Unit Pembelajaran 9:
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Eni Sugiarti
Rahmi Yulianti
Dewi Astuti
Yudha Andanaprawira
Khurnia Eva Nilasari
Reviewer
Tri Wahyu Retno Ningsih
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................viii
01 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................................ 1
C. Manfaat ............................................................................................................................ 2
D. Sasaran ............................................................................................................................ 2
A. Pengantar ....................................................................................................................... 13
05 PENILAIAN .......................................................................................................................54
B. Penilaian ........................................................................................................................63
1. Penilaian untuk Guru ................................................................................................63
2. Penilaian untuk Peserta Didik .............................................................................. 66
06 PENUTUP ......................................................................................................................... 67
B. Tujuan
Tujuan modul ini adalah:
D. Sasaran
Adapun sasaran modul ini adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Ketua KKG/MGMP/MGBK
5. Guru
6. Peserta didik.
E. Petunjuk Penggunaan
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari dan mempraktikkan
modul ini, ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sampai Anda memahami benar
tujuan mempelajari Unit Pembelajaran ini.
2. Pelajarilah dengan seksama bagian target kompetensi sehingga Anda benar-
benar memahami target kompetensi yang harus dicapai baik oleh diri Anda
sendiri maupun oleh peserta didik.
3. Kegiatan Pembelajaran untuk menyelesaikan setiap Unit Pembelajaran
dilakukan melalui moda Tatap Muka In-On-In sebagai berikut:
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
1. Kompetensi Dasar
Tabel 3 Target Kompetensi Dasar Peserta Didik
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar
didengar
IPK Inti:
IPK Pengayaan
IPK Inti:
IPK Pengayaan
B. Organisasi Pembelajaran
Guna memudahkan guru dalam mempelajari modul ini, akan dibagi menjadi
4 topik bahasan dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 5 Organisasi Pembelajaran
Jumlah JP
Topik Materi
In - 1 On In - 2
C. Integrasi Keislaman
Beragam kisah inspiratif dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi di dalam Al-Quran dan hadits. Semuanya berisi kisah inspiratif. Begitu pula
dengan kisah-kisah para ulama, ataupun boleh jadi orang-orang di sekitar kita.
Di dalam Al-Quran banyak dijumpai tentang kisah, dan hampir semua kata
tersebut ditujukan agar umat dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari kisah-
kisah tersebut. Misalnya kita bisa temukan pada ayat berikut.
َ س ِل َما نُثَ ِبٗتُ ِب ِهۦ فُ َؤاد ََۚكَ َو َجا ٓ َءكَ فِي َٰ َه ِذ ِه ۡٱل َح ُّق َو َم ۡو ِع
ة َوذ ِۡك َر َٰىٞ ظ ُّ ع َل ۡيكَ ِم ۡن أَ ۢن َبا ٓ ِء
ُ ٱلر ُّ َُو ُك ا ّٗل نَّق
َ ص
١٢٠ َِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah
yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” [Q.S. Huud 11: 120]
Selain, QS Huud ayat 11, ada pula Q.S. Yusuf 12: 111 yang menegaskan bahwa
fungsi kisah atau cerita adalah untuk menambah keteguhan hati. Mari kita simak
ayat tersebut.
ِ ب َما َكانَ َحدِي اثا ي ُۡفت ََر َٰى َو َٰ َل ِكن تَصۡ دِيقَ َّٱلذِي بَ ۡينَ يَدَ ۡي ِه َوت َۡف
صي َل ِ ِۗ َة ِّٗل ُ ْو ِلي ۡٱّل َۡل َٰبٞ ص ِه ۡم ِع ۡب َر َ ََلقَ ۡد َكانَ فِي ق
ِ ص
١١١ َُك ِٗل ش َۡي ٖء َوهُداى َو َر ۡح َم اة ِٗلقَ ۡو ٖم ي ُۡؤ ِمنُون
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-
buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
[Q.S. Yusuf 12: 111]
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai
alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada
lawan bicara. Oleh karena itu, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku,
baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Mengapresiasi Karya Sastra secara Reseptif dan Produktif
Apresiasi terhadap suatu karya dapat terjadi melalui berbagai
tingkatan. Disick dalam Waluyo (2005) menyebutkan adanya empat
tingkatan apresiasi, yaitu: menggemari, menikmati, mereaksi, dan produktif.
Pada tingkat menggemari puisi, seseorang sebatas senang membaca atau
menyaksikan pembacaan puisi. Pada tingkat menikmati, seseorang akan
tersentuh batinnya saat membaca puisi atau menyaksikan pembacaan puisi.
Pada tingkat mereaksi, sikap kritis seseorang terhadap puisi lebih menonjol
karena telah mampu menafsirkan dengan kritis dan memberikan penilaian
baik atau buruk pada puisi. Tingkat produktif berarti seorang apresiator telah
mampu menghasilkan, mengkritik, atau membuat resensi terhadap sebuah
puisi secara tertulis.
Berdasarkan paparan apresiasi karya sastra tersebut dapat ditegaskan
bahwa tingkatan apresiasi (1), (2), dan (3) merupakan apresiasi reseptif.
Dikatakan apresiasi reseptif karena pada tingkat-tingkat apresiasi tersebut,
pembaca karya sastra baru dalam tahap-tahap menyerap. Mereka pada
dasarnya belum menghasilkan apa pun sebagai produk kegiatan
apresiasinya. Sedangkan, tingkatan apresiasi (4) merupakan apresiasi
produktif karena pembaca karya sastra sudah menghasilkan sesuatu,
Setelah membaca teks tersebut, Anda tentu dapat mengidentifikasi isi teks
cerita inspiratif berupa ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau
perasaan pribadi.
Bahan Bacaan 3: Menyimpulkan isi teks cerita inspiratif
Bila dicermati, isi teks tersebut mengangkat tentang sosok pelatih renang
asal Indonesia di Amerika Serikat yang strategi pelatihannya menggunakan
pendekatan kemanusiaan. Bobby Guntoro, nama sang pelatih tersebut,
memanusiakan para perenang didikannya dengan melihat kelebihan dan
Sutarjo (48), seorang juru parkir di Kabupaten Klaten tampak sibuk membaca
Al-Quran di sela pekerjaannya. Dia khusyuk mengaji di pinggir trotoar di dekat
kendaraan yang sedang terparkir. Sutarjo mengaku kebiasaannya membaca Al-
Quran itu dilakukannya dengan satu tujuan yakni untuk selalu mengingat Allah saat
hidup. Sehingga, lanjut Sutarjo, jika nantinya mati dia diberikan jalan husnul
khatimah.
Pantauan detikcom, lokasi Sutarjo bekerja persis di depan toko aksesoris HP
Jalan Pemuda Tengah, barat Simpang Lima Plasa Klaten. Penggunaan jalan yang
kebetulan berhenti saat lampu merah, dengan mudah bisa melihat Sutarjo
membaca Al-Quran. Dia bercerita pendapatannya dari sebagai juru parkir bisa
untuk mencukupi kebutuhannya.
"Insya Allah memberikan kecukupan. Sehari tidak tentu tapi buat setor Rp
25.000, untuk kuliah anak Rp 30.000 dan istri Rp 30.000 nyatanya cukup," katanya
a. Membaca teks sebagai model. Dalam hal ini, peserta didik dapat diberikan
sebuah model teks inspiratif. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat
mengamati model teks inspiratif sekaligus menemukan ide dalam menulis
teks.
b. Merancang bangun teks cerita inspiratif sesuai dengan struktur dan ciri
kebahasaannya. Pada langkah ini, selain menyusun kerangka teks, menaati
dst
dst
- Merespon pertanyaan-
pertanyaan
membangun konteks
berkaitan dengan teks
- Menyajikan gagasan
tentang teks cerita
inspiratif baik secara
lisan dan tulis
- Kelompok yang
dikunjungi presentasi
dan memberikan
penjelasan hasil kerja
kelompok.
- Kelompok yang
mengunjungi
memberikan respons
dengan memberikan
tanggapan dan
pertanyaan untuk
mendalami dan
mengetahui
kebenaran hasil
identifikasi teks yang
telah dibaca.
dst
dst
- Merespons pertanyaan-
pertanyaan
- Secara berkelompok
menyusun pertanyaan
terkait dengan struktur
dan kebahasaan teks
imajinasi
- Secara berkelompok
membaca dan
membandingkan
struktur dan
kebahasaan teks teks
cerita inspiratif dengan
kelompok lain
- Membuktikan
temuannya tentang
struktur dan ciri
kebahasaan teks cerita
inspiratif
dst
dst
tersedia
- Merespons
pertanyaan-
pertanyaan
membangun konteks
berkaitan dengan
teks cerita inspiratif
- Secara berkelompok
menyusun
pertanyaan terkait
dengan menyusun
teks cerita inspiratif
- Secara berkelompok
membaca dan
membandingkan
struktur dan
kebahasaan teks
cerita inspiratif
dengan kelompok
lain
- Membuktikan
temuannya tentang
sumber ide, kerangka
teks dan
pengembangan teks
dst
dst
1. LKPD
Kelompok :
Nama Peserta didik : 1.
2.
3.
Kelas :
Hari, Tanggal :
Tujuan Pembelajaran
1. Kelas dibagi atas dua. Kelompok pertama, membaca teks (1) dan kelompok
kedua membaca teks (2).
2. Setiap peserta didik dari Kelompok membaca teks tersebut.
3. Setiap peserta bergabung berdua dalam kelompoknya untuk mengungkapkan
pendapatnya tentang isi teks cerita inspiratif, lalu bergabung menjadi berempat
orang
4. Setiap kelompok memahami tentang teks 1 dan 2
Jerih payah Waluyo (69) menjadi penambal ban selama 45 tahun berbuah
manis. Kakek yang berasal dari Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah itu mampu menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang dokter.
"Saya anak dua, sudah berkeluarga semua. Yang sulung anak saya dokter,
dulu tugas di Jakarta sekarang pindah ke Sumatera," cerita Waluyo saat
berbincang dengan detik.com di lokasi usahanya di simpang empat Pasar
Delanggu Jalan Yogya-Solo, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Selasa
(13/10/2020).
Waluyo yang merupakan warga Desa Gatak, menceritakan dia sudah
menggeluti usaha tambal ban mulai sekitar tahun 1975. Sebelumnya dia pernah
bekerja di sebuah pabrik di Jakarta. Namun, dia kemudian memutuskan untuk
pulang ke kampung halamannya menjadi penambal ban.
. Setelah lulus SMPN Delanggu, sambung Waluyo, anak pertamanya itu
melanjutkan sekolah di SMAN 3 Yogyakarta. Selepas SMA, anaknya lalu diterima
di Fakultas Kedokteran UGM dan lulus tahun 1996/1997.
Waluyo mengakui, keluarga besarnya merasa tidak enak karena anaknya
sudah jadi orang sukses tapi ayahnya tetap menjadi penambal ban di tepi jalan.
Namun baginya ada kenikmatan sendiri saat menambal ban.
"Saya merasa kerasan malah di sini nambal ban. Kalau kangen cucu ya
nengok naik pesawat, tapi kalau diminta tinggal sama anak malah kurang
kerasan," ujar Waluyo.
Aula sebuah masjid pun disulap menjadi tempat belajar dengan fasilitas
internet lengkap bagi para pelajar tak mampu di sekitar Duri Pulo. Untuk tetap
menjaga protokol kesehatan, seluruh peserta didik dan relawan pengajar wajib
menggunakan masker, melewati bilik disinfektan, pengecekan suhu tubuh,
serta mencuci tangan.
Para Pasukan Oren ini berencana menularkan ide tersebut kepada PPSU di
keluarhan lain agar banyak anak didik yang tidak mampu tetap bisa ikut belajar
daring Koordinator PPSU Kelurahan Duri Pulo, Angga, mengatakan, pihaknya
telah memasang sejumlah Wi Fi di beberapa masjid, seperti di RW 07, 08, 12,
dan 04.
Ia menceritakan, mulanya para anggota PPSU menggelar acara Jumat
berkah setiap pekan. Namun, karena dirasa anak-anak butuh jaringan internet
untuk belajar maka mereka pun akhirnya memberikan akses WiFi gratis.
(dikutip dari https://metro.sindonews.com/read/150192/171/inspiratif-petugas-ppsu-duri-pulo-
patungan-sediakan-wifi-gratis-untuk-pelajar)
2 Perumitan Peristiwa
3 Komplikasi
4 Resolusi
5 Koda
Disajikan sebuah 2 C4 PG
ilustrasi, guru
dapat
menjelaskan
perkembangan
interaksional
peserta didik
dengan tepat.
Disajikan sebuah 3 C4 PG
ilustrasi, guru
dapat
menganalisis
pengembangan
Disajikan sebuah 4 C6 PG
ilustrasi, guru
dapat
membuktikan
perkembangan
interaksional
peserta didik
dengan tepat.
(C3)
Disajikan sebuah 6 C5 PG
ilustrasi, guru
dapat
menyimpulkan
pendekatan
emotif dalam
Disajikan sebuah 7 C5 PG
ilustrasi, guru
dapat
membandingkan
apresiasi sastra
reseptif dan
produktif.
Disajikan sebuah 8 C4 PG
ilustrasi, guru
dapat
menganalisis
pendekatan
didaktis didik
dengan tepat.
(C4)
Disajikan sebuah 9 C4 PG
ilustrasi, guru
dapat
menganalisis
ilustrasi yang
diberikan dengan
tepat. (C4)
A. Tes Formatif
(1) Penilaian untuk Guru
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Bu Eni sangat memahami karakteristik peserta didiknya. Ketika diskusi,
sikap peserta didik kurang bergairah. Oleh sebab itu, Bu Eni membentuk
kelompok-kelompok kecil terdiri atas 3-5 peserta didik yang heterogen.
Alhasil, strategi Bu Eni berhasil. Tiap-tiap kelompok menjadi lebih
bergairah dalam berdiskusi. Keberhasilan tersebut disebabkan adanya
perkembangan fisik anak pada bagian ....
A. kelenjar eksostrin C. kelenjar endoktrin
B. hormon testosteron D. struktur fisik
“Kami atas nama peserta didik , ikut berduka atas wafatnya ayahnda
sahabat kita Maryam. Semoga belia husnul khotimah” ucap Ketua Osis
MTs Al Falah. Itulah kalimat singkat yang sangat mengena di hati
Maryam. Dengan meneteskan air mata, Maryam menerima sebuah amplop
sebagai tanda tali kasih dari teman-teman sekolahnya.
Generasi muda zaman sekarang tak selalu lekat dengan gaya hidup yang
serba mudah dan sibuk membangun eksistensi di dunia maya. Sebuah kisah
inspiratif bisa kita petik dari pengalaman Ida Ayu Riski Susilowati, siswi kelas
XII Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Karya Karanganyar.
Sembari bersekolah, Ayu Riski mengayuh sepeda yang memuat
dagangan berupa cilok atau aci dicolok. Ayu Riski adalah seorang yatim, anak
ketujuh dari sepuluh bersaudara. Ayah Ayu Riski, Sukirno meninggal dua
tahun lalu. Sebelumnya dia tinggal bersama ibunya, Sumiyati, yang bekerja
sebagai penjual makanan di Bekasi, Jawa Barat.
9. Aspek kebahasaan yang paling menonjol dalam kutipan tersebut adalah ....
Catatan:
Catatan: