Anda di halaman 1dari 16

JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 235

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Konsepsi dan Miskonsepsi Siswa, Mahasiswa Calon Guru, dan


Guru pada Topik Cahaya dalam Pembelajaran Fisika
Andi Sri Astika Wahyuni
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Cidadap, Isola, Sukasari, Isola, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat
Email: a.uni_gemini@student.upi.edu

Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai konsepsi
dan miskonsepsi yang ada pada siswa, mahasiswa calon guru fisika, dan guru fisika terkait konsep
cahaya dalam pembelajaran fisika. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
analisis terhadap 25 artikel tentang gambaran konsepsi siswa, mahasiswa calon guru, dan guru fisika
tentang konsep cahaya dalam pembelajaran fisika. Hasil penelitian ini adalah gambaran konsepsi siswa,
mahasiswa calon guru, dan guru fisika tentang konsep cahaya dalam pembelajaran fisika yang dapat
menjadi informasi awal untuk mengembangkan penelitian berkelanjutan berupa program pembelajaran
atau program perkuliahan untuk meremediasi miskonsepsi yang dimiliki siswa.

Kata kunci: Konsepsi, Miskonsepsi, Pembelajaran Fisika, Konsep Cahaya.

Abstract – The purpose of this study is to obtain a description of the various conceptions and
misconceptions in students, physics teacher candidates, and physics teachers about concept of light in
physics learning. The data collection in this research is by analyzing 25 articles about the concept of
student's conception, student of teacher candidate, and physics teacher about light concept in physics
learning. The result of this research is a description of student conception, student of teacher candidate,
and physics teacher about light concept in physics learning which can be preliminary information to
develop continuous research in the form of learning program or lecture program to remediate
misconception owned by students.

Keywords: Conception, Misconception, Physical Learning, Concept of Light.

I. PENDAHULUAN konsep dikarenakan kualitas pengajaran dan


pembelajaran yang kurang baik (Asworth
Sampai saat ini, mata pelajaran fisika
and Lucas, 2001; Lucas, 2000; 2001; 2002;
masih menjadi materi yang dianggap sulit
2011). Kurangnya pemahaman konsep yang
dan tidak menyenangkan untuk dipelajari,
didukung dengan kualitas pengajaran dan
baik itu bagi pebelajar di tingkat dasar,
pembelajaran yang kurang baik
menengah sampai tingkat universitas (Ornek,
menyebabkan miskonsepsi-miskonsepsi
Robinson, and Haugan, 2008; Angell,
terhadap materi yang dipelajari (Westbrook
Gullersrud, Henriksen, and Isnes, 2004;
and Marek, 1991; Anderson dan Nashon,
Daud et al, 2015). Faktor yang melatar
2006; Arslan, Ciglemoglu, and Moseley,
belakangi pebelajar kesulitan memahami
2012; Ayyildiz and Tarhan, 2012). Hal ini
materi fisika adalah kurangnya pemahaman
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 236
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

disebabkan karena setiap pebelajar sudah konsep tertentu pada Fisika melibatkan
memiliki konsepsi sebelumnya terkait suatu matematika yang rumit (Heller, 1999;
materi tertentu. Campbell, 2007); materi yang terlalu banyak,
Salah satu materi yang sulit untuk bergantung pada buku teks, abstrak dan
dipahami dalam pembelajaran fisika adalah kompleks (Sheppard dan Robin, dalam
konsep tentang cahaya. Hal ini ditemukan Campbell, 2007); membutuhkan kegiatan
dari beberapa penelitian yang dilakukan laboratorium (Heller dan Heller, 1999); dan
dalam pendidikan sains. Seperti yang sering terjadi miskonsepsi (Anderson dan
dikemukakan oleh Kroothkeaw & Siriporn Nashon, 2006; Stein, Larrabee, dan Barman,
(2014), siswa perlu mendapatkan konsep 2008; Halim, Yong, dan Meerah, 2014;
ilmiah dengan benar untuk memahami Daud, et al, 2015).
konsep-konsep fisika terkait dan yang lebih Berdasarkan analisis tersebut maka
maju di masa depan, contohnya: interferensi disimpulkan bahwa terdapat banyak
gelombang cahaya dan spektrum cahaya. penelitian yang mengkaji konsepsi maupun
Tanpa memahami konsep cahaya dan sifat- miskonsepsi terkait konsep cahaya dan optik.
sifatnya, siswa mungkin tidak mengerti Maka dari itu, perlu dilakukan suatu kajian
banyak domain ilmiah. Selain itu, guru yang ilmiah yaitu melakukan analisis terhadap
mengajarkan materi optik ditemukan masih beberapa penelitian yang mengkaji konsepsi
menggunakan model tradisional. Proses atau miskonsepsi tentang cahaya baik cahaya
pembelajaran tradisional juga dianggap tidak bersifat fisis maupun cahaya sebagai
efektif dalam pembelajaran konsep fisika. gelombang dalam optika geometri.
Pemahaman mencakup kemampuan Rumusan masalah utama yang akan
untuk menggunakan pengetahuan, dan dijadikan fokus kajian pada rencana
pemahaman memerlukan kemampuan untuk penelitian ini adalah: Bagaimanakah
membedakan antara yang termasuk gagasan eksistensi konsepsi dan miskonsepsi yang
sains dan yang bukan gagasan sains. terjadi pada siswa, pada mahasiswa calon
Mengembangkan pemahaman berarti bahwa guru fisika, dan guru fisika pada topik
mahasiswa dapat menghubungkan gagasan cahaya? Pada rumusan tersebut, peneliti
sains dan pengalaman yang dimiliki dengan berkeinginan untuk dapat mengungkap dan
lingkungan alam sekitar. Dapat dikatakan menggambarkan macam-macam miskonsepsi
bahwa belajar hendaknya beranjak dan yang terjadi pada siswa, mahasiswa calon
berfokus pada pemahaman konsep. Akan guru fisika, dan guru fisika terkait konsep-
tetapi, pada kenyataannya Fisika merupakan konsep dan aplikasi tentang Cahaya sebagai
salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagian dari materi Fisika. Rumusan masalah
oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan dalam
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 237
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

utama tersebut dapat dirinci menjadi sub-sub 10. Upaya pembelajaran seperti apa yang
masalah sebagai berikut: perlu dilakukan dalam menghilangkan
1. Bagaimanakah konsepsi siswa tingkat terjadinya miskonsepsi?
sekolah menengah pertama/atas untuk Berdasarkan rumusan masalah di atas,
tiap-tiap sub topik materi Cahaya? maka tujuan penelitian ini adalah untuk
2. Bagaimanakah bentuk miskonsepsi memperoleh gambaran yang terperinci
yang terjadi pada siswa tingkat sekolah mengenai berbagai konsepsi dan miskonsepsi
menengah pertama/atas untuk tiap-tiap yang ada pada siswa, mahasiswa calon guru
sub topik materi Cahaya? fisika, dan guru fisika terkait konsep cahaya.
3. Bagaimanakah konsepsi calon guru Dengan mengetahui pola miskonsepsi
fisika untuk tiap-tiap sub topik materi secara umum dan latar belakang penyebab
Cahaya? terjadinya miskonsepsi pada siswa maupun
4. Bagaimanakah bentuk miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika, hal ini dapat
yang terjadi pada calon guru fisika dimanfaatkan dalam penyusunan kurikulum
untuk tiap-tiap sub topik materi dan rencana pembelajaran tentang topik
Cahaya? Cahaya sebagai bagian dari mata pelajaran
5. Bagaimanakah konsepsi guru fisika fisika di tingkat sekolah menengah pertama
untuk tiap-tiap sub topik materi dan mata kuliah fisika dasar di tingkat
Cahaya? universitas. Keberhasilan penelitian
6. Bagaimanakah bentuk miskonsepsi miskonsepsi pada topik cahaya, akan
yang terjadi pada guru fisika untuk tiap- memberikan inspirasi untuk melakukan
tiap sub topik materi Cahaya? penelitian miskonsepsi tentang topik-topik
7. Latar belakang apa saja yang lainnya, sehingga pada akhirnya dapat
mendominasi penyebab terjadinya dilakukan penyempurnaan kurikulum dan
miskonsepsi pada siswa? rencana pembelajaran fisika secara
8. Latar belakang apa saja yang menyeluruh.
mendominasi penyebab terjadinya
miskonsepsi pada mahasiswa calon guru II. LANDASAN TEORI
fisika?
Untuk membatasi ruang lingkup
9. Latar belakang apa saja yang
pembahasan dalam rencana penelitian ini
mendominasi penyebab terjadinya
dikemukakan beberapa penjelasan sebagai
miskonsepsi pada mahasiswa guru
berikut.
fisika?
1. Konsep adalah bagian dari struktur ilmu
fisika yang berupa idea tau pengertian
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 238
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

2. yang diabstrakkan dari peristiwa konkret 7. Guru adalah pendidik profesional


ataupun gambaran mental dari suatu dengan tugas utama mendidik, mengajar,
objek, proses atau apapun (yang ada di membimbing, mengarahkan, melatih,
luar bahasa) yang dianggap benar oleh menilai, dan mengevaluasi peserta didik
para ahli fisika dan digunakan oleh akal pada pendidikan anak usia dini jalur
budi untuk memahami hal-hal lain pendidikan formal, pendidikan dasar,
(Wendersee dkk, 1994). dan pendidikan menengah. (Undang-
3. Konsepsi adalah suatu hasil pemikiran undang No. 14, 2005)
seseorang berdasarkan interaksi struktur 8. Cahaya adalah bagian dari materi fisika
pengetahuan, ide, dan aktivitas dasar yang membahas tentang sifat
penalaran ketika seseorang dihadapkan cahaya; gelombang, muka gelombang,
pada persoalan. Persoalan yang dihadapi dan sinar; refleksi dan refraksi; indeks
siswa dapat berupa persoalan konsep refraksi dan aspek gelombang dari
fisika, dapat juga berupa persoalan cahaya; disperse; polarisasi; dan prinsip
konteks fisika yang dijumpai dalam Huygens (Resnick,1996).
kehidupan sehari-hari. Jika konsep lebih
cenderung pada suatu penjelasan yang III. METODE PENELITIAN
secara umum dianggap benar/objektif,
Secara umum kegiatan analisis data
maka konsepsi lebih bersifat
berupa serangkaian kegiatan yang terdiri
pemahaman individual yang bisa saja
dari: mengumpulkan informasi,
berbeda dengan pemahaman para ahli.
mengorganisasi ke dalam kategori,
(Wendersee dkk, 1994)
menjabarkan dalam unit-unit cerita atau
4. Miskonsepsi adalah konsepsi seseorang
gambaran, melakukan sintesis, menyusun ke
tentang suatu konsep/konteks yang tidak
dalam pola, memilih yang penting, dan
sesuai dengan konsepsi para ahli.
membuat kesimpulan. Gambaran konsepsi
(Novak & Gowin, 1984)
akan diperoleh dari analisis 25 artikel tentang
5. Siswa adalah istilah bagi peserta didik
konsepsi dan miskonsepsi tentang cahaya.
pada jenjang pendidikan dasar dan
Setelah melakukan analisis terhadap 25
menengah.
artikel yang maka dilakukan suatu sintesis.
6. Mahasiswa calon guru fisika adalah
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitati
mahasiswa yang mengambil jurusan
deskriptif.
pendidikan fisika yang nantinya setelah
lulus siap menjadi guru fisika di sekolah
lanjutan.
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 239
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Analisis 25 Artikel
No. Tahun Judul Artikel/Jurnal Pengarang Hasil
1. 2011 To Design and Lin, Guo, and Penelitian ini mengusulkan CP-MCT (context-rich, photo-based multiple choices test)
Development of A Context- Hsu untuk mengatasi beberapa kekurangan dari MCT (multiple choices test)
Rich, Photo-Based Online tradisional. Dengan adanya temuan penelitian tentang miskonsepsi siswa, CP-MCT
Testing to Assess Students’ terbukti menjadi alat yang sangat kuat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa untuk
Science Learning /US- konsep cahaya dasar (pembelokan cahaya, pembentukan bayangan, pemantulan dan
China Education Review pembiasan cahaya, dan hamburan cahaya).
2. 2012 Exploring The Role Of Fredlund, Representasi dalam fisika memainkan peran penting untuk efisiensi keterlibatan interaktif
Physics Representation: an Airey, and yang disebut-persistent representasi (seperti persamaan, diagram dan grafik), serta
Illustrative Example From Linder meningkatkan pemahaman konseptual dan keterampilan pemecahan masalah tentang
Students Sharing pembiasan.
Knowledge About
Refraction / European
Journal of Physics
3. 2012 Teaching and Learning in Ouattara and Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa juga tahu sifat-sifat sinar
Geometrical Optics in Boudaone cahaya tertentu, tetapi mereka bingung dengan sinar maya dan non maya karena mereka
Burkina Faso Third From tidak tahu kapan suatu sinar dikatakan maya atau tidak. Kesalahan siswa dengan hanya
Classes: Presentation and menggunakan satu sinar cahaya selama imagery. Konsep dasar dari sinar cahaya pada
Analysis od Class umumnya dan khususnya pada sinar datang tidak dikenali. Oleh karena penampilan buruk
Observations Data and siswa (24,02% keberhasilan) adalah karena miskonsepsi mereka tentang sinar
Students’ Performance. cahaya. Selain itu, telah terbukti bahwa strategi kelas seperti skema yang
British Journal of Science membingungkan, pemanfaatan secara otomatis yang buruk dari prinsip "objek, bayangan
Vol.5 dan pusat optik berada pada sinar cahaya yang sama" sebagai kondisi-kondisi yang cukup
dan penting, penggunaan yang sistematis dari hanya satu sinar cahaya selama imagery,
bertanggung jawab terhadap kesulitan siswa dalam kelas optik
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 240
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

4. 2012 Remediation of Aydin Pembelajaran menggunakan teks perubahan konseptual aerguna untuk mencapai
Misconceptions About pembelajaran yang efektif, khususnya mengatasi miskonsepsi siswa tentang difusi dan
Geometric Optics Using pembiasan cahaya..
Conceptual Change Texts.
Journal of Education
Research and Behavioral
Sciences
5. 2012 Middle School Students’ Lee, Ha, and Menganalisa pengetahuan dengan menggunakan teori ruang pengetahuan memungkinkan
Knowledge State Analysis Park proses belajar tentang hubungan dari pertanyaan (yaitu, hirarki) dan pengetahuan
about Light.. J Korea Assoc. individu. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hirarki pengetahuan yang
Sci. Edu, Vol.32 diperoleh dari analisis dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mendiagnosis
pengelompokan dan pengetahuan individual tentang konsep cahaya(pemantulan cahaya,
pembiasan cahaya, dispersi cahaya, difraksi cahaya, dan interferensi cahaya).
6. 2012 Drawing Insights from Kaur Dalam penelitian ini, mayoritas calon guru menunjukkan transformasi dari konsepsi
Cognitive Science for a 'alternatif' ke konsepsi 'bersama'. Konsepsi diambil dalam penelitian ini tampak sangat
Strengthened Teacher terkait dengan pemahaman tentang simbolisme grafis dalam optic (cermin data) tapi
Preparation : Learning from mungkin tidak berlaku untuk semua konsepsi. Penelitian ini mendukung pandangan
Optics. International Journal bahwa konsepsi alternatif adalah tetap dan ada hingga sekarang dari calon guru dengan
for Cross-Disciplinary proses perkuliahan yang mungkin menganut banyak ide alternatif. Selanjutnya, teramati
Subjects in Education bahwa mahasiswa bahkan pada tingkat mata kuliah persiapan guru tidak selalu dapat
(IJCDSE), Volume 3 dengan jelas mengartikulasikan dan menganalisis proses berpikir mereka sendiri dan
membutuhkan bantuan untuk dapat melakukannya. Oleh karena itu program persiapan
guru perlu mengembangkan materi kurikuler yang berguna dan menciptakan ruang
kurikuler di mana dalam kepercayaan guru pra-service, gagasan epistemologi dan intuitif
dapat diartikulasikan.
7. 2012 Pedagogical Affordances of Wu, and Perkembangan model pembelajaran memungkinkan siswa untuk membangun tingkatan
Multiple External Puntambekar hubungan antara berbagai jenis MERs dan mendukung terjemahan antara MERs. Strategi
Representations in ini mungkin sangat bermanfaat dalam mendukung siswa untuk menerjemahkan data yang
Scientific Processes/J SCi dikumpulkan dari kegiatan hands-on (representasi tindakan-operasional) dalam grafik
Educ Technol atau diagram (representasi visual grafis), dan kemudian persamaan atau model
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 241
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

(representasi simbolis-matematika)
8. 2012 Using A Disciplinary Enghag et al Manfaat dari studi tentang diskusi fenomena isika, tidak hanya dalam hal menghasilkan
Discourse Lens To Explore makna dengan “melalui bicara” pemahaman mereka dari peristiwa dan teori, tetapi juga
How Representations dalam hal meningkatkan ketrampilan disiplin mereka. Dengan merumuskan pengamatan ,
Afford Meaning Making In memaparkan teori dan bereksperimen siswa membangun framework mereka dan
A Typical Wave Physics menyusun ulang representasi disiplin yang sudah mereka miliki melalui pemahaman yang
Course/ International lebih halus, ideal, konseptual yang tersembunyi dalam multimodality
Journal of Science and
Mathmematics Education
9. 2013 Making The Invisible Plympiou, Fenomena fisik dengan tingkat yang lebih rendah dari kompleksitas, siswa dengan
Visible : Enhancing Zacharias, and pengetahuan tinggi sebelumnya mampu secara mental membangun konsep-konsep
Students’ Conceptual Jong abstrak yang diperlukan pada mereka sendiri, sedangkan untuk tingkat yang lebih tinggi
Understanding By kompleksitas yang mereka butuhkan representasi eksplisit dari objek abstrak dalam
Introducing Representations lingkungan belajar.
of Abstract Objects In A
Simulation/ Instr Sci
10. 2013 Remediating Some Taa Multi representasi efektif untuk meningkatkan pemahaman konseptual prestasi
Learning Difficulties of mahasiswa dalam konsep-konsep dasar optik (pemantulan pada cermin cekung dan
L200 Science Education cembung, dan pembiasan pada lensa cembung dan cekung), kalor, dan mekanik.
Students of Modibbo
Adama University of
Technology in Some
Physics Concepts Using
Multiple Representations,
le. International Journal of
Education and Practice
11. 2013 A Content Analysis of Gurel, and Berdasarkan analisis sepuluh buku teks fisika, ditemukan bahwa peran mata pengamat
Physics Textbooks as a Eryilmaz. diabaikan atau tidak secara khusus ditekankan dalam proses pembentukan bayangan dan
Probable Sources of pengamatan. Pada bagian yang berkaitan dengan pembentukan bayangan pada banyak
Misconceptions in buku teks, mata tidak secara eksplisit dimasukkan dalam diagram sinar, atau itu
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 242
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Geometric Optics. Journal digunakan secara sistematik.


of Education
12. 2013 A cross-age Study of an Alev, and Penelitian ini mengungkapkan bahwa mayoritas partisipan di semua level pendidikan
Understanding of Light and Karal memiliki pemahaman yang sama tentang cahaya, yang berarti bahwa konsepsi atau
Sight Concepts in Physics, miskonsepsi tentang cahaya mereka tetap sama dari sekolah dasar hingga ke tingkat
Science Education universitas. Dari poin ini, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan
International Vol.24 menggambarkan cahaya pada dua cara, yaitu pertama adalah struktur dan sifat cahaya
sebagai entitas fisik, yang lainnya dengan lingkungan dan dampaknya..
13. 2013 Changing University Hadzibegovic Setelah Mahasiswa mengikuti proses pembelajaran aktif tentang optik geometris
Students’ Alternative and Slisko (pembiasan) yang diterapkan di kelas besar dapat digunakan sebagai bukti bahwa terjadi
Conceptions of Optics By perubahan yang lebih baik. Perubahan tersebut dapat dibuktikan dari efektivitas yang
Active Learning. CEPS lebih besar dari lingkungan pembelajaran aktif ketika dibandingkan dengan pembelajaran
Journal Vol.3 tradisional.
14. 2014 Prospective Physics Sengoren. Pembelajaran open-inquiry berbasis simulasi dengan DSLM berdampak pada perubahan
Teachers’ Use of Multiple radikal dari pemahaman konseptual siswa tentang pembiasan cahaya .
Representations for Solving
The Image Formation
Problems, Journal of Baltic
Science Education ISSN
1648-3898.
15. 2014 Learning With The Body: Hung et al. Mahasiswa lebih sering menggunakan metode solusi pertama (gambar masalah, diagram
An Embodiment-Based sinar, dan persamaan titik fokus) dibandingkan metode solusi kedua (masalah gambar dan
Learning Strategy Enhances persamaan titik focus, tanpa diagram sinar) dalam memecahkan masalah tentang optik
Performance of geometris (cermin dan lensa). Selain itu Mahasiswa memiliki kesalahan yang berkaitan
Comprehending dengan penggunaan gambar masalah jauh lebih besar dibandingkan kesalahan pada
Fundamental Optics, penggunaan diagram sinar, dan representasi persamaan titik fokus.
Interacting With
Computers, Vol. 26
16. 2014 Supporting students’ Srisawasdi Strategi pembelajaran berbasis Embodiment bermaanfaat untuk pembelajaran yang
conceptual development of and membutuhkan latihan simulasi, seperti belajar ilmu pengetahuan alam.
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 243
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

light refraction by Kroothkeaw Strategi pembelajaran berbasis Embodiment merupakan desain pembelajaran yang
simulation-based open efektif. pembelajaran berbasis Embodiment secara signifikan lebih tinggi daripada
inquiry with dual-situated kelompok belajarar keyboard-mouse. Selain itu, simulasi percobaan ilmu pengetahuan
learning model, J alam, beban kognitif dari kelompok pembelajaran berbasis Embodiment sama dengan
Comput.Educ. kelompok pembelajaran keyboard mouse.
17. 2014 Understanding Vision: Jones and Pada pra-pembelajaran siswa lebih cenderung menggunakan pengetahuan berdasarkan
Students’ Use of Light and Zollman pengalaman, sedangkan pada pasca-pembelajaran yang siswa cukup menggunakan
Optics Resources,. Europan banyak pengetahuan buku teks. Siswa secara tepat mampu mengaktifkan sumber daya
Journal of Physics. yang memungkinkan mereka untuk membangun pemahaman tentang mata dan
penglihatan manusia.
18. 2014 Children’s Misconceptions Grigorovitch Pendekatan konstruktivis berperan penting dalam destabilisasi representasi mental
and Conceptual Change in spontan dan penataan model lainnya (kompatibel dengan ilmiah) untuk konsep
physics Education: The cahaya. Perubahan ini mungkin karena memunculkan ketidakseimbangan dan
Concept of Light. Journal of destabilisasi dalam model representative dari tingkat pra-operasional, dan agitasi
Advances In Natural asimilatif dan operasi adaptif yang mengarah ke reorganisasi kognitif dan ekuilibrasi
Sciences pada tingkat pemikiran operasional.
19. 2014 Physics Candidate Odabasi and Calon Guru Fisika memiliki miskonsepsi yang mirip dengan miskonsepsi siswa SMA,
Teachers’ Alternative Sengoren. mereka tidak menyadari sebagian besar miskonsepsi tersebut dan mereka tidak berupaya
Concepts about Image and untuk mengatasi miskonsepsi tersebut dalam rencana pengajaran mereka. Selain itu,
Shadow Formation and jawaban mereka terhadap masalah-masalah menunjukkan bahwa miskonsepsi tersebut
Opinions about High School dari miskonsepsi yang dimiliki sejak pada pendidikan tinggi hingga pendidikan
Students’ Alternative universitas .
Concepts on These
TopicsBalkan Physics
Letters, BLP
20. 2015 Elementary School Mumba, Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peringkat rata-rata guru kelas dasar bawah
Teachers’ Familiarity, Mbewe, and dengan guru kelas dasar atas terhadap keakrabannya dengan konsep dasar cahaya. Akan
Conceptual Knowledge, and Chabalenguala tetapi, ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok guru tersebut terhadap
Interest in Light. keakrabannya dengan konsep cahaya yang lebih maju selain itu disimpulkan pula bahwa
International Journal of terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok pengalaman mengajar
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 244
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Science Education Vol.37, terhadap keakraban dengan konsep dasar cahaya, konsep cahaya yang lebih maju, dan
No.2, 185-209 Routledge semua konsep cahaya.
(Taylor&Francis Group)
21. 2015 Assessment of Pre-Service Taslidere, and Sebagian besar guru pre-service memiliki pengetahuan yang kurang serta
Teachers’ Misconceptions Eryilmaz miskonsepsi. Pembelajaran fisika terdahulu mereka tidak menantang konsepsi optik
in Geometrical Optics Via a geometris mereka. Oleh karena itu, diharapkan pengembangan pembelajaran lebih lanjut
Three-Tier Misconception. yang efektif bagi guru pre-service pada remediating miskonsepsi atau kompensasi
Baltin University Journal of kurangnya pengetahuan mereka masing-masing.
Faculty of Education
Volume 4

22. 2015 Cross-Grade Comparison of Tural Untuk semua level pendidikan ditemukan memiliki penjelasan yang salah untuk jenis
Students’ Conceptual instrumen lensa yang ada dan dalam menjelaskan fungsi dari lensa. Sedangkan pada level
Understanding with Lenses sekolah dasar memiliki kesulitan dalam membedakan lensa cembung dan cekung dari
in Geometric Optics. satu sama lain. Hasil ini menunjukkan siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang
Science Education bentuk dan karakteristik lensa. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan banyak siswa
International Vol. 26 pada semua tingkat pendidikan memiliki masalah tentang pembentukan bayangan dengan
menggunakan lensa dan fungsi dari lensa. Sebagian besar siswa percaya gambar bisa
terjadi pada layar tanpa lensa. Beberapa siswa dari kelompok sekolah dasar berpikir
bahwa lensa cembung sebagai obyek tipis dan lensa cekung, tebal. Hasil ini mungkin
berasal dari masalah bahasa sebagai ' lensa tepi tipis' ungkapan pengganti lensa cembung
dan ' lensa tepi tebal' ungkapan lensa cekung yang lebih sering digunakan oleh buku
Turki atau guru. Hasil penelitian ini menunjukkan partisipan memiliki masalah
menerapkan pengetahuan mereka tentang lensa untuk masalah mata miopia dan
hyperopia.
23. 2015 Exploring Grade 11 John, Molepo Pemahaman konseptual peserta didik di sekolah menengah pertama tentang fenomena
Learners’ Conceptual and Chirwa optikal dari 'pembiasan' ditemukan sangat lemah dan mereka tidak bisa menerapkan
Undestanding of Refraction: prinsip-prinsip pembiasan dengan benar dalam situasi yang berbeda.
A South African Case
Study. International Journal
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 245
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Education Science
24. 2015 Investigating Students’ Ozcan Guru dan instruktur di tingkat SMA dan perguruan tinggi, masing-masing, harus
Mental Models about The memberikan perhatian yang spesifik pada poin-poin tertentu ketika mengajar topik terkait
Nature of Light in Different cahaya. Dengan demikian, konteks dan isi yang akan membentuk hubungan antara
Contexts. Europan Journal konsep fisik yang berbeda harus disiapkan baik untuk buku-buku pelajaran di kelas.
of Physics
25. 2015 A Review and Comparison Gurel, and Ada beberapa cara untuk mendiagnosa miskonsepsi siswa dalam ilmu pengetahuan, tetapi
of Diagnostic Instruments Eryilmaz semua metode penilaian diagnostik memiliki kekuatan dan keterbatasan. Hasil penelitian
to Identify Students' ini menunjukkan bahwa di semua bidang ilmu pengetahuan lebih menekankan untuk
Misconceptions in Science. diberikan alat tes yang berupa three dan four tier test.
Eurasia Journal of
Mathematics, Science &
Technology Education,
2015, 11(5), 989-1008
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 246
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

B. Pembahasan geometris dan fenomena optik (Lin, Guo, and


Cahaya adalah bagian materi fisika yang Hsu, 2011; Lee, Ha, and Park, 2012; Gurel
membahas tentang sifat cahaya; gelombang, dan Eryilmaz, 2013; Taslidere and
muka gelombang, sinar; refleksi dan refraksi; Eryilmaz,2015) dapat diambil kesimpulan
indeks refraksi dan aspek gelombang dari bahwa pembelajaran tentang cahaya masih
cahaya; dispersi; polarisasi; dan prinsip menimbulkan beberapa miskonsepsi yang
Huygens. Pada dasarnya konsepsi yang meliputi karakteristik cahaya (Ouattara and
muncul pada siswa ataupun mahasiswa Boudaone, 2012; Kaur, 2012; Uzun, Alev,
dipengaruhi oleh tiga faktor , yaitu faktor and Karal, 2013; Odabasi and Sengoren,
pengetahuan pra instruksional, proses 2014; Hung et al, 2014; Grigorovitch, 2014;
pembelajaran yang berbasis konsep ilmiah, Gurel, Eryilmaz, and Dermott, 2015; Mumba,
dan pengalaman membaca buku teks. Ketiga Mbewe, and Chabalengula, 2015),
hal tersebut membentuk pengetahuan yang pemantulan pada cermin dan pembiasan pada
tersimpan dalam memori siswa, membentuk lensa (Aydin, 2012; Fredlund, Airey, and
elemen-elemen pengetahuan yang saling Linder, 2012; Wu and Puntambekar, 2012;
terkait yang diistilahkan dengan struktur Enghag et al, 2012; Taale, 2013;
pengetahuan atau sering juga dikatakan Hadzibegovic and Slisko, 2013; Olympiou,
sebagai sumber pengetahuan. Adanya fungsi Zacharias, and Jong, 2013 Sengoren, 2014;
kerja koordinasi pengetahuan, maka konsepsi Srisawasdi and Kroothkeaw, 2014;Tural,
tentang sesuatu hal dapat terjadi. Bila 2015; John, Molepo, and Chirwa, 2015;
koordinasi ini tidak mencapai kondisi yang Ozcan, 2015), serta terkait tentang mata dan
ideal maka terjadilah konsepsi paralel penglihatan manusia (Jones and Zollman,
terhadap suatu konsep. Konsepsi yang terjadi 2014). Untuk mengidentifikasi konsepsi dan
pada siswa dapat terdiri dari konsepsi miskonsepsi pada penelitian secara
alternatif dan konsepsi ilmiah, dapat juga keseluruhan, ada beberapa jenis tes yang
semuanya berupa konsepsi alternatif. dapat digunakan, meliputi; 1) CP-MCT (Lin,
Konsepsi yang muncul akan dilihat Guo, and Hsu, 2011); 2) Open Ended
berdasarkan sub topik materi Cahaya yang Question (Uzun, Alev, and Karal, 2013;
terdiri dari karakteristik cahaya, pemantulan Srisawasdi and Kroothkew, 2014; Lee et al
dan pembiasan, cermin, dan lensa, dak 2012; Aydin, 2012; Hadzibegoviz and Slisko,
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. 2013; Sengoren, 2014; Ozcan, 2015; John et
Dari hasil sintesis 25 jurnal yang al, 2015; Tulas, 2015); 3) analisis buku
membahas tentang pemahaman konseptual (Gurel, 2013); dan 4) pengembangan
(konsepsi) dan miskonsepsi siswa maupun program pembelajaran (Outara and
guru pre service pada topik Cahaya, optik
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 247
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Boudeaon, 2012; Kaul, 2012); dan 5) Three- analisis tersebut ditemukan keterbatasan-
Tier Test (Aydin, 2012). keterbatasan yaitu: 1) Penelitian sebelumnya
Pada konteks penelitian tersebut hanya meneliti salah satu bagian sub topik
dikatakan bahwa dalam pembelajaran cahaya, dari topik cahaya maupun optik geometris,
representasi juga memiliki peranan penting misalnya karakteristik cahaya, konsep dasar
untuk meningkatkan pemahaman konseptual cahaya, pemantulan pada cermin, pembiasan
dan mengatasi masalah miskonsepsi yang pada lensa, dan fenomena. Tidak ditemukan
dimiliki siswa baik dari level pendidikan pada penelitian sebelumnya yang meneliti
dasar hingga level pendidikan universitas. tentang konsepsi maupun miskonsepsi secara
Adapun beberapa representasi yang keseluruhan terkait topik Cahaya; 2)
digunakan dalam pembelajaran konsep Penelitian sebelumnya menggunakan tes
cahaya, meliputi: 1) MERs untuk diagnostik pada umumnya, misalnya open-
membangun tingkatan hubungan antara ended question, wawancara, dan three tier
berbagai representasi (Fredlund, Airey, and test. Jenis tes diagnostik yang disebutkan
Linder, 2012); 2) Representasi disiplin untuk diatas memiliki keterbatasan dalam
pemahaman tentang fenomena fisika (Enghag menjaring konsepsi maupun miskonsepsi,
et al, 2012); 3) representasi eksplisit untuk misalnya untuk hasil skala keyakinan pada
membangun tingkat pemahaman konsep yang tes three tier boleh jadi kurang akurat
abstrak dengan tingkat kompleksitas tinggi dikarenakan keraguan dari responden. Dalam
(Plympiou, Zacharias, and John, 2013); 4) hal ini, perlu adanya revisi instrumen tes
Muliti representasi untuk meningkatkan diagnostik yang lebih maju; dan 3) Penelitian
pemahaman konseptual dan prestasi dalam sebelumnya hanya sebatas menjaring
konsep dasar terkait optik (Taale, 2013); dan konsepsi maupun miskonsepsi tanpa
5) pendekatan konstruktivis yang berperan mengatasi miskonsepsi tersebut, padahal
penting dalam destabilisasi representasi perlu analisis lanjut dari hasil penelitian yang
mental spontan dan penataan model untuk ditemukan terkait miskonsepsi yang terjadi
konsep cahaya (Grigorovitch, 2014). dan kemudian diberikan solusi untuk
mengatasinya. Berdasarkan ketiga
V. PENUTUP keterbatasan yang telah diuraikan, maka perlu
dilakukan suatu penelitian yang mejaring
A. Kesimpulan
konsepsi maupun miskonsepsi yang dialami
Berdasarkan analisis tersebut maka
oleh siswa, mahasiswa calon guru, dan guru
disimpulkan bahwa terdapat banyak
khususnya pada program studi fisika terkait
miskonsepsi terkait konsep cahaya dan optik
topik cahaya secara keseluruhan dengan
geometris yang diteliti. Namun, berdasarkan
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 248
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

menggunakan revisi tes diagnostik yang lebih phenomenographic research. Studies


in Higher Education. 25(3), 295-308.
maju.
[7] Aydin. 2012. Remediation of
B. Saran Misconceptions About Geometric
Optics Using Conceptual Change
Miskonsepsi yang ditemukan perlu
Texts. Journal of Education Research
diatasi dengan multirepresentasi, sehingga and Behavioral Sciences Vol. 1(1), pp.
001-012.
perlu adanya pengembangan lebih lanjut
[8] Ayyildiz, Y., & Tarhan. L. (2012).
tentang multirepresentasi yang sesuai dengan The effective concepts on students’
understanding of chemical reactions
topik Cahaya.
and energy. H.U Journal of Education
42, 72-83.
[9] Campbell, J,. (2007). Using Metacogs
PUSTAKA
to Collaborate with Students to
Improve Teaching and Learning in
[1] Ainsworth, S. 1999. The Functions of Physics.
Multiple Representations. Computers [10] Creswell & Clark. 2007. Designing
and Education , 33, 131-152. and conducting mixed methods
[2] Angell, C., Guttersrud, ψ., Henriksen, research. USA: SAGE publication,
E. K., & Isnes, A. (2004). Physics: Inc.
Frightful, but fun Pupils’ and [11] Daud, N.S.N., Karim, M.M.A.,
teachers’ views of physics and physics Hassan, S.W.N.W., & Rahman, N.A.
teaching . Science Education, 88, 683- (2015). Misconception and difficulties
706. in introductory physics among high
[3] Angell, C.O. Guttersrud, and EK. school and university students: an
Henriksen. 2007. Multiple overview in mechanics.
representations as a framework for a EDUCATUM- Journal of Science,
modelling approach to physics Mathematics and Technology
education. Department of Physics, Vol.2(1): 34-47.
University of Oslo, NORWAY, and [12] Fredlund, Airey, & Linder. 2012.
Per Morten Kind, School of Exploring The Role Of Physics
Education, Durham University, UK. Representation: an Illustrative
[4] Anderson, D. dan Nashon, S. (2006). Example From Students Sharing
“Predators of Knowledge Knowledge About Refraction.
Construction: Interpreting Students’ European Journal of Physics. 33 657-
Metacognition in an Amusement Park 666.
Physics Program”. Wiley InterScience, [13] Goldin, G.A. 2002. Representation in
298-320. Mathematical Learning and Problem
[5] Arslan, H. O., Cigdemoglu. C, & Solving. Dalam L.D English (Ed).
Moseley. C. (2012). A three-tier Handbook of International research in
diagnostic test to assess pre-service Mathematics Education (IRME). New
teachers’ misconception about global Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
warming, green house effect, ozone [14] Grigorovitch. 2014. Children’s
layer depletion, and acid rain. Misconceptions and Conceptual
International Journal of Science Change in physics Education: The
Education 34(11), 1667-1686. Concept of Light. Journal of
[6] Ashworth, P. & Lucas, U. (2000) Advances In Natural Sciences Vol. 1,
Achieving Empathy and Engagement: No.1 (2014).
a practical approach to the design, [15] Gurel, and Eryilmaz. 2013. A Content
conduct and reporting of Analysis of Physics Textbooks as a
Probable Sources of Misconceptions
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 249
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

[16] in Geometric Optics. Journal of about Light. J Korea Assoc. Sci. Edu,
Education 28(2), 234-245. Vol.32, No.32, No.8, pp 1345-1355.
[17] Hadzibegovic & Slisko. 2013. [27] Lin, Guo, & Hsu. 2011. To Design
Changing University Students’ and Development of A Context-Rich,
Alternative Conceptions of Optics By Photo-Based Online Testing to Assess
Active Learning. CEPS Journal Vol.3. Students’ Science Learning. US-
[18] Halim, L., Yong, T.K., Meerah, China Education Review A 1 22-30.
T.S.M. (2014). Overcoming students’ [28] Lucas, U. (2000). Worlds apart:
misconceptions on forces in students' experiences of learning
equilibrium: an axtion research study. introductory accounting. Critical
Creative Education 5: 1032-1042. Perspectives on Accounting, 11(4),
[19] Halliday. David. Robert, Resnick. 479-504.
1996. Fisika Jilid 2; Diterjemahkan [29] Lucas, U. (2001). Deep and surface
Oleh Pantur Silaban Ph.D dan approaches to learning within
Drs.Edwin Sucipto. Jakarta: Erlangga. introductory accounting: a
[20] Heller, P., & K. Heller. (1999). phenomenographic study. Accounting
Problem-Solving Labs, in Cooperative Education, 10(2), 161-184.
Group Problem Solving in Physics, [30] Lucas, U. (2002) Uncertainties and
Research Report. University of contradictions: lecturers' conceptions
Minnesota. of teaching introductory accounting.
[21] Hung et al. 2014. Learning With The British Accounting Review. 34(3),
Body: An Embodiment-Based 183-204.
Learning Strategy Enhances [31] Lucas, U. (2011) Reflection: what is
Performance of Comprehending its role in ‘learning to be a
Fundamental Optics. Interacting With professional’?. Brunel University.
Computers, Vol. 26 No.4. [32] Mumba, Mbewe, & Chabalengula.
[22] John, Molepo, & Chirwa. 2015. 2015. Elementary School Teachers’
Exploring Grade 11 Learners’ Familiarity, Conceptual Knowledge,
Conceptual Undestanding of and Interest in Light. International
Refraction: A South African Case Journal of Science Education Vol.37,
Study. International Journal No.2, 185-209.
Education Science, 10 (3): 391-398. [33] Novak & Gowin. 1984. Learning How
[23] Jones and Zollman. 2014. To Learn. Cambridge: University
Understanding Vision: Students’ Use Press.
of Light and Optics Resources. [34] Odabasi and Sengoren. 2014. Physics
Europan Journal of Physics. 35, Candidate Teachers’ Alternative
055023 (17pp). Concepts about Image and Shadow
[24] Kaur 2012. Drawing Insights from Formation and Opinions about High
Cognitive Science for a Strengthened School Students’ Alternative
Teacher Preparation : Learning from Concepts on These Topics. Balkan
Optics.. International Journal for Physics Letters, blp, 22, 221005, PP.
Cross-Disciplinary Subjects in 43-59.
Education (IJCDSE), Volume 3, Issue [35] Ornek. F., Robinson. W. R., Haugan.
2. M. P,. (2008). What makes physics
[25] Kaya, Serap Sengoren. 2014. difficult?. International Journal of
“Prospective Physics Teachers’ Use Environmental & Science Education,
of Multiple Representations for 3(1), 30-34.
Solving The Image Formation [36] Ouattara & Boudaone. 2012.
Problems”. Journal of Baltic Science Teaching and Learning in
Education, Vol.13, No.3, 2014: 59-74. Geometrical Optics in Burkina Faso
[26] Lee, Ha, & Park. 2012. Middle School Third From Classes: Presentation and
Students’ Knowledge State Analysis Analysis od Class Observations Data
JPF | Volume 6 | Nomor 3 | 250
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

[37] and Students’ Performance. Frederic. science. Journal of Elementary


British Journal of Science Vol.5 (1). Science Education, Vol 20(2): 1-11.
[38] Ozcan. 2015. Investigating Students’ [44] Taale. 2013. Remediating Some
Mental Models about The Nature of Learning Difficulties of L200 Science
Light in Different Contexts. Europan Education Students of Modibbo
Journal of Physics. Adama University of Technology in
[39] Rosengrant, D., E. Etkina and AV. Some Physics Concepts Using
Heuvelen. 2007. An Overview of Multiple Representations.
Recent Research on Multiple International Journal of Education
Representations.Rutgers, The State and Practice (3):26-43.
University of New Jersey GSE, 10 [45] Taslidere & Eryilmaz. 2015.
Seminary Place, New Brunswick NJ, Assessment of Pre-Service Teachers’
08904 Misconceptions in Geometrical Optics
[40] Sengoren. 2014. Prospective Physics Via a Three-Tier Misconception.
Teachers’ Use of Multiple Baltin University Journal of Faculty
Representations for Solving The of Education Volume 4, Issue 1,
Image Formation Problems. Journal p.269-289, June 2015.
of Baltic Science Education ISSN [46] Tural. 2015. Cross-Grade Comparison
1648-3898. of Students’ Conceptual
[41] Srisawasdi,. Kroothkeaw. 2014. Understanding with Lenses in
Supporting Students’ Conceptual Geometric Optics. Science Education
Development of Light Refraction by International Vol. 26, Issue 3, 325-
Simulation-based Open Inquiry with 343.
Dual-Situated Learning Model. J. [47] Uzun, Alev, & Karal. 2013. A cross-
Comput. Educ. 1 (1): 49-79. age Study of an Understanding of
[42] Srisawasdi & Kroothkeaw. 2014. Light and Sight Concepts in Physics.
Supporting students’ conceptual Science Education International
development of light refraction by Vol.24, Issue 2, 129-149.
simulation-based open inquiry with [48] Wendersee, Mintzes, & Novak. 1994.
dual-situated learning model. J Research on Alternative Conceptions
Comput.Educ. 1(1):49-79. in Science. Handbook of Research on
[43] Stein, M., Larrabee, T.G., & Barman, Science Teaching and Learning, eds.
C.R. (2008). A study of common Dorothy L. Gabel. New York:
beliefs and misconceptions in physical Macmillan Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai