Analisa kualitas batubara pengujian Inheren Moisture, Ash Content dan Volatile
Matter.
2. Analisa kualitas batubara pengujian Total Moisture.
3. Analisa kualitas batubara pengujian Calorific Value.
4. Analisa kualitas batubara pengujian Sulfur.
5. Analisa kualitas batubara pengujian HGI (Hardgrove Grindability Index).
6. Analisa kualitas nilai batubara secara ekonomis.
C. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah yang terdapat pada praktikum ini,
diantaranya :
1. Bagaimana menganalisa kualitas batubara pengujian melalui Inherent Moisture,
Ash Content, dan Volatile Matter
2. Bagaimana menganalisa kualitas batubara melalui pengujian Total Moisture
3. Bagaimana menganalisa kualitas batubara melalui pengujian Calorific Value
4. Bagaimana menganalisa kualitas batubara melalui pengujian Sulfur
5. Bagaimana menganalisa kualitas batubara melalui pengujian HGI (Hardgrove
Grindability Index)
6. Bagaimana menganalisa kualitas nilai batubara secara ekonomis
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penlitian ini adalah:
1. Mengetahui nilai dari Inherent Mositure, Ash Content, dan Volatile Matter
2. Mengetahui nilai dari Total Moisture
3. Mengetahui nilai dari Calorific Value
4. Mengetahui nilai dari Sulfur, Mengetahui nilai dari HGI
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
Sumber : Data Primer
Gambar 1. Lokasi dan Kesampaian Daerah CV. Tahiti Coal
9
Tahiti Coal terdiri atas batuan formasi Ombilin (Konglomerat dan Batubara),
formasi Brani (Sisipan pasir), formasi Selungkang (andesit dan batu gamping),
formasi selungkang (batu gamping), formasi selungkang (batu gamping), dan
formasi Selungkang (batu gamping). Pada penelitian ini sampel diambil dari
seam A yang terletak pada koordinat 0°37'22.76"S Lintang Selatan (LS) dan
100°45'26.76"E Bujur Timur (BT) secara geografis dengan ketebalan batubara
kurang lebih 2 meter dengan arah penggalian N153°E/29. Peta geologi CV
(Abdullah, 2018). Tahiti Coal dapat dilihat pada Gambar 3 dan lokasi
pengambilan sample dapat dilihat pada gambar 4.
10
2. Stratigrafi
Berdasarkan penyelidikan, terdapat beberapa formasi, antara lain tua,
muda dan batuan granit berumur trias. Satuan-satuan yang tersingkap di
wilayah CV. Tahiti Coal dari yang tertua sampai yang termuda seperti batuan
intrusi batuan granit merupakan batuan intrusi yang dominan di wilayah ini,
berwarna abu-abu putih, dengan susunan dari lekogranit sampai dengan
monzonit kuarsa.
Pada Formasi Ombilin, satuan batuan ini terdiri dari lempung dan napal
dengan berwarna abu-abu semu biru sampai semu hijau dengan sisipan batu
pasir, konglomerat dan batu pasir tufaan berwarna kehijau-hijauan
mengandung kapur dan berfosil dengan umur satuan batuan ini miosean awal
(Abdullah, 2018).
11
Merupakan sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,
karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan
tingkat keyakinan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi, dan
informasi pengambilan dan pengujian percontoh yang didapatkan melalui
teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji,
sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor.
3. Sumberdaya Mineral Terukur
Merupakan sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,
karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan
tingkat keyakinan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi rinci
dan terpercaya, dan informasi mengenai pengambilan dan pengujian percontoh
yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti
singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor.
Cadangan mineral adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur dan/ atau
tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk tambahan
material dilusi ataupun material hilang, yang kemungkinan terjadi ketika material
tersebut ditambang. Cadangan terbagi atas :
12
Gambar 5. Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan
Cadangan Mineral
Dari hasil korelasi data singkapan dan sumur uji dapat dihitung sumber daya
batubara di wilayah konsesi CV. TAHITI COAL ini menjadi 3 yaitu sumber daya
terukur, terunjuk dan tereka. Sumber daya ini dihitung berdasarkan interprestasi
dari data-data tersebut di atas, serta mempertimbangkan hasil penyelidikan
terdahulu. Sumber daya terukur dihitung berdasarkan data eksplorasi yang cukup
lengkap, sehingga tingkat keyakinan kebenarannya cukup besar. Untuk wilayah ini
diambil berdasarkan data geologinya dengan keyakinan bahwa pengaruh ketebalan
batubara dari titik bor, dimana jarak diambil antara 100 m hingga 200 m.
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan data-data dari luas areal, ketebalan
batubara, singkapan batubara, dan data pemboran, sehingga dapat diketahui tiga
dimensi cebakan batubara. Cadangan terukur yang perhitungannya berdasarkan
jalur singkapan yang telah dtemukan, lebar berdasarkan proyeksi panjang lapisan
sedimen penutup batubara dimulai dari jalur singkapan batubara searah kemiringan
yang berhasil ditemukan dan dilakukan pengukuran dengan anggapan lapisan
normal dan untuk tebal ditentukan dari data parit uji/sumur uji awal (Abdullah,
2018).
D. Landasan Teori
a. Analisa Kualitas batubara
a. Uji Inheren Moisture, Ash Content, dan Volatile Matter
13
1) Uji Inheren Moisture (Kandungan Air Bawaan)
14
b. Uji Total Moisture
15
4) Uji Sulfur
Uji sulfur dilakukan di laboratorium menggunakan alat carbon
analyzer
b. AR (As Receivied)
E. Kerangka Konseptual
16
INPUT PROSES OUTPUT
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan mengumpulkan data
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka menggunakan teknik statistik,
matematika ataupun komputasi yang bertujuan dapat menentukan hubungan antar
variabel. Penelitian ini menggunakan instrumen atau alat pengumpul data untuk
mendapatkan hasil pengukuran variabel. Peneltian ini juga menggunakan metode
analisis yang bertujuan menganalisis kualitas batubara dengan hasil pengujian
analisis proksimat.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu sampel batubara yang berada di seam A pada CV
Tahiti Coal Sawah Lunto, Sumatera Barat. Pengambilan conto batubara kurang
lebih 5 kg di lokasi penumpukan batubara dengan kondisi yang baru dari lokasi
penambangan bawah tanah menggunakan lori sebagai alat pengangkut batubara.
C. Jenis Data
Data penelitian bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata atau kalimat dan data
kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan sesuai dengan kriterianya.
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang mana data ini didapat dari
17
hasil pengujian sampel batubara di Laboratorium Batubara UNP. Pada dasarnya,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas batubara berdasarkan hasil
pengujian Inheren Moisture, Ash Content, Volatile Matter, Total Moisture,
Calorifiv Value, Sulfur dan HGI.
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari pengamatan di
lapangan yang berhubungan dengan peneltian yang dilakukan. Pada penelitian
ini data primer meliputi pengambilan sampel batubara, preparasi sampel dan
pengujian sampel.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diberi langsung dari perusahaan dan data
lain yang mendukung termasuk dari literatur yang berhubungan dengan
penelitian, meliputi kondisi geologi dan stratigrafi serta cadangan dan
sumberdaya batubara.
18
mengumpulkan referensi dari penelitian terdahulu, selanjutnya observasi lapangan
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian dan dilanjutkan
dengan pengambilan sampel batubara kurang lebih sebanyak 5 kg di lapangan.
Setelah diperoleh sampel dilakukan preparasi kemudian dilanjutkan dengan
pengujian di Laboratorium Batubara UNP yang terdiri dari Inheren Moisture, Ash
Content, Volatile Matter, Total Moisture, Calorifiv Value, Sulfur dan HGI.
19
W 2−W 3
%IM = ×100 %
W 2−W 1
Keterangan :
% IM = persentase air terikat dalam sampel
W1 = berat wadah kosong
W2 = berat wadah kosong + sampel
W3 = berat wadah kosong + residu
b. Ash Content (Kadar Abu)
Kadar abu adalah zat organik yang dihasilkan setelah batubara
dibakar. Kadar abu dapat dihasilkan dari pengotoran bawaan dalam proses
pembentukan batubara maupun pengotoran yang berasal dari proses
penambangan.
Kandungan abu pada batubara, mempunyai hubungan yang erat
dengan sifat-sifat batubara, seperti berat jenis, ketergerusan, sifat ketahanan
api dari abu, nilai kalori, dsb.
W 3−W 4
% Ash= ×100 %
W 2−W 1
Keterangan :
20
berbeda dengan sampel kering udara. Faktor lain yang mempengaruhi
penentuan VM adalah suhu, waktu, distribusi butir dan ukuran butir. Zat-
zat yang mudah menguap berhubungan erat dengan nilai karbon, semakin
tinggi kandungan VM, semakin rendah nilainya. Saat membakar batubara
dengan VM tinggi, ini mempercepat pembakaran fixed carbon (FC).
Sebaliknya, VM rendah mempersulit proses pembakaran.(Yulhendra, n.d.)
Klasifikasi menurut ASTM :
- Low volatile coal 14 – 32
- Medium volatile coal 22 – 31
- High volatile coal > 31
Klasifikasi menurut asosiasi kokas :
- LV coal < 20
- MV coal 20 – 25
- M’V coal 25 – 30
- HV coal > 30
Bila batubara memiliki kandungan zat terbang yang tinggi, maka
sifatnya penyalaan (ignition) dan pembakaranya (combustion) pun baik.
Akan tetapi, hal ini juga mengandung resiko swabakar (spontaneous
combustion) yang tinggi.
W 2−W 3
%VM = × 100 %
W 2−W 1
Keterangan :
21
berat pra pengeringan pada temperature < 35˚ C ditambah penurunan berat
pengeringan panas pada 107 ± 2˚ C. Kadar air total dibagi menjadi dua yaitu
kadar air bebas (free moisture) dan kadar air bawaan (Inherent Moisture).
Keterangan :
22
batubara dimana kalori yang dihasilkan merupakan nilai kalor. Harga nilai
kalori bersih ini dapat dicari setelah nilai kalori kotor batubara diketahui.
8. Uji Sulfur
Pada batubara, sulfur merupakan bagian dari mineral carbonaceous atau
bagian dari mineral sulfat dan sulfide. Dengan sifatnya yang mudah
bersenyawa dengan unsur hidrogen dan oksigen dan membentuk senyawa
asam, maka keberadaan sulfur diharapkan bisa seminimal mungkin karena
sifatnya yang merupakan pemicu polusi, jadi beberapa negara pengguna
batubara menerapkan batas kandungan maksimum hanya 1% untuk batubara
yang dimanfaatkan untuk keperluan industri. Pada penelitian ini, pengujian
sulfur menggunakan Standard Operating Procedure LECO SC 832.
23
a. Menimbang 50 gr sampel batubara -20 +60 mesh dan sampel digerus dalam
alat Hardgrove Grindability Unit sampai 60 putaran. Hasil penggerusan
diayak dengan saringan 200 mesh menggunakan alat rotap selama 10 menit
b. Melakukan perhitungan -200 mesh dengan mengkonversikan dalam kurva
kalibrasi dari sampel standard
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Sampel
ke Lapangan
Preparasi Sampel
Batubara
Pengujian Sampel
Volatile
Uji Total Moisture Calorific Value Ash Content Sulfur HGI
Matter
(Inherent Moisture)
24
Analisa Data
Kesimpulan
Selesai
M 2−M 3
% ADM = X 100 %
M1
2215.08 g−2213.54 g
% ADM = X 100 %
2000.91 g
¿0.0769%
25
Untuk mengetahui kandungan air bawaan pada sampel batubara, Sampel
dikeringkan/dibakar menggunakan oven dengan suhu 105° selama 2 jam.
Berat wadah kosong : 214.17 gram (W1)
Berat sampel : 684.25 gram
Berat wadah kosong + sampel : 898.42 gram (W2)
Berat sampel setelah pembakaran : 666.30 gram
Berat wadah kosong + residu : 880.47 gram (W3)
W 2−W 3
% ℑ= X 100 %
W 2−W 1
898.42 g−880.47 g
% ℑ= X 100 %
898.42 g−214.17 g
¿ 2.623%
3. Pengujian Total Moisture
100 %−Surface Moisture(%)
TM =Surface Moisture ( % ) + Inherent Moisture ( % ) ×
100 %
100 %−0.0769 %
TM =0.0769 % +2.623 % ×
100 %
¿ 2.699 × 0.999
¿ 2.697 %
26
Nilai Volatile Matter batubara CV. Tahiti Coal setelah diuji
menggunakan alat Thermogravimetric Analyzer (TGA) di Laboratorium
Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang adalah 43.11%.
7. Pengujian Sulfur
Nilai sulfur batubara CV. Tahiti Coal setelah diuji menggunakan alat
Carbon Analyzer di laboratorium Teknik Pertambangan Univesitas Negeri
Padang adalah 0.722%.
Tabel 1. Hasil Pengujian proksimat dan ultimat Sampel Batubara CV. Tahiti
Coal
No Parameter Nilai
1 Uji Kadar Air (Moisture)
a. Surface Moisture 0.0769%
b. Inherent Moisture 2.623%
c. Total Moisture 2.697 %
2. Uji Kadar (Ash Content) 2.67%
3. Uji Nilai Kalori (Caloric Value) 7.970,04 cal/g
4. Kadar Zat Terbang (Volatile Matter) 43.11%
5. Uji Sulfur 0.722%
6. Kadar Karbon Tertambat (Fix Carbon) 51.523 %
27
terbang (volatil matter) dan besarnya kalori panas yang dihasilkan batubara
(Kusuma, 2012). Untuk menentukan hal tersebut bisa kita gunakan rumus sebagai
berikut :
{ ( FC −0,15 ×S ) 100 }
FC =
{100−( M +1,08 × A+ 0,55× S )}
5.151,47
FC =
94,0223
FC =54 , 6835 %
VM =100−FC
VM =100−54,6835
VM =45 ,3165 %
{ ( Btu−50 × S ) 100 }
CV =
{ 100−(1,08 × A+0,55 × S)}
28
Gambar 6. Klasifikasi Peringkat Batubara oleh ASTM
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian, di Laboratorium diperoleh hasil Pengujian
Sampel Batubara CV. Tahiti Coal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Parameter Nilai
1 Uji Kadar Air (Moisture)
a. Surface Moisture 0.0769%
b. Inherent Moisture 2.623%
c. Total Moisture 2.697 %
2. Uji Kadar (Ash Content) 2.67%
3. Uji Nilai Kalori (Caloric Value) 7.970,04 cal/g
4. Kadar Zat Terbang (Volatile Matter) 43.11%
5. Uji Sulfur 0.722%
6. Kadar Karbon Tertambat (Fix Carbon) 51.523 %
29
setelah dianalisis menggunakan tabel klasifikasi peringkat batubara menurut
ASTM, jenis batubara pada CV. TAHITI termasuk ke Hight-Volatile A
Bituminous.
B. Saran
Pengujian Analisis Proksimat batubara merupakan hal yang penting untuk
mengetahui kualitas batubara. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa harus bisa
memahami dan teliti dari setiap penelitian serta analisis untuk setiap pengujian
karna sangat berguna di dunia kerja nanti.
30
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, A. L. (2018). Rancangan Ulang Sistem Penyaliran Tambang Bawah Tanah pada
Front Penambangan Batubara Tunnel THC-01 di CV. Tahiti Coal, Kecamatan
Talawi, Kota Sawahlunto. Jurnal Bina Tambang, 1034-1047.
Wardani, S. P. (2008). Pemanfaatan limbah batubara (Fly Ash) untuk stabilisasi tanah
maupun keperluan teknik sipil lainnya dalam mengurangi pencemaran
lingkungan. -, -.
Budiman, A. A., & Anshariah, A. (2017). Penentuan Kualitas Batubara pada Kabupaten
Enrekang Berdasarkan Analisis Proksimat dan Ultimat. Jurnal Geomine, 5(2).
31
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Geomine, 6(3), 131-137.
Nur, Z., Oktavia, M., & Desmawita, D. (2020). Analisis Kualitas Batubara Di Pit Dan
Stockpile Dengan Metoda Analisis Proksimat Di PT. Surya Anugrah Sejahtera
Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Mine
Magazine, 1(2).
Desmawita, I., Kopa, R., & Gusman, M. (2018). Analisis Kestabilan Lubang Bukaan
Berdasarkan Klasifikasi Geomekanika Pada Tambang Bawah Tanah CV. Tahiti
Coal, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Bina Tambang, 3(1), 365-378.
Hilmi, A., Ulfa, A. M., & Sulaimansyah, S. (2021). Analisis Proksimat, Kandungan
Sulfur dan Nilai Kalor dalam Penentuan Kualitas Batubara. Indonesian Journal
of Engineering (IJE), 1(2), 85-94.
Dewanto, O., & Abriansyah, A. (2020). Karakterisasi Lapisan Batubara Pada Tambang
Arantiga Dan Seluang Bengkulu Menggunakan Analisis Data Proksimat. Jurnal
Geofisika Eksplorasi, 6(3), 197-204.
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 3. Hasil Analisis Labor
= 2000.91 gr
= 666.30 gr = 0,722%
34
Hasil Uji TGA : Moisture = 3,78%
Volatile = 43,11%
Hasil Uji Kalori
Ash = 2,67%
= 7970.04 cal/gr
35
Foto Penimbang Sampel untuk Uji Uji Kalori menggunakan Calorimeter
Inherent Moisture, Ash Content,dan Analyzer
Volative Matter Menggunakan
Thermogravimetric Analyzer (TGA)
36