Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI Kata Pengantar ......................................................................................................

ii Daftar
Isi ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1 1.2
Tujuan ....................................................................................................... 1 1.3 Identitas Buku Utama
……………………………………………………2
1.4 Identitas Buku Pembanding ..............
…………………………………
.. .2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Buku Utama ............................................................................ 3 2.2 Ringkasan Buku
Pembanding ................................................................... 5
BAB III KEBENARAN
3.1 Kelebihan Buku ......................................................................................... 9 3.2 Kekukarangan
Buku................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10 4.2
Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
Sorotan
Tambah Catatan
Berbagi Kutipan

1
BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan keiatan belajar , untuk
mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan . dalam merancang kegiatan pembeajaran ini,
seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran, yang ingin dicapai atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan
terus mengemas penyajian materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih
untuk melakukan mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
telah dimiliki siswa. Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,
strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada
guru untuk dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Peru dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki
pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan
pandangan tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan
berbeda walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah ini kami menekankan model
pembelajaran PJBL yang membahas tentang model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
1.1

TUJUAN
1. Mengetahui definisi model pembelajaran. 2. Mengetahui definisi dan perbedaan komponen
pembelajaran ( pendekatan, strategi, taktik teknik , metode). 3. Mengetahui macam-macam model
pembelajaran.
2
1.2

IDENTITAS BUKU UTAMA


1.

Judul : Strategi Belajar Mengajar

2.

Penulis : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd 3.

Penerbit : Harapan Cerdas Medan 4.

Tahun Terbit : 2017 5.

Kota Terbit : Medan 6.

ISBN : 978-602-50212-3-7
1.3

IDENTITAS BUKU PEMBANDING 1.

Judul : Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah

2.

Penulis : Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd, Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd, Oktarina Puspita Wardani, S.Pd.,
M.Pd 3.

Penerbit : Sultan Agung Press 4.

Tahun Terbit : 2013 5.

Kota Terbit : Semarang 6.

ISBN : 978-602-7525-64-1

3
BAB II PEMBAHASAN 2.1

RINGKASAN BUKU UTAMA MODEL-MODEL PEMBELAJARAN


Ringkasan buku Dra. Ratna Tanjung, M.Pd
1.

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN


Model pembelajaran adalah pola atau rancangan yang dilakukan saat proses interaksi pembeljaran
antara siswa dengan guru selama dan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Menurt Joyce
(2009) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merancang pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, komputer, film, kurikulum
dan lain-lain.
2.

PENDEKATAN CTL (
Contextual Teaching Learning
)
Salah satu pendekatan pembelajaran IPA yang sesuai dengan konsep kurikulum 2006 tersebut
adalah pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), yaitu salah satu konsep belajar yang
dapat membantu guru mengaitkan antara materi dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
merek sebagai anggota keluarga dalam masyarakat, sehingga harapkan hasl dari kegiatan
pembelajaran ini lebih bermakna bagi siswa. Konsep pembelajaran CTL ini lebih menekankan pada
strategi pembelajarannya bukan pada ll yang dicapai pada akhir kegiatan. Dalam kelas kontekstual,
tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya; artinya guru lebih banyak berurusan
dengan strategi dari pada memberi rmasi. Guru mengelola kelas menjadi suatu tim dimana seluruh
anggotanya bekerja bersama-sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
3.

KOMPONEN DAN PENERAPAN CTL


Dalam kaitannya dengan penerapan CTL di kelas ada tujuh komponen yang harus diterapkan serta
merencanakan perangkat-perangkat pembelajaran yang mendukung sesuai dengan masing-masing
komponen. Adapun ketujuh komponen tersebut adalah: konstruktivisme (Constructivism),
menemukan (Inquiry), bertan (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). Sebuah
kelas dikatakan menggunakan

2
pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajaran. Penerapan CTL
untuk semua kurikulum atau bidang studi dan semua kelas yang bagaimanapun keadaannya,
tergantung kepada guru mau atau tidak mendisainnya. Adapun secara garis besarnya penerapan CTL
dalam kelas adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi (membangun)
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri
untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tau siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan "masyarakat
belajar" (belajar dalam kelompok- kelompok). 5. Hadir "model" sebagai contoh pembelajaran. 6.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lak ukan penilaian vang sebenarnya (Authentic Assessment)
dengan berbagai cara.
4.

PEMBERLAJARAN KOOPERATIF (Cooperative Learning/CL)


Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda Dalam menyelesaikan tugas
kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suat bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai jika
salah satı teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Landasan teoritik yang digunakan dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif ini
adalah landasan teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosio kultural dari
pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam
percakapan atau kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke
dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky n dikehendakinya susunan kelas berbentuk
pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja,
namun siswa juga mempelajari keterampilan-keterampilan disebut keterampilan kooperatif, yang
berfungsi un melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan kerja dapat dibangun dengan
mengembangkan kom antar anggota kelompok. Sedang peranan tugas harus khusus yang hubungan
komunikasi dengan membagi tugas antar anggota kelompok kegiatan.
5.

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING (BERDASARKSAN MASALAH)


Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem-based n learning) merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata
(Trianto,2009). Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di
mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

6
menyusun penegtahuan mereka sendii, hengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat
lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
6.

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


Istilah pembelajaran berbasis proyek merupakan istilah pembelajaran yang diterjemahkan dari
bahasa Inggris project based learning. Menurut BIE 1999 dalam Trianto (2014) project based learning
adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan
memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan
puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai realistik. Sedangkan Hasnawati (2015),
menyatakan bahwa model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai kegiatan proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, nengetahuan dan keterampilan. Model
pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan
menyelesaikan suatu proyek tertentu. Walaupun model pembelajaran berbasis proyek dapat
dikatakan sebagai model lama, tetapi model ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan model
pembelajaran lain sehingga model PBP banyak digunakan dan terus dikembangkan. Salah satu
keunggulan tersebut adalah bahwa model PBP dinilai merupakan salah satu model pembelajran
yang sangat baik dalam mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa
termasuk keteramplan berpikir, keterampilan membuat keputusan, kemampuan berkreativitas
kemampuan memecahkan masalah, dan sekaligus dipandang efektif untuk mengembangkan rasa
percaya diri dan manajemen diri para siswa (Abidin, 2014). Sedangkan model pembelajaran berbasis
proyelk project based learning) adalah sebuah model pembelajararn yang menggunakan proyek
(kegiatan) sebagai inti pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Hasnawati (2015) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam b. Meningkatkan kemampuan siswa
dalam pemecahan c. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
7.

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


Inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari
secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengarn menggunakan langkah-langkah tertentu
menuju suatu kesimpulan.
7
Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan eksperimen, dan mampu
melakukan proses mental berinquiry, adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang gejala alami b. Merumuskan masalah c. Merumuskan hipotesis-hipotesis d. Merancang
pendekatan investigative yang meliputi eksperimen e. Melakukan eksperimen f. Mensistesiskan
pengetahuarn g. Memiliki sikap ilmiah, antara objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan
menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab. Inkuiri dapat dilakukan secara
individual, kelompok, atau klasikal, baik di dalam maupun di luar kelas, (Istarani,2012:132) Strategi
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dana menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal darl bahasa Yunani,
yaitu heurikein yang berarti saya menemukan, (Sanjaya,2006:196).
2.2

RINGKASAN BUKU PEMBANDING MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DISEKOLAH


Ringkasan buku Muhamad Afandi, S.Pd, dkk
1.

PEMBELAJARAN DISEKOLAH Pengertian Belajar

Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan

masyarakat.
Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar“

merupakan kata-kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam

menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka

lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan.

Belajar sebagai mana yang dikemukana oleh Sardiman (2003: 20),

bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah


laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

m
endengarkan, meniru, dan lain sebagainya”.

Berdasarkan uraian di atas maka belajar merupakan interaksi antara

pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana

baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan

kemampuan peserta didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti


interaksi antara guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar dan

terencana yang dilaksanakan baik di dalam kelas maupn diluar kelas

dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa.

8
Pegetian Hasil Belajar
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara

sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat

kan kemampuan peserta didik ditentukan oleh hasil belajar.

Sebagaimana dikemukakan Oleh Hamalik (2006: 30), bahawa

perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari

tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah

mampu.
Tujuan Belajar
Tujuan dari interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang

dilakukan secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan

untuk meningkat kan kemampuan peserta didik baik perubahan

kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi

(afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada

peserta didik sebagaimana yang dikemukakan oleh Usman (2006: 34)

bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya

dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru

sebelumnya.
2.

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Hakikat Model dan metode pembelajaran

Konsep pembel
ajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam


kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari


pendidikan”.

Lingkungan belajar hendaknya dikelola dengan baik karena

pembelajaran memiliki peranan penting dalam pendidikan. Sejalan

dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa pembelajaran adalah

”membelajarkan sis
wa menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

3.

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN 1.

Model Pembelajaran Langsung

a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model

pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau

keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran

berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.

9
b. Tujuan Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran Langsung dirancang untuk menciptakan

lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian

akademik. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam

melakukan tugasnya guru dapat menggunakan berbagai media.

Informasi yang disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa

pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana

melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif (yaitu

pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip,


atau generalisasi).

2.

Model Pembelajaran Kontekstual

Pengertian Pemebelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual (
Contextual Teaching and Learning)

atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada

keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan

siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan

menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa:

2006: 102). Menurut Sanjaya (2006: 109) mengemukakan bahwa

CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang menekankan kepada

proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nya.

3.

Model Pembelajaran
Index Card Match
(Mencari Pasangan)
Pengertian
Index Card Match
(Mencari Pasangan)

Menurut Zaini (2008: 67)) model pembelajaran


Index Card Match

(mencari pasangan) adalah model pembelajaran yang cukup

menyenangkan, digunakan untuk mengulang materi yang telah

diberikan sebelumnya. Materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan

catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan

diajarkan terlebih dahulu sehingga peserta didik ketika masuk


ruangan kelas sudah memiliki bekal pengetahuan. Dengan model

pembelajaran
Index Card Macth
, peserta didik dapat belajar aktif

dan berjiwa mandiri. Walaupun dilakukan dengan cara bermain,

model pembelajaran
Index Card Macth
dapat merangsang peserta

didik untuk melakukan aktivitas belajar secara bertanggung jawab

dan disiplin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan

prestasi belajar dapat meningkat.


4.

Model Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahasa asing adalah

cooperative learning
. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada

hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau

strategi pembelajaran gotong royong yang konsepnya hampir tidak

jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok. Pembelajaran

kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok. Ada unsur

dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran

kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok

sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan

guru
Sorotan
Tambah Catatan
Berbagi Kutipan

10
mengelola kelas dengan lebih efektif. Pembelajaran kooperatif

proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa
dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.

4.

PENILAIAN PEMBELAJARAN

Jenis Penilaian Pembelajaran

Penilaian proses dan hasil belajar dibagi menjadi empat jenis, yaitu

penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan

penilaian penempatan (Arifin, Z. 2009: 35-37). Menurut Sujana,

(2009: 5) dilihat dari fungsinya jenis penilaian ada beberapa macam,

yaitu: Penilaian Formatif, Penilaian Sumatif, Penilaian Diagnostik,

Penilaian Selektif, Penilaian Penempatan. Sedangkan menurut

Purwanto (2010 : 26) bahwa neis penelitian ada dua yaitu Penilaian

formatif dan penilaian sumatif.

1. Penilaian Formatif, Penilaian ini dimaksudkan untuk memantau

kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung,

untuk memeberikan balikan (


feedback
) bagi penyempurnaan

program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan


perbaikan, sehingga hasil belajar

peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.

Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses

pembelajaran, bukan untuk menentukan kemampuan peserta didik.

2. Penilaian Sumatif, Penilkaian sumatif berarti penilaian yang

dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi

pelajaran di anggap telah selesai. Dengan demikian ujian akhir

semesteran dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif.

Tujuannya yaitu untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan


tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai

sebagai angka rapor. Dan juga dapat dipakai untuk perbaikan

proses pembelajaran secara keseluruhan.

3. Penilaian Penempatan, Penilaian penempatan ini tujuan utamanya

adalaha untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki

ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu

program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah

menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

4. Penilaian Diagnostik, Penilaian ini dimaksudkan untyk mengetahui

kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif

sebelumnya. Dan penilaian ini memerlukan sejumlah soal untuk

satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi peserta

didik, dan soal-soal itu bervariasi.

5. Penilaian Selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan

seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan

tertentu.

11
BAB III KEBENARAN 3.1 KELEBIHAN BUKU
1)

Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview memiliki warna yang cerah pada
cover, tetapi kurang menarik karena tidak disertai gambar pada bagian covernya. 2)

Dari aspek layout dan tata letak, buku ini ditulis dengan font calibri ukuran 12 dan tata letak buku ini
sangat rapi serta tersusun secara signifikan sehingga memudahkan pembaca untuk membaca dan
memahaminya 3)

Dari aspek tata bahasa, buku ini sangat cocok dibaca bagi semua kalangan, khususnya mahasiswa
dalam prodi pendidikan, buku ini sangat bagus untuk menjadi bahan rujukan dan bacaan.
3.2
KEKURANGAN BUKU
Pada buku utama tidak memiliki gambar yang berwarna sehingga pembaca cepat bosan. Selain itu
sampul pada buuku utama dan buku pembanding kurang menarik sehingga masyarakat tidak tertarik
membacanya. Materi pada buku pembanding pun kurang lengkap.

12
BAB IV

PENUTUP 4.1

KESIMPULAN
Model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan
pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan
pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran
kepada siswa untuk siswa mengerti . Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi
namun masing-masing masih memiliki hubungan. Dalam pendekatan pembelajaran filsafat ada 3
yaitu : idealism, realiasme, pragmatisme, kontruktivisme, eksistensialisme, dan pendidikan nasional
pancasila. Pada model

model pembelajaran yang kita bahas ada 4 yaitu : saintific, problem based learning, Discovery
Learning, dan Pembelajaran berbasis proyek .
4.2 SARAN
Dari ringkasan dan kritikan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, kedua buku cocok
dijadikan referensi bagi mahasiswa tingkat awal karena pembahasannya mencakup keseluruhan.
Dari kesekian banyak kelebihan diatas, telah juga diuraikan kelemahan dari buku ini, harapan
kedepan buku ini terus diperbaiki sesuai dengan anggapan atau kebutuhan pembaca pada
khususnya. Buku ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi kelangsungan kehidupan kita msing-
msaing calon pendidik, maka diharapkan kedepan buku ini tetap terupdate denga revisi-revisi yang
lebih membangun dan mendetail lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan
serta teknologi.

Anda mungkin juga menyukai