Oleh :
Rukmini
NIP. 19650407 199203 2 002
KATA PENGANTAR
Atas berkat dan rahmat Allah SWT laporan penelitian yang berjudul
banyak membantu dalam penelitian ini sehingga laporan penelitian ini dapat
Penulis sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi
berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua
amin.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………....... iii
DAFTAR ISI………………………………………………………................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
A. Ikan Gabus................................................................................ 4
B. Makanan.......................................................................... ........... 7
C. Pertumbuhan..............................................................................8
D. Konversi Makanan...................................................................... 9
E. Kualitas Air .................................................................................. 9
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..........................................13
A. Tujuan Penelitian ......................................................................13
B. Manfaat Penelitian ....................................................................13
IV. METODE PRAKTIK.......................................................................... 14
A. Waktu dan Tempat....................................................... .............14
B. Alat dan Bahan.......................................................................... 14
C. Manajemen Penelitian .............................................................. 15
D. Metode Penelitian....... .............................................................. 16
V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 21
A. Pertumbuhan Relatif................................................................... 21
B. Laju Pertumbuhan Spesifik ........................................................ 23
C. Konversi Pakan ......................................................................... 29
D. Mortalitas ................................................................................... 31
4
Halaman
E. Kualitas Air................................................................................... 32
VI. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 35
A. Kesimpulan.................................................................................... 35
B. Saran............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 37
LAMPIRAN................................................................................................. 40
5
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar. Antara lain perairan laut 3.034.687 ha, perairan umum 1.000.000 ha,
(Kotot, 1999). Hal ini menjadikan Kalimantan Selatan kaya akan ikan-ikan
lokal yang bernilai ekonomis cukup tinggi yang belum dibudidayakan dan
Salah satu hasil dari perairan umum (rawa, sungai dan danau) yang
adalah ikan Gabus (Channa striata Blkr) yang pada akhir-akhir ini
tidak mustahil produksi ikan pada perairan itu akan menurun dan pada
tahan terhadap kadar O2 rendah dan tidak memerlukan air yang deras,
7
bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, lebih banyak dan lebih
tinggi daripada ikan itu dibiarkan hidup secara alami. Menurut Bardach et al
ditentukan oleh kualitas air yang sesuai, kesuburan tanah dan ketersediaan
makanan.
B. Rumusan Masalah
perlu dicari jenis bahan makanan yang memenuhi sumber gizi, tepat dan
sesuai dengan sifat ikan tersebut. Selanjutnya selain faktor makanan, dalam
cukup dan tepat waktu serta mempunyai daya adaptasi yang kuat terhadap
ikan yang tergantung pada ukuran ikan yang ditebarkan dan lamanya waktu
burayak (larva) masih berupa pakan alami seperti artemia, daphnia dan
alami yang memerlukan biaya yang mahal dan pengamatan yang serius
serta cermat. Untuk mengatasi kendala di atas, maka dalam penelitian ini
dicoba makanan pengganti berupa udang papay dan pakan udang yang
Beaufort (1931) yang direvisi oleh Ng dan Lim (1990) didalam Kottelat
et al (1993) adalah :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirynthici
Family : Channidae
dan bersisik, sebelah depan agak gepeng dengan mulut lebar dan dapat
dijulurkan, langit-langit mulut memiliki dua baris gigi kecil dan runcing, badan
dengan sedikit belang pada bagian gigi dan punggung, dan putih pada
bagian bawah.
10
atas umumnya tidak jelas pada jenis dewasa. Tidak ada gigi berbentuk
taring pada vomer dan palatine. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.
Ikan gabus yang matang telur memijah pada tepi perairan yang
mengapung dan tidak melekat satu dengan yang lainnya. 1 – 2 hari setelah
dibuahi, telur yang baik akan berubah dari kuning menjadi kehitam-hitaman,
dalam Anonim (1983) pada hari ketiga atau keempat telur menetas menjadi
a. Ukuran prolarva pada stadia hari 1 – 3 adalah berkisar antara 3,8 – 4,3
makan.
Setelah fase atau stadia larva ini berakhir maka larva-larva tersebut
berubah menjadi anak-anak ikan yang kemudian berubah lagi menjadi ikan
muda dan akhirnya menjadi ikan dewasa, Anonim (1983). Ikan gabus
dewasa hidupnya di perairan yang agak dalam dengan air yang agak tenang
dan terlindung oleh tanaman air karena tanaman ini berfungsi sebagai
di dalam lumpur yang tebal, juga dapat memanfaatkan lubang pada tepi
saluran atau tepi perairan yang dibuat oleh hewan vertebrata lainnya untuk
B. Makanan
kebutuhan nutrisi atau kebutuhan gizi bagi ikan tersebut. Pakan merupakan
serta memenuhi syarat gizi dan pencernaan, maka perlu diberi makanan
buatan.
menerus diberikan pakan yang dapat dimakan oleh ikan baik pakan alami
atau buatan. Adapun jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan kepada
faktor lain.
dan dikeringkan dengan panas matahari atau alat pengering lainnya. Udang
Yang termasuk udang papay atau rebon adalah semua jenis udang
udang paneid yang post larvanya berwarna putih abu-abu atau kemerahan.
Sedangkan dalam penelitian ini digunakan udang papay dengan jenis mutu
Inggris : Mysids
1985). Pellet udang yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari PT.
Gold Coin karena merupakan jenis makanan buatan yang banyak digunakan
baik untuk makanan udang maupun untuk makanan ikan. Pellet udang ini
C. Pertumbuhan
sejumlah makanan yang dikonsumsikan, suhu, ruang dalam air dan faktor
14
selebihnya untuk tenaga atau memang tidak dapat dicerna. Oleh karena itu
D. Konversi Makanan
makanan yang diberikan baik atau tidak baik bagi pertumbuhan ikan
makanan dalam satu interval waktu. Makin kecil nilai konversi makanan
tersebut, maka tingkat efisiensi makanan tersebut baik. Sebaliknya bila nilai
baik.
E. Kualitas Air
1. Suhu air
yang berukuran kecil konsumsi makanan harus lebih banyak daripada ikan
(Djajasewaka, 1985).
Wen Ling (1977) menyatakan suhu optimal untuk kehidupan ikan gabus
Oksigen terlarut sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan air
tawar lainnya. Apabila oksigen terlarut dalam air sangat rendah, maka
perairan tersebut tidak baik untuk kehidupan ikan dan makhluk lainnya.
(Asmawi, 1983).
16
(1983), menyatakan ikan gabus akan hidup lebih baik jika perairan dengan
tanaman air lainnya akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesa
lendir pada ikan sehingga ikan akan mati lemas sedangkan pH yang lebih
tinggi dari 9,0 akan menyebabkan ikan tidak mempunyai nafsu makan
alam hidup pada perairan yang pH nya berkisar antara 4,5 – 6,0 dan ada
dari senyawa ini adalah ekskresi organik maupun timbunan organik. Amonia
ikan gabus, kandungan amoniak berkisar antara 0,014 sampai 0,074 ppm,
pada keadaan ini ikan gabus masih dapat hidup walaupun mungkin
A. Tujuan Penelitian
dipelihara.
B. Manfaat Penelitian
Informasi dari hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi semua pihak
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ikan Uji
Ikan uji dalam penelitian ini adalah benih ikan gabus yang
liter.
2. Pakan
berupa udang papay cincang 100 % + 0 % pellet udang (tanpa bahan lain),
C. Manajemen Penelitian
kali sehari yakni pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 07.30, siang hari pukul
Apabila ada ikan gabus yang mati pada masa pemeliharaan satu
minggu pertama, maka ikan yang mati tersebut diganti dengan ikan gabus
yang berukuran sama sehingga dapat memperkecil error yang terjadi dan
panjang total, yakni panjang yang diukur dari ujung yang terdepan bagian
kepala sampai batas ujung ekor serta dilakukan penimbangan berat dengan
D. Metode Penelitian
buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh
penelitian.
nilai dengan galat percobaan dan nilai tengah perlakuan, maka pada
seperti terlihat
pada Gambar 2.
D D D F F F C C C
3 1 2 1 3 2 1 2 3
E E E A A A B B B
2 1 3 2 3 1 1 2 3
Gambar 2. Tata letak unit pemeliharaan anak ikan gabus (Channa striata
Blkr)
2. Rancangan Percobaan
lengkap (RAL), dengan faktor tunggal yaitu makanan yang terdiri dari 6
Xij = x + Xi + ij
Dimana :
ij : error acak penyimpangan yang timbul secara acak yang diambil
3. Pengamatan
Wt - W0
h = x 100 %
W0
3. Mortalitas
N0 - Nt
M (%) = x 100 %
N0
4. Konversi Pakan
F
k =
(Wt + D ) – W0
dimana :
k : konversi makanan
F : jumlah pakan yang diberikan pada populiasi di dalam plot (g)
W0 : Total berat awal populasi di dalam plot (g)
Wt : Total berat akhir populasi di dalam plot (g)
D : Total berat ikan yang mati di dalam plot (g)
6. Analisa Data
dipenuhi.
Menurut Steel dan Torrie (1989), asumsi dasar perlakuan itu adalah
data yang didapat (pertambahan panjang dan berat) diuji dengan perangkat
uji berikut :
sebagai berikut :
dilakukan analisis ragam data, tetapi jika terjadi sebaliknya, data harus
pada hari ke-15 ternyata semua ikan uji terserang penyakit. Sehingga
tentang uji coba enam variasi pakan terhadap pertumbuhan benih ikan
Gabus (Channa striata Blkr) yang dipelihara di dalam hapa. Data yang
hidup, konversi pakan serta data kualitas air sebagai data penunjang dalam
A. Pertumbuhan Relatif
A.1. Berat
individu benih ikan Gabus selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada
perlakuan C (986,180%).
individu benih ikan Gabus menunjukkan Fhitung = 7,834 lebih dari dari Ftabel 1
% (5,06), yang berarti tolak H0 dan terima H1. Jadi perlakuan berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan relatif berat benih ikan Gabus. Kemudian hasil
1400
1200
A
PERTUMBUHAN RELATIF (%) 1000 B
800 C
600 D
400 E
200 F
0
10 20 30 40
H AR I K E -
Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Berat Relatif (%) Benih Ikan Gabus pada
Masing-Masing Perlakuan
tepung udang papay 50% + pellet udang 50% dan yang terendah pada
udang 75%. Data pertumbuhan berat (g), rata-rata awal dan akhir kenaikan
A.2. Panjang
perlakuan C (986,180%).
individu benih ikan Gabus menunjukkan Fhitung = 0,1257 lebih kecil dari Ftabel
200
PERTUMBUHAN RELATIF (%) 180
160 A
140 B
120
C
100
80 D
60 E
40 F
20
0
10 20 30 40
HAR I KE-
B.1. Berat
perlakuan C (986,180%).
individu benih ikan Gabus menunjukkan Fhitung = 0,9231 kurang dari Ftabel 5
Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Berat Spesifik (%) Benih Ikan Gabus pada
Masing-Masing Perlakuan
spesifik ini di duga karena faktor luar yakni makanan dan lingkungan
optimum apabila ikan tidak mendapat makanan maka ikan tidak dapat
ikan terganggu.
B.2. Panjang
33
menunjukkan Fhitung = -2,5588 lebih kecil dari Ftabel 5 % (3,11) dan Ftabel 1 %
berat benih ikan Gabus. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
5
A
LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK (%)
4
B
3
C
2
D
1
E
0
F
10 20 30 40
HAR I K E -
pellet udang 100%, E (2,163%) diberi pakan tepung udang papay 75% +
pellet udang 25%. Pada perlakuan D (2,120%) yang diberi pakan tepung
udang papay 50% + pellet udang 50% dan Perlakuan C (2,005%) diberi
pakan tepung udang papay 25% + pellet udang 75% ada peningkatan
pertumbuhan spesifik.
B. Konversi Pakan
pertumbuhan yang baik. Untuk itu nilai konversi pakan dapat digunakan
Sebaliknya bila nilai konversi pakan tinggi maka tingkat efisiensi makanan
Pertambahan
Total Makanan
Perlakuan Berat Konversi Pakan
(gr)
(gr)
A 21,397 11,343 1,886
nilai konversi makanan lebih kecil dari 2 adalah baik dikarenakan efisiensi
makanan lebih baik. Pada perlakuan A dan B merupakan pakan yang tahan
terlihat bahwa data Homogen karena X2 hitung = 9,17 lebih kecil daripada
Fhitung = 0,8631 lebih kecil dari Ftabel 5 % (3,48) dan Ftabel 1 % (6,06). Hal ini
ikan mempunyai sistem yang efisien untuk ekskresi buangan, makanan yang
energi (protein) dalam makanan ikan harus dijaga sehingga pada kondisi
36
Ikan Gabus bersifat karnivora sehingga lebih menyukai pakan udang papay.
C. Mortalitas
oleh adanya faktor dalm dan faktor luar. Faktor luar yang paling dominan
dalam hal ini pada saat melakukan sampling, yang memungkinkan adanya
kematian bagi ikan. Sedangkan jumlah pemberian pakan diduga dalam hal
A 0
B 0
C 0
D 0
E 0
F 0,3
37
D. Kualitas Air
Air merupakan medium tempat hidup ikan, memiliki sifat fisika, kimia
1. Suhu Perairan
Pada penelitian ini rerata suhu air setiap sampling selama masa
pemeliharaan, berkisar antara 25,5 – 27 oC pada pagi hari dan sore hari
antara 27,5 - 30 oC. Kisaran suhu pada penelitian ini masih dalam kisaran
maka suhu air secara keseluruhan berkisar antara 25 – 30 oC. Hal ini
sesuai dengan pendapat Heru Susanto (1993), perbedaan suhu ideal untuk
Dari hasil analisis kualitas air mengenai suhi air yang terdapat dalam
perairan berada dalam batas yang dapat ditoleransi oleh ikan. Hal ini
sependapat dengan Shao Wen Ling (1977), bahwa suhu optimal untuk
Suhaili Asmawi (1983) agar ikan dapat hidup maka perairan harus
adalah 5 mg/lt dan akan lebih baik jika mencapai 7 mg/lt. Khusus ikan
oksigen yang rendah, kurang dari 5 mg/lt. Ikan Gabus merupakan salah
satu jenis ikan rawa yang dapat hidup pada perairan yang miskin oksigen,
3. Karbondioksida (CO2)
antara 1,375 – 2,75 mg/lt. Kisaran tersebut berada dalam batas kriteria
kualitas air untuk budidaya ikan. Hal ini berarti berada dalam kisaran hidup
ikan Gabus yang akan hidup lebih baik jika pada perairan dengan
antara 5,5 – 6,3. Menurut Hickling (1971) di dalam Marliani (1998) batas
minimal pH yang dapat ditolerir oleh ikan air tawar adalah 4,0 – 11,0.
39
pada perairan yang pHnya berkisar antara 4,5 – 6,0. Dengan demikian
5. Amoniak (NH3)
0,1325 kisaran amoniak yang dihasilkan relatif cukup rendah, sehingga tidak
mengemukakan bahwa kadar amoniak yang baik untuk kehidupan ikan dan
A. Kesimpulan
perlakuan B.
(2,389).
41
Hal ini disimpulkan karena ikan Gabus merupakan ikan yang tahan
B. Saran
1. Untuk budidaya ikan lokal yakni pada benih ikan Gabus (Channa striata
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994. Potensi dan Prospek Sub Sektor Perikanan di Kal-Sel pada
Era Globalisasi PJP II. Dinas Perikanan Tk. I. Kal-Sel. 14
halaman.
Bardach, CF., J.M. Rhyter and W.O. Mc. Larney., 1972. Aquaculture. The
Farming and Husbandry of Fresh water and Marine Organisme.
John Willey and Sons, Inc. New York. 869 pages.
Boyd. C.E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture.
Department of Fisheries and Allied Aquaculture. Aurburn
University Alabama. Agricultural Experiment Station. 318 page.
Fuad Cholik, Artati dan Rachmat Afirudin, 1986. Water Quality Management
in Pond Fish Culture/Pengolahan Kualitas Air Kolam Ikan.
Direktorat Jenderal Perikanan. Bekerjasama dengan Internasional
Development Research Centre. Jakarta. 52 halaman.
Kottelat, Maurice et al, 1993. Fresh water Fishes of Western Indonesia and
Sulawesi. Ikan Air Tawar Barat dan Sulawesi. Periplus Edition
(HK) Ltd Bekerjasama dengan Proyek EMDI. Kantor Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. Jakarta. 293
halaman.
Ondi Mulyadi Sukma dan Maman Tjarmana, 1984. Budidaya Ikan. CV.
Yasaguna. 76 halaman.
Sumardi, S., 1980. Perencanaan Air Terhadap Ikan Konversi Alam (2-3).
Balai Informasi Pertanian LON LIPI. Jakarta. Halaman 47-63.
Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H., 1989. Prinsip dan Dasar Statistik. Suatu
Pendekatan Biometrik. PT. Gramedia. Jakarta. 748 halaman.