Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KESALAHAN KONSEP DALAM MATERI IPA SD

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPA SD


Dosen pengampu : Delora Jantung Amelia M. Pd

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Muhammad Frendy Putra (201710430311051)

2. Uswatun Walfarizin (201710430311137)

3. Natasya Ariesta Putri (201710430311140)

4. Lely Anasanty (201710430311160)

5. Evi Hafidatul Khoir (201710430311166)

6. Agita Dona Astika (201710430311171)

7. Melisa Agutina (201710430311172)

8. Yordan Alison Manggara P. (201710430311186)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang menganalisis kesalahan konsep dalam materi IPA .

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang menganalisis kesalahan


konsep dalam materi IPA dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Malang, 24 Februari 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................5

C. Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A. Pengertian Miskonsepsi.............................................................................................6

B. Penyebab Kesalahan Konsep atau Miskonsepsi Pada Materi IPA SD..................8

C. Cara Mengatasi Miskonsepsi Pada Pembelajaran IPA SD...................................10

BAB III KESIMPULAN....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa semua siswa sudah banyak memiliki pengalaman tentang
gerak,gaya, listrik, magnet, energy, tentang makhluk hidup, benda mati dan masih
banyak lagi peristiwa alam yang diketahui oleh siswa. Sebelum melakukan proses
pembelajaran terlepas apakah pengetahuan mereka benar menurut “konsep” ataupun
tidak pasti perlu di pertanyakan. Dengan pengalaman itu sudah terbentuk intuisi dan
“teori siswa” mengenai peristiwa alam dalam lingkungan sehari-hari manusia, akan
tetapi belum tentu intuisi dan teori yang telah terbentuk itu adalah benar.
Dengan paparan di atas kita ketahui bahwa pada umumnya pada proses
pembelajaran siswa belajar setiap mata pelajaran tidak dengan kepala yang kosong.
Artinya siswa telah memiliki pengetahuan dasar tentang pelajaran yang akan
dipelajari sebelum melakukan proses pembelajaran terutama pada pmbelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting ditanamkan
pada anak didik karena melalui pembelajaran IPA, siswa mampu bersikap ilmiah
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi (Rusnadi, 2013). Pembelajaran
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut. Pembelajaran IPA merupakan
suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan
pengetahuan kepada siswa (Khusniati, 2012). Menurut Morrison dan Estes (2007)
menyatakan bahwa aplikasi skenario dunia nyata merupakan strategi yang efektif
untuk mengajarkan IPA sebagai proses. Akan tetapi siswa banyak yang gagal konsep
dalam memahami hal tersebut.
Beberapa survei dan penelitian yang ada, tampak komponen guru sebagai
pengajar menjadi titik awal terjadinya miskonsepsi pada siswa. Hal ini ditunjukkan
dari fakta bahwa pemahaman guru terhadap materi IPA masih rendah (Laksana,
2014). Suryanto (1997) menyatakan bahwa rata-rata guru SD hanya mampu
menguasai 45% dari keseluruhan materi yang seharusnya mereka kuasai. Hal yang
sama juga ditemukan terhadap guru IPA SD yang menunjukkan bahwa tingkat
pemahamanguru terhadap materi IPA masih rendah. Kurangnya pemahaman guru

1
terhadap materi IPA juga dikemukakan oleh Simamora dan Redhana (2007) yang
menyatakan bahwa guru-guru yang mengajarkan sains banyak mengalami masalah
pembelajaran yang berkaitan dengan model pengubahan konseptual ditinjau dari
karakteristik suatu konsep baru. Oleh karena itu kami mengangkat judul menganalisis
kesalahan konsep dalam materi IPA agar dapat mengatasi masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu miskonsepsi dan macam macam kesalahan konsep atau miskonsepsi yang
terdapat pada materi IPA SD?
2. Apa saja yang menjadi hal atau penyebab miskonsepsi pada pembelajaran IPA
SD?
3. Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi atau salah konsep pada pembelajaran IPA
SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian miskonsepsi dan macam macam kesalahan konsep
atau miskonsepsi yang terdapat pada materi IPA SD.

2. Untuk mengetahui penyebab miskonsepsi pada pembelajaran IPA SD.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi miskonsepsi atau salah konsep pada


pembelajaran IPA SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Miskonsepsi
1. Menurut Para Ahli

Konsepsi siswa adalah deskripsi siswa tentang konsep dari hasil


pemikirannya terhadap sesuatu (Sutrisno, Kresnadi dan Kartono, 2007: 3.3).

Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalahan pemahaman yang mungkin


terjadi selama atau sebagai hasil dari pengajaran yang baru saja diberikan,
berlawanan dengan konsepsi-konsepsi ilmiah yang dibawa atau berkembang
dalam waktu lama (Mosik, 2010).

Fowler dan Jaoude (1987) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan


miskonsepsi adalah pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat, salah dalam
menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan contoh-contoh
konsep, keraguan terhadap konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam
menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hierarkinya atau
pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas.

2. Secara Harfiah

Secara harfiah kata miskonsepsi berasal dari kata dasar “konsep”. Kata
konsep dalam berbagai pembahasan dapat dikembangkan menjadi beberapa istilah
diantaranya adalah; peta konsep, konsepsi, prakonsepsi, miskonsepsi dan lain-lain.
Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang
memiliki ciri khas dan yang terwakilin dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau
symbol. Jadi Miskonsepsi atau konsepsi merupakan sebuah kejadian dimana
seseorang salah menafsirkan sebuah konsep

Kebanyakan konsepsi dan miskonsepsi telah berkembang pada masa


kanak-kanak. Osborne (1983) menemukan bahwa kebanyakan siswa SD yang
belum pernah mempelajari listrik di sekolah berpendapat bahwa arus listrik akan
berkurang pada waktu melewati lampu. Jadi menurut siswa arus yang masuk lebih
besar dari pada arus yang keluar dari lampu.Miskonsepsi seperti ini juga tidak
jarang ditemukan di kalangan mahasiswa, maka pada pembelajaran IPA

3
hendaknya dilakukan penggalian prakonsepsi siswa untuk dapat menentukan
strategi yang tepat dalam mengajarkan konsep IPA kepada siswa.

3. Beberapa Fakta Mengenai Miskonsepsi

Miskonsepsi sering kali dialami oleh siswa namun dikalangan guru juga
tidak jarang mengalami miskonsepsi dalam mengajar. Menurut beberapa literature
ciri-ciri miskonsepsi disimpulkan sebagai berikut (Osborne dan freyberg, 1985;
driver et al, 1985; Gilbertdan Watts, 1983; Hasweh, 1986; Halloun dan Hestenes,
1985):

a. Miskonsepsi sulit untuk diperbaiki. Namun demikian hal ini menjadi


kewajiban seorang guru untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
konsep yang benar.

b. Seringkali “sisa” miskonsepsi terus menerus mengganggu .soal-soal yang


sederhana dapat dikerjakan, tetapi dengan soal yang sedikit lebih sulit
miskonsepsi muncul lagi.

c. Seringkali terjadi regresi, yaitu mahasiswa yang sudah pernah mengatasi


miskonsepsi, beberapa kemudian mengalami salah konsep lagi.

d. Dengan ceramah yang bagus, miskonsepsi tak dapat dihilangkan atau dihindari
(Halloun & Hestenes, 1985).

e. Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti sering kali mengalami


miskonsepsi

f. Guru dan dosen pada umumnya tidak mengetahui miskonsepsi yang lazim
antara (maha) siswanya dan tidak menyesuaikan proses pembelajaran dengan
muskonsepsi (maha) siswanya.

g. Miskonsepsi bisa terjadi pada (maha) siswa tanpa memandang apakah siswa
tersebut pandai atau tidak terbukti pada hasil tes miskonsepsi, siswa yang
tergolong pandai mendapat skor rata-rata sama dengansiswa yang memiliki
kemampuan rata-rata.

h. Pada umumnya cara mediasi yang sudah dicobakan mendapatkan hasil yang
belum maksimal

4. Syarat Konsep Dianggap Miskonsepsi

4
Konsep siswa di anggap miskonsepsi apabila memenuhi kriteria berikut :

a. Atribut tidak lengkap, yang berakibat pada gagalnya mendefinisikan konsep


secara benar dan lengkap.
b. Penerapan konsep yang tidak tepat, akibat dalam perolehan konsep terjadi
diferensiasi yang gagal.

c. Gambaran konsep yang salah, proses generalisasi dari suatu konsep abstrak
bagi seseorang yang tingkat pikirnya masih konkrit akan banyak mengalami
hambatan.

d. Generalisasi yang salah dari suatu konsep, berakibat pada hilangnya esensi
dasar konsep tersebut. Kehilangan pemahaman terhadap esensi konsep
menimbulkan pandangan yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah.

e. Kegagalan dalam melakukan klasifikasi.

f. Misinterpertasi terhadap suatu objek abstrak dan proses yang berakibat


gambaran yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

5. Macam macam Kesalahan Konsep atau Miskonsepsi Pada Pembelajaran IPA


SD

a. Matahari bergerak mengelilingi bumi.

Setiap hari, kita melihat matahari di pagi hari terbit di ufuk timur.
Tengah hari berada tepat di atas kepala kita. Senja hari, tenggelam di ufuk
barat. Kesimpulan apa yang dibuat siswa. Banyak anak usia SD yang
berpendapat bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi dari timur ke barat
siang malam. Pengalaman dapat menimbulkan miskonsepsi. Padahal bumi
yang berputar pada porosnya dan matahari menjadi pusat tata surya

b. Ayam berkokok mempengaruhi matahari terbit

Setiap subuh, Anda mendengar suara ayam berkokok demikian juga


yang tinggal berdekatan dengan mesjid, atau surau mendengar suara Azdan
subuh. Tidak lama kemudian Anda melihat matahari terbit. Para murid ada
yang berpendapat ayam berkokok mempengaruhi matahari terbit. Pengamatan
yang kurang memadai dapat menghasilkan miskonsepsi. Karena ayam
berkokok bukan mempengaruhi matahari tetbit.
5
c. Miskonsepsi tentang Fotosintesis dapat dilakukan pada siang hari saja.

Fotosintesis pada tumbuhan dapat terjadi dengan bantuan cahaya


matahari, sehingga bisa dilakukan pada siang hari saja. Hal tersebut sangat
tidak benar karena fotosintesis terjadi karena adanya cahaya mengandung zat
zat tertentu.Reaksi ini berlangsung jika tersedia energi kimia dan proton (H+)
yang dihasilkan oleh reaksi terang.

B. Penyebab Kesalahan Konsep atau Miskonsepsi Pada Materi IPA SD


1. Pola Fikir Siswa

Miskonsepsi yang disebabkan dari siswa dapat bermacam-macam, seperti


prakonsepsi siswa sebelum memperoleh materi pelajaran, lingkungan, teman,
pengalaman dan minat. Secara filosofi terjadinya miskonsepsi dapat dijelaskan
dengan filsafat konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan di bentuk
oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang
dipelajari. Karena siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya maka ada
kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengkonstruksi. Hal ini disebabkan karena
siswa belum terbiasa mengkonsep IPA/Fisika secara tepat, belum mempunyai
kerangka ilmiah yang dapat digunakan sebagai standar. Miskonsepsi IPA/Fisika
banyak terjadi disebabkan oleh pemahaman pada diri siswa sendiri, hal ini
kemungkinan dikelompokan menjadi : prakonsep atau konsep awal siswa,
pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, penalaran yang tidak lengkap, intuisi
yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa dan minat
belajar siswa.

2. Buku

Buku diktat yang salah dalam mengungkapkan konsep berdampak pada


kebingungan siswa dalam memahami konsep sehingga memunculkan
miskonsepsi. Kesalahan yang kiranya perlu mendapat perhatian dan penekanan
dalam buku diktat adalah soal, gambar, grafik, skema, tabel, penulisan rumus dan
konstanta.

3. Konteks
6
Menurut Suparno kesalahan siswa dapat berasal dari kekacauan
penggunaan bahasa antara bahasa sehari-hari dengan bahasa ilmiah. Sehingga Mc
Clleand (Suparno) menganjurkan guru/dosen dalam memberikan definisi dengan
jelas tidak menggunakan bahasa yang ambigu serta melatih siswa dengan cara
yang sama.

Miskonsepsi dapat disebabkan pengalaman sehari-hari siswa yang tidak


sesuai dengan konsep IPA atau Fisika, maka pengajar harus mengungkapkan asal
dari pengalaman yang menyebabkan miskonsepsi untuk mengetahui penyebabnya,
kemudian membetulkan dengan konsep yang benar dengan memberikan
pengalaman yang sesuai dengan konsep IPA/Fisika.

4. Metode mengajar

Menurut Suparno (2005:82), cara mengajar yang dapat menjadi penyebab


khusus miskonsepsi diantaranya yaitu : hanya menggunakan metode ceramah dan
menulis, langsung kebentuk matematis, tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa,
tugas tidak dikoreksi, model analogi, model pratikum dan diskusi yang tidak
sesuai langkah-langkah yang ditentukan.

Metode mengajar yang hanya menekankan salah satu segi dari kebenaran
yang diajarkan dan kefanatikan terhadap salah satu jenis metode mengajar perlu
dihindari karena akan membatasi cara pandang kita terhadap masalah
pengetahuan. Selain itu metode mengajar yang tidak tepat terhadap situasi, kondisi
materi yang diajarkan dapat memunculkan miskonsepsi pada diri siswa, sehingga
guru harus memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat agar
penyampaian konsep dapat dipahami siswa.

C. Cara Mengatasi Miskonsepsi Pada Pembelajaran IPA SD


Beberapa penelitian terdahulu tentang upaya mengatasi miskonsepsi belum
mendapatkan hasil yang maksimal. Miskonsepsi yang sudah dapat diatasi kadang-
kadang muncul kembali apa kondisi tertentu. Ketika siswa menghadapi soal yang
sedikit menyimpang, kadang-kadang miskonsepsi muncul kembali dan membawa
pengaruh yang salah. Ada beberapa unsur yang telah dirumuskan para penelitio
tentang cara mengatasi miskonsepsi antara lain sebagai berikut:

7
1. Mengidentifikasi prakonsepsi siswa. Apa yang ada dalam pikiran siswa sebelum
kita mulai mengajar? Prakonsepsi apakah yang sudah terbentuk dalam pikiran
siswa tentang pengalaman dan peristiwa-peristiwa yang akan dipelajari? Apa
kekurangan prakonsepsi tersebut?

2. Prakonsepsi dapat diketahui dari leteratur, dari tes diagnostis, dan dari
pengamatan kegiatan siswa.

3. Merancang pengalaman belajar yang bertolak dari prakonsepsi dengan melakukan


penguatan terhadap konsep yang sudah benar dan mengevaluasi konsep yang
masih salah. Prinsip utama dalam mengevaluasi miskonsepsi adalah siswa
melakukan pengalaman belajar yang menunjukkan pertentangan konsep dengan
peristiwa alam. Dengan demikian diharapkan terjadi pertentangan antara
pengalaman baru dengan konsep yang lama sehingga terjadi koreksi konsepsi
(cognitive dissonance theory, festinger). Menurut piaget pertentangan antara
pengalaman baru dengan konsep yang salah akan terjadi akomodasi yaitu
penyesuaian struktur kognitif yang menghasilkan konsep baru yang lebih tepat.

4. Memperbanyak latihan soal untuk melatih konsep baru dan menguatkannya. Soal-
soal yang dikerjakan benar-benar dipilih sedemikian rupa sehingga perbedaan
antara konsep yang salah dan yang benar akan muncul dengan jelas. Hal yang
dapat dilakukan guru untuk membantu siswa dalam memahami konsep yang benar
yaitu dengan cara membahas soal dengan memperhatikan dan memahamkan
konsep yang benar kepada siswa. Guru tidak hanya menulis banyak rumus di
papan tulis atau hanya melakukan ceramah tanpa interaksi dengan siswa.

Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA kerap kali terjadi, namun hal ini sering
kali tidak disadari oleh pelaku pembelajaran terutama para pendidik. Ada beberapa
pendekatan yang dapat dijadikan langkah antisipatif oleh pendidik dalam upaya
meminimalisir terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran IPA diantaranya sebagai
berikut:

1. Pelajarilah miskonsepsi yang sering terjadi (dari literatur dan tugas-tugas siswa)

2. Sadarilah bahwa miskonsepsi tidak hanya terjadi pada siswa namun sering kali
terjadi pada pendidik/guru.

8
3. Tentukan prioritas dan siapkan pelajaran remedial dan melakukan demonstrasi
khususnya pada materi-materi dasar dan materi prasyarat untuk materi lanjutan
misalnya gaya pada benda diam.

4. Gunakan metode demonstrasi untuk melakukan pembuktian terjadinya


miskonsepsi.

5. Lakukan interaksi sesering mungkin dengan siswa untuk dapat menemukan


adanya miskonsepsi pada siswa dan kemudian dapat diarahkan pada konsep yang
benar.

6. Senantiasa memberikan stimulus kepada siswa untuk mengemukakan konsep-


konsep dalam kegiatan diskusi kemudian dibuktikan dengan kegiatan demonstrasi

Pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan dalam upaya mengatasi


miskonsepsi juga sebagai upaya dalam melakukan pengayaan teknik dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.

BAB III

KESIMPULAN

Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalahan pemahaman yang mungkin terjadi


selama atau sebagai hasil dari pengajaran yang baru saja diberikan, berlawanan dengan
konsepsi-konsepsi ilmiah yang dibawa atau berkembang dalam waktu lama (Mosik,
2010). Penyebab Kesalahan Konsep atau Miskonsepsi Pada Materi IPA SD yaitu Siswa,
Guru, Konteks, dan Metode Mengajar.

Cara mengatasi miskonsepsi dalam IPA SD yaitu Pelajarilah miskonsepsi yang


sering terjadi (dari literatur dan tugas-tugas siswa), Sadarilah bahwa miskonsepsi tidak

9
hanya terjadi pada siswa namun sering kali terjadi pada pendidik/guru, Tentukan prioritas
dan siapkan pelajaran remedial dan melakukan demonstrasi khususnya pada materi-
materi dasar dan materi prasyarat untuk materi lanjutan misalnya gaya pada benda diam,
Gunakan metode demonstrasi untuk melakukan pembuktian terjadinya miskonsepsi,
Lakukan interaksi sesering mungkin dengan siswa untuk dapat menemukan adanya
miskonsepsi pada siswa dan kemudian dapat diarahkan pada konsep yang benar, dan
Senantiasa memberikan stimulus kepada siswa untuk mengemukakan konsep-konsep
dalam kegiatan diskusi kemudian dibuktikan dengan kegiatan demonstrasi

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam


Vol.VIII, No 1: 115-128. September 2016. ISSN: 1978-4767

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Masril dan Nur Asma., (2002). “Pengungkapan Miskonsepsi Siswa Force Concept
Inventory dan Certainity of Response Inde”. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia.
2002. Vol.B5). Hlm: 1-3. Available at: http:hfi.fisika.net

Berg, Euwe van den (ed), (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana Press.

10
Gilbert, J.K., Watts, D.M. 1983. Concepts, Misconceptions and Alternative conception:
Changingperspectives in Science Education. Studies in Science Education,10, 61-98 .

11

Anda mungkin juga menyukai