Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTIKUM BATUBARA

Disusun Oleh:

Kasih Aminah
20080021

LABORATORIUM BATUBARA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BATUBARA

Disusun Oleh :

KASIH AMINAH
20080021

Disetujui untuk Laporan Praktikum Batubara


Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas teknik
Universitas Negeri Padang

Tanggal, 27 Juni 2022


Diperiksa Oleh :
Teknisi Laboratorium Batubara

Alwa Mhd Tanza Al-Alang, S.T

LABORATORIUM BATUBARA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BATUBARA

Oleh :

KASIH AMINAH
BP/NIM : 2020/20080021

Diajukan sebagai syarat akhir praktikum batubara pada semester IV


Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Disahkan Oleh :
Dosen Pengampu

Heri Prabowo, S.T, M.T


NIP : 197810142003121002

LABORATORIUM BATUBARA
PROGRAM STUDI D3 TENIK PERTAMBANGAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

ii
RINGKASAN

Batubara adalah batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga


dapat digunakan sebagai sumber energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan
sisa - sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di
atasnya.

Batubara dapat dikenal dari kenampakan sifat fisiknya yaitu berwarna


coklat sampai hitam, berlapis, padat, mudah terbakar, kedap cahaya, non kristalin,
berkilap kusam sampai cemerlang, bersifat getas, pecahan kasar sampai
konkoidal. Unsur kimia utama pembentuk batubara adalah karbon (C), hidrogen
(H), nitrogen (N) dan sulfur (S).

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral
dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada
batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat (Proximate Analysis) dan
analisis ultimat (Ultimate Analysis). Kualitas batubara ini diperlukan untuk
menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain
dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian. Untuk menentukan
jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society for Testing and Material
(ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983).

Secara umum, parameter kualitas batubara yang sering digunakan adalah


kalori, kadar kelembaban, kandungan zat terbang, kadar abu, kadar karbon, kadar
sulfur, ukuran, dan tingkat ketergerusan. Namun pada saat di lapangan juga bisa
dilakukan penilaian terhadap kualitas batubara sebelum dilakukannya pengujian,
penilaian ini disebut dengan pengamatan secara langsung. Untuk pengamatan
secara langsung ini memiliki beberapa karakteristik dari aspek penilaiannya,
yaitu : warna, kilap, gores, kekerasan, retakan, berat jenis, dan lain-lain.

iii
Untuk pengamatan secara tak langsung didapatkan dari hasil pengujian
laboratorium. Pengamatan jenis ini dilakukan secara tidak langsung atau dengan
menggunakan alat alat bantu yang tidak lazim dibawa dan digunakan seorang
geologis saat ke lapangan. Adapun parameter yang diamati diantaranya : Total
Moisture, Inherent Moisture, Ash Content, Volatile Matter, Fixed Carbon,
Caloric Value (kcal/kg), Total Sulphur, dan Nitrogen.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat
dan pertolongan-nya maka laporan praktikum ini dapat selesai tepat pada
waktunya sesuai dengan yang diharapkan.

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Batubara.
Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada :

1. Bapak Heri Prabowo, S.T, M.T selaku Dosen Pengajar mata kuliah Batubara
Tahun Ajaran 2021/2022 Departemen Teknik Pertambangan Universitas
Negeri Padang, karena berkat bimbingan dari Bapak saya bisa menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
2. Alwa Mhd Tanza Al-alang yang telah membimbing saya dan teman-teman
sewaktu melaksanakan praktikum, sehingga praktikum dapat terlaksana sesuai
dengan yang diaharapkan.
3. Kepada semua teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan
praktikum, sehingga praktikum dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun segi penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan laporan akhir ini.

Padang, 27 Juni 2022


Penyusun

Kasih Aminah

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN i

RINGKASAN iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

BAB II DASAR TEORI 3

A. Preparasi Sample 3
B. Automatic Calorimeter 4
C. Sulfur Analyzer 6
D. Thermogravimetrik Analyzer 8

BAB III LAPORAN PRAKTIKUM 11

A. Preparasi Sample 11

B. Automatic Calorimeter 12

C. Sulfur Analyzer 13

D. Thermogravimetric Analyzer 16

BAB IV ANALISIS DATA 18

A. Tabulasi Data 18

B. Gambar Hasil Analisis 19

C. Perhitungan Hasil Analisis 21

D. Tabel Akhir Hasil Analisis 22

vi
BAB V PENUTUP 23

A. Kesimpulan 23

B. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Dokumentasi
B. Konsultasi

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah. Salah satu kekayaan alam tersebut adalah batubara di mana
tambang batubara banyak ditemukan pada daerah Sumatra dan
Kalimantan. Jumlah sumberdaya batubara Indonesia dicatat mencapai 161
miliar ton dan cadangan mencapai 28 miliar ton (Arif 2014). Dengan
jumlah sumberdaya yang banyak ini tentunya akan diperlukan kepastian
mengenai kualitas batubara yang kredibel.
Kualitas batubara didefinisikan sebagai sifat fisika dan kimia dari
batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya (Sepfitrah 2016).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia
pada batubara. Analisis kimia pada batubara dapat berupa analisis
parameter-parameter dan kandungan batubara. Parameter-parameter
tersebut akan menjadi nilai yang menentukan tingkatan kualitas batubara.
Setiap parameter batubara memiliki korelasi dengan parameter yang
berbeda dalam batubara yang sama.
Analisis umum yang dilakukan pada batubara, baik oleh perusahan
pertambangan atau oleh pembeli disebut sebagai basic analysis. Untuk
pemanfaatannya batubara perlu diketahui sifat-sifat yang akan ditunjukkan
oleh batubara tersebut, baik bersifat kimiawi, fisik dan mekanis. Sifat-sifat
ini akan dapat dilihat atau disimpulkan dari data parameter uji batubara
hasil analisis dan pengujiannya. Sejumlah data parameter uji ada yang
dapat diambil harga rataratanya, misalnya kandungan air, abu dan lain
yang bersifat kimiawi. Terdapat pula nilai parameter yang tidak dapat
diambil harga rata-ratanya, melainkan harus dilihat harga minimum dan
maksimum, seperti pada harga Hardgrove Index (Sukandarrumidi 2014).
Secara umum sistem dan analisis batubara dikembangkan dan
digunakan untuk kepentingan perdagangan. Analisis kimia batubara
merupakan proses pemilahan unsur atau material menjadi bagian-bagian

1
pembentuk batubara atau sebagai proses penghitungan kadar dari masing-
masing unsur yang terkandung di dalam sampel batubara. Seluruh
parameter perlu dianalisis karena penentuan karakteristik batubara
berdasarkan standar acuan American Society for Testing and Materials
(ASTM) memerlukan data mengenai parameter nilai karbon tertambat, zat
terbang dan nilai kalor. Oleh karena itu, setiap parameter analisis tersebut
harus diketahui agar dapat menentukan peringkat (rank) batubara.
Perubahan nilai parameter batubara harus dapat dijaga agar batubara tetap
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan bersama konsumen.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui Cara preparasi sample batubara
2. Untuk menganalisis nilai kalori dari sample batu batubara
3. Untuk menganalisis nilai sulfur dari sample batubara
4. Untuk menganalisis nilai termogravimetri sample batubara

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Preparasi Sample
Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
mempersiapkan contoh untuk dianalisis yang metodenya disesuaikan
dengan keadaan contoh dan kepentingan. Preparasi sampel batubara adalah
suatu proses baku, yaitu untuk mempersiapkan sampel batubara dengan
cara pengurangan massa dan ukuran dari gross sampel sampai pada massa
dan ukuran yang cocok untuk dianalisa di dalam laoratorium.
Pengeringan udara atau air drying kadang diperlukan dalam
tahapan kerja preparasi sampel, dalam proses pengeringan sampel
batubara di ruang preparasi dilakukan dengan lantai pengering udara (air-
drying floor) dan oven pengering (air-drying oven). Adapun dalam tahap
selanjutnya untuk memperkecil ukuran batubara dengan menggunakan
grinding , yang di mana alat tersebut digunakan untuk mendapatkan
ukuran terkecil batubara yang menjadi butir dengan ukuran minimal 150
mm. adapun prosedur kerja grinding dimana batubara yang masuk
ditumbuk sehingga batubara akan memecah menjadi ukuran kecil,
batubara yang sudah sesuai dengan ukuran ayakan yang terdapat dalam
alat akan menjadi hasil yang didapat, sedangkan batubara yang masih
berukuran besar akan mengalami pemecahan hingga menyesuaikan dengan
ukuran ayakan pada alat. Tahapan pengecilan ukuran batubara yang
dilakukan dilapangan memiliki proses pengecilan sebanyak 1 kali
tumbukkan dalam setiap 1 sampel batubara, batubara yang ditumbuk akan
memecah dan menghasilkan ukuran 200 mesh sesuai dengan standar yang
ditentukan. Tahapan oven, suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan
udara yang sedikit panas pada sampel batubara di mana suhu makimal
oven adalah 105oC-110oC. Sampel batubara yang dipanaskan selama 1 jam
diangkat dan ditimbang pertama lalu sampel yang sudah ditimbang
dimasukan ke oven lagi selama 1 jam lalu ditimbang lagi apakah sampel

3
batubaranya sudah konstan atau tidak jika belum konstan maka akan
dimasukan lagi kedalam oven selama 1 jam sampai sampel benar-benar
konstan. Selanjutnya, tahap pengayakan (screening) di mana dilakukan
kegiatan pengelompokkan partikel batubara yang masih bercampur, di
mana ukuran mata atau lubang alat pengayakan menggunakan standar
yang digunakan perusahaan dan partikel dengan ukuran yang lebih kecil
2,36 mm akan jatuh melalui mata atau lubang ayakan disebut bendersize
product untuk diperkecil ukuranya lagi.
B. Automatic Calorimeter
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu
zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah
satunya dengan melakukan pengujian kalorimeter. Kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kalor. Prinsip kerja kalorimeter adalah
jika suhu yang dihasilkan oleh suatu zat tersebut tinggi maka nilai kalor
yang
terkandung oleh zat tersebut sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhu
yang dihasilkan oleh zat tersebut rendah maka nilai kalor yang terkandung
pada zat tersebut sangatlah sedikit. Jika kalor jenis sudah diketahui maka
kalor yang diserap dan dilepaskan dapat diketahui dengan mengukur
perubahan suhu.
Metode Uji penggunaan Automatic Calorimeter AC500 by Leco,
untuk menentukan nilai kalor dalam satuan kal/gr dengan metoda
isoperibol atau adiabatik. Cara Pengukuran Dibutuhkan 0.6 - 1.4 gram
sampel . Selanjutnya sampel ditempatkan dalam cawan (crucible) dan
dimasukkan dalam bomb berisi oksigen. Alat akan mencatat perubahan
temperatur dan merekam nilai kalor yang dihasilkan. Aplikasi Sampel
batubara, kokas dan biomassa. Acuan Standard ASTM D5865-19.

4
 Specification Fungsi
s

Method Isoperibol Untuk Mengetahui


Nilai Kandungan
6.000 to 15.000 BTU/lb for a
Kalori Batubara
Range 1gram sample

Precision 0.05% RSD*

1 BTU/lb; 0.1 Cal/g:0.001


  Resolution MJ/kg:0.1 Kcal/100g

Regnault-pfaundler-20 minutes
Precision Mode-8 minutes,
  Analysis Predictive Mode-4.5 to 7.5
Time minutes

Acid or % nitrogen, fuse wire,


sulphur, moisture spike weight,
Corrections ash, and hydrogen

Temp
Measuring
Resolution 0.0001°C

Gases Oxygen 450 psi max: 99.99%


Required purity

115/230 V- (±10%), 3.2/1.6


Electrical Amps.
Requirements 50/60 Hz, single phase

Distilled water only,


Water approximately 16 liter full
Requirements capacity

Table 1. spesifikasi Automatic Calorimeter AC500 by Leco

5
Gambar 1. Automatic Calorimeter AC500 by Leco

C. Sulfur Analyzer
Sulfur adalah komponen dalam batubara, yang terdapat sebagai
sulfur organik maupun anorganik. Umumnya komponen sulfur dalam
batubara terdapat sebagai sulfur syngenetik yang erat hubungannya dengan
proses fisika dan kimia selama proses penggambutan dan dapat juga
sebagai sulfur epigenetik yang dapat diamati sebagai pirit pengisi cleat
pada batubara akibat proses presipitasi kimia pada akhir proses
pembatubaraan (Mackowsky, 1968).
Sulfur walaupun secara relatif kandungannya rendah, merupakan
salah satu elemen penting pada batubara yang mempengaruhi kualitas.
Terdapat berbagai cara terbentuknya sulfur dalam batubara, diantaranya
adalah berasal dari pengaruh lapisan pengapit yang terendapkan dalam
lingkungan laut, pengaruh air laut selama proses pengendapan tunbuhan,
proses mikrobial dan perubahan pH (Casagrande et.al, 1987).
Leco SC 832 Sulfur Carbon Determinator adalah instrument yang
menggunakan system combustion dengan metode resistance furnace dan
Infra red absorption untuk menentukan kadar Sulfur dan Carbon yang
terdapat pada bermacam-macam sample organic, seperti batubara dan
minyak bumi. Instrument Leco SC 832 juga dapat digunakan untuk
sample-sample-an organik seperti tanah, semen dan batuan Sample

6
didalam crucible dibakar didalam combustion furnace dan dibantu oleh
oksigen untuk memudahkan pembakaran. Sample yang dipanaskan sampai
suhu kurang lebih 1350 ºc akan melepaskan bermacam-macam gas
diantaranya adalah Sulfur dan Carbon. Gas Sulfur dan Carbon hasil
pembakaran tersebut akan berikatan dengan oksigen membentuk Gas
CO2 dan SO2. Kemudian gas tersebut akan dialirkan melalui Anhydrone
Reagent untuk menghilangkan uap air dan kemudian diteruskan ke IR Cell
Detektor. Untuk Sulfur diukur sebagai Sulfur Dioxide dan Carbon diukur
sebagai Carbon Dioxide. Acuan standar ASTM D4239-18E1

  Specification Fungsi
s

0.008 to 30 mg Untuk Mengetahui


Sulphur 832 DR and 832 HT : Nilai Kandungan
Instrument 0.035 TO 98 mg Sulphur pada
Range Carbon : 0.0175 to 200 mg Batubara

Sulphur 832 : 0.04 mg or 1%


Sulphur 832 DR and 832HT :
Precision 0.0018 or 1%

Sample Mess 350 mg

60 to 120 second nominal


Detection method : Non
Dispersive Infrared Absorption
(NDIR)
Chemical Reagants : Magnesium
Perchlorats (Anhydrone)
Gas Requirements : Oksgen
Analysis Time 99.5% purity. 15 Psi (1.0 bar)

Furnace Base 832 and 832DR : 800 C to


Resistance 1450 C

7
  Specification Fungsi
s

832 HT : 800C to 1550C

31.5 H X 18 in x 31 (26)
Physical Electrical power : 230 V, 50/60
Dimension Hz, Single phase, 15 A max : 4 A

Table 2. Spesifikasi Leco SC 832 Sulfur Carbon Determinator

Gambar 2. Leco SC 832 Sulfur Carbon Determinator

D. Thermogravimetrik Analyzer

8
Gambar 3. TGA-701 by leco

Termogravimetrik analisis atau termal (TGA) adalah jenis


pengujian yang dilakukan pada sampel untuk menentukan perubahan
berat-susut (weight-loss) dalam kaitannya dengan perubahan suhu.
Pengujian dengan metode ini digunakan untuk analisis proximate. Analisis
proximate dilakukan untuk menentukan jumlah Air Dried Moisture, dan
Ash Content (kadar abu), Volatile Matter (zat terbang).

Metode uji Proximate analysis dengan tga-701 by leco dilakukan


untuk rnengetahui komposisi batubara dengan mengukur parameter-
parameter yang dinyatakan dalam persen berat yakni :

1. Kandungan air
Hasil analisis untuk kadar air terbagi menjadi free moisture (fm)
dan inherent moisture (im). Adapun jumlah dari keduanya disebut
dengan total moisture (tm). Kadar kelembaban mempengaruhi jumlah
pemakaian udara primer. Batubara dengan kelembaban tinggi akan
membutuhkan udara primer lebih banyak untuk mengeringkan
batubara.
2. Kandungan zat mudah terbang (volatile matter)
Kandungan vm mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan
intensitas api. Penilaian tersebut didasarkan pada rasio atau
perbandingan antara kandungan karbon (fixed carbon) dengan zat
terbang, yang disebut dengan rasio bahan bakar (fuel ratio). Semakin
tinggi nilai fuel ratio maka jumlah karbon di dalam batubara yang
tidak terbakar juga semakin banyak.
3. Kandungan abu
Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui
ruang bakar dan daerah konversi dalam bentuk abu terbang (fly ash)
yang jumlahnya mencapai 80 persen dan abu dasar sebanyak 20

9
persen. Semakin tinggi kadar abu, secara umum akan mempengaruhi
tingkat pengotoran (fouling), keausan, dan korosi peralatan yang
dilalui.
Cara pengukuran dibutuhkan sampel batubara ukuran 60 mesh.
Selanjutnya sampel ditempatkan dalam cawan (crucible) dan
dimasukkan tungku dalam peralatan. Hasil analisis akan terbaca pada
display untuk selanjutnya di print. Aplikasi utamanya untuk sampel
batubara, kokas dan biomassa, acuan standard Proksimat
(instrumentasi) astm D7582-15

 Specification Fungsi
s

Sample size 1 gram Untuk


Mengetahui
0.02% RSD
Nilai
Balance : Resolution 0.0001
Kandungan
g
Volatile, Ash,
Over temperature : ambient
dan Moisture.
Precision (minimum)

Minimum : 100 C
Maximum : 1000 C
Temperature Accurecy : 2 % of sett point
Control Stability : 2 % of sett point

 Maximum Ambient to 104 C –


ramp rate 15C/Menit

Low : 3.5 lpm


Medium Low : 5.0 lpm
Medium high : 7.0 lpm
Gas Flow Rate High : 10.0 lpm

Table 3. Spesikasi TGA-701 by leco

10
BAB III
LAPORAN PRAKTIKUM

A. Preparasi Sampel
1. Alat dan Bahan
a. Timbangan digital
b. Palu
c. Grinding
d. Nampan
e. Mortar
f. Saringan No 40
g. Oven
h. Tempat sampel
i. Sampel Batubara
2. Prosedur Pratikum
a. Sampel batubara terlebih dahulu dihancurkan hingga berukuran
kecil dengan menggunakan palu.
b. Sampel yang telah dikecilkan kemudian dimasukkan kedalam alat
grinding untuk dihaluskan.
c. Setelah sampel halus, lakukan pengayakan menggunakan
saringan.
d. Sampel yang tidak lolos saringan kembali dihaluskan
menggunakan mortar.
e. Kemudian sampel yang telah diayak tadi, ditimbang terlebih
dahulu untuk mengetahui berat awalnya.

11
f. Setelah ditimbang, masukkan kedalam oven selama 1 jam
pertama.
g. Setelah 1 jam, sampel ditimbang lagi, kemudian di oven lagi.
h. Jika pada pengovenan kedua kalinya selesai dan berat sampel
sudah konstan, maka sampel telah bisa untuk dianalisis, namun
jika beratnya belum konstan maka dilakukan pengovenan selama
1 jam lagi.
i. Jika semua prosedur preparasi selesai, sampel dimasukkan
kedalam tabung atau tempat sampel yang telah disiapkan untuk
selanjutnya dilakukan analisis.
B. Automatic Calorimeter
1. Persiapan Instrument
a. Nyalakan gas oksigen pada instrument dan setting regulator 450
psi.
b. Nyalakan saklar power ke posisi ON (Terletak dibagian belakang
instrument)
c. Nyalakan balance dengan menekan tombol power
d. Nyalakan computer dan printer, lalu buka software AC500
e. Klik diagnostic kemudian Chart, pilih Ambient Chart, tunggu
sampai semua parameter stabil (kurang lebih 15 – 30 menit)

PARAMETER NOMINAL RANGE


Bucket Ambient 13 – 33 Celcius
Jacket Ambient 13 – 33 Celcius
Ignitor 29.00 – 30.00 29 – 30 Volt
Fan (DAC) Enable 2730 - 0 - 4095
Disable 2048
Table 4. Persiapan Instrumen Pengujian Automatic Calorimeter
2. Persiapan Analisa
a. Pastikan “Ambient Monitor” sudah stabil dan sesuai parameter

12
b. Instrument sudah di kalibrasi dengan Standard Sample (Benzoic
Acid)
c. Timbang sampel dengan berat sekitar 4 gram
d. Siapkan vessel, kemudian isi dengan gas sampai 420 psi
e. Isi bucket dengan Aquadest dari Pipette Tank (2000 ml)

3. Analisa Sample
a. Isi kolom seperti NAME , WEIGHT, METHOD, VESSEL,
OPERATOR, ID CODE, FUSE, NITROGEN dan lain-lain.
b. Masukkan berat sample yang akan di analisa pada kolom
WEIGHT baik secara manual maupun dengan cara menimbang
pada neraca instrument lalu tekan tombol print.
c. Letakkan Bucket yang sudah diisi dengan sample beserta
dengan lilitan kawat instrumen Aquadest ke Bucket Lid
d. Letakkan Combussion Vessel (Bomb) kedalam Bomb Bucket
kemudian tutup
e. Tekan tombol F5 pada keyboard atau pada layar untuk memulai
analisa
f. Setelah ada bunyi beep satukali, itu menandakan analisa akan
dimulai, setelah selesai analisa yang ditandai dengan bunyi beep
tiga kali, secara otomatis nilai kalori akan muncul pada kolom
analisa.
4. Mencetak Hasil Analisa
a. Dari menu analisa, pilih hasil analisa yang akan di print
b. Kemudian klik Sample dan Print
c. Isi page setup sesuai dengan yang dibutuhkan, kemudian klik
OKE
C. Sulfur Analyzer
1. Persiapan instrument
a. Periksa tekanan di tabung gas, pastikan masi cukup untuk
melakukan analisa (minimal sisa 100 psi)

13
b. Pastikan bahwa tekanan oksigen ke instrument antara 15- 17 psi.
c. Periksa anhydrone pada reagent tube, pastikan tidak mengeras
d. Periksa filter partikel dang anti apabila partikel sudah
menghitam atau berwarna gelap
e. Hubungkan kabel AC ke listrik dan pastikan tegangan listrik
benar
f. Nyalakan instrument dengan menekan tombol “ON” , tunggu
hingga 2 menit
g. Double click pada icon cornerstone untuk membuka software
cornerstone SC832
h. Naikkan suhu furnace di menu instrument > furnace > ON,
input 1350 pada set point untuk menaikkan suhu ke 1350◦C.
i. Setelah itu klik turn ON Gas O2, tunggu 10 menit untuk
stabilizing baseline, periksa rotameter, untuk lance harus masuk
ke menu Diagnostic > I/O dan lance ON
Purge : 3,5 LPM
Measure : 2,5 LPM
Lance : 1,0 LPM
j. Periksa kondisi ambient instrument, dengan cara mengklik
Diagnostic > Ambient Chart
Parameter Minimum Maksimum Typical
IR Cell Volt 0,0 V 4,9 V Varies
IR Cell Setpoint -1◦C Setpoint All 50◦C except
Temperature +1◦C low sulfur 45◦C
Incoming Pressure 13,0 psi 17,0 psi 15,0 psi
Pump Pressure 10,0 psi 30,0 psi Varies
Back Pressure -10 mmHg Varies
MeFC 44◦C 46◦C 45◦C
Temperature
Lower Cabinet 15◦C 40◦C Ambient 3◦C

14
Temperature
Upper Cabinet 15◦C 40◦C Ambient 13◦C
Temperature
Table 5. Persiapan Instrumen Pengujian Sulfur Analyzer

k. Pastikan “READY TO ANALYZE” muncul di status bar


l. Lalukan System Check dengan cara masuk menu Diagnostic >
System Check > Start, pastikan semua hasilnya menunjukan
Passed.
2. Persiapan Analisa
a. Pastikan Ambient Monitor sudah stabil dan sesuai parameter.
b. Lakukan system check dan leak check. Pastikan semuanya pass.
c. Instrument sudah dikalibrasi dengan sample standar
d. Timbang sample dengan berat sekitar 0,25 gram pada crucible
boat
e. Diusahakan rata pada semua permukaan.
3. Analisa Sample
a. Klik icon Sample
b. Masukkan nam untuk sample atau pilih nama sample yang
sudah tersedia, kemuadian tekan enter
c. Pilih method yang akan dipakai
d. Klik Analyze, tunggu hingga muncul Load Sample di status bar.
e. Masukkan boat yang berisi sample ke dalam furnace
f. Setelah analisa selesai , secara otomatis hasil analisa akan
muncul dan siap untuk analisa berikutnya.
4. Mencetak Hasil Analisa
a. Pilih sample yang akan di print
b. Klik output, pilih print report tab

15
c. Pilih printer format, jika hanya satu yang tersedia maka otomatis
terpilih
d. Pilih :
 Clear untuk clear print selection
 Preview untuk melihat data hasil section
 Print untuk mencetak

D. Thermogravimetrik Analyzer
1. Persiapan Instrument
a. Pastikas gas oksigen, Nitrogen dan Compressed Air masih
cukup untuk analisa dan pastikan tekanan masing masing gas :
 Oksigen UHP 35 psi (2,4 bars)
 Helium UHP 35 psi (2.4 bars)
 Compressed Gas 45 psi (3,1 bars)
b. Nyalakan Blower External (jika Ada) dengan menekan tombol
power.
c. Tekan sklar power ke posisi ON (posisinya dibelakang
instrument)
d. Nyalakan computer dan printer, dan kemudian buka software
TGA701
e. Klik DIAGNOSTIK kemudian CHART, pilih AMBIENT
CHART, tunggu samua parameter stabil kurang lebih 15-30
menit.
2. Persiapan Analisa
a. Pastikan “Ambient Monitor” sudah stabil dan sesuai parameter
(contohnya std LECO p/n 502-680, 502-681, 502-682)
b. Instrument sudah dikalibrasi dengan standar sampel
c. Siapkan crucible yang sudah dibersihkan (dicuci) sesuai dengan
jumlah sampel yang akan dianalisa dan ditambahkan 1 crucible
kosong untuk “Reference”

16
3. Analisa Sample
a. Dari menu Sample, klik LOGIN
b. Isi kolom-kolom seperti NAME, METHOD,OPERATOR,ID
CODE, dan Informasi lainnya
c. Klik Analyze atau tombol F5 pada keyboard untuk memulai
analisa
d. Letakkan sejumlah crucible kosong pada carousel (sesuai
perintah pada layar monitor). Setelah itu tekan tombol Actuator
pada layar.
e. Tunggu beberapa saat software akan mengintalisasi crucible
berdasarkan id sample dan menimbang berat crucible kosong.
f. Setelah selesai inisialisasi furnace akan membuka dan caraousel
akan berputar ke posisi crucible yang pertama (posisi ini setelah
home). Masukkan sample 1gram kedalam crucible tersebut.
Kemudian tekan kembali tombol actuator sampai semua crucible
terisi
g. Kemudian tekan tombol actuator untuk mulai menganalisa
h. Analisa akan berjalan sesuai dengan method, missal step 1
moisture, step 2 volatile, step 3 adalah Ash
i. Seandainya diperlukan penutup crucible, paka lampu actuator
akan berkedip, kemudian tekan tombol actuator dan pasang
tutup crucible tersebut. Dan jika tutup crucible harus diambil
maka lampu actuator juga akan berkedip, maka lakukan hal
yang sama, dengan membuka tutup crucible.
j. Setelah semua step selesai, cover furnace akan membuka
(sekitar temperature 500 ◦C ) tunggu sampai furnace dingin,
kemudian ambil semua crucible dan keluarkan
4. Mencetak Hasil Analisa
a. Dari menu analisa, pilih analisa yang akan di print.
b. Kemudian klik SAMPLE dan PRINT
c. Isi page setup dengan yang dibutuhkan, kemudian kill OK.

17
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Table 6. Berat Sampel
Sample Berat 1 Berat 2 Berat 3
(gram) (gram) (gram)
Pangkalan 1443,80 1432,23 1432,15
009

Tabel 7. Nilai Calorimeter

Initial
CV Analysis
Sample Mass Method Delta T Vessel Tempe
cal/g Date
ratur
Pangkal 1.008 25.932 7581.7
Coal 3.12700 1 6/6/2022
an 1 8 1 3
Pangkal 1.007 28.366 7446.2
coal 3.06672 1 6/6/2022
an 2 3 3 8
Avarage CV cal/g : 7514 cal/g
Avarage Mass : 1.0081

Table 8. Nilai IM, FM, dan TM

Sample Inherent Free Face Total Moisture


Moisture Moisture (FM% + IM%)

18
(%) (8.4 - %IM)
Pangkalan 1.19 7.21 8.4
009

Tabel 9. Nilai Proksimat Batubara

Inherent Moisture Ash Content Volatille Matter


Sample
(%) (%) (%)
Pangkalan 1.19 9.94 36.38
009

Tabel 10. Nilai Kadar Sulfur

Sample Sample Mass (g) Method Analysis Date


0.852 %
Pangkalan
0.854 % Coal 6/9/2022
009
0.845 %
Sulfur Avarage : 0.850%

B. Gambar Hasil Analisis Data


1. Automatic Calorimeter

19
Gambar 4. Automatic Calorimeter

2. Sulfur Analiyzer

Gambar 5. Sulfur Analyzer


3. Thermogravimetrik Analyzer

20
Gambar 6. Thermogravimetrik Analyzer

C. Perhitungan Analisis Data


1. Konversi dari ADB ke DB

100
¿
100−ℑ

100
¿
100−1.19

100
¿
98.81

= 1.012
 Inherent Moisture : 1.012× 1.19=1.2 %
 Ash Moisture : 1.012× 9.94=10.06 %
 Volatille Matter : 1.012× 36.38=36.81 %
 Sulfur : 1.012× 0.850=0.86 %
 Calorimeter : 1.012× 7514=7604.12

21
2. Konversi dari ADB ke ARB
100−TM
¿
100−ℑ

100−8.4
¿
100−1.19

91.6
¿
98.81

¿ 0.93
 Inherent Moisture :-
 Ash Moisture : 0.93 × 9.94=9.24 %
 Volatille Matter : 0.93 ×36.38=33.83 %
 Sulfur : 0.93 ×0.850=0.79 %
 Calorimeter : 0.93 ×7514=6988

D. Tabel Akhir Hasil Analisis


Results
Dried
Parameter As Received Basis Air Dried Basis
Basis
(ARB) (ADB)
(DB)
Total Moisture
8.4
(%)
Proximate
Analysis
Inherent
- 1.19 1.2
Moisture (%)

Ash Content (%) 9.24 9.94 10.06

22
Volatille Matter
33.83 36.38 36.81
(%)

Total Sulfur (%) 0.79 0.850 0.86

Calorimeter
6988 7514 7604.12
(Kcal/Kg)
Tabel 11. Hasil Akhir Analisis Data

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Batubara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan
2. Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan
oleh maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat
coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara
dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa
analisis proksimat (Proximate Analysis) dan analisis ultimat (Ultimate
Analysis). Kualitas batubara ini diperlukan untuk menentukan apakah
batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari

23
besarnya cadangan batubara di daerah penelitian. Untuk menentukan
jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society for Testing and
Material (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983).
3. Sebelum dianalisa, batubara harus melalui beberapa proses :
a. Pengeringan sampel
b. Pengecilan ukuran butir
c. Pengadukan sampel
d. Pembagian sampel
e. Semakin kebawah tingkatan sieve shaker, maka semakin kecil
ukuran sampel batubara
4. Preparasi sampel adalah pegurangan massa dan ukuran dari gross
sampel sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di
Laboratorium.
5. Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah
satunya dengan melakukan pengujian kalorimeter. Kalorimeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Prinsip kerja kalorimeter
adalah jika suhu yang dihasilkan oleh suatu zat tersebut tinggi maka
nilai kalor yang terkandung oleh zat tersebut sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhu yang dihasilkan oleh zat tersebut rendah maka
nilai kalor yang terkandung pada zat tersebut sangatlah sedikit. Jika
kalor jenis sudah diketahui maka kalor yang diserap dan dilepaskan
dapat diketahui dengan mengukurperubahan suhu.
6. Sulfur adalah komponen dalam batubara, yang terdapat sebagai sulfur
organik maupun anorganik. Umumnya komponen sulfur dalam
batubara terdapat sebagai sulfur syngenetik yang erat hubungannya
dengan proses fisika dan kimia selama proses penggambutan dan dapat
juga sebagai sulfur epigenetik yang dapat diamati sebagai pirit pengisi
cleat pada batubara akibat proses presipitasi kimia pada akhir proses
pembatubaraan (Mackowsky, 1968).Sulfur walaupun secara relatif

24
kandungannya rendah, merupakan salah satu elemen penting pada
batubara yang mempengaruhi kualitas.
7. Termogravimetri analisis atau termal (TGA) adalah jenis pengujian
yang dilakukan pada sampel untuk menentukan perubahan berat-susut
(weight-loss) dalam kaitannya dengan perubahan suhu. Pengujian
dengan metode ini digunakan untuk analisis proximate. Analisis
proximate dilakukan untuk menentukan jumlah Air Dried Moisture,
dan Ash Content (kadar abu), Volatile Matter (zat terbang).
B. Saran
1. Lakukanlah praktikum sesuai panduan yang terdapat didalam modul
praktikum agar saat pelaksanaan pengujian sampel dapat berjalan
dengan lancar dan aman.
2. Harap selalu berhati-hati didalam melakukan setiap pengujian, karena
menggunakan alat yang sangat mahal
3. Perhatikan setiap bahaya yang mungkin bisa terjadi ketika
pelaksanaan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/6842/3/J3L118023-04-M.Kevin%20Pulungan-
pendahuluan.pdf

https://drive.google.com/file/d/1LDiGVUablLv_52CxbnQxOrheTn-yPpNm/view

file:///C:/Users/USER/Downloads/832-Research%20Results-2492-1-10-
20201229.pdf

https://www.scribd.com/doc/310351413/Bab-III-Preparasi-Batubara

25
LAMPIRAN

A. Dokumentasi
1. Preparasi Sample
Alat dan Bahan yang Digunakan
 Alat
a. Palu b. Nampan

26
c. Saringan No. 40 d. Mortar
d.

e. Grinding f. Timbangan digital

g. Oven

 Bahan
Sampel Batubara

27
Kegiatan Preparasi
b. Pengecilan sample batubara dengan menggunakan palu
sampai berukuran kecil

b. Pengecilan ukuran sample batubara menggunakan grinding


sampai halus

c. Pengayakan

28
d. Penghalusan kembali sample batubara yang tidak lolos
saringan dengan menggunakan mortar

e. Penimbangan sebelum di oven

f. Pengovenan

29
g. Penimbangan kembali setelah 1 jam pertama dan 1 jam

kedua

2. Automatic Calorimeter

Alat dan bahan yang digunakan

 Alat

a. Automatic Calorimeter AC500 by Leco

b. Crucible

30
c. CRM

 Bahan

Sampel batubara

Kegiatan Pengujian

3. Sulfur Analyzer

Alat dan Bahan yang Digunakan

 Alat

Leco SC 832 Sulfur Carbon Determinator

31
 Bahan

4. Thermogravimetrik Analyzer

Alat yang digunakan

TGA-701 by leco

Kegiatan Pengujian

B. LEMBAR KONSULTASI

32
Nama : Kasih Aminah

Nim : 20080021

Teknisi Labor : Alwa Mhd Tanza Al-Alang, S.T

NO HARI/

TANGGAL MATERI TTD

Padang, 27 Juni 2022

Teknisi Laboratorium Batubara

(Alwa Mhd Tanza Al-Alang, S. T)

33

Anda mungkin juga menyukai