ISBN :
Informasi mengenai daya serap hasil Ujian Nasional (UN) SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK telah tersedia setiap tahun. Belum semua guru di sekolah memanfaatkannya secara
optimal. Berdasarkan daya serap, dapat diketahui kompetensi-kompetensi mana yang
sudah dikuasai dan yang belum dikuasai siswa. Dengan melihat kelemahan ini, guru
dapat dengan mudah meningkatkan kompetensi siswa melalui proses pembelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa.
Kesulitan-kesulitan siswa dalam mencapai kompetensi bisa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, di antaranya faktor pendidik, peserta didik, pembelajaran, sarana dan
prasarana. Oleh karena itu, terkait dengan hal di atas, Pusat Penilaian Pendidikan,
Balitbang Dikbud melaksanakanpenelitian untuk mengidentifikasi kompetensi yang sulit
berdasarkan daya serap hasil UN di SMP, SMA, dan SMK, dan kemudian dicari faktor-
faktor yang menyebabkan sulitnya kompetensi yang belum dicapai, sehingga memeroleh
rekomendasi untuk perbaikan kualitas pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Penilaian Pendidikan mengucapkan
banyak terima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah
bekerja sama, memberi ide dan saran dalam pelaksanaan penelitian ini. Harapan kami,
hasil studi ini dapat memberikan informasi balikan bagi guru, sekolah, pengawas, serta
pemda sebagai acuan untuk meninkatkan kualitas dan keefektifan pembelajaran
mengenai standar kompetensi/ kompetensi dasar yang dalam UN terbukti masih kurang.
Di samping itu, dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, sekolah, guru sebagai bahan pertimbangan untuk pembinaan
dan perbaikan mutu pendidikan.
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
B. Jenis Evaluasi
Dilihat dari fungsinya evaluasi dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi lima
jenis evaluasi. Kelima evaluasi tersebut yaitu evaluasi formatif, sumatif, diagnostik,
selektif, dan penempatan (Depdiknas, 2008).Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, evaluasi formatif
berorientasi kepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki program pengajaran dan
strategi pelaksanaannya.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir unit program, yakni
akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat
hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi
mata pelajaran dikuasai oleh para siswa. Evaluasi ini berorientasi kepada produk, bukan
kepada proses. Peran asesmen diantaranya adalah untuk mengetahui performans peserta
didik sebagai individu. Asemen ini menurut Harlen, Gipss, Broadfoot & Nutnall (Pollard,
edited, 2011:285) tidak banyak pengaruhnya terhadap perbaikan pembelajaran pada
peserta didik, karena dilakukan di akhir tahun belajar di satuan pendidikan, Namun
apabila hasil asesemen dianalisis dan digunakan untuk perbaikan proses pemebelajaran,
maka asesmen sumatif ini memiliki pengaruh terhadap kualitas pendidikan. Hal ini
ditegaskan oleh Horn, Wolf, and Velez 1992) bahwa hasil asesemen nasional bisa
digunakan untuk mengubah proses pembelajaran di kelas.
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Evaluasi ini dilaksanakan untuk keperluan
bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan kasus-kasus,
dan lain-lain. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan
belajar yang dihadapi oleh para siswa.
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya
tes atau ujian saringan masuk ke sekolah tertentu. Sedangkan evaluasi penempatan
adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang
diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang
diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan
lain, evaluasi ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru
dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.
Dari segi alatnya, evaluasi hasil belajar dapat dibedakan menjadi (a) tes dan (b)
bukan tes (nontes). Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan), tes
tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam
bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk (a) objektif, ada juga
yang disusun dalam bentuk (b) esai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat
penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala penilaian, sosiometri, studi
kasus, dan lain-lain.
Tes hasil belajar ada yang sudah dibakukan (standardized test), ada pula yang
dibuat guru, yakni tes yang tidak baku. Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah
menggunakan tes buatan guru untuk semua bidang studi/mata pelajaran. Tes baku,
sekalipun lebih baik dari pada tes buatan guru, masih sangat langka sebab membuat tes
baku memerlukan beberapa kali percobaan dan analisis dari segi reliabilitas dan
validitasnya. Tes sebagai alat penilaian hasil belajar ada yang mengutamakan kecepatan
(speed test) dan ada pula yang mengutamakan kekuatan (power test). Tes objektif pada
umumnya termasuk speed tes sebab jumlah pertanyaan cukup banyak waktunya relatif
C. Pendidik
Pendidik sering pula diidentikan dengan guru. Seperti halnya kepemimpinan,
komponen pendidik memberikan kontribusi 15% dalam membentuk mutu sekolah
(Sallis, 2002). Untuk dapat menjadi guru yang mempunyai peran besar dalam
menentukan mutu sekolah, idealnya guru memiliki kompetensi pribadi, kompetensi
social, dan kompetensi professional akademik.
Ada beberapa karakter guru yang efektif. Polk (2006) menyatakan bahwa
karakteristik dasar guru yang efektif yaitu (1) performansi akademisnya sangat baik, (2)
terampil berkomunikasi, (3) kreatif, (4) professional, (5) memiliki pengetahuan tentang
pedagogi, (6) melakukan penilaian dan evaluasi yang sesuai, (7) pengembangan diri untuk
belajar sepanjang waktu, (8) memiliki kepribadian yang baik, (9) berbakat atau
berpengetahuan, (10) memiliki kemampuan sebagai model yang baik. Untuk dapat
mengetahui pengaruh karakteristik guru tersebut dalam pembelajaran, dapat terlihat
melalui (1) tanggungjawab dalam melakukan kerja, (2) prestasi yang dicapai, (3)
pengembangan diri, (4) kemandirian dalam bertindak (Uno, 2007). Komitmen untuk
menjadi pendidik juga mempengaruhi karakter guru dalam beraktivitas untuk menjadi
guru yang efektif.
D. Peserta didik
Peserta didik merupakana subjek pendidikan, merupakan unsur pendidikan yang
akan ditingkatkan kualitasnya. Sallis (2002) menjelaskan bahwa siswa memberikan
sumbangan 15% dalam menciptakan mutu sekolah. Hasil belajar jika dikaitkan dengan
peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) latar belakang social dan
ekonomi siswa, (2) lingkungan belajar di rumah, (3) latar belakang kemampuan kognitif,
(4) sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah, (5) sikap positif siswa
terhadap mata pelajaran, (6) tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (7)
E. Manajemen Sekolah
Manajemen merupakan seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art
of getting things done through people). Manajemen sebagai seni dan ilmu mengelola
sumberdaya pendidikan di sekolah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Ada berbagai tugas manajemen. Everard, Morris, dan Wilson (2004:4) menyatakan
bahwa tugas manajemen meliputi (1) setting direction, aims and objectives, (2) planning
how progress will be made or goal achieved, (3) organizing available resources (people,
time, materials) so that the goal can be economically achieved in the planned way, (4)
controlling the process, and (5) setting and improving organizational standards. Tugas
utama manajer dalam sebuah manajemen menurut Gaspersz (2005) dan juga Everard,
dkk. (2004) yakni planning, organizing, directing, conditioning, and controlling.
Terkait dengan manajemen di sekolah, depdiknas memberlakukan paradigm baru,
yang dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pada manajemen ini, sekolah
diberikan kebebasan mengelola sumberdaya dan sumberdana sesuai dengan perencanaan
yang ditetapkan sekolah, dan menawarkan keleluasaan sekolah memiliki potensi yang
besar dalam menciptakan kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi yang
professional. Dalam organisasi sekolah, strategi perencanaaan, budaya organisasi, dan
komunikasi merupakan hal yang menentukan mutu sekolah.
Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan materi guru terhadap SK/KD yang
dianggap sulit oleh siswa berdasarkan daya serap selama beberapa tahun. Angket
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan
kompetensi siswa, meliputi faktor pembelajaran, kepemimpinan, pendidik, peserta didik,
manajemen, lingkungan dan sumber daya, iklim dan budaya sekolah.
4.1 Kompetensi Guru SMP pada Soal Pilihan Ganda dan Soal Uraian
4.2 Kompetensi Guru SMA pada Soal Pilihan Ganda dan Soal Uraian
4.2.1. Bidang Studi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri SMA PGRI SMA SMAN 1 SMA PGRI SMAN 2 MA AL MA AL Syaraf
Dharma Dompu Arrohmah Pekat Pekat Pekat Yaminy Takhir
Kosgoro Dompu
Terlihat dari grafik bahwa mayoritas guru bahasa Indonesia pada sekolah sampe
sampel
kompetensinya belum memadai. Beberapa guru, nilai tesnya lebih rendah dibandingkan
nilai rerata UN siswanya ataupun nilai rerata siswa kabupaten Dompu pada UN 2011.
Hal ini sangat memprihatinkan karena terdapat sekolah yang nilai tes gurunya terpaut
cukupp jauh lebih rendah dari nilai siswanya.
Bahasa Inggris
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri SMA PGRI SMA Arrohmah SMAN 1 Pekat SMA PGRI MA AL Yaminy MA AL Syaraf
Dharma Dompu Dompu Pekat Takhir
Kosgoro
Hasil uji kompetensi guru sangat memprihatinkan. Untuk bidang studi bahasa
Inggris nilai rerata siswa pada UN 2011 lebih rendah dibandingkan nilai rerata siswa
Kabupaten Sleman. Namun nilai guru ternyata lebih rendah lagi dibandingkan nilai
siswanya. Terlihat perbedaan yang besar antara nilai guru dengan nilai rerata siswanya
sendiri. Rendahnya nilai guru ini tidak hanya pada tes yang berbentuk pilihan ganda
namun juga pada a tes uraian. Mungkin lemahnya penguasaan materi gurulah yang
menjadi penyebab rendahnya nilai UN siswa yang ada di sekolah sampel tersebut.
Matematika
10.0
9.0
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
-
SMA Tri SMA PGRI SMA Arrohmah SMAN 1 Pekat SMA PGRI SMAN 2 Pekat MA AL Syaraf
Dharma Dompu Dompu Pekat Takhir
Kosgoro
Pada bidang studi matematika, nilai guru meskipun rendah namun lebih tinggi
dibandingkan nilai siswanya . hasil yang menggembirakan adalah tingginya nilai guru
matematika sekolah sampel pada tes berbentuk uraian. Sebaliknya dengan mengejutkan
nilai pada tess berbentuk pilihan ganda justru rendah, bahkan lebih rendah dari nilai
Biologi
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri Dharma Kosgoro SMA Arrohmah Dompu SMAN 1 Pekat
Pada bidang studi Biologi, mayoritas guru nilai tes pilihan ganda lebih tinggi dari
nilai siswa baik nilai rerata siswa di sekolahnya ataupun siswa di kabupaten Dompu pada
tahun ajaran 2010/2011. Namun untuk nilai guru pada tes soal uraian masih rendah,
bahkan
hkan lebih rendah dari nilai siswanya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi guru
pada penguasaan materi bidang studi masih dipertanyakan.
Kimia
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri Dharma Kosgoro SMA Arrohmah Dompu SMAN 1 Pekat
Untuk bidang studi kimia, sebagian guru nilai tes soal pilihan gandanya cukup
memuaskan, lebih tinggi dibandingkan nilai rerata UN tingkat kabupaten. Namun
Fisika
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri Dharma Kosgoro SMA Arrohmah Dompu SMAN 1 Pekat
Sejalan dengan hasil di bidang studi kimia, maka gambaran kompetensi guru fisika
yang kurang memadai juga didapatkan pada studi ini. Nilai guru, terutama nilai pada tes
uraian lebih rendah dibandingkan dengan nilai siswanya.
Geografi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
SMA Tri Dharma SMA PGRI Dompu SMA Arrohmah SMAN 2 Pekat MA AL Yaminy MA AL Syaraf
Kosgoro Dompu Takhir
Pada bidang studi geografi, fenomena kebalikan justru terjadi. Nilai guru pada tes
uraian lebih tinggi dibandingkan dengan nilai siswanya
si swanya bahkan juga terhadap nilai tes
Sosiologi
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri SMA PGRI SMA Arrohmah SMA PGRI SMAN 2 Pekat MA AL Yaminy MA AL Syaraf
Dharma Dompu Dompu Pekat Takhir
Kosgoro
Beberapa guru sekolah sampel bidang studi sosiologi menunjukkan hasil tes
kompetensi yang berprofil sama dengan bidang studi geografi. Nilai tes uraian
memuaskan, namun tidak demikian dengan nilai tes pilihan ganda. Kecenderungan nilai
tes pilihan
han ganda lebih rendah dibandingkan dengan nilai UN
U siswanya.
Ekonomi
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
SMA Tri SMA PGRI SMA Arrohmah SMAN 1 Pekat SMAN 2 Pekat MA AL Yaminy MA AL Syaraf
Dharma Dompu Dompu Takhir
Kosgoro
SMA2 PEKAT
Berikut informasi yang diperoleh dari guru:
Mata Pelajaran
Sosiologi Geografi Ekonomi Matematika B. Indonesia B. Inggris
Diampu
Tahun diangkat
2010 2008 2007 2008 2007 2008
menjadi Guru
Pendidikan D4 atau
D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1
Tertinggi S1
Kesesuaian sesuai latar tidak sesuai latar sesuai latar sesuai latar
tidak sesuai
Bidang Studi belakang sesuai belakang belakang belakang
lebih dari 24 12 - 23 lebih dari 24 lebih dari 24
Beban mengajar 12 - 23 jam 12 - 23 jam
jam jam jam jam
Mengajar di mengajar di mengajar di
Sekolah Lain skeolah lain skeolah lain
Status
CPNS CPNS guru honorer PNS PNS PNS
Kepegawaian
Mengikuti
3 - 4 kali 1 - 2 jam 3 - 4 kali 1 - 2 jam 1 - 2 jam 1 - 2 jam
Pelatihan
Kehadiran di
sering jarang sering jarang jarang selalu
MGMP
Supervisi dari ya
ya disupervisi tidak ya disupervisi tidak tidak
Kepsek disupervisi
Masukan KS selalu sering sering
Supervisi
2 - 4 kali 2 - 4 kali 2 - 4 kali 2 - 4 kali 1 kali tidak pernah
Pengawas
Pengawas tidak
sering sering tidak pernah sering
mengamati PBM pernah
Pengawas
selalu sering sering sering jarang
memberi
MA AL-YAMINI
Berikut informasi yang diperoleh dari guru:
Mata Pelajaran Diampu B. Inggris Sosiologi Geografi Ekonomi B. Indonesia
Tahun diangkat menjadi
2007 2006 2011 2006 2010
Guru
Pendidikan Tertinggi D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1
sesuai latar sesuai latar sesuai latar sesuai latar sesuai latar
Kesesuaian Bidang Studi
belakang belakang belakang belakang belakang
kurang dari kurang dari kurang dari kurang dari
Beban mengajar 12 - 23 jam
12 jam 12 jam 12 jam 12 jam
Mengajar di Sekolah Lain Tidak Tidak Tidak Tidak
guru tetap guru tetap guru tetap
Status Kepegawaian guru honorer yayasan/guru guru honorer yayasan/guru yayasan/guru
bantu bantu bantu
Mengikuti Pelatihan 1 - 2 jam tidak pernah tidak pernah 1 - 2 jam tidak pernah
Kehadiran di MGMP jarang jarang tidak pernah sering tidak pernah
Supervisi dari Kepsek ya disupervisi ya disupervisi ya disupervisi ya disupervisi ya disupervisi
Masukan KS sering jarang jarang sering jarang
Supervisi Pengawas 2 - 4 kali tidak pernah tidak pernah 2 - 4 kali tidak pernah
Pengawas mengamati
sering tidak pernah sering tidak pernah
PBM
Pengawas memberi
sering tidak pernah jarang sering tidak pernah
Feedback
Menerima Daya Serap UN Ya, Ya, Ya, Ya, Ya,
MA AL-SYARIF TAKHIR
Berikut informasi yang diperoleh dari guru:
Mata Pelajaran
Geografi Sosiologi Ekonomi Matematika B. Indonesia B. Inggris
Diampu
Tahun diangkat
2007 2009 2007 2007 2010 2010
menjadi Guru
Pendidikan
D4 atau S1 D3 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1
Tertinggi
Kesesuaian sesuai latar sesuai latar sesuai latar sesuai latar sesuai latar
tidak sesuai
Bidang Studi belakang belakang belakang belakang belakang
Beban kurang dari kurang dari kurang dari kurang dari kurang dari
12 - 23 jam
mengajar 12 jam 12 jam 12 jam 12 jam 12 jam
Mengajar di
Tidak Tidak Tidak Tidak
Sekolah Lain
Status guru guru guru guru guru guru
Kepegawaian honorer honorer honorer honorer honorer honorer
Mengikuti lebih dari 4
tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah
Pelatihan kali
Kehadiran di
sering tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah
MGMP
Supervisi dari ya ya ya
tidak
Kepsek disupervisi disupervisi disupervisi
Masukan KS selalu jarang selalu
Supervisi
1 kali 2 - 4 kali 2 - 4 kali 2 - 4 kali 1 kali
Pengawas
Bahasa Indonesia
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
SMKN 1 Dompu SMKN 1 Woja SMK NW Nusa Jaya Kanci SMK Pariwisata Dompu
NILAI GURU-PG NILAI UN-SISWA NILAI RERATA UN-SISWA
SISWA KAB.
Kompetensi guru pada materi bahasa Indonesia di jenjang SMK memadai relatif
terhadap hasil rerata UN kabupaten Dompu 2011.
4.3.2.
.2. Bidang Studi Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
SMKN 1 Dompu SMKN 1 Woja SMK NW Nusa Jaya Kanci SMK Pariwisata Dompu
Kompetensi guru sekolah sampel pada materi bahasa Inggris sangat kurang, masih
di bawah rerata nilai siswa kabupaten Dompu pada UN 2011. Hal ini mengisyaratkan
permasalahan pada penguasaan materi guru akan bahan yang akan diajarkan.
Matematika
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
SMKN 1 Dompu SMKN 1 Woja SMK NW Nusa Jaya Kanci SMK Pariwisata Dompu
SMKN 1 WOJA
Berikut informasi terkait dengan guru:
Mata Pelajaran Diampu B. Inggris B. Inonesia Matematika
Tahun diangkat menjadi
2000 1999 2008
Guru
Pendidikan Tertinggi D4 atau S1 D4 atau S1 D4 atau S1
Kesesuaian Bidang Studi sesuai sesuai sesuai
Beban mengajar 24 jam 24 jam 12 - 23 jam
Mengajar di sekolah Mengajar di sekolah Mengajar di sekolah
Mengajar di Sekolah Lain
lain lain lain
Status Kepegawaian PNS PNS guru honorer
Mengikuti Pelatihan tidak pernah 3 - 4 kali 1 - 2 kali
Kehadiran di MGMP sering sering sering
Supervisi dari Kepsek Tidak Ya
Masukan KS sering sering