TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Konsep
Konsep konsep merupakan kategori kategori yang kita berikan pada stimulus -
stimulus yang ada di lingkungan kita. Konsep konsep menyediakan skema skema
terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus stimulus baru. Menurut Rosser (Dahar 1991)
konsep konsep merupakan kategori - kategori yang kita berikan pada stimulus stimulus yang
ada di lingkungan. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Ali (Sudrajat 2003) mendefinisikan
konsep sebagai rancangan atau ide yang diabstrakkan dari peristiwa yang konkret.
Woodruff (Amin, 1987) menjelaskan pengertian konsep menjadi 3 bagian yaitu :
1. Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan / ide yang relative sempurna dan
bermakna.
2. Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu abstrak.
3. Konsep adalah produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian
terhadap objek objek atau benda benda melalui pengalamannya (setelah melakukan
persepsi terhadap objek/benda).
Selain itu konsep dapat diartikan sebagai di mana mereka menghilangkan perbedaan dari
segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah olah mereka identik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa konsep adalah abstraksi yang mempermudah komunikasi antar manusia dari
peristiwa konkret dan konsep memungkinkan manusia untuk berfikir. Pengertian konsep sendiri
adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap eksistensinya.
2.1.3 Miskonsepsi
Konsep dalam ilmu pengetahuan kebanyakkan mempunyai arti yang jelas, yang sudah
disepakati oleh pakar ilmu yang bersangkutan. Akan tetapi tafsiran siswa terhadap konsep
konsep tersebut berbeda beda karena tidak ada dua orang atau lebih yang mempunyai
pengalaman yang persis sama, maka konsep konsep yang dibentuk juga mungkin berbeda
(Dahar.R,W, 1996). Miskonsepsi dapat diartikan sebagai pertentangan atau ketidakcocokan
konsep yang dipahami siswa dengan konsep yang dipahami siswa dengan konsep pada buku
refrensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nakhleh (1992) yang menyatakan bahwa
Misconception mean any concept that differ from the commonly accepted scientific
understanding of term (Miskonsepsi beberapa konsep yang berbeda dari pengertian istilah
berdasarkan keilmuan yang diterima biasanya).
Miskonsepsi atau salah konsep menunjukkan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dengan bidang itu. Bentuk
miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep
konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Novak (1984), mendefinisikan miskonsepsi
sebagai suatu interprestasi konsep konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima.
Brown (1989;1992), menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif. Novak
(1984), mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interprestasi konsep konsep dalam suatu
pernyataan yang tidak dapat diterima. Feldsine (1987), menemukan miskonsepsi sebagai suatu
kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep konsep. Fowler (1987), memandang
miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh contoh yang salah, kekacauan konsep konsep yang berbeda, dan hubungan
hirarkis konsep konsep yang tidak benar (Suparno, Paul, 2005).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep dengan
mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan. Renner dan Brumby dalam Abraham et al. (1992)
telah menyusun kriteria untuk mengelompokkan pemahaman konsep seperti pada Tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1. Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep
No Kriteria Derajat Kategori
Pemahaman
1 Tidak ada jawaban/kosong, menjawab Tidak paham Tidak
Memahami
"saya tidak tahu"
2 Mengulang pernyataan, menjawab tapi Tidak memahami
Logis
4 Jawaban menunjukkan ada konsep Memahami
sebagian dengan
yang dikuasai tetapi ada pernyataan miskonsepsi
miskonsepsi
5 Jawaban menunjukkan hanya sebagian Memahami Sudah Paham
sebagian konsep
konsep dikuasai tanpa ada miskonsepsi
6 jawaban menunjukkan konsep memahami konsep
benar
(Purtadi, 2009)
Miskonsepsi berdasarkan pengelompokkan yang dilakukan oleh Abraham et.al (1992) di
atas merupakan salah satu tingkatan pemahaman konsep yang menunjukkan belum terpenuhinya
penguasaan seluruh komponen konsep. Oleh karena itu, analisis bentuk miskonsepsi yang terjadi
pada siswa dapat dilakukan melalui analisis komponen konsep yang belum dikuasai oleh siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis konsep adalah nama konsep, atributatribut
kriteria dari konsep, atribut-atribut variabel dari konsep, definisi konsep, contoh-contoh dan
noncontoh-contoh dari konsep, serta hubungan konsep dengan konsep yang lain. Bentuk-bentuk
kalimat miskonsepsi yang ditemukan dalam jawaban siswa beraneka ragam.
Asal munculnya miskonsepsi dapat berbeda tergantung dari sifat konsep dan bagaimana
konsep itu diajarkan. Sumber miskonsepsi berdasarkan bagaimana konsep diajarkan adalah: a)
generalisasi dasar analogi, b) bagaimana pengetahuan disajikan dalam buku teks, c) pelatihan
guru, d) pemahaman konsep yang komplikatif dan tergantung pada konsep dan situasi. Jenis-
jenis miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik berdasarkan bagaimana miskonsepsi itu
diperoleh (sumber) dapat dilihat pada Tabel 2.1. Menurut Euwe van Deg Berg (1991),
miskonsepsi adalah pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami seseorang dengan
konsep yang disepakati oleh pakar ilmu pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan apabila konsepsi
siswa tersebut tidak dapat dianggap salah tetapi apabila konsepsi siswa menyimpang dari
konsepsi ilmuwan, maka siswa tersebut telah mengalami miskonsepsi.
2.1.4 Sebab Sebab Terjadinya Miskonsepsi
Miskonsepsi yang timbul pada seseorang bisa bermacam macam, di antaranya menurut
Gilbert dan Zybertajn akibat interaksi dengan guru, menurut Cho akibat dari membaca buku
pelajaran, menurut Strauss akibat interaksi dengan lingkungan sosialnya (Griffith dan
Preston,1992). Serta adanya pengalaman yang berbeda beda dalam kehidupan seseorang
sehingga konsep yang dibentuk setiap orang ada kemungkinan akan berbeda pul. Setiap orang
akan menafsirkan suatu konsep dengan cara sendiri sendiri yang disesuaikan dengan pola
pikirnya. Pembentukan pola pikir atau struktur kognitifnya seseorang ini tergantung dari daya
piker dan daya tangkap orang tersebut terhadap stimulus stimulus yang diberikan kepada
orang tersebut serta dari apa yang telah diketahui sebelumnya.Salah satu penyebab miskonsepsi
adalah siswa. Siswa mengalami miskonsepsi dapat diketahui dengan cara :
Prakonsepsi
Intuisi yang salah
Tahap perkembangan kognitif siswa
Kemampuan siswa
Minat belajar siswa
Siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya mengenai bahan yang sedang
dibicarakan (Mestre,1989 ; Brouer, 1984). Hal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya membuat siswa
bigung dan siswa secara pribadi maupun umum di kelas. Dari jawaban yang jujur itu dapat
dilihat apakah gagasan siswa benar atau tidak.
Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang biasanya mengandung
miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa berdiskusi dengan bebas. Guru memantau dari
jalannya diskusi konsep konsep yang salah.
Langkah berikutnya adalah guru mencari penyebab atau asal dari miskonsepsi yang
dialami siswa. Untuk menemukan penyebab atau asal dari miskonsepsi di atas, guru dapat
melakukan wawancara lebih lanjut ataupun bertanya bagaimana siswa sampai mempunyai siswa
sampai mempunyai miskonsepsi tersebut. Yang biasanya dapat digunakan untuk menggali
miskonsepsi, antara lain :
1. Guru melakukan wawancara pribadi ataupun umum di kelas, bagaimana siswa sampai
mempunyai gagasan yang tidak tepat tersebut.
2. Melalui pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa, ada baiknya disatukan dengan
miskonsepsi.
Adapun langkah langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi
menurut Van Den Berg (1990) adalah :
1. Mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa
2. Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut
3. Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi. Perlakuan yang dimaksud
adalah memberikan remedial kepada siswa yang mengalami miskonsepsi.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama.Ikatan kovalen terbentuk antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron
(sesama atom bukan logam).
Contoh H + H H H
Cl Cl Cl Cl
+ Cl Cl
b. Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu jika elektron yang digunakan bersama berjumlah dua
pasang contoh :
O O O O
+ O O
c. Ikatan Kovalen rangkap tiga, yaitu jika elektron yang digunakan bersama berjumlah tiga
pasang contoh :
N + N N N N N
d. Ikatan Kovalen Koordinasi, yaitu Ikatan yang dibentuk dari pemakaian pasangan elektron
secara bersama, tetapi pasangan elektron yang dipakai bersama tersebut berasal dari salah
satu atom atau gugus yang berikatan sedangkan atom atau gugus yang lain tidak
memberikan elektron.
contoh :
Pembentukan senyawa NH3 + BH3
H H H H H H
H N : + B H H N : B H Rumus struktur H N B H
H H H H H H
e. Ikatan Kovalen Polar, yaitu jika pasangan elektron yang dipakai bersama memihak atau
mengutub kesalah satu atom atau gugus atom.contoh : senyawa yang berikatan kovalen
polar adalah molekul HCl, dimana antara atom H dan Cl memiliki perbedaan
keelektronegativitas yang besar, yaitu H=2,1 dan Cl=3,0. Pasangan elektron yang dipakai
bersama akan megutup kearah atom Cl perhatikan gambar berikut.
H Cl
f. Ikatan Kovalen Non Polar, yaitu ikatan yang terbentuk dari unsur non logam yang
mempunyai keelektronegatifan kecil atau nol. Contohnya seperti O2 , H2, Cl2, F2, N2, CH4,
CCl4 dan sebagainya. Molekul seperti O2 , H2, Cl2, F2, N2 memiliki perbedaan
keelektronegatifan = 0. Molekul seperti CH4 dan CCl4 bersifat non polar karena bentuk
molekulnya yang simetris.
O O
O2
g. Ikatan Kovalen Koordinasi, yaitu Berdasarkan asal pasangan elektron yang digunakan
bersama, maka dikenal adanya : Ikatan Kovalen Koordinasi yaitu ikatan kovalen di mana
pasangan elektron yang digunakan bersama keduanya berasal dari salah satu atom.
Contoh :
Ikatan kovalen antara ion H+ dengan molekul NH3 membentuk ion NH4+ :
Konfigurasi electron :
7N = 2, 5 untuk mencapai keadaan stabil dengan konfigurasi octet perlu 3
elektron.
1 H= 1 untuk mencapai keadaan stabil dengan konfigurasi duplet perlu 1 elektron.
Ion H berasal dari atom yang melepaskan elektronnya, sehingga ion H + tidak memiliki
+
elektron
H
H N H+
H ik.kov koordinasi
Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal (ikatan
tunggal). Apabila terdapat dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis rangkap dua (ikatan
rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti dengan garis rangkap tiga (ikatan rangkap
tiga)
2.2.3 Ikatan Logam
Ikatan logan adalah Ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara
muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negative dari elektron elektron yang bebas
bergerak dalam logam tersebut .
Ion positif Awan elektron