Anda di halaman 1dari 14

MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X

SEMESTER 1

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Erlin Katie Melani Siregar (4193321015)


Marsheila Noverita Br Sihotang (4193121004)
Ryan David Sianipar (4193121034)
Tiodora Anggie Sihaloho (4193121026)
Verra Sanny Br Siahaan (4191121024)

Mata Kuliah : Fisika SMA


Dosen Pengampu : Drs. Abu Bakar, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Kasih,rahmat,

dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya khususnya kepada dosen pengampu kami,,

yaitu bapak Drs. Abu Bakar, M.Pd yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam p

enyusunan makalah ini.

Kami berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi b

agi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang

baik dan berkualitas.

Kami menyadari begitu banyak kekurangan dari makalah ini, sehingga kami sangat b

erharap mendapatkan kritik dan saran terhadap pembaca agar kedepannya dapat kami membu

at makalah yang lebih baik lagi.

Me
dan, September 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang masalah....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................1

BAB II ISI..........................................................................................................................2

2.1 Pengertian Miskonsepsi.....................................................................................

2.2 Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ...................................................................

2.3 Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika Kelas X Semester 1..........................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Berg (1991: 1), pada pelajaran fisika,siswa tidak memasuki pelajaran den
gan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan fisika. Malah sebaliknya, kepala
siswa sudah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan peng
etahuan fisika. Dengan pengalaman itu sudah terbentuk intuisi dan “teori siswa’’ mengen
ai peristiwa-peristiwa fisika dalam lingkungan sehari-hari manusia. Akan tetapi belum ten
tu intuisi yang terbentuk itu benar. Konsep awal atau intuisi yang tidak sesuai dengan kon
sep ilmiah yang disepakati para ahli disebut miskonsepsi.

Dari uraian ini dapat disimpulkan dalam pembelajaran siswa hanya ditekankan pa
da pemahaman metematis dan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Aktivitas sis
wa yang kurang (diskusi, praktikum, membuktikan konsep) dalam kegiatan belajar menga
jar menyebabkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan secara optimal. Hal i
ni merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadi miskonsepsi pada siswa.

Setiap peserta didik memiliki prakonsepsi yang dibawa sebagai pengetahuan. Seja
lan dengan perkembangan daya pikirnya, mereka mengembangkan prakonsepsi yang dimi
liki, tetapi terkadang pengembangan konsep yang dilakukan bertentangan dengan konsep
sebenarnya yang dikemukakan para ahli dan jika hal ini tidak diperbaiki akan menghasilk
an miskonsepsi yang berlarut-larut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan pene
litian yang berjudul “Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika Kelas X Semester 1”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah arti miskonsepsi & mengapa bisa terjadi miskonsepsi dalam Pembelajaran
Fisika Kelas X Semester 1

4
2. Apa-apa saja miskonsepsi yang sering dialami siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas
X Semester 1

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui arti miskonsepsi & alasan terjadi miskonsepsi.


2. Untuk mengetahui miskonsepsi yang sering dialami siswa dalam Pembelajaran Fisika
Kelas X Semester 1

BAB II

ISI

5
1. Pengertian Miskonsepsi
Suparno (2005) menjelaskan berbagai pendapat mengenai pengertian miskonsepsi.
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar ant
ara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Novak (1984), mendefinisi
kan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam pernyataan yang tidak d
apat diterima. Brown (1989; 1992), menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan ya
ng naif dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertia
n ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine (1987), menenukan miskonsepsi sebagai suatu
kesalahan atau hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Hanya Fowler (1987),
menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia memandang miskonsepsi sebagai pen
gertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaaan konsep yang salah, klasifikasi conto
h-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis kon
sep-konsep yang tidak benar.

Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konse
psi para ilmuan. Konsepsi tersebut sering dibangun berdasarkan akal sehat (common sens
e) atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman
mereka sehari-hari. Miskonsepsi siswa mungkin pula diperoleh melalui proses pembelajar
an pada jenjang pendidikan terdahulu.

Selain itu pembelajaran fisika di sekolah secara umum hanya menekankan pada pe
mahaman secara matematis saja, dan pembelajaran disampaikan dengan cara ceramah. Sis
wa jarang di ajak untuk praktikum, serta tidak semua sekolah mempunyai peralatan yang
lengkap. Padahal dengan praktikum siswa lebih terlibat sehingga hasilnya lebih mudah ter
ingat daripada bahasa dalam buku atau penjelasan guru. Hal tersebut di atas yang menjadi
penyebab siswa tidak memahami konsep dengan baik sehingga rentan mengalami miskon
sepsi.

2. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi

Faktor penyebab miskonsepsi bisa dibagi menjadi lima sebab utama, yaitu berasa
l dari siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Berikut penjelasan rinci ya
ng terkait dengan faktor-faktor penyebab kejadian miskonsepsi pada siswa,

6
 Siswa : Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik , penalaran yang tidak
lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif seseorang, kemampuan seseora
ng, minat belajar seseorang

 Pengajar : Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak meng
izinkan seseorang mengungkapkan gagasan / ide, relasi guru- seseorang tidak baik

 Buku Teks : Penjelasan keliru, salah tulis, terutama dalam rumus, tingkat administras
i buku yang terlalu tinggi bagi seseorang, tidak tahu membaca teks, buku fiksi dan kartun
sains sering salah konsep karena alasan menariknya yang perlu,

 Konteks : Pengalaman seseorang, bahasa sehari-hari berbeda, teman diskusi yang sala


h, keyakinan dan agama , penjelasan orang tua / orang lain yang keliru, konteks hidup se
seorang (tv, radio, film yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas atau tertekan.

 Cara mengajar : Hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk mate
matika, tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi yang di
apakai kurang tepat, model yang sempit, dll

3. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika Kelas X Semester 1

Bab 1 Pengukuran dan Besaran

Jangka Sorong

- Membaca skala utama : Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada nonius persis di sebelah
kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.

7
- Membaca skala nonius : Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar
diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala nonius. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Miskonsespsi yang sering terjadi pada pengukuran dengan jangka sorong adalah
kesalahan dalam membaca atau menghitung hasil pengukuran dengan tidak
memperhatikan satuan (tidak mengkonversi) satuan sesuai dengan permintaan soal.

Mikrometer Sekrup

- Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm.
Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm.
- Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28
di skala nonius.
- Maka hasil pengukuran : (5,5 + 28 x 0,01)mm = 5,78 mm

Miskonsepsi yang sering terjadi adalah siswa sering salah membedakan antara skala uta
ma dengan skala nonius. Dan sering juga siswa lupa bahwa mikrometer sekrup memiliki
ketelitian 0,01 mm sehingga salah mendapat hasil pengukuran.

8
Bab 2 Vektor

- Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah

- Besaran fisika dikelompokan menjadi 2 yaitu, besaran skalar dan besaran vektor.

- Besaran skalar adalahbesaran yang memiliki nilai saja. Contohnya besaran skalar
adalah massa,jarak,waktu,volume dan energi.

- Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.besaran ini selain
dipengaruhi nilainya juga akan dipengarauhi oleh arahnya, contohnya besaran ini adalah
perpindahan, kecepatan,gaya dan momentum. Untuk menulis suatu besaran dapat
langsung menyebutkan nilai dan arahnya.

Penguraian Vektor

Penguraian suatu vektor adalah kebalikan dari penjumlahan dua vektor conoth sebuah
vektor berada dalam koordinat kartesian pada gambar di atas dapat diuraikan menjadi
dua buah vektor yang terletak pada sumbu-x dan y seperti pada gambar berikut ini:

9
Miskonsepsi

- Siswa sulit menentukan arah vektor

- Pengurangan vektor merupakan selisih dari vektor-vektor. Konsepsi ini tidak sesuai
dengan penggunaan definisi negatif vektor pada pengurangan vektor

- Dalam menentukan resultan vektor dinyatakan dalam vektor satuan dilengkapi gambar,
namun siswa masih kesulitan menentukan besarnya vektor yang dinyatakan dalam
komponen vektor satuan.

10
Bab 3 Kinematika Gerak Lurus

- Membedakan perpindahan dan jarak tempuh.

- Memebedakan kecepatan dan kelajuan baik nilai rata-rata maupun sesaatnya.

- Membedakan percepatan dan perlajuan baik nilai rata-rata maupun sesaatnya.

- Menyimpulkan karakteristik gerak lurus beraturan (GLB).

- Menerapkan besaran-besaran GLBB pada gerak jatuh bebas.

- Kedalam dan Kelengkapan Materi : Buku tersebut menyajikan materi cukup lengkap da
n jelas sehinnga mudah Membedakan perpindahan dan jarak tempuh, Memebedakan kec
epatan dan kelajuan baik nilai rata-rata maupun sesaatnya,Membedakan percepatan dan
perlajuan baik nilai rata-rata maupun sesaatnya, Menyimpulkan karakteristik gerak lurus
beraturan (GLB). Menerapkan besaran-besaran GLBB pada gerak jatuh bebas.

Kecepatan dan Percepatan

- Kecepatan adalah suatu besaran vektor yang ditenukan berdasarkan cepatnya sebuah be
nda menempuh suatu jarak.

- Percepatan adalah perubahan kecepatan yang terjadi pada waktu tertentu.

11
- Perubahan kecepatan terhadap waktu dapat disebut dengan percepatan. Sehingga dalam
hal ini, kedua konsep saling berhubungan. Sehingga garis yang ditampilkan dalam grafik
bukan menandakan lintasan yang ditempuh benda, melainkan perubahan kecepatan terha
dap waktu.kesalahan konsep terjadi karena siswa tidak bisa membedakan konsep kecepat
an dan percepatan, dalam hal ini perubahan percepatan dengan perubahan kecepatan.

Jarak dan Kecepatan

- Jarak adalah panjang lintasan yang dilalui suatu benda.

-Perpindahan adalah besaran vektor, besaran fisika yang mempunyai besar dan arah.

- Miskonsepsi yang sering di jumpai siswa adalah Belum bisa membedakan konsep
antara jarak dan perpindahan.

GLB dan GLBB

- GLB adalah gerak suatu benda dengan kecepatan yang tetap.

- GLBB adalah gerak benda pada lintasan lurus tapi percepatannya konstan atau tetap,
benda bergerak dengan kecepatan berbeda. Artinya setiap pergerakan memiliki
kecepatan untuk melaju yang berubah-ubah.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada setiap bab terdapat kesalahan konsep yang dialami oleh peserta didik.

Saran

Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan lebih banyak lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wasis, Arida Pratiwi. 2013. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun
2013. (online). (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inovasi-pendidikan-fisika/article/view/3
654/baca-artikel/) diakses pada tanggal 13 Januari 2014.

Anonim. 2013. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika. (online). (http://fisikasma-on


line.blogspot.com/2010/03/miskonsepsi-dalam-pembelajaran-fisika.html) diakses pada tangg
al 13 Januari 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai