TUGAS REVIEW
PENGERTIAN MANAJEMEN REPUTASI dan KASUS REPUTASI SMAN 70
Oleh
Nama : She Ryana
Nim : 55213110006
2. Manajemen Reputasi
Pengertian manajemen reputasi, menurut John Doorley dan Fred Gracia 2006;
Reputasi == Jumlah
JumlahCitra
Citra==(Kinerja
(Kinerjadan
danPrilaku)
Prilaku)++Komunikasi
Komunikasi
Reputasi
Rumus tersebut memberikan penjelsan bahwa kinerja dan prilaku, serta di tambah dengan
komunikasi merupakan komponen penting dalam membangun Reputasi. Dimana pada
akhirnya reputasi merupakan hasil akhir dari kinerja dan prilaku perusahaan mapunun
organisasi yang di bangun secara terus menerus, dan konsisten, yang kemudian
dikomunikasikan pula secara konsisten kepada publik.
Perusahaan dan organisasi lainnya perlu mengembangkan modal reputasi yang dapat
membantu, membangun hubungan dan pertumbuhan organisasi tersebut. Reputasi
merupakan, nama baik yang dimiliki oleh suatu organisasi yang dinilai oleh pihak luar
berdasarkan pada identitas organisasi tersebut. Pada dasarnya reputasi berkaitan dengan
kepercayaan yang dilihat oleh pihak luar, dan merupakan asset berharga dari sebuah
organisasi.
Reputasi yang baik dalam suatu perusahaan akan, (Doorley & Gracia 2006) :
-
Memberikan nilai tambah bagi suatu perusahaan baik di pandangan phak eksternal
Konsumen, dll)
Mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi para karyawan, sehingga
memudahkan perusahaan untuk mencari calon karyawan baru. Karena perusahaan
dengan reputasi yang baik lebih menarik minat calon pencari kerja.
Perusahaan dengan reputasi yang baik akan sering mendapat liputan media dengan
sendirinya, sehingga biasanya jika perusahaan hendak menggeluarkan berita dalam
beberapa acara, perusahaan tidak memerlukan pengeluaran berlebih untuk membayar
Quotient
Harris-Fombrun
melakukan
pengukuran
terhadap
reputasi,
dengan
cara
3. Pembahasan
Kasus bullying
Orang Tua
VS Pihak
Sekolah
Pemberitaan
Media
Tokoh
(komentar
Ahok)
Reputasi SMAN 70
Menjadi buruk
Dari kasus yang terjadi pada SMAN 70, kita dapat melihat bahwa reputasi sekolah
negeri favourite yang selama ini termaksud dalam SMA yang digemari, dengan banyaknya
lulusan para selebriti, tetapi oleh karena kejadian tersebut nama baik sekolah langsung
tercoreng begitu saja, reputasi sekolah menjadi buruk dalam waktu singkat, padahal
mebangun reputasi sekolah yang baik memerlukan waktu panjang dan usaha yang konsisten
terus menerus. Seharusnya jika manajemen reputasi dijalankan, maka isue yang beredar bisa
di reda sebelum masalah yang ada berkembang besar dan menjadikannya sebagai konsumsi
publik.
Doorley, J & Gracia (2006) Reputation Manageement; The Key to Succesful Public
Relations and Coporate Communications, Routledge Madison
Tindakan yang dilakukan para siswa membuat dampak SMAN 70 ini menjadi nilai
yang buruk, ditambah dengan bantuan dari pada media massa yang mengangkat kasus
tersebut, sehingga menjadi perhatian publik. Kemudian dengan adanya isue perseteruan
antara orang tua siswa yang bermasalah dengan pihak sekolah, juga muncul sosok calon
walikota jakarta Ahok untuk tampil angkat bicara, mengenai kasus penganiayaan tersebut.
Menjadikan hal ini makin menjadi perhatian publik. Banyak komentar miring dari pada
masyarakat, opini public yang bermuculan membuat reputasi sekolah negeri yang selama ini
dibanggakan menjadi buruk. Karena selama ini seperti kita tahu proses seleksi masuk sekolah
negeri tidaklah mudah, dapat dikatakan hanya anak-anak terpilih yang masuk dalam sekolah
negeri.
Saat seperti ini reputasi sekolah telah tercoreng seharusnya, pihak sekolah melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum menggeluarkan 13 siswa tersebut, seharusnya pihak sekolah menggambil
langkah untuk duduk bersama para orang tua, menjelaskan duduk perkara yang
ada, dan mengambil musyawarah bersama. Agar menciptakan hasil yang win-win
solutions.
2. Keputusan yang dibuat bersama harusnya tertuang dalam surat perjanjian, yang
ditanda tangani oleh pihak sekolah dan orang tua.
3. Karena masalah sudah tersebar di media massa, seharusnya pihak sekolah
berusaha terbuka pada media massa, karena media dapat menjadi patner yang baik
dalam membangun reputasi sekolah kembali. (bukan malah justru pihak sekolah
SMAN 70 bersikap tertutup dengan media, sehingga pemberitaan yang beredar
membuat SMAN 70 lebih ditempatkan pada posisi yang menyulitkan).
4. Komentar tokoh walikota jakarta Ahok sebenarnya membantu sekolah, dalam
membangun reputasi sekolah kembali, sekolah dianggap tegas dan memberikan
contoh yang baik bagi sekolah lain. Hanya saja sikap sekolah yang tidak terbuka
pada media, dan komentar Ahok yang emosional, ditambah dengan budaya
indonesia yang menganut sistem budaya timur yang banyak sekali memberikan
toleransi terhadap setiap kesalahan yang ada, sehingga menjadikan seolah-olah
sikap pihak sekolah salah dimata mayarakat. Dimana masyarakat hanya
mendapatkan informasi dari satu pihak, yakni pihak orang tua dengan anak yang
dikeluarkan, menjadikan setiap peberitaan yang ada tidak berimbang.
5. Setelah memberikan penjelasan kepada khalayak, tentang tindakan dan putusan
menggeluarkan 13 siswa tersebut. Seharusnya sekolah juga memberikan solusi
bagi 13 siswa yang dikeluarkan, tanggung jawab berupa bantuan dalam mencari
4. Kesimpulan
Reputasi harus di bangun secara terus menerus dan memerlukan usaha yang konsisten dari
pada suatu organisasi. Reputasi dalam organisasi menjadi tanggung jawab bagi seluruh
anggota organisasi untuk terus menjaganya. Tidak hanya PR yang berperan menjaga reputasi
suatu organisasi, namun seluruh anggota organisasi yang terlibat dalam organisasi wajib
menjaga reputasi organisasi. Karena baik tindakan organisasi maupun tindakan perorangan
dalam organisasi dapat merusak nama baik suatu organisasi.
Jika dapat saya simpulkan dalam menjaga reputasi diperlukan formula sebagai berikut :
Plan
Do
REPUTASI
PLAN, suatu organisasi dalam melakukan pembentukan reaputasi harus terus melakukan
perencanaan yang baik bagi organisasi tersebut, selalu berpikir matang dalam bertindak dan
membuat keputusan dengan perencanaan. Kemudian DO, lakukan pekerjaan dengan sebaik
mungkn sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan ditetapkan. TELL, katakan kepada
media, lingkungan, maupun khalayak luar yang menjadi target sasaran dari organisasi,
tentang apa yang telah dilakukan oleh perusahaan, bertujuan agar semua pihak eksternal dan
masyarakat luas mengetahui tindakan-tindakan baik yang telah dilakukan oleh perusahaan
dalam menjalankan organisasinya.
Sebaiknya dalam menjaga reputasi perusahaan tidak hanya saat terjadi masalah atau krisis
dalam sebuah organisasi, namun reputasi harus senantiasa dijaga, karena dengan menjaga
reputasi organsasi yang baik maka jika sewaktu-waktu terjadi krisis, perusahaan akan tetap
mempunyai reputasi yang baik dan memiliki masa recovery/pemulihan krisis dalam jangka
waktu yang relatif tidak terlalu panjang.