Anda di halaman 1dari 8

Korupsi berdasarkan pemahaman pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

Korupsi merupakan tindak melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) , yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian negara, yang dari segi materil yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.

ERA ORDE BARU


Dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Lalu dibentuklah Operasi Tertib (Opstib) dengan tugas antara lain juga memberantas korupsi. Karena adanya perselisihan sehingga Opstib pun hilang seiring dengan makin menguatnya kedudukan para koruptor di singgasana Orde Baru.

ERA REFORMASI
Dibentuknya Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau Lembaga Ombudsman. Kemudian dibentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK). dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN melebur masuk ke dalam KPK, sehingga KPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga pemberantasan korupsi terbaru yang masih eksis

ERA ORDE BARU


Pada masa orde baru, tidak ada kebebasan berpendapat yang dijanjikan pemerintah pada awal awal kekuasaan orde baru. Keberadaan pers diawasi secara ketat oleh pemerintah di bawah naungan departemen penerangan. Hal ini dikarenakan komunikasi politik yang terjadi hanya top down. Artinya pers hanya sebagai komunikator dari pemerintah ke rakyat. Pers tidak dapat melakukan fungsinya sebagai komunikator dari rakyat ke pemerintah. Apabila suatu media nekat menerbitkan pemberitaan pemberitaan miring soal pemerintah, bisa di pastikan nasib media tersebut berada di ujung tanduk.

ERA REFORMASI
Pada masa reformasi, komunikasi politik yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah tidak hanya komunikasi top down, melainkan juga bottom up. Pers menjadi sarana masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya, baik berupa tuntutan maupun dukungan.Pers menjadi wadah pemerintah untuk mengetahui apakah kebijakan kebijakan yang akan diambil disetujui rakyat atau tidak. Apabila suatu kebijakan telah diambil dan dilaksanakan, pers dapat mengambil perannya sebagai pengontrol kebijakan. Intinya, pers masa reformasi senantiasa melaksanakan fungsinya pada setiap proses sistem politik.

Anda mungkin juga menyukai