Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Indonesia

p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920 Vol. XX No.XX

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAGI SISWA DAN HASIL
BELAJAR PKN SISWA SMP

LURDIS LOPES
Email : lurdislopes75@gmail.com

MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

ABSTRAK
Pengaruh Interaksi Antara Penerapan Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. “terdapat pengaruh interaksi antara penerapan model pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa”. antara model pembelajaran dengan motivasi
belajar terhadap hasil belajar Terdapat pengaruh positif dan signifikan model pembelajaran
berbasis masalah terhadap motivasi belajar peserta didik dipeserta didik, sehingga hasil
belajar menjadi lebih optimal. Melalui model pembelajaran berbasis masalah proses
pembelajaran yang dilalui peserta didik menjadi lebih menyenangkan dan lebih disukai peserta
didik, sehingga mendorong motivasi belajar Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
tidak dapat diterapkan di keseluluhan materi yang terdapat di kurikulum satuan pendidikan.
Sehingga perlu menyesuaikan antara model yang digunakan dengan pokok materi yang akan
disampaikan.
Keyword: Motivasi Belajar, Hasil Belajar.

Pendahuluan
Penggunaan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang
Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara, hal
ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 dinyatakanbahwa Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Artinya, pendidikan di sekolah merupakan proses
yang terencana dan mempunyai tujuan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.

1
(LURDIS LOPES
Email : lurdislopes75@gmail.com)

tidak tepat dapat berdampak pada kegiatan pembelajaran yang cepat membosankan, sehingga
materi yang disampaikan sulit diterima oleh peserta didik, dalam hal ini akan berdampak pada
hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik rendah. Misalnya, peserta didik menjadi malas
untuk berhadapan dengan mata pelajaran PPKn, seperti yang dikemukakan oleh Salani &
Maphane (2014, p. 217) bahwa “motivation is a process whereby goal directed behavior is
instigated and sustained. In an organizational setup it is viewed as the willingness of employees
to achieve organizational set goalsPenggunaan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang tidak tepat dapat berdampak pada kegiatan pembelajaran yang
cepat membosankan, sehingga materi yang disampaikan sulit diterima oleh peserta didik, dalam
hal ini akan berdampak pada hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik rendah. Misalnya,
peserta didik menjadi malas untuk berhadapan dengan mata pelajaran PPKn, seperti yang
dikemukakan oleh Salani & Maphane (2014, p. 217) bahwa “motivation is a process whereby
goal directed behavior is instigated and sustained. In an organizational setup it is viewed as the
willingness of employees to achieve organizational set goals.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran ialah terdapat pada
penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik kurang efektif dan kurang
menumbuhkan pembelajaran yang demokratis, sehingga dibutuhkan inovasi dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar dan peserta didik mendapatkan hasil belajar yang maksimal khususnya dalam mata
pelajaran PPKn. Upaya yang dapat memperbaiki suasana belajar yang efektif, sehingga lebih
melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu melalui model
pembelajaran berbasis masalah. Tujuannya ialah agar dapat meningkatkan keterampilan peserta
didik untuk bekerja sama, menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, dan mampu memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pembelajaran PPKN.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mempunyai peran yang sangat penting
sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan atau potensi peserta didik untuk berfikir
kritis menanggapi isu-isu atau permasalahan yang ada. Oleh karena itu, untuk mendorong
kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik, maka diperlukan penerapan model
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis masalah untuk membangkitkan motivasi
belajar dan hasil belajar peserta didik melalui pemecahan masalah yang terjadi di kehidupan
sehari-hari. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi peserta
didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan untuk
memperoleh pengetahuan serta konsep dari materi pelajaran yang disampaikan. Menurut

2 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021


PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
BAGI SISWA DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA SMP

Etherington (2011, p. 53), bahwa pembelajaran berbasis masalah memandu peserta didik untuk
menggali fakta-fakta yang berguna atau konsep yang telah ditemukan.
Model pembelajaran yang masih sering dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar
adalah desain pembelajaran konvensional. Konvensional di sini artinya rencana pembelajaran
yang belum menerapkan model – model pembelajaran apapun di dalamnya Keberhasilan
pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendidikan.
Djamarah (2008:123) mengemukakan, komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan
meliputi: kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, model pembelajaran yang tepat. Semua
komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Djamarah (2002:88), Prayitno (1989:164), Dimyati dan Mudjiono (2006:36)
(Hamalik,2003:12). “Hasil belajar ialah hasil yang diperoleh berupa kesan–kesan yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas
pembelajaran.” Degeng (2013:185) mendefenisikan hasil belajar yaitu semua efek yang dapat
dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang
berbeda. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes), dan hasil yang
diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata dicapai dari
penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, sedangkan desired outcomes adalah tujuan
yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam
melakukan metode yang sebaiknya digunakan. Efek yang dimaksudkan tentunya tujuan yaitu
hasil belajar yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam setiap pembelajaran. Bagaimana
mencapai tujuan tersebut? Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik
materi dan karakteristik siswa tentunya memegang peranan besar di sini. Di samping faktor-
faktor lain yang tentunya tidak bisa dikesampingkan.
.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dalam suatu penelitian. Metode penelitian
dapat bervariasi tergantung pada tujuan penelitian, jenis data yang dikumpulkan, dan
pendekatan yang diambil oleh peneliti.
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Interaksi Antara Penerapan Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. “terdapat pengaruh interaksi antara penerapan model pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa”. antara model pembelajaran dengan motivasi
belajar terhadap hasil belajar Terdapat pengaruh positif dan signifikan model pembelajaran
berbasis masalah terhadap motivasi belajar peserta didik dipeserta didik, sehingga hasil belajar

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021 3


(LURDIS LOPES
Email : lurdislopes75@gmail.com)

menjadi lebih optimal. Melalui model pembelajaran berbasis masalah proses pembelajaran yang
dilalui peserta didik menjadi lebih menyenangkan dan lebih disukai peserta didik, sehingga
mendorong motivasi belajar Penerapan model pembelajaran berbasis masalah tidak dapat
diterapkan di keseluluhan materi yang terdapat di kurikulum satuan pendidikan. Sehingga perlu
menyesuaikan antara model yang digunakan dengan pokok materi yang akan disampaikan.
Dalam suatu pembelajaran Berbasis Masalah menurut Depdiknas (2013), sebelum proses
belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu
fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, serta
mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan
tersebut.Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam
memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi
dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.Model pembelajaran berbasis
masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah secara kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar, di mana kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world).
Dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. Guru atau
fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan
dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam
ke atmosfer pembelajaran dan mendapatkan „peta‟ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran (Depdiknas, 2013). Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam Pendekatan
Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.
1. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem). Dalam langkah ini fasilitator
menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan
brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan
terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat
2. Pembelajaran Mandiri (Self Learning). Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel
tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan.
3. Tahap investigasi (investigation). Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1)
agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu

4 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021


PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
BAGI SISWA DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA SMP

tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat
dipahami.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchangeknowledge). Setelah mendapatkan sumber untuk
keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan
dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment).Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian
terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
belajar diketahui setelah adanya evaluasi atau penilaian hasil belajar. Hasil belajar digunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh
perubahan perilaku setelah proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh gambaran tentang
pencapaian program pendidikan. Hasil belajar juga penting bagi guru sebagai umpan balik
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan gurudalam mengajar sehingga dapat memperbaiki
proses pembelajaran selanjutnya. Sejalan dengan dinamika pendidikan yang ada, terutama
dalam kegiatan pembelajaran, dan khususnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas dimana
guru sebagai pengelola kelas tersebut, akan sangat diharapakan adanya keefektifan dan
idealisasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Idealisasi dan
efektifitas pembelajaran itu tidak akan sama pada masing-masing kegiatan, karena tentunya
dipengaruhi oleh perbedaan level pendidikan, tingkat kesulitan pelajaran, kualitas siswa
itu sendiri, sarana, waktu, metode, dan lain sebagainya. Guru sebagai pengelola
pembelajaran diharapkan supaya mampu membaca faktor-faktor itu semua sehingga tujuan
pembelajaran yang diharap dan direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Agar proses
belajar dapat berjalan sesuai dengan yang guru inginkan, maka siswa memerlukan motivasi.
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
timbul dari dalam diri siswa, seperti kondisi kesehatan, minat belajar, dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh yang timbul dari luar siswa,
seperti Guru, lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), ketersediaan sarana dan prasarana,
metode dan strategi mengajar.

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021 5


(LURDIS LOPES
Email : lurdislopes75@gmail.com)

Motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan


belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat
terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang.
Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan
mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi belajar yang ada dalam diri siswa yang satu
dengan yang lain berbeda-beda, ada siswa yang motivasi belajarnya tinggi dan ada juga yang
motivasi belajarnya rendah.

Kesimpulan
Pendidikan dianggap sebagai sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan
negara, karena pendidikan bertujuan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi manusia. Permasalahan dalam kegiatan
pembelajaran termasuk kurangnya efektivitas model pembelajaran yang tidak mendukung
pembelajaran demokratis. Inovasi dalam pembelajaran diperlukan, khususnya melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik, terutama dalam mata pelajaran PPKn.
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kurikulum, sarana dan
prasarana, guru, siswa, dan model pembelajaran yang tepat. Hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai individu sebagai dampak dari aktivitas pembelajaran. Pengaruh interaksi antara
penerapan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa menunjukkan
bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah melibatkan definisi masalah,
pembelajaran mandiri, tahap investigasi, pertukaran pengetahuan, dan penilaian. Keefektifan
dan idealisasi pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat pendidikan,
tingkat kesulitan pelajaran, kualitas siswa, sarana, waktu, dan metode. Motivasi belajar, baik
dari faktor internal maupun eksternal, merupakan kekuatan penggerak yang penting untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
Dengan demikian, kesimpulan tersebut menekankan pentingnya pendidikan yang efektif,
inovasi dalam pembelajaran, dan peran motivasi belajar dalam mencapai hasil belajar yang baik.

Daftar pustaka
Kurniawan, M. W., & Wuryandani, W. (2017). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar PPKn. Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan, 14(1), 10-22.

6 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021


PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
BAGI SISWA DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA SMP

Samara, D. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Model Terpadu Madani
Palu. Katalogis, 4(7).
Nauli, I. (2023). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Partisipasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas Vii-I Smp Negeri 5
Padangsidimpuan. Jurnal Tarombo, 4(1 Februari), 47-56.

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021 7

Anda mungkin juga menyukai