KELAS RENDAH
“Kelipatan Persekutuan Terkecil ( K P K )”
Di Susun oleh :
Anggota kelompok 4
1. ARIP RAMDAN
2. SRI SAFARIL NURVANIDA
3. RATNA
4. NUR SATIA
5. MELY
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Makalah
Matematika SD-Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Silvia Agnesi Waly,S.Pd, M.Ling
selaku Dosen pengampu mata kuliah "Pendidikan Matematika di SD Kelas Rendah". Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar- lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan. Seperti
halnya kemajuan teknologi yang semakin pesat saat kini, tidak lepas dari peranan matematika.
Karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan
sistematis. Kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran matematika merupakan
keberhasilan di dalam pembelajaran matematika. Sehingga perlu adanya peningkatan mutu
pendidikan matematika. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu pelajaran yang
diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan di
semua jenjang pendidikan ini akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi masa depan
bangsa, khususnya dalam ”mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagaimana tertera dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik jika seorang guru dapat menerapkan
konsep-konsep materi pelajaran (khusus matematika) dengan berbagai strategi agar peserta
didik tidak menjadi jenuh dalam menerima dan mengikuti pelajaran. Tingkat pemahaman
matematika seorang anak lebih dipengaruhi oleh pengetahuan anak itu sendiri. Sedangkan
pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkontruksi pengetahuan
melalui proses. Sebab, mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Brunner: 1997).
Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dimiliki.
Pembelajaran materi KPK untuk pertama kalinya didapatkan anak di kelas IV. Dan
akan kembali dipelajari pada jenjang berikutnya. Dengan kata lain materi ini sangat penting
untuk dipelajari. Selain di lingkungan sekolah, KPK juga sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu penanaman konsep haruslah menjadi tujuan utama dalam pengajaran
materi KPK pada kelas IV. Agar anak tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran
yang berkaitan dengan FPB dan KPK yang akan ditempuh pada jenjang berikutnya dan serta
nantinya anak mampu mengaplikasikan konsep KPK dalam materi yang berhubungan dengan
konsep ini.
Berdasarkan kasus yang ada, masih banyak siswa yang kurang memahami materi
ini. Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan hanya dengan metode konvensional yang tidak
sesuai dengan karekteristik anak yaitu dengan metode ceramah dan penugasan yang
cenderung lebih abstrak. Padahal kenyataannya, anak masih berfikir konkrit. Pembelajaran
matematika (KPK) seyogianya dibawa kedunia anak. Tetapi malah sebalikya, proses
menemukan KPK tidak berkesan dalam diri anak oleh karena guru yang aktif dalam kelas. Oleh
karena itu, kami menyimpulkan bahwa penanaman konsep merupakan salah satu jawaban dalam
pemecahan kasus ini. Kami mencoba membuat makalah yang membahas terkait penanaman
konsep KPK dengan menggunakan alat peraga yang dapat membantu memudahkan siswa dalam
memahami materi KPK. Alat peraga yang digunakan adalah “Dekak KPK”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain adalah:
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Mengetahui model pembelajaran yang sesuai untuk materi KPK.
2. Mengetahui pengertian KPK.
3. Mengetahui cara kerja “Dekak KPK”.
1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai informasi bagi dewan guru, khususnya guru SD mengenai pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga.
b) Sebagai bahan kepustakaan dan pertimbangan bagi penulisan selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a) Bagi murid: sebagai alat bantu untuk meningkatkan minat, perhatian, motivasi anak
dalam interaksi proses belajar mengajar matematika serta dapat menjadikan siswa
berfikir mandiri, kreatif, dan inovatif
b) Bagi guru: diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu
alternatif dalam proses pebelajaran untuk meningkatkan hasil belajar anak
c) Bagi mahasiswa: sebagai pengetahuan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa yang
nantinya akan diterapkan di lapangan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun model pembelajaran yang digunakan yaitu tipe STAD (Student Teams
Achievement Division). Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif
lainnya, model STAD didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama sama
dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan
juga dirinya sendiri. Dalam model STAD kelompok terdiri atas empat sampai lima siswa
yang mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan
ras. Kelompok merupakan tampilan yan paling penting dari STAD dan penting pula
bagi guru dalam rangka mengarahkan anggota masing-masing kelompok. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu :
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian
kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.
2. Kegiatan kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu
sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan
yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan
kelompok.
5. Penghargaan kelompok
6
Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing- masing kelompok.
Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok
diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh
skor rata-rata kelompok.
7
Ada 7 komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pendekatan
kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dalam kelas
dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ke tujuh komponen tersebut
dalam pembelajaran. Untuk melaksanakan pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja termasuk matematika dan kelas yang bagaimanapun
keadaanya.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang
akan dilakukan bersama siswa sehubungan dengan topic yang akan dipelajari. Dalam program
tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran yang bersifat kondisional tentang apa yang akan dikerjakan
bersama siswa. Hal yang diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran kontekstual
yaitu sebagai berikut:
Garis besar langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas yaitu sebagai
berikut:
a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d) Ciptakan masyarakat belajar.
e) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagi
Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
1. Mendiskripsikan konsep kelipatan.
2. Menentukan kelipatan bilangan.
3. Menentukan KPK.
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK.
Indikator
- Menjelaskan pengertian kelipatan.
- Menentukan kelipatan suatu bilangan.
8
- menentukan KPK dua bilangan.
- Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK
Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa mampu menjelaskan pengertian faktor
dan kelipatan, menentukan faktor dan kelipatan suatu bilangan dan menentukan KPK dua
bilangan serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK.
Untuk materi KPK, pertama-tama diajarkan dulu mengenai pengertian faktor dan
kelipatan, serta cara perolehannya. Setelah itu diperkenalkan tentang faktor persekutuan dan
kelipatan persekutuan guna mengetahui KPK. Baru setelah itu diajarkan cara mencari KPK dari
dua atau tiga bilangan. Setelah siswa memahami pengertian faktor, kelipatan, dan KPK.
1. Kelipatan
Kelipatan dari bilangan a adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil kali antara
bilangan a dengan bilangan-bilangan asli.
Masih ingatkah kalian dengan membilang bilangan loncat? Mari kita perhatikan garis
bilangan di bawah ini :
Mari kita tuliskan bilangan loncat 2 yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan di atas :
2, 4, 6, 8, 10, dan seterusnya
Dari manakah bilangan-bilangan tersebut diperoleh? Mari kita selidiki bersama-sama.
2 =2=1×2
4 =2+2=2×2
6 =4+2=2+2+2=3×2
8 =6+2=2+2+2+2=4×2
10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2 dan seterusnya
Jika kita sudah memahami maksud dari kelipatan bilangan, selanjutnya kita pelajari
mengenai kelipatan persekutuan. Apa yang dimaksud dengan kelipatan persekutuan?
Bagaimana mencari kelipatan persekutuan dari 2 dan 3? Caranya:
-Gambarlah sebuah garis bilangan, kemudian catatlah bilangan loncat 2 dan bilangan loncat 3.
-Gambarkan alurnya pada garis bilangan masing-masing bilangan loncatnya.
-Catatlah bilangan yang dilalui oleh alur garis bilangan dua kali.
Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-
bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Cara mencari KPK dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan
Contoh :
Kelipatan 8 = {8, 16, 24, 32, 40, 48, …} Kelipatan 12 = {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 = { 24, 48, …}
Kelipatan persekutuan yang paling kecil adalah 24 maka KPK dari
8 dan 12 = 24
Pada umumnya murid sekolah dasar memiliki kesulitan dalam mempelajari pelajaran
khususnya matematika. Tetapi dengan seiring berjalan nya waktu teknologi semakin
berkembang. Dengan kemajuan teknologi para guru berinisiatif membuat alat peraga baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, dengan tujuan mempermudahan
penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan saat proses belajar mengajar yang akan
dilakukan dikelas.
Adapun tujuan dari pembuatan “Dekak KPK“ yaitu mempermudah murid mempelajari,
memahami materi tentang KPK dengan mudah dan cepat, dan selain itu bukan hanya
guru saja yang berperan aktif saat proses belajar mengajar melainkan murid juga ikut
serta aktif dalam mempraktekan materi yang disajikan dengan alat peraga yang telah disajikan.
10
Selain murid dapat memahami tentang materi KPK, guru juga dapat menumbuhkan rasa
percaya diri dan rasa ingin tahu murid-murid untuk menggali ilmu pengetahuan yang ingin di
peroleh oleh murid tersebut tanpa harus merasa malu dan pesimis, selain itu suasana kelas
yang biasanya sepi tetapi dengan menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga tersebut suasana kelas menjadi hidup kembali dan
proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan efektif.
4. Masukkan lingkaran biru pada tiang yang sebagai penanda bahwa itu merupakan
wilayah kelipatan.
5. Perhatikan lingkaran biru dari dua bilangan tersebut. Apakah lingkaran biru itu berada
sejajar dari atas ke bawah pada wilayah yang sama? Jika tidak maka balik angka-angka
1-10 menjadi 11-20
11
Lembar Kegiatan Siswa
Mencari KPK
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
12
Kunci LKS: I.
Soal Kuis
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-
bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Untuk memudahkan penanam konsep KPK maka
digunakan alat peraga yaitu “Dekak KPK ”. Penggunaan alat peraga merupakan salah satu alternatif
dalam proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat dengan mudah memahami matematika
secara baik dan tidak terjadi kesalah konsep.
3.2 Saran
Dalam menanamkan konsep KPK kepada siswa, guru harus mampu menciptakan proses belajar
yang aktif dan menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu guru pun harus mampu menciptakan
alat peraga yang kreatif dalam pembelajaran agar belajar matematika mudah untuk dipahami.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, J. S. 1962. On knowing : Essay For the left hard Cambridge. Harvard
University Press.
Moesono, Djoko,dkk.1999.Matematika 4 Mari Berhitung untuk Sekolah
DasarKelas 4.Jakarta:Balai Pustaka.
Mustaqim, Burhan,dkk.2008.Ayo Belajar Matematika Jilid 4 untuk SD dan MI
Kelas IV.Jakarta:Pusat Perukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sukahar,dkk.1998. Matematika 6 Mari Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas
6.Jakarta:Balai Pustaka.
Sinaga,Mangatur.2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas
IV.Jakarta:Erlangga.
Fatoni H.R.2010.”Sintak (Tahapan) Model-model Pembelajaran”.
http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/. Diakses pada 26 Februari pukul 19.00
Milatu’s.2012.”Alat Peraga Dakon KPK dan FPB”.
http://mimaarif01layansari.blogspot.com. Diakses pada 26 Februari pukul 19.02
Rizki.2011.“Cara Mudah Belajar KPK dan FPB” http://catatanakhirkuliah.weebly.com.
Diakses pada 26 Februari pukul19.05
Ratih.2010.”Bagaimana membelajarkan konsep FPB dan KPK?”. http://guru-
matematika-sd.blogspot.com/. Diakses pada 26 Februari pukul 19.10
Sutarso,Oce.2012. “FPB dan KPK”. http://trazo212.wordpress.com. Diakses pada26
Februari pukul 19.10
15
Pertanyaan, Kritik dan Saran
16