Anda di halaman 1dari 7

MISKONSEPSI IPA (FISIKA) PADA GURU SD

Pujayanto
Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan penelitian untuk: 1). Mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA
(Fisika) guru Kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar; 2). Mendiskripsikan
profil miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru Kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar.
Penelitian ini dilakukan di SD yang berada di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar tahun ajaran 2006/2007, dengan menerapkan metode penelitian expose facto. Sumber
data yang digunakan merupakan sumber data primer, karena penelitian memperoleh data langsung
dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Kelas 5 Sekolah Dasar di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Sampel diambil secara acak dari guru-guru kelas 5
SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.Sampel terdiri dari 20 orang guru.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah tes. Instrumen tes yang digunaka berupa tes
diagnostik miskonsepsi pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Untuk menjawab hipotesis
penelitian digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu berupa analisis kualitatif tentang
ada tidaknya miskonsepsi.
Dari hasil analisis data ternyata terbukti bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA (Fisika)
pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari
30%) dan besar persentase miskonsepsinya sebagai berikut adalah sebagai berikut: 1). gaya dapat
berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); 2). gaya gravitasi dapat
berupa dorongan maupun tarikan (40 %); 3). massa benda di bumi sama dengan massa benda di
bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan (60%); 4). setiap dua benda
bersentuhan muncul gaya gesekan (60%); 5). pesawat sederhana meringankan kerja manusia,
berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi yang
digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6). cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat
dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85%); 7). benda
dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata yang sampai ke
benda (50%); 8). cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya
lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55%).

Kata kunci: miskonsepsi, profil miskonsepsi, konsep gaya dan cahaya

PENDAHULUAN siswa sulit untuk diubah karena konsepsi


Setiap siswa telah memiliki penga- tersebut merupakan hasil dari sekian tahun
laman dan pengetahuan sendiri mengenai perkembangan dan pengalaman. Konsep
alam yang berkaitan dengan fisika. awal yang dimiliki siswa ada yang benar dan
Pengalaman dan pengetahuan tersebut ada juga yang salah. Setelah menerima
membentuk suatu konsepsi atau teori pendidikan di sekolah, seringkali konsep
mengenai alam yang secara konsisten di- yang telah dibangun oleh siswa tersebut
gunakan oleh anak tersebut untuk menyimpang dari konsep yang benar.
menafsirkan peristiwa alam di sekitarnya. Pemahaman siswa yang tidak sesuai dengan
Jadi pada saat mengikuti pelajaran fisika konsep yang diakui oleh para ahli disebut
siswa tidak dengan kepala kosong. Konsep miskonsepsi.
awal yang dimiliki siswa dapat dipandang Rendahnya prestasi fisika siswa tidak
sebagai suatu kerangka yang mencerminkan selamanya dikerenakan oleh rendahnya
hubungan antara konsep-konsep yang dipakai tingkat pemahaman siswa, namun dapat juga
untuk menafsirkan informasi mengenai alam. diakibatkan dari terjadinya pemahaman yang
Kerangka itu bukan sekedar hasil hafalan salah (miskonsepsi) oleh siswa. Miskonsepsi
melainkan hasil pengalaman dengan alam pada siswa dapat bersumber dari berbagai
sepanjang hidup. Oleh sebab itu, konsepsi faktor antara lain dari siswa sendiri, buku

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 22


teks dan dari guru yang mengajarkannya. yang dialami oleh mahasiswa pendidikan
Penyebab dari guru yaitu, ketidakjelasan fisika FKIP UNS setelah menempuh mata
dalam menyampaikan materi pelajaran, kuliah fisika dasar; (2) profil miskonsepsi
penggunaan media pelajaran yang tidak arus listrik dan potensial, yang ditemukan
sesuai dengan materi yang disampaikan, antara lain: (a) dalam suatu rangkaian listrik
penggunaan analogi yang keliru serta makin jauh dari kutub positif sumber
kurangnya kemampuan guru dalam tegangan, makin kecil arusnya karena
mengelola dan menyampaikan materi dihambat oleh resistor, sebagian arus dipakai
pelajaran.Sedangkan penyebab dari siswa at-au dikonsumsi oleh resistor; (b) jika
antara lain, rendahnya motivasi belajar, cara komponen suatu rangkaian listrik dubah,
belajar yang kurang baik dan kurang mampu maka hanya arus di belakang komponen itu
dalam mengaitkan antara konsep-konsep yang berubah, sedangkan arus di depan
yang saling berhubungan. komponen tidak berubah; (c) dalam suatu
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pada rangkaian listrik suatu sumber tegangan
berbagai tingkatan pendidikan formal dalam dianggap sebagai sumber arus tetap, lebih
berbagai subjek. Miskonsepsi pada umumnya tepat daripada sebagai sumber tegangan tetap
sulit direduksi meskipun berbagai upaya dan miskonsepsi ini mengakibatkan banyak
perbaikan pembelajaran telah dilakukan. Hal kesalahan; (d) pada rangkaian seri maupun
ini antara lain disebabkan oleh: (1) jarang parallel, jika lampu dilepas dari fittingnya,
dilakukan tes atau tugas yang ditujukan untuk beda potensial antara ujung-ujung rangkaian
melihat terjadinya miskonsepsi, (2) adalah nol, beda potensial antara ujung-ujung
miskonsepsi muncul dari kesalahan analogi, rangkaian terbuka selalu nol; (e) sebagian
(3) banyak miskonsepsi yang muncul dari mahasiswa mencampur pengertian seri dan
keterangan terlalu singkat, tanpa penjelasan paralel berkaitan dengan resistor maupun
rinci, (4) adanya slogan misalnya aksi sama baterei dalam suatu rangkaian listrik.
dengan reaksi dan setiap akibat memiliki Beberapa contoh miskonsepsi dalam
sebab, akan mendorong pemikiran yang bidang mekanika adalah siswa menganggap
dangkal (Simanek, Donald E, 2009). bahwa sebuah benda hanya bisa diam jika
Penelitian mengenai miskonsepsi sama sekali tidak ada gaya yang bekerja
pada konsep fisika sudah dilakukan sejak padanya. Banyak siswa sekolah menengah
beberapa tahun yang lalu oleh para peneliti yang beranggapan bahwa besarnya gaya
fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gesekan yang dialami suatu benda yang
banyak siswa atau mengalami miskonsepsi berada di suatu permukaan hanya tergantung
pada konsep fisika meliputi konsep pada kekasaran permukaan itu. Padahal tidak
kelistrikan, mekanika, optik geometri, suhu hanya dipengaruhi oleh kekasaran
dan kalor,kinematika, dan sebagainya. permukaan, tetapi massa benda dan gaya
Misalnya dalam konsep kelistrikan, pada yang bekerja pada benda juga ikut
tahun 1982 Osborne mewawancarai siswa mempengaruhi (Paul Suparno, 2005).
SD di Amerika Serikat yang belum pernah Miskonsepsi siswa pada konsep gaya
mendapat pelajaran mengenai kelistrikan. yang ditemukan oleh Halloun I. A. and
Ternyata mereka sudah memiliki konsepsi Hestenes D. (1985) antara lain: (1) sebuah
mengenai arus listrik. Osborne menemukan benda akan diperlambat bila tidak ada gaya
empat model mengenai arus listrik, yaitu luar yang bekerja, (2). gerak benda akan
arus dari satu kutub saja sudah cukup untuk searah dengan gaya terbesar yang bekerja, (3)
menyalakan lampu, arus berlawanan arah benda yang diberi gaya konstan akan
dari dua kutub bertabrakan dan menyalakan bergerak dengan kecepatan konstan, (4)
lampu, arus semakin berkurang karena benda yang bergerak lebih cepat dikarenakan
digunakan oleh lampu dan alat listrik lainnya, gaya yang bekerja padanya lebih besar, (5)
dan anggapan bahwa arus tetap(van den benda yang lebih berat akan jatuh lebih dulu.
Berg, 1991: 63). Sedangkan Gunstone R. F. (1987) juga
Dari hasil penelitian yang telah penulis menemukan miskonsepsi pada siswa yang
lakukan tentang miskonsepsi kelistrikan menyatakan bahwa gaya nornal tidak
(2002) dengan populasi mahasiswa program mungkin melebihi berat benda.
studi pendidikan fisika, diperoleh kesimpulan Miskonsepsi juga terjadi pada konsep
penelitian: (1) ada miskonsepsi konsep listrik kinematika. Paul Suparno (2005:12)

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 23


menuliskan dalam bukunya bahwa beberapa terjadi pada proses pembentukan bayangan
siswa yang mengalami miskonsepsi meng- pada cermin dan lensa. Salah satunya
anggap bahwa benda yang massanya lebih diungkapkan oleh Croucher, Bertatamini and
besar akan jatuh lebih cepat. Dia juga Hecht (2002) yaitu untuk menjelaskan
mengungkapkan bahwa siswa beranggapan pembentukan bayangan pada cermin datar
percepatan dan kecepatan selalu memiliki sebagian mahasiswa yakin bahwa hanya satu
arah yang sama. Hal serupa dinyatakan oleh sinar yang merambat ke cermin dan
Giancoli (2001:42), miskonsepsi tentang dipantulkan menuju cermin sehingga
percepatan dan kecepatan, yaitu: (1) membentuk bayangan maya.
percepatan dan kecepatan selalu memiliki Miskonsepsi tidak hanya dimiliki
arah yang sama, (2) sebuah benda yang oleh siswa saja, tetapi juga dapat dimiliki
dilempar ke atas mempunyai percepatan nol oleh guru atau mahasiswa calon guru.
pada titik tertinggi. Pada tahun 1992, A. Miskonsepsi juga terjadi pada di seluruh
Hapkiewicz mengungkapkan beberapa konsep fisika. Oleh sebab itu, sangat
miskonsepsi mengenai kinematika. Beberapa disayangkan jika miskonsepsi yang terjadi
diantaranya adalah, When dropped in a pada guru atau mahasiswa calon guru tidak
vacuum, objects of different masses fall at segera diatasi, karena akan terjadi rambatan
different speeds. If an object has a speed of miskonsepsi. Hal ini tentu saja secara umum
zero (even instantaneously), it has no akan mempengaruhi mutu pendidikan di
acceleration. Tom Brown dan Jeff Crowder Indonesia.
juga menuliskan beberapa miskonsepsi Berdasarkan penjelasan dari
mengenai kinematika. Dalam website beberapa contoh hasil penelitian miskonsepsi
Universitas Montana, mereka menuliskan pada beberapa konsep fisika yang telah
beberapa miskonsepsi pada sub materi dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa ada
kinematika, diantaranya: Same position kemungkinan miskonsepsi juga dialami oleh
means samespeed. Velocity is intrinsic to a guru sekolah dasar. Maka penulis
particle, and doesnt depend on the observer mengadakan penelitian yang bertujuan untuk
(i.e. the ground is a preferred observer). mengidentifikasi miskonsepsi konsep IPA
Velocity must be positive. (fisika) yang dialami guru sekolah dasar.
(http://www.physics.montana.edu/physed/mi Identifikasi miskonsepsi diartikan sebagai
sconceptions/index.html). suatu cara yang dilakukan untuk
Penelitian miskonsepsi cahaya antara mengidentifikasi siswa yang diperkirakan
lain oleh Stead dan Osborne (1980) serta mengalami miskonsepsi. Untuk meng-
Anderson dan Karrqvist (1981) mem- identifikasi miskonsepsi siswa, Djono R
perlihatkan bahwa banyak siswa atau (1990:76) memberikan langkah-langkah
mahasiswa berpikir bahwa cahaya tidak identifikasi sebagai berikut: menetapkan
berjalan sama sekali atau hanya berjalan individu yang mengalami miskonsepsi,
dalam lingkungan gelap(van den Berg, menetapkan lokasi dimana miskonsepsi
1991: 93). Kebanyakan buku teks dan guru terjadi, menetapkan latar belakang
tidak sadar akan konsepsi ini. Bahwa cahaya miskonsepsi.
merambat dan kecepatan cahaya hanya Ketiga langkah di atas dapat
bergantung pada medium dan tidak dilakukan dengan cara pemberian tes diag-
bergantung pada sumber jarang dinyatakan nostik. Menurut Suke Silverius (1991:157)
secara eksplisit baik oleh guru maupun pada bahwasasaran utama tes diagnostik adalah
buku teks. Demikian juga dengan proses menemukan kekeliruan-kekeliruan atau
penglihatan. Guru dan buku menganggap kesalahan konsep dan kesalahan proses yang
bahwa siswa sudah tahu bahwa manusia terjadi pada diri siswa dalam mempelajari
dapat melihat benda karena menerima sinar- suatu topik belajar tertentu. Apabila dari tes
sinar pantul dari benda tersebut atau karena diagnostik tersebut siswa mengalami
benda tersebut merupakan sumber cahaya kesulitan belajar atau miskonsepsi, sehingga
sehingga mata menerima sinar-sinar asli dari dapat diupayakan perbaikan oleh guru yaitu
benda tersebut. Sebagian siswa ada yang cara mengajar dan perbaikan terhadap siswa
menganggap bahwa manusia dapat melihat yaitu pada cara belajar siswa.
karena mata memancarkan sinar yang Cara-cara tes diagnostik yang di-
meraba-raba lingkungan. Miskonsepsi juga gunakan untuk mengidentifikasi adanya

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 24


miskonsepsi bermacam-macam, antara lain validitas isi dan validitas logis. Konstruksi
melalui wawancara, peta konsep dan tes tes atas dasar validasi isi yang harus dapat
objektif beralasan. Pada penelitian ini tes membedakan mereka yang mengalami
diagnostik yang digunakan adalah tes miskonsepsi maupun yang tidak mengalami
objektif dengan pilihan jawaban benar atau miskonsepsi. Untuk mendapatkan tes dengan
salah yang disertai pilihan alasan. validitas isi yang baik, penyusunan materi tes
Masalah yang pertanyaan penelitian disesuaikan dengan cakupan materi IPA
ini adalah: 1). Apakah ada miskonsepsi IPA Kelas 5 SD. Sedangkan untuk mendapatkan
(Fisika) yang dialami guru Kelas 5 SD di tes dengan validitas logis yang memadai,
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten instrumen penelitian dikonfirmasikan dengan
Karanganyar?; 2). Bagaimana profil ahli.
miskonsepsi IPA (Fisika) yang dialami guru Dugaan adanya miskonsepsi tersebut
Kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu pada dasarnya terletak pada masalah dapat
Kabupaten Karanganyar? memberikan alasan yang tepat terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk: 1). pernyataan utama. Materi yang hendak
mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA diungkap dalam miskonsepai adalah gerak
(Fisika) yang dialami guruKelas 5 SD di (gaya) dan cahaya. Adapun pengelompokan
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten jawaban guru tersebut berdasarkan pada:
Karanganyar; 2). Mendiskripsikan profil 1). Jawaban guru termasuk kategori tidak
miskonsepsi IPA (Fisika) yang dialami memahami (T) bila:
guruKelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu a). Pernyataan utama benar, tetapi kedua
Kabupaten Karanganyar. pernyataan alasan salah.
b). Pernyataan utama salah.
METODE PENELITIAN 2). Jawaban guru termasuk kategori
Penelitian ini dilakukan di SD yang memahami (M), bila: Jawaban benar, dan
berada di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten kedua pernyataan alasan benar.
Karanganyar tahun ajaran 2006/2007. 3). Jawaban guru termasuk dalam kategori
Penelitian ini ingin menelaah miskonsepsi miskonsepsi (Mi), bila:Pernyataan utama
tentang konsep-konsep gaya dan cahaya, benar, tetapi salah satu pernyataan alasan
yang dialami oleh gurukelas 5 SD di salah.
Kecamatan Tasikmadu. Sejalan dengan Uji validasi dilakukan dalam ungkapan
masalah dan tujuan yang ada, maka bahasa (agar tidak ada salah tafsir maksud
penelitian ini dilaksanakan dengan menerap- soal dari pembuat dengan teste), agar maksud
kan metode expose facto. Sumber data yang pembuat soal jangan sampai diintepretasi lain
digunakan merupakan sumber data primer, oleh penjawab soal. Cakupan materi
karena data diperoleh langsung dari subjek merupakan otoritas peneliti.Analisis
penelitian. penetapan miskonsepsi ditentukan berdasar-
Populasi dalam penelitian ini adalah kan jawaban testee terhadap soal yang
semua guru Kelas 5 Sekolah Dasar (SD) di bersangkutan.
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Hasil analisis deskriptif ini dilengkapi
Karanganyar. Sampel penelitian dipilih dengan data hasil analisis kuantitatif dalam
dengan menggunakan teknik random bentuk persentase guru yang mengalami
sampling, sehingga diperoleh sampel miskonsepsi untuk tiap sub konsep. Dengan
keseluruhan sebanyak 20 guru. melihat kecenderungan yang terjadi pada
Teknik pengambilan data dilakukan jawaban guru dari hasil tes miskonsepsi,
dengan pemberian tes untuk mengidentifikasi dapat dideskripsikan dan ditafsirkan tentang
miskonsepsi guru.Tes yang dibuat sebanyak profil miskonsepsi konsep gaya dan cahaya
20 soal. Setiap soal terdiri dari sebuah yang dialaminya.
pernyataan utama dan dua buah pernyataan
yang merupakan alasan dari pernyataan HASIL DAN PEMBAHASAN
utama. Jawaban berupa pilihan jawaban Data yang dideskripsikan berupa skor
benar atau salah disertai dengan pilihan hasil tes miskonsepsi dan distribusi jawaban
alasan. Tes yang digunakan harus memenuhi guru sebagai subyek penelitian, untuk setiap
persyaratan dalam hal validitas. Validitas item soal tes miskonsepsi tersebut. Sebagai
instrumen dalam penelitian ini meliputi langkah awal yang dilakukan untuk analisis

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 25


deskriptif ini adalah memeriksa dan mempunyai rentang 6 - 14 dengan rerata
mengelompokkan jawaban guru dalam 3 absolut 10,80 dan rerata relatif 54,00%. Skor
kategori yaitu memahami, tidak memahami jawaban miskonsepsi (Mi) mempunyai
dan miskonsepsi. rentang 3 - 10 dengan rerata absolut 6,30 dan
rerata relatif 31,50%. Skor jawaban tidak
Data Skor Hasil Tes Miskonsepsi memahami (T) mempunyai rentang 1-5
Dari 20 item soal, skor jawaban dengan rerata absolut 2,80 dan rerata relatif
memahami (M, tidak terjadi miskonsepsi) 14,00%.

Tabel 1. Skor Hasil Tes Miskonsepsi Guru


Rerata Skor
Kategori jawaban Rentang skor absolut Relatif (%)
M 6 14 10,80 54,00
Mi 3 10 6,30 31,50
T 15 2,80 14,00

Distribusi Jawaban Tiap Item Soal


Tabel 2. Distribusi Jawaban Guru tiap Item Soal
Memahami (M) Miskonsepsi (Mi) Tidak memahami (T)
No item absolut Relatif(%) absolut Relatif(%) absolut Relatif(%)
1 19 95 1 5 0 0
2 3 15 2 10 15 75
3 7 35 9 45 4 20
4 18 90 0 0 2 10
5 11 55 3 15 6 30
6 14 70 4 20 2 10
7 12 60 8 40 0 0
8 6 30 1 5 13 65
9 7 35 12 60 1 5
10 14 70 5 25 1 5
11 16 80 2 10 2 10
12 11 55 6 30 3 15
13 15 75 5 25 0 0
14 20 100 0 0 0 0
15 12 60 7 35 1 5
16 0 0 20 100 0 0
17 1 5 17 85 2 10
18 6 30 10 50 4 20
19 16 80 4 20 0 0
20 9 45 11 55 0 0

Item soal yang paling banyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa


menghasilkan jawaban guru M adalah item miskonsepsi tentang konsep Gaya dan
no 14, sebanyak 20 guru atau 100%, semua Cahaya yang dialamiguru SD kecamatan
subyek penelitian (guru) termasuk kategori Tasikmadu dapat dijaring dan diindentifikasi
memahami (tak terjadi miskonsepsi). Item melalui penggunaan instrumen tes diagnostik
soal yang paling banyak menghasilkan miskonsepsi pada penelitian ini.
jawaban Mi adalah item no 16, sebanyak Profil miskonsepsi tersebut dapat
20guru atau 100%, semua subyek penelitian dinyatakan dalam uraian berikut ini:1). Gaya
termasuk kategori miskonsepsi (terjadi merupakan penyebab gerak benda, berarti
miskonsepsi). Item soal yang paling banyak gaya akan mempercepat gerak benda dan
menghasilkan jawaban T adalah item no 2, tidak dapat memperlambat gerak benda.
sebanyak 15guru atau 75%, subyek Sebanyak 5% guru mengalami miskonsepsi
penelitian termasuk kategori tidak ini; 2).Arah gerak benda selalu searah dengan
memahami. Distribusi tiap item soal disaji- gayanya, berarti arah benda yang bergerak
kan dalam Tabel 2. tidak dapat dibelokkan oleh gaya. Sebanyak

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 26


10% guru mengalami miskonsepsi ini; 3). ini; 15). Soal sama dengan nomor 13 (sama
Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, jenis miskonsepsinya); 16). Pesawat
gaya magnet selalu berupa tarikan. Sebanyak sederhana meringankan kerja manusia,
45 % guru mengalami miskonsepsi ini; 4). berarti pada umumnya dengan menggunakan
Gravitasi bumi lebih besar dari gravitasi pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi
bulan, tetapi berat sembarang benda di bumi yang digunakan menjadi lebih kecil.
sama dengan berat benda tersebut di bulan Sebanyak 100 % guru mengalami
karena berat benda tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi ini; 17). Cahaya merambat
gravitasi. Tidak ada guru yang mengalami lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan
miskonsepsi ini; 5). Gaya gravitasi bumi oleh permuakaan tembok tetapi dapat
dipengaruhi oleh massa benda, batu besar dibiaskan oleh sebuah medium.Sebanyak 85
dan batu kecil mengalami gaya gravitasi % guru mengalami miskonsepsi ini; 18).
sama besar karena massa batu besar dan batu Benda dapat dilihat jika benda tersebut
kecil adalah sama. Sebanyak 15 % guru sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari
mem-punyai miskonsepsi ini; 6).Astronaut mata yang sampai ke benda.Sebanyak 50 %
yang melayang di luar angkasa tidak guru mengalami miskonsepsi ini; 19). Benda
mengalami gaya gravitasi, karena di luar hijau disinari warna merah terlihat merah,
angkasa yang jauh dari bumi gaya gravitasi karena warna benda selalu akan tampak sama
bumi sama dengan nol. Sebanyak 20 % guru dengan warna cahaya yang menyinarinya.
mem-punyai miskonsepsi ini; 7). Gaya Sebanyak 20% guru mengalami miskonsepsi
gravitasi dapat berupa dorongan maupun ini; 20). Cahaya lampu neon dapat diurai
tarikan.Sebanyak dan 40 % guru mengalami menjadi cahaya warna pelangi, karena
miskonsepsi ini; 8).Massa benda di bumi cahaya lampu neon adalah cahaya putih
sama dengan massa benda di bulan, berat seperti cahaya putih matahari. Sebanyak 55%
benda di bumi sama dengan berat benda di guru mengalami miskonsepsi ini.
bulan. Sebanyak 60 % guru mengalami
miskonsepsi ini; 9). Setiap dua benda KESIMPULAN DAN SARAN
bersentuhan muncul gaya gesekan. Sebanyak Dari hasil analisis data ternyata
60 % guru mengalami miskonsepsi ini; 10). terbukti bahwa gurumengalami miskonsepsi
Gaya gesekan ban baru dan lama (usang) IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan
pada jalan yang sama adalah sama besar, Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang
karena gaya geseran hanya ditentukan oleh dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar
permukaan jalan. Sebanyak 25 % guru persentase miskonsepsinya sebagai berikut
mengalami miskonsepsi ini; 11). Gaya adalah sebagai berikut: 1). Gaya dapat berupa
gesekan memperlambat gerak benda, tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu
sehingga gaya gesekan selalu merugikan. berupa tarikan (45%); 2). Gaya gravitasi
Sebanyak 10 % guru mengalami miskonsepsi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40
ini; 12). Paku besi di atas plastik dapat %); 3). Massa benda di bumi sama dengan
digerakkan oleh magnet batang di bawah massa benda di bulan, berat benda di bumi
plastik karena plastik termasuk bahan sama dengan berat benda di bulan (60%); 4).
magnet.Sebanyak 30 % guru mengalami Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya
miskonsepsi ini; 13). Batang besi dapat gesekan (60%); 5). Pesawat sederhana
dijadikan magnet dengan cara digosok meringankan kerja manusia, berarti pada
dengan magnet sedangkan batang besi tidak umumnya dengan menggunakan pesawat
dapat dijadikan magnet dengan cara sederhana gaya (kuasa) dan energi yang
didekatkan batang magnet. Atau batang besi digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6).
dapat dijadikan magnet dengan cara gosokan Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak
tetapi tidak dapat dijadikan magnet dengan dapat dipantulkan oleh permuakaan tembok
cara induksi. Sebanyak 25 % guru tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium
mengalami miskonsepsi ini; 14). Pengaruh (85%); 7). Benda dapat dilihat jika benda
gaya magnet terbesar terletak ditengah- tersebut sebagai sumber cahaya atau ada
tengah magnet, bukan diujung-ujungnya. cahaya dari mata yang sampai ke benda
Sebanyak 0 % guru mengalami miskonsepsi (50%); 8). Cahaya lampu neon dapat diurai

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 23


menjadi cahaya warna pelangi, karena Gunstone R. F.,"Student understanding in
cahaya lampu neon adalah cahaya putih mechanics: A large population survey,"
seperti cahaya putih matahari (55%). Am. J. Phys. 55, 691-696 (1987).
Berdasarkan kesimpulan dari Halloun I. A. and Hestenes D.
penelitian ini, maka peneliti mengemukakan (1985)."Common-sense concepts about
beberapa saran sebagai berikut: 1). motion,", Am. J. Phys. 53, 1056-1065
Miskonsepsi yang dialami guru bila tidak Paul Suparno. 2005. Miskonsepsi&
segera diatasi akan merambat kepada Perubahan Konsep Pendidikan
siswanya. Untuk itu perlu dilakukan tindakan Fisika.Jakarta:PT.Grasindo.
atau penelitian lanjut untuk mereduksi Pujayanto, (2002). Identifikasi miskonsepsi
miskonsepsi yang dialami guru SD, terkait konsep listrik pada mahasiswa Prodi
dengan perangkat pembelajaran yang Fisika FKIP UNS. Surakarta: UNS
digunakan (di sekolah dasar maupun di Simanek Donald E. Didaktikogenic Physics
lembaga pendidikan tenaga kependidikan), Misconceptions: Student misconceptions
proses pembelajaran di sekolah dasar, proses induced by teachers and textbooks.
pembelajaran di lembaga pendidikan tenaga Diunduh dari :http://www.lhup.edu/
kependidikan dan sebagainya; 2). Supaya ~dsimanek/scenario/miscon.htm, 4/8/2005
mendapatkan profil miskonsepsi yang lebih Suke Silverius (1991). Evaluasi Hasil
akurat pada penelitian yang sejenis, maka Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:
perlu menggunakan bentuk intrumen tes Gramedia Widia Sarana Indonesia.
pilihan ganda dengan alasan terbuka atau Trowbridge, D.E. and McDermott, L. C.
menggunakan bentuk tes esai, meskipun sulit (1980), "Investigation of student
untuk menganalisisnya. understanding of the concept of velocity in
one dimension," Am. J. Phys. 48, 1020-
Daftar Pustaka 1028
Croucher, J.C., Bertatamini, M,. & Hecht, H. Trowbridge , D.E. and McDermott, L. C.
2002. Nave Optics: Understanding the (1981)."Investigation of student
Geometry of Mirror Reflection. Journal of understanding of the concept of
Experimental Psycologi Human acceleration in one dimension," Am. J.
Perceptions and Performans, 28, 546-562. Phys. 49, 242-253
Djono R (1990). Layanan Bimbingan van den Berg E. (1991). Miskonsepsi IPA
Belajar. Surakarta: UNS Press. (Fisika) dan Remidiasi. Jakarta: Bumi
Giancoli, Douglas C. (Alih Bahasa : Yuhilza Aksara.
Hanum). 2001. FISIKA Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 24

Anda mungkin juga menyukai