Anda di halaman 1dari 22

Nama : Melkhias sodak

Nim : 2001040070
Tugas 4 : IPA terpadu
Kelas/Semester : Biologi B3

Bab 8
Pencemaran lingkungan

Pengertian Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat
kegiatan yang melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik. Misalnya saja
penggunaan kendaraan bermotor ataupun alat pengolah bahan baku yang
terkadang tidak sesuai dengan standarisasi lingkungan. Ada dua jenis bahan
dalam pencemaran:

Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan
sifat bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya
adalah kotoran manusia atau hewan dan limbah tumbuhan.
Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan
proses alam itu sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor
terbesarnya adalah manusia. Sadar atau tidak, kita telah berkontribusi dalam
proses pencemaran lingkungan. Mulai dari pertambahan jumlah penduduk
yang tak terkendali, banyaknya sumber-sumber zat pencemaran sehingga alam
tak mampu menetralisir.

Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi faktor
rusaknya lingkungan, diantaranya :
Penggunaan kantong plastik secara massif,
Pembuangan sampah dan limbah deterjen ke sungai,
Penggunaan AC berlebih,
Pembuangan limbah elektronik yang tak sesuai aturan,
Pembakaran hutan,
Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan lebih banyak polusi,
Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai,
Penebangan hutan yang mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-
dioksida lebih banyak, dan lain-lain.

Macam dan Pembagian Pencemaran Lingkungan


Berikut ini beberapa jenis pencemaran lingkungan berserta dampaknya.

1. Pencemaran Udara

Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz.
Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun,
merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil
dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi
toleransi dapat mengganggu pernapasan, sumber pencemaran udara lainnya
yaitu:

Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang
dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik
dan pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat,
maka akan menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang
menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi
dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun bersamaan
dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi
dengan air maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro karbon
(CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin
pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot
rambut dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena
bisa merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari
radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. Strontium-90, plutonium-239, dan
lain-lain
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca
yang ekstrim Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker
kulit.

2. Pencemaran Air

Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah
domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb,
Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Bila terjadi pencemaran
di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air.
Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang
lebih besar. Sumber lainnya yaitu:
Bahan Anorganik: Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg),
kromium (Cr), nikel (Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
Bahan Kimia: Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
Bahan Organik: Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang
akan memicu meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
Cairan Berminyak
Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok,
Menurunkan kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di
perairan, Mengganggu pernapasan karena bau yang menyengat

Gramedia obf
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini : Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol,
karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio
degradable (secara alami sulit diuraikan). Zat kimia dari buangan pertanian,
misalnya insektisida. Sumber lainnya:

Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri
(Hg), seng (Zn). Asenik (As), dan lain – lain
Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen,
dan sabun
Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
Zat radioaktif
Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan
kesuburan tanah Bencana alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga
Penyumbatan saluran air

4. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,
deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga
mengganggu pendengaran. Pernah ada kasus warga yang merasa terganggu
dengan suara mesin boiler milik pabrik kelapa sawit.

Setiap hari mereka tidak bisa tidur nyenyak, terutama anak-anak karena bising
dari mesin itu. Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat
pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Sumber pencemaran suara
diantaranya:

Percakapan pelan (20 – 30 dB)


Radio (50 – 6- dB)
Mesin pemotong rumput (60 – 80 dB)
Lalu lintas (60 – 90 dB)
Truk (90 – 100 dB)
Kendaraan bermotor (105 dB)
Pesawat terbang (90 – 120 dB)
Musik / beat music: 120 dB
Mesin jet: 140 dB
Roket (140 – 179 dB)
Tingkat pencemaran sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu:

Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca


indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya
pencemaran nuklir.
Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan
Kasus pencemaran merkuri yang paling besar terjadi Teluk Minamata, Jepang.
Sebuah perusahaan yang memproduksi asam asetat membuang limbang
cairnya ke Teluk Minamata, salah satunya adalah methyl mercury konsentrasi
tinggi. Tragedi yang dikenal dengan Penyakit Minamata (Minamata Disease)
terjadi antara tahun 1932-1968. Teluk Minamata merupakan daerah yang kaya
sumber daya ikan dan kerang. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang
menyadari bahwa ikan, kerang, dan sumber daya laut lainnya dalam teluk
tersebut telah terkontaminasi merkuri.

Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung
dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi
yang tinggi pada daging kerang-kerangan, krustacea dan ikan yang merupakan
konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Akibat adanya proses
bioakumulasi dan biomagnifikasi, konsentrasi merkuri dalam rambut beberapa
pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm.

Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari
2.000 kasus penyakit Minamata disertifikasi. Masyarakat Minamata yang
mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut diidentifikasi terserang
penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa, bicara ngawur, dan bahkan
banyak yang meninggal dunia.

Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah


terekspos di Teluk Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang
emas PT Newmont Minahasa Raya yang beroperasi di area Teluk Buyat diduga
telah membuang limbah tailing-nya ke ke dasar Teluk Minahasa sehingga
menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang serius.
Sejumlah ikan mati mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis
ikan.
Selain itu, ditemukan sejumlah ikan memiliki benjolan semacam tumor dan
mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning
keemasan. Fenomena yang sama juga ditemukan pada sejumlah penduduk
Buyat, di mana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis,
pergelangan, pantat dan kepala. Hasil penelitian WALHI (2004) menemukan
bahwa sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon, mangan)
dan senyawa sianida pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi.

Jika dibandingkan pada konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing


(data dari studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL, 1994),
konsentrasi merkuri di daerah dekat mulut pipa tailing di Teluk Buyat
meningkat hingga 10 kali lipat (data WALHI dan KLH, 2004).

Dampak Pencemaran Lingkungan


Dampak Pencemaran Lingkungan yang lebih terasa saat ini adalah pemanasan
global (global warming). Dimana suhu bumi meningkat yang menyebabkan
beberapa es di kutub utara mencair dan terjadinya kenaikan permukaan air
laut.

Pemekatan hayati juga merupakan salah satu dampak yang akan ditimbulkan
dari adanya pencemaran lingkungan.

Proses pemekatan hati ini dapat diartikan sebagai peningkatan kadar bahan
pencemar yang melalui tubuh makhluk hidup tertentu. Pemekatan hayati ini
juga disebut sebagai amnalgamasiasi. Sebagai contoh untuk menggambarkan
kasus ini adalah suatu perairan yang telah tercemar, maka bahan pencemar
yang ada di air tersebut akan menempel pada alga yang hidup di wilayah
perairan tersebut.

Ketika alga dimakan ikan- ikan kecil maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan
pencemar. Ketika ikan-ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan-ikan besar, maka
ikan besar juga akan mengandung berbagai bahan pencemar yang dimiliki oleh
ikan kecil. Dan ketika ikan-ikan besar ditangkap nelayan dan dimakan oleh
manusia, maka bakteri atau polutan tersebut akan masuk ke dalam tubuh
manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.

Ketika manusia mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa hewan


atau tumbuhan yang telah terkontaminasi bahan pencemar, maka segala
kemungkinan buruk bisa terjadi. Beberapa kemungkinan buruk dari
mengonsumsi bahan makanan yang tercemar adalah keracunan atau
meninggal dunia. George Tyler Miller (1979) dalam bukunya yang berjudul
Living in The Environment menjelaskan bahwa akibat pencemaran lingkungan
terhadap kehidupan dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan. Adapun tingkatan
tersebut adalah sebagai berikut.

Tingkatan 1: Gangguan estetika, misalnya bau


Tingkatan 2: Kerusakan properti, misalnya bahan logam menjadi karatan
Tingkatan 3: Gangguan pada tumbuhan/hewan, misalnya penurunan hasil
pertanian
Tingkatan 4: Gangguan pada kesehatan manusia, misalnya penyakit saluran
pernapasan
Tingkatan 5: Kerusakan secara genetik dan reproduksi manusia
Tingkatan 6: Gangguan pada ekosistem secara luas, misalnya perubahan iklim
global

Cara Menanggulangi Pencemaran Lingkungan


1. Penanggulangan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan
merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan
atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain
sebagai berikut :
Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari
lingkungan. Misalnya, pabrik pembuat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh
menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat
menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratosfer.
Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari zat-zat yang
membahayakan lingkungan.
Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu
yang jauh dari pemukiman.
Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus
dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku
mutu air, sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara.
Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar
logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara
lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO.
Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah
dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu.
2. Penanggulangan Secara Teknologi
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya
menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya
terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat
tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insinerator.

3. Penanggulangan Secara Edukatif


Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan
baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah
dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup
ke dalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama.
Melalui jalur pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta
penanggulangan pencemaran lingkungan.
4. Penanggulanan Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Undang-undang
Jika Berdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup sendiri diketahui bahwa upaya penanganan terhadap
permasalahan pencemaran lingkungan adalah sebagai berikut:

Mengatur sistem pembuangan limbah industry


Penempatan kawasan industri terpisah dan berjauhan dari kawasan
permukiman penduduk, Pengawasan akan penggunakan bahan kimia, misalnya
pestisida dan insektisida,
Melakukan penghijauan,
Pemberian sanksi secara tegas kepada pelaku pencemaran lingkungan, hingga
Penyuluhan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pencemaran lingkungan

Bab 9
Kepadatan populasi dalam komunitas
A. Dinamika kependudukan
Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk
dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut
dikenal dengan istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan
penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk
total.

Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang


diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L – M (Pa =
Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M = Jumlah
kematian )
Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan
penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini : Pm = I – E ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi
E = Jumlah emigrasi ).

Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang


disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan
penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L – M) +
(I – E) ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M =
Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak
atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat
kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran


yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu
periode.
Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang
menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia
reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah
penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian.
Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:

Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang


menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR),
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok
umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama

B. Pengaruh kepadatan penduduk

1. Kelahiran
Kelahiran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan populasi.
Baca juga: Pemerintah Diminta Lepaskan Elang Jawa dan Burung Hantu untuk
Kontrol Populasi Kobra
2. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan individu dari suatu negara menuju negara lain.
Tentunya ini akan berdampak pada peningkatan populasi di suatu wilayah.
3. Penyempitan wilayah
Adanya penyempitan ini membuat meningkatkan populasi di suatu wilayah.
Harusnya bisa ditempati dengan nyaman, tapi adanya penyempitan wilayah
menyebabkan kepadatan penduduk.
Ini juga bisa dipengaruhi oleh kebiasaan sosial yang mengatur reproduksi dan
perkembangan teknologi.
Untuk perkembangan teknologi terutama dipengaruhi dalam bidang
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Itu yang telah mengurangi angka
kematian dan memperpanjang masa hidup.
Faktor menurunnya populasi
Selain meningkat, populasi juga bisa menurun. Ada beberapa hal yang
menyebabkannya. Berikut penjelasannya:
1. Kematian
Kematian seseorang menjadi salah satu dampak menurunnya populasi. Ini
akan mengurangi jumlah penduduk di satu wilayah.
2. Emigrasi
Emigrasi adalah perpindahan pendudukan dari tempat asal menuju tempat
lain. Adanya ini jelas akan mengurangi jumlah populasi.
3. Perluasan wilayah
Penurunan populasi juga bisa dipengaruhi adanya perluasan wilayah. Ini
membuat pengurangan kepadatan di satu wilayah.
Memang hampir setiap aspek manusia itu tersentuh oleh tren populasi.
Ciri-ciri Populasi
Ada ciri-ciri mengenai populasi, yakni secara biologis dan statistik. Berikut
penjelasannya:
1. Lingkup biologis
Pada lingkup biologis ini terdapat organisasi dan struktur organisasi yang
bersifat konstan. Ini juga memiliki sejarah kehidupan mualui dari lahir, tumbuh,
berdiferensasi menjadi tua hingga mati.
2. Lingkup statistik

Pada lingkup ini kepadatan besarnya suatu populasi dipengaruhi oleh kelahiran
dan kematian. Sebaran populasi ini dipengaruhi oleh obyek tertentu, seperti
kondisi iklim, cuaca atau struktur obyek.
Dilansir dari Live Science, saat ini populasi dunia lebih dari 7,7 miliar orang dan
telah tumbuh antara 1 persen hingga 2 persen setiap tahunnya.
Ini terjadi sejak tahun 1950. Menurut, Pusat Penelitian Pew, pada tahun 2100
diproyeksikan populasi akan mencapai sekitar 10,9 miliar orang,
pertumbuhannya kurang dari 0,1 persen per tahun.

Bab 10
Organisasi kependudukan
A.sel

Sel merupakansatuan unit terkecil makhluk hidup yang menjadi dasar


penyusun
bagian-bagian tubuh. Sel pertama kali diobservasi dan diidentifikasi oleh
fisikawan Inggris bernama Robert Hook pada tahun 1665.
Kemudian, dua ilmuwan Jerman, Schwann dan Schleiden, mengemukakan
prinsip dasar baru sel pada tahun 1893. Teori mengenai sel terdiri dari tiga
prinsip, yaitu:
Semua makhluk hidup tersusun dari satu sel atau lebih,
Sel adalah unit dasar dari struktur dan fungsi pada makhluk hidup
Sel-sel lainnya berasal dari proses penggandaan (replikasi) sel yang telah ada
sebelumnya
Tipe-Tipe Sel
Sel dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu eukariot dan prokariot. Tipe sel eukariot
merupakan sel yang memiliki inti sel (nukleus). Sementara prokariot dikenal
sebagai sel yang tidak memiliki nukleus.
Kedua sel tersebut masih terbagi lagi sesuai karakteristiknya, antara lain:
1. Sel Eukariot
Tipe sel satu ini yang paling kompleks jika dibandingkan dengan sel prokariot.
Sel eukariot memiliki membran yang mengikat nukleus dengan organel sel
lainnya di dalam sel. Organel sel yang saling terikat satu sama lain membentuk
suatu sistem selular yang fungsional.
Ciri-Ciri sel eukariot di antaranya:

Ukuran sel berkisar antara 10-100 mikron.


Struktur sel yang kompleks (organel sel) dan multiselular.
Reproduksi secara mitosis (sel tubuh) maupun meiosis (sel kelamin).
Dapat bersifat autotrof atau heterotrof.
2. Sel Prokariot
Sel prokariot adalah organisme pertama yang hidup di bumi. Organisme yang
termasuk dalam tipe sel ini antara lain archaebacteria/eubacteria dan blue
green algae.
B. Jaringan

Jaringann adalah tingkat organisasi kehidupan di antara sel dan organ.


Jaringan merupakan kumpulan sel yang serupa beserta matriks
ekstraselulernya yang bersama-sama menjalankan fungsi tertentu. Di
tingkat selanjutnya, sejumlah jaringan yang berbeda dapat bekerja sama
untuk membentuk organ.

Potongan sklerenkim, jaringan dasar pada tumbuhan

Tampilan mikroskopik spesimen jaringan paru-paru manusia yang


diwarnai dengan hematoksilin dan eosin
Cabang biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi, sedangkan
cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan
dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Peralatan
klasik yang digunakan untuk mempelajari jaringan yaitu blok parafin,
tempat jaringan dilekatkan, dipotong, diberi warna, kemudian diamati di
bawah mikroskop. Perkembangan teknologi seperti penggunaan
mikroskop elektron dan imunofluoresen memungkinkan pengamatan
jaringan yang semakin mendetail.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas


untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga
(“ganggang”) dan fungi (“jamur”), tidak memiliki perbedaan jaringan,
meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ,
seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan
telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan
pembuluh yang jelas.

Jaringan hewan Sunting


Pada hewan, jaringan dikelompokkan menjadi empat tipe dasar, yaitu
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Meskipun
semua hewan secara umum dianggap mengandung keempat jenis
jaringan ini, manifestasinya dapat berbeda tergantung pada jenis
organisme. Adanya perbedaan selama masa perkembangan suatu
organisme memunculkan perbedaan asal-usul sel dan jaringan
tubuhnya.

Epitel pada semua hewan berasal dari lapisan ektoderm dan endoderm,
serta sebagian kecil dari mesoderm, yang membentuk endotelium, yakni
jenis epitel khusus yang menyusun pembuluh darah. Sebaliknya, jaringan
epitel sejati hanya terdapat pada satu lapis sel yang disatukan oleh suatu
sambungan yang disebut sambungan ketat, untuk membuat penghalang
yang dapat ditembus secara selektif. Jaringan ini menutupi semua
permukaan organisme yang bersentuhan dengan lingkungan luar seperti
kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan. Fungsinya yaitu
sebagai pelindung, sarana sekresi dan absorpsi, dan dipisahkan dari
jaringan lain di bawahnya oleh lamina basal.
Jaringan epitel Sunting
Artikel utama: Jaringan epitel
Jaringan epitel dibentuk oleh sel-sel yang melapisi permukaan organ,
seperti permukaan kulit, saluran pernapasan, permukaan organ lunak,
saluran reproduksi, dan lapisan dalam saluran pencernaan. Sel-sel yang
membentuk lapisan epitel dihubungkan melalui sambungan ketat yang
semipermeabel; karenanya, jaringan ini menjadi penghalang antara
lingkungan luar dan organ yang dibungkusnya. Selain fungsi pelindung
ini, jaringan epitel juga dapat dikhususkan untuk berfungsi dalam
sekresi, ekskresi, dan absorpsi. Jaringan epitel membantu melindungi
organ dari mikroorganisme, cedera, dan kehilangan cairan.

Jaringan epitel terdiri dari tiga macam, yaitu eksotelium yang


membungkus bagian luar tubuh, endotelium yang melapisi organ dalam
tubuh, serta mesotelium yang membatasi rongga tubuh. Ada beragam
fungsi jaringan epitel:

Secara prinsip, fungsi jaringan epitel adalah menutupi dan melapisi


permukaan.
Sel-sel permukaan tubuh membentuk lapisan luar kulit.
Di dalam tubuh, sel epitel membentuk lapisan mulut dan saluran
pencernaan serta melindungi organ tersebut.
Jaringan epitel membantu penyerapan air dan nutrisi.
Jaringan epitel membantu menghilangkan limbah atau zat sisa.
Jaringan epitel berbentuk kelenjar mengeluarkan enzim dan/atau
hormon.
Beberapa jaringan epitel melakukan fungsi sekretori. Mereka
mengeluarkan berbagai zat termasuk keringat, air liur, lendir, dan enzim.
Ada banyak jenis epitel dan penamaannya cukup bervariasi. Umumnya,
skema klasifikasi menggabungkan deskripsi bentuk seldengan kata yang
menunjukkan jumlah lapisan: sederhana (satu lapisan sel) atau
bertingkat (beberapa lapisan sel). Namun, karakteristik seluler lainnya
seperti silia juga dapat dijelaskan dalam sistem klasifikasi. Beberapa jenis
epitel yang umum ditemukan di antaranya epitel skuamosa sederhana,
epitel skuamosa bertingkat, epitel kuboid sederhana, epitel transisi,
epitel kolumner semu (juga dikenal sebagai epitel kolumner bersilia,
epitel kolumner, dan epitel kelenjar.
Jaringan ikat Sunting
Artikel utama: Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan fibrosa yang terdiri dari sel-sel yang
dipisahkan oleh bahan tidak hidup, yang disebut matriks ekstraseluler.
Matriks ini bisa berbentuk cair atau kaku. Misalnya, darah bersifat cair
karena matriksnya berupa plasma dan tulang bersifat kaku karena
matriksnya demikian. Jaringan ikat berfungsi memberi bentuk organ dan
menahannya atau “mengikatnya”. Darah, tulang, tendon, ligamen,
adiposa, dan jaringan areolar adalah contoh jaringan ikat. Salah satu
metode untuk mengklasifikasikan jaringan ikat adalah dengan
membaginya menjadi tiga jenis: jaringan ikat fibrosa, jaringan ikat
rangka, dan jaringan ikat cairan.

Jaringan otot Sunting


Artikel utama: Jaringan otot
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos
yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang
dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat
ditemukan di jantung.

Jaringan saraf

Sel saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf
bertugas menerima rangsang dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh
untuk disampaikan ke otak, dan selanjutnya membawa reaksi yang
diperintahkan otak ke organ tubuh tertentu. Sel saraf terdiri atas badan
sel dan serabut saraf. Serabut saraf yang panjang disebut neurit (akson)
dan serabut saraf yang pendek disebut dendrit (dendron). Neurit
berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel ke neurit sel saraf lain
atau ke bagian tubuh. Dendrit berfungsi menghantarkan rangsang dari
neurit sel saraf lain atau dari bagian tubuh ke badan sel.

Jaringan tumbuhan Sunting


Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan.
Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak
secara aktif sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel
baru terbentuk untuk berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya
sel-sel yang mati, yang menjadi pasif karena berperan sebagai sel-sel
penyimpan cadangan energi (misalnya pada buah atau umbi) atau
metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan baru karena tumbuhan
selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan tahunan.
Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi khusus
disebut jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah mantap
dengan fungsinya disebut jaringan tetap/permanen.

Jaringan meristem Sunting


Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-
sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-
titik tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem
pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus
maupun kambium pembuluh, disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi
ruas atau buku, serta pada pangkal tangkai daun (meristem
antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem ujung, mudah
diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro. Dalam jargon kultur
jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik (“dapat membentuk
embrio”). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada bagian
tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa
fitohormon, biasanya auksin dan sitokinin, akan memicu terbentuknya
sel-sel meristem yang membentuk semacam jaringan tidak
terdiferensiasi yang disebut kalus.

Jaringan permanen Sunting


Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama:
epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan
luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan
pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup
parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).

Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan


langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat
dilindungi oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula.
Dapat juga ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya
berbentuk segi empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen.
Namun, epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup
atau sel penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang
atau rambut daun/batang), duri, serta rambut kelenjar.

Jaringan pengangkut dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh


(Tracheophyta). Gymnospermae memiliki jaringan trakeida, serabut
trakeida, dan parenkim kayu sebagai penyusun xilem. Angiospermae
memiliki tambahan jaringan trakea selain jaringan yang dimiliki
Gymnospermae. Floem (pembuluh tapis) tersusun dari jaringan buluh
tapis dan sel-sel pengiring.

Jaringan dasar menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan (biomassa).


Kelompok jaringan ini memiliki banyak fungsi tergantung tempat ia
berada. Seringkali ia mengisi bagian terbesar dari suatu organ,
menyusun daging buah, kulit batang, isi umbi atau rimpang yang
menyimpan pati atau metabolit sekunder tertentu (seperti alkaloid dan
terpenoid). Jaringan ini juga dapat mengalami kematian dengan
mengosongkan isi sel-selnya untuk membentuk struktur berongga
(aerenkim) seperti ruang dalam gelembung pada tangkai daun eceng
gondok atau rongga dalam buluh bambu.

C. Organ

Dari itu, penting untuk mengetahui fungsi organ tubuh manusia dan cara
kerjanya.

Melansir dari Healthline, organ adalah kumpulan jaringan yang memiliki


satu fungsi atau lebih. Secara umum, organ tubuh terbagi menjadi organ
dalam dan organ luar. Organ dalam sendiri terdiri dari jantung, lambung,
ginjal, dan usus, sedangkan contoh organ luar adalah hidung dan kulit.

Sistem organ tubuh manusia terbagi menjadi berbagai jenis dan saling
bekerja sama. Bila salah satu organ tidak berfungsi, akan berdampak
pada organ tubuh lainnya. Berdasarkan jenisnya, berikut beberapa
fungsi organ tubuh manusia yang merdeka.com lansir dari Alodokter dan
Healthline:
D. Sistem organ

Sistem organ dan fungsinya Sunting


Ada berbagai sistem organ pada manusia, yang menyusun anatomi.
Hewan juga memiliki sistem organ yang serupa, meskipun hewan yang
lebih sederhana mungkin memiliki lebih sedikit organ atau bahkan lebih
sedikit sistem organ. Tumbuhan juga memiliki organ, seperti bunga dan
daun, yang dikelompokkan juga ke dalam sistem organ.

Sistem organ Deskripsi Organ komponen


Sistem pernapasanbernapas: pertukaran oksigen dan karbon dioksida
hidung, mulut, sinus, faring, laring, trakea, bronkus, paru-paru,
dan diafragma.
Sistem pencernaan pencernaan: pemecahan dan penyerapan
nutrisi, ekskresi limbah padat gigi, lidah, kelenjar ludah, esofagus,
lambung, hati, empedu, pankreas, usus halus, usus besar, rektum, anus
Sistem peredaran darah mengedarkan darah untuk mengangkut nutrisi,
limbah, hormon, O2, CO2, dan membantu menjaga pH dan suhu
darah, jantung, arteri, vena, kapiler
Sistem perkemihan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
memurnikan darah, dan mengekskresikan limbah cair (urin) ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra
Sistem integumen perlindungan eksterior tubuh dan pengaturan suhu
kulit, rambut, kelenjar eksokrin, lemak, dan kuku
Sistem rangka mendukung dan melindungi struktur tubuh, produksi
sel darah tulang, kartilago, ligamen, dan tendon
Sistem otot pergerakan tubuh, produksi panas otot rangka, otot plos,
dan otot jantung
Sistem endokrin komunikasi dalam tubuh menggunakan hormon yang
dibuat oleh kelenjar endokrin hipotalamus, pituitari, kelenjar pineal,
tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium, testis
Sistem limfatik mengembalikan cairan (getah bening) ke aliran darah,
membantu respons imun, membentuk sel darah putih limfa, kelenjar
limfa, pembuluh limfa, amandel, limpa, timus
Sistem saraf merasakan dan memproses informasi, mengendalikan
aktivitas tubuh otak, sumsum tulang belakang, saraf, organ sensorik
(misalnya penglihatan, bau, rasa, pendengaran)
Sistem reproduksi alat kelamin yang terlibat dalam reproduksi ovarium,
saluran tuba, rahim, vagina, kelenjar susu, penis, testis, vas deferens,
vesikula seminalis, dan prostat
Beberapa organ berada di lebih dari satu sistem. Misalnya, hidung
merupakan bagian dari sistem pernapasan dan juga merupakan organ
sensorik pada sistem saraf. Testis dan ovarium merupakan bagian dari
sistem reproduksi dan sistem endokrin.

E. Organisme

Dalam biologi dan ekologi, organisme (bahasa Yunani: organon yang


berarti alat) yaitu kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi
sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup.

Istilah organisme kompleks mengacu pada organisme yang memiliki


lebih dari satu sel. Nama lainya yag sering dinamakan selain organisme
yaitu makhluk hidup Organisme terdiri dari manusia ,tumbuhan, hewan,
serta mikro organisme.

Ciri-ciri umum
Ciri-ciri yang umum didapati pada banyak organisme yaitu sebagai
berikut:

Memerlukan nutrisi
Bernafas
Bergerak
Tumbuh
Berkembang biak
Peka terhadap rangsang
Beradaptasi, serta terdapat susunan kimia
Mengeluarkan zat sisa
Namun demikian, ciri-ciri tersebut tidaklah universal. Mikroorganisme
seperti misalnya bakteri tidaklah bernapas, namun memakai jalur
kimiawi lain. Banyak organisme yang tidak mampu bergerak secara
independen dan banyak organisme tidak mampu berkembang biak,
walaupun spesiesnya mampu.

Virus
Virus tidak digolongkan sebagai organisme secara umum karena virus
tidak mampu berkembang biak maupun melakukan metabolisme secara
independen. Meskipun memiliki enzim dan molekul-molekul yang
menjadi ciri organisme hidup, virus tidak mampu bertahan hidup di luar
sel inangnya, dan sebagian agung babak metabolisme virus
membutuhkan inang beserta perlengkapan genetikanya.

Anda mungkin juga menyukai