Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SD

KELAS RENDAH
“Kelipatan Persekutuan Terkecil ( K P K )”

Dosen pengampu : SILVIA AGNESI WALY,S.Pd, M.Ling

Di Susun oleh :
Anggota kelompok 4

1. ARIP RAMDAN
2. SRI SAFARIL NURVANIDA
3. RATNA
4. NUR SATIA
5. MELY

UNIVERSITAS STKIP PELITA NUSANTARA BUTON


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Makalah
Matematika SD-Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Silvia Agnesi Waly,S.Pd, M.Ling
selaku Dosen pengampu mata kuliah "Pendidikan Matematika di SD Kelas Rendah". Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar- lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Banabungi,14 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................2


Daftar Isi ........................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 5
BAB II Pembahasan...................................................................................................... 6
2.1 Model Pembelajaran ........................................................................................ 6
2.2 Pendekatan Pembelajaran ................................................................................ 7
2.3 Metode Mengajar ............................................................................................ 8
2.4 Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 9
2.5 Sumber Belajar ................................................................................................ 9
2.6 Ringkasan Materi ............................................................................................ 9
2.7 Alat Peraga ......................................................................................................
10
2.8 Lembar Kegiatan Siswa .................................................................................. 12
BAB III Penutup ............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................
14
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan. Seperti
halnya kemajuan teknologi yang semakin pesat saat kini, tidak lepas dari peranan matematika.
Karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan
sistematis. Kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran matematika merupakan
keberhasilan di dalam pembelajaran matematika. Sehingga perlu adanya peningkatan mutu
pendidikan matematika. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu pelajaran yang
diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan di
semua jenjang pendidikan ini akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi masa depan
bangsa, khususnya dalam ”mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagaimana tertera dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik jika seorang guru dapat menerapkan
konsep-konsep materi pelajaran (khusus matematika) dengan berbagai strategi agar peserta
didik tidak menjadi jenuh dalam menerima dan mengikuti pelajaran. Tingkat pemahaman
matematika seorang anak lebih dipengaruhi oleh pengetahuan anak itu sendiri. Sedangkan
pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkontruksi pengetahuan
melalui proses. Sebab, mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Brunner: 1997).
Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dimiliki.

Pembelajaran materi KPK untuk pertama kalinya didapatkan anak di kelas IV. Dan
akan kembali dipelajari pada jenjang berikutnya. Dengan kata lain materi ini sangat penting
untuk dipelajari. Selain di lingkungan sekolah, KPK juga sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu penanaman konsep haruslah menjadi tujuan utama dalam pengajaran
materi KPK pada kelas IV. Agar anak tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran
yang berkaitan dengan FPB dan KPK yang akan ditempuh pada jenjang berikutnya dan serta
nantinya anak mampu mengaplikasikan konsep KPK dalam materi yang berhubungan dengan
konsep ini.
Berdasarkan kasus yang ada, masih banyak siswa yang kurang memahami materi
ini. Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan hanya dengan metode konvensional yang tidak
sesuai dengan karekteristik anak yaitu dengan metode ceramah dan penugasan yang
cenderung lebih abstrak. Padahal kenyataannya, anak masih berfikir konkrit. Pembelajaran
matematika (KPK) seyogianya dibawa kedunia anak. Tetapi malah sebalikya, proses
menemukan KPK tidak berkesan dalam diri anak oleh karena guru yang aktif dalam kelas. Oleh
karena itu, kami menyimpulkan bahwa penanaman konsep merupakan salah satu jawaban dalam
pemecahan kasus ini. Kami mencoba membuat makalah yang membahas terkait penanaman
konsep KPK dengan menggunakan alat peraga yang dapat membantu memudahkan siswa dalam
memahami materi KPK. Alat peraga yang digunakan adalah “Dekak KPK”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain adalah:

1. Bagaimana penanaman konsep KPK ?


2. Apakah pengertian dari KPK ?
4
3. Bagaimana cara penggunaan alat peraga “Dekak KPK”?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Mengetahui model pembelajaran yang sesuai untuk materi KPK.
2. Mengetahui pengertian KPK.
3. Mengetahui cara kerja “Dekak KPK”.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari makalah ini antara lain adalah:

1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai informasi bagi dewan guru, khususnya guru SD mengenai pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga.
b) Sebagai bahan kepustakaan dan pertimbangan bagi penulisan selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a) Bagi murid: sebagai alat bantu untuk meningkatkan minat, perhatian, motivasi anak
dalam interaksi proses belajar mengajar matematika serta dapat menjadikan siswa
berfikir mandiri, kreatif, dan inovatif
b) Bagi guru: diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu
alternatif dalam proses pebelajaran untuk meningkatkan hasil belajar anak
c) Bagi mahasiswa: sebagai pengetahuan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa yang
nantinya akan diterapkan di lapangan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif.


Pembelajaran kooperatif berlandaskan teori kontruktivisme sosial Vygotsky yang
menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikontruksi secara mutual. Aliran Vygotsky ini
menekankan peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi sosial
dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
temannya. Siswa bekerja dalam kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan
suatu masalah agar semua siswa tersebut dapat memahami apa yang diajarkan oleh
gurunya. Sehingga arti penting dari pembelajaran kooperatif ini adalah belajar kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif ini menggunakan sistem
pengelompokkan antara 4 sampai 5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda/heterogen. Adapun prosedur
pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu Penjelasan materi,
belajar dalam kelompok, penilaian dan penghargaan.

Adapun model pembelajaran yang digunakan yaitu tipe STAD (Student Teams
Achievement Division). Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif
lainnya, model STAD didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama sama
dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan
juga dirinya sendiri. Dalam model STAD kelompok terdiri atas empat sampai lima siswa
yang mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan
ras. Kelompok merupakan tampilan yan paling penting dari STAD dan penting pula
bagi guru dalam rangka mengarahkan anggota masing-masing kelompok. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu :

1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian
kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2. Kegiatan kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu
sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan
yang diberikan.

3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan
kelompok.

4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu


Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok

6
Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing- masing kelompok.
Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok
diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh
skor rata-rata kelompok.

Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD

No Tahap Tingkah Laku Guru


1. Tahap a. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang
pendahuluan materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran
dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.
b. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah
direncanakan.
c. Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell
pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa
mengenal dan memahamimya.
d. Guru memberikan persepsi yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.
2. Tahap a. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan
pengembangan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau
manipulatif lain.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai
bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS
bersama kelompoknya.
d. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3. Tahap a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
penerapan mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan
waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara
individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka
saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.
b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban,
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

2.2 Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan adalah Contectual Teaching and Learning (CTL)


merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi
pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkan materi pokok pelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

7
Ada 7 komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pendekatan
kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dalam kelas
dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ke tujuh komponen tersebut
dalam pembelajaran. Untuk melaksanakan pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja termasuk matematika dan kelas yang bagaimanapun
keadaanya.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang
akan dilakukan bersama siswa sehubungan dengan topic yang akan dipelajari. Dalam program
tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran yang bersifat kondisional tentang apa yang akan dikerjakan
bersama siswa. Hal yang diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran kontekstual
yaitu sebagai berikut:

a) Nyatakan kegiatan pertama pembelajaran yaitu sebuah pernyataan kegiatan


siswa yang merupakan gabungan antara: Standar Kompetensi,Kompotensi
Dasar, Materi Pokok, dan Belajar.Pencapaian Hasil
b) Nyatakan tujuan umum pembelajaran
c) Rincian media untuk mendukung kegiatan
d) Buat skenario kegiatan siswa tahap demi tahap
e) Nyatakan authentic assesmentnya.

Garis besar langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas yaitu sebagai
berikut:

a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d) Ciptakan masyarakat belajar.
e) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagi

2.3 Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.

 Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

 Kompetensi Dasar
1. Mendiskripsikan konsep kelipatan.
2. Menentukan kelipatan bilangan.
3. Menentukan KPK.
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK.

 Indikator
- Menjelaskan pengertian kelipatan.
- Menentukan kelipatan suatu bilangan.
8
- menentukan KPK dua bilangan.
- Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK

2.4 Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa mampu menjelaskan pengertian faktor
dan kelipatan, menentukan faktor dan kelipatan suatu bilangan dan menentukan KPK dua
bilangan serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK.

2.5 Sumber Belajar

Judul buku : Terampil Berhitung Matematika untuk SD kelas IV


Pengarang : Tim Bina Karya Guru
Penerbit : Erlangga
Tahun terbit : 2007
Editor : Muji Darmanto, S.Si

2.6 Ringkasan Materi

Untuk materi KPK, pertama-tama diajarkan dulu mengenai pengertian faktor dan
kelipatan, serta cara perolehannya. Setelah itu diperkenalkan tentang faktor persekutuan dan
kelipatan persekutuan guna mengetahui KPK. Baru setelah itu diajarkan cara mencari KPK dari
dua atau tiga bilangan. Setelah siswa memahami pengertian faktor, kelipatan, dan KPK.

A. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

1. Kelipatan

Kelipatan dari bilangan a adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil kali antara
bilangan a dengan bilangan-bilangan asli.
Masih ingatkah kalian dengan membilang bilangan loncat? Mari kita perhatikan garis
bilangan di bawah ini :

Mari kita tuliskan bilangan loncat 2 yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan di atas :
2, 4, 6, 8, 10, dan seterusnya
Dari manakah bilangan-bilangan tersebut diperoleh? Mari kita selidiki bersama-sama.
2 =2=1×2

4 =2+2=2×2

6 =4+2=2+2+2=3×2

8 =6+2=2+2+2+2=4×2

10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2 dan seterusnya

Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan menambahkan 2 dari bilangan


sebelumnya atau mengalikan 2 dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dst. Bilangan-bilangan seperti ini
disebut bilangan kelipatan 2.
9
2. Kelipatan Persekutuan

Jika kita sudah memahami maksud dari kelipatan bilangan, selanjutnya kita pelajari
mengenai kelipatan persekutuan. Apa yang dimaksud dengan kelipatan persekutuan?
Bagaimana mencari kelipatan persekutuan dari 2 dan 3? Caranya:
-Gambarlah sebuah garis bilangan, kemudian catatlah bilangan loncat 2 dan bilangan loncat 3.
-Gambarkan alurnya pada garis bilangan masing-masing bilangan loncatnya.
-Catatlah bilangan yang dilalui oleh alur garis bilangan dua kali.

Lihat gambar dibawah ini :

Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …

Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, …


Bilangan-bilangan yang sama dari kelipatan kedua bilangan tersebut adalah :
6, 12, 18, 24, …

Maka dikatakan bahwa bilangan-bilangan 6, 12, 18, 24, … disebut


kelipatan persekutuan dari 2 dan 3.

3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-
bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Cara mencari KPK dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan
Contoh :

Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12!

Kelipatan 8 = {8, 16, 24, 32, 40, 48, …} Kelipatan 12 = {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 = { 24, 48, …}
Kelipatan persekutuan yang paling kecil adalah 24 maka KPK dari
8 dan 12 = 24

2.7 Alat Peraga

Pada umumnya murid sekolah dasar memiliki kesulitan dalam mempelajari pelajaran
khususnya matematika. Tetapi dengan seiring berjalan nya waktu teknologi semakin
berkembang. Dengan kemajuan teknologi para guru berinisiatif membuat alat peraga baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, dengan tujuan mempermudahan
penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan saat proses belajar mengajar yang akan
dilakukan dikelas.

Adapun tujuan dari pembuatan “Dekak KPK“ yaitu mempermudah murid mempelajari,
memahami materi tentang KPK dengan mudah dan cepat, dan selain itu bukan hanya
guru saja yang berperan aktif saat proses belajar mengajar melainkan murid juga ikut
serta aktif dalam mempraktekan materi yang disajikan dengan alat peraga yang telah disajikan.
10
Selain murid dapat memahami tentang materi KPK, guru juga dapat menumbuhkan rasa
percaya diri dan rasa ingin tahu murid-murid untuk menggali ilmu pengetahuan yang ingin di
peroleh oleh murid tersebut tanpa harus merasa malu dan pesimis, selain itu suasana kelas
yang biasanya sepi tetapi dengan menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga tersebut suasana kelas menjadi hidup kembali dan
proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan efektif.

Gambar “Dekak KPK”

Cara penggunaan “Dekak KPK dan FPB” yaitu

1. Untuk mencari KPK


2. Tulis angka yang akan kita cari KPK pada kertas yang telah tersedia. misalkan 3 dan 4.
3. Kemudian gunakan lingkaran biru yang sudah disediakan untuk menandakan
kelipatan dari angka yang ingin kita cari KPK .

Kelipatan dari 3 dan 4 antara angka 1sampai 10


3 = 3, 6, 9, 12, 15, …
4 = 4, 8, 12, 16, …

4. Masukkan lingkaran biru pada tiang yang sebagai penanda bahwa itu merupakan
wilayah kelipatan.
5. Perhatikan lingkaran biru dari dua bilangan tersebut. Apakah lingkaran biru itu berada
sejajar dari atas ke bawah pada wilayah yang sama? Jika tidak maka balik angka-angka
1-10 menjadi 11-20

Sekarang tentukan kelipatan dari 3 dan 4 di antara angka 11-20


3 = 12, 15, 18, …
4 = 12, 16, 20, …
6. Masukkan kembali lingkaran biru pada kelipatan bilangan 3 dan 4.
7. Perhatikan lingkaran biru yang ada pada dua bilangan tersebut. Dan ternyata
lingkaran biru pada dua bilangan itu sejajar pada tiang yang menunjuk angka 12.
Sehingga KPK dari 3 dan 4 adalah 12.

11
Lembar Kegiatan Siswa
Mencari KPK

Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

Topik : Mencari KPK


Alat peraga : Dekak KPK
Tujuan kegiatan : Siswa dapat menentukan KPK dari dua bilangan satu angka.
Siswa dapat menentukan FPB dari dua bilangan dua angka.
Petunjuk :
I. - Carilah kelipatan bilangan 2 yang lebih kecil dari 20
2, ....,.......,........
- Carilah kelipatan bilangan 3 yang lebih kecil dari 20!
3,......,......,.......
- Lingkari kelipatan yang sama dari bilangan 2 dan bilangan 3 tersebut.
- Pilih kelipatan yang sama yang paling kecil sebagai KPK bilangan 2 dan bilangan 3.
- KPK dari bilangan 2 dan 3 adalah ........

12
Kunci LKS: I.

- kelipatan 2 kurang dari 20 adalah : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18

- kelipatan 3 kurang dari 20 adalah : 3, 6. 9. 12, 15, 18.

- kelipatan persekutuan 2 dan 3 adalah: 6, 12, 18.

- KPK 2 dan 3 adalah : 6.

Soal Kuis

1. Tentukan KPK dari 10 dan 15.

2. Tentukan KPK dari 12 dan 18.

Kunci jawaban Kuis

1. KPK dari 10 dan 15 = 30


2. KPK dari 12 dan 18 = 36

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-
bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Untuk memudahkan penanam konsep KPK maka
digunakan alat peraga yaitu “Dekak KPK ”. Penggunaan alat peraga merupakan salah satu alternatif
dalam proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat dengan mudah memahami matematika
secara baik dan tidak terjadi kesalah konsep.

3.2 Saran

Dalam menanamkan konsep KPK kepada siswa, guru harus mampu menciptakan proses belajar
yang aktif dan menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu guru pun harus mampu menciptakan
alat peraga yang kreatif dalam pembelajaran agar belajar matematika mudah untuk dipahami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bruner, J. S. 1962. On knowing : Essay For the left hard Cambridge. Harvard
University Press.
Moesono, Djoko,dkk.1999.Matematika 4 Mari Berhitung untuk Sekolah
DasarKelas 4.Jakarta:Balai Pustaka.
Mustaqim, Burhan,dkk.2008.Ayo Belajar Matematika Jilid 4 untuk SD dan MI
Kelas IV.Jakarta:Pusat Perukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sukahar,dkk.1998. Matematika 6 Mari Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas
6.Jakarta:Balai Pustaka.
Sinaga,Mangatur.2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas
IV.Jakarta:Erlangga.
Fatoni H.R.2010.”Sintak (Tahapan) Model-model Pembelajaran”.
http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/. Diakses pada 26 Februari pukul 19.00
Milatu’s.2012.”Alat Peraga Dakon KPK dan FPB”.
http://mimaarif01layansari.blogspot.com. Diakses pada 26 Februari pukul 19.02
Rizki.2011.“Cara Mudah Belajar KPK dan FPB” http://catatanakhirkuliah.weebly.com.
Diakses pada 26 Februari pukul19.05
Ratih.2010.”Bagaimana membelajarkan konsep FPB dan KPK?”. http://guru-
matematika-sd.blogspot.com/. Diakses pada 26 Februari pukul 19.10
Sutarso,Oce.2012. “FPB dan KPK”. http://trazo212.wordpress.com. Diakses pada26
Februari pukul 19.10

15
Pertanyaan, Kritik dan Saran

16

Anda mungkin juga menyukai