A. Kajian Pustaka
referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat
1. Konsep
1991: 8). Sedangkan menurut Dahar (2006: 62) berpendapat bahwa belum ada
kelas obyek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang
sama. Karena orang mengalami stimulus yang berbeda-beda, maka orang akan
tertentu.
9
10
a. Dimensi Konsep
1) Atribut. Setiap konsep harus mempunyai atribut yang relevan dan juga atribut
yang tidak relevan. Contohnya konsep meja harus memiliki permukaan yang
datar.
b) Konsep konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya satu atau dari dua atau
3) Keabstrakan. Konsep-konsep yang dapat dilihat dan konkret atau konsep itu
4) Keinklusifan. Ini ditunjukkan pada jumlah contoh yang terlihat dalam konsep
itu.
konsp tanaman yang dapat dimakan. Makin umum suatu konsep makin banyak
7) Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
2. Konsepsi
terhadap suatu konsep. Sementara hal yang sama disampaikan oleh Budi (1992:
kering maka setelah beberapa saat kemudian akan ditemukan titik-titik air yang
dari uap air berada di udara sekitar gelas. Ketika udara yang mengandung air
tersebut menyentuh permukaan gelas yang dingin, maka uap air akan
mengembun dan menempel pada permukaan gelas. Peristiwa tersebut tentu akan
pemahaman yang berbeda dengan siswa lain tentang satu sama lain tentang
individu untuk menafsirkan atau memahami suatu konsep yang diperoleh dari
lingkungan sekitar.
12
3. Miskonsepsi
miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan
yang lain dalam mempelajari konsep untuk menangkap makna konsep melalui
salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang
miskonsepsi adalah konsep awal yang dibawa siswa kadang-kadang tidak sesuai
atau bertentangan dengan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal
yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau
salah konsep. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam
bidang itu.
a. Penyebab Miskonsepsi
1) Siswa
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal,
antara lain:
guru. Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi. Salah konsep
awal ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti pelajaran
siswa. Suparno (2005: 35) juga menegaskan bahwa miskonsepsi akan lebih
lain-lain.
pengertian yang berbeda dari kata-kata antar siswa dan guru juga dapat
c) Pemikiran humanistik
Osborne, dkk (dalam Suparno 2005: 36) siswa kerap kali memandang
dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup sehingga tidak cocok.
yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap disebabkan karena
Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi.
Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang secara spontan
intuisi bahwa benda yang besar akan jatuh bebas lebih cepat daripada benda
yang kecil. Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan
mengakibatkan miskonsepsi.
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti
bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang
konsep tersebut.
15
g) Kemampuan siswa
Siswa yang kurang berbakat fisika atau kurang mampu dalam mempelajari
proses belajar.
2) Guru
oleh guru fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika
3) Buku
Buku terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis buku menurut Suparno (2005:
a) Buku Teks
dalam diri anak tertanam nilai dan pengertian yang tidak benar.
c) Kartun (Cartoon)
4) Konteks
Konteks terdiri dari lima jenis. Kelima jenis tersebut yaitu pengalaman,
bahasa sehari-hari, teman lain, keyakinan dan ajaran agama, dan metode
a) Pengalaman
mengalami, bahwa mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras. Motor
akan kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan bahan bakarnya
tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini
siswa berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian yang terbatas dan
b) Bahasa Sehari-hari
lain dengan fisika (Gilbert dalam Suparno, 2005: 48). Misalnya, dalam
bahasa sehari-hari siswa mengerti dan menggunakan istilah berat dan kg.
Tetapi dalam fisika, berat adalah suatu gaya, dan unitnya adalah Newton.
c) Teman Lain
suaranya vokal. Bila siswa yang dominan atau vokal itu mempunyai
miskonsepsi, maka jelas mereka dapat mempengaruhi siswa lain dalam hal
miskonsepsi.
ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat
e) Metode Mengajar
menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun
1) Peta Konsep
proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan lengkap antar konsep (Nova
menganalisis. Kelemahan model ini adalah alasan siswa yang tidak tercantum
mereka.
4) Wawancara Diagnosis
guru atau peneliti memang bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat
pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya pun secara garis besar sudah
kelas tersebut dapat diketahui tepat atau tidak gagasan yang disampaikan oleh
siswa tersebut.
Praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa yang
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmih pada siswa serta rasa
mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Depdikbud, 1994:
81).
20
pengetahuan alam merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam. IPA ini membahas tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
pembelajaran IPA adalah ilmu yamg membahas mengenai gejala-gejala alam yang
terjadi di sekitar manusia yang kemudian disusun secara sistematis dari hasil
Depdikbud (1994: 97) menjabarkan ada 5 fungsi dari mata pelajaran IPA.
sehari-hari.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
hari.
4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
a. Gaya
gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda
berubah bentuk, dan berubah arah (Sulistyanto, 2008: 89). Secara sadar atau
tidak kita sering melakukan aktivitas yang memerlukan gaya. Tetapi jenis gaya
tidak hanya yang kita keluarkan. Winarti, dkk (2009: 61) menjelaskan berikut
1) Gaya magnet
Gaya magnet adalah kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda logam
lainnya yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara
dan selatan. Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum, ada yang
berbentuk huruf “U”, berbentuk silinder, berbentuk lingkaran dan ada yang
berbentuk batang.
Gaya listrik statis adalah kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan
kering kita, kemudian dekatkan pada sobekan kertas, maka sobekan kertas
Gaya gravitasi bumi adalah kekuatan bumi untuk menarik benda lain ke
bawah. Bila kita melempar benda ke atas, baik dari kertas, pensil atau benda
lain maka semua benda itu akan jatuh ke bawah. Berbeda bila di luar
4) Gaya Gesekan
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi ketika dua benda yang bergesekan satu
sama lain. Gaya gesek bisa menguntungkan dan merugikan. Bila kita
berjalan di jalan yang kering, antara sepatu dan jalan akan muncul gaya
gesek. Gaya gesek ini membantu kita untuk bisa berjalan. Bayangkan bila
jalanan licin, maka gaya geseknya akan kecil dan kita akan kesulitan untuk
berjalan.
b. Pesawat Sederhana
1. Tuas
Tuas atau pengungkit adalah salah satu pesawat sederhana yang digunakan
untuk mengubah hasil dari suatu gaya. Tuas terdapat tiga bagian yaitu titik
beban, titik kuasa dan juga titik tumpu. Tuas dapat digolongkan menjadi
Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada
diantara titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan tang.
Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada di antara titik
kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu
dan titik kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsip tuas kelas
kedua antara lain : Gerobak dorong, pembuka botol, dan pemecah biji.
Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik
2. Bidang Miring
yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang kita keluarkan
Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita
3. Katrol
Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang
dapat berputar bersama-sama. Contohnya yaitu roda sepeda, kursi roda, roda
Gambar 2.2 merupakan contoh roda berporos yaitu roda pada sepeda. Kedua
roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-
sama
26
c. Sifat-sifat Cahaya
Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya
yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan
oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya memiliki sifat
d. Periskop
Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada kapal selam
melihat benda yang berada di atas batas pandang (Sulistyanto, 2008: 136).
(2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan
batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari
mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan
yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun
lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut
pelapukan biologi.
f. Susunan Bumi
Peneliti akan menjabarkan dua hal mengenai susunan bumi. Hal tersebut
atas permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut
aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan
yaitu :
a) Kerak
Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan
tebal. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.
c) Inti
Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar
dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat
Sekolah Dasar (SD) terhadap Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis
masih banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria
75% sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya
ditemukan suatu konsep yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami
Limas Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis-jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas VI Sekolah Dasar serta
terjadi pada kesalahan siswa mengklasifikasikan contoh limas dan juga jenis-jenis
Fisika SD.
“Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat SMA Swasta
pemahaman siswa diempat SMA swasta yang ada di Yogyakarta. Hasil dari
dipahami mengenai konsep Hukum Newton II dan konsep yang paling tidak
siswa di empat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gaya akhir untuk
menyebabkan gaya lebih besar, gabungan gaya menentukan arah, gerakan yang
31
menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda, ada hambatan, dan gaya
atas dilakukan pada IPA Fisika khususnya materi gaya dan hukum Newton II
untuk siswa Sekolah Menengah Atas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa miskonsepsi pada siswa SDN
4 Trebungan tentang materi fotosintesis terjadi pada setiap soal yang diberikan.
pengertian fotosintesis dan reaksi fotosintesis sebesar 46%, konsep peran klorofil
dialami oleh siswa SDN 4 Trebungan bersumber dari siswa 62%, guru dan siswa
karena dilaksanakan pada siswa sekolah dasar kelas V dan menggunakan materi
“Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VII pada Konsep Sistem Pencernaan dan
atas dilakukan pada siswa kelas VII MTsN, sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada IPA Fisika untuk siswa Sekolah Dasar. Kelima penelitian di
C. Kerangka Berpikir
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia sehingga IPA merupakan ilmu yang
pasti. Berdasarkan hal tersebut setiap konsep dalam IPA harus dipelajari dengan
dan itu dapat membentuk konsep yang berbeda karena cara menerima stimulus
yang berbeda. Akibat cara menerima stimulus yang berbeda itu sehingga dapat
terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi adalah konsep awal yang dibawa siswa kadang-
kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan dengan konsep yang diterima para
ahli. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan
metode mengajar.
Miskonsepsi sangat dihindari karena apabila sejak awal masa sekolah dasar
telah salah konsep maka ditingkat selanjutnya juga akan salah. Menurut Suparno
(2005: 55) secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi
miskonsepsi tidak sesuai atau tidak berhasil karena pendidik tidak tahu persis
tanah, proses pembentuan tanah karena pelapukan batuan, dan lapisan susunan
bumi. Peneliti melakukan penelitian ini dengan harapan penelitian ini dapat
D. Hipotesis