“ABON MURCES”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Pendidikan
Biologi”
Dosen Pengampu :
Dr. Janjte Ngangi, MS
Dr. Emma M. Moko, STP, M.Si
Disusun Oleh:
Injilia Tewal 21507019
Dhafa Anggis Mursalem 21507009
Marchelle Walangitan 21507044
Gabriel Legi 21507026
Oktavio Sumolang 22507002
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat yang
lebih menghargai kepraktisan dan kecepatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
sehari-hari, contohnya saja untuk anak-anak kost yang lebih sering memilih membeli
makanan yang sudah jadi dari pada memasak langsung makanannya sendiri.
Perubahan gaya hidup dan tuntutan masyarakat modern tersebut telah membuka
peluang baru di sektor kuliner. Salah satu produk yang semakin mendapat perhatian
adalah makanan olahan yang praktis dan yang bernutrisi yaitu makanan-makanan yang
kaya akan lemak, karbohidrat serta protein dan lain sebagainya. Hal tersebut muncul
karena masyarakat sekarang ini semakin sadar akan pentingnya gaya hidup yang sehat.
Ikan cakalang merupakan salah satu spesies ikan yang dapat digunakan sebagai
bahan baku dalam beberapa jenis industri pengolahan makanan misalnya abon; Hal itu
karena kandungan gizi dan protein yang ada pada ikan cakalang terbilang cukup
tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rizqi pada tahun 2019 tentang analisis
kandungan gizi pada ikan cakalang didapati bahwa jumlah protein pada 100 gram ikan
cakalang mentah atau yang telah diolah mengandung 34,2 gram protein. Sedangkan
untuk kandungan lain seperti vitamin B3 ada 20-23 mg, kalsium 23 mg, fosfor 242 mg
dan kalium 239 gram. Dari penelitian itulah dapat dikatakan bahwa ikan cakalang ini
dapat diolah menjadi makanan seperti abon yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
pada manusia. Dengan menambahkan sayuran misalnya kentang tentunya akan
semakin menambah kandungan nutrisi pada olahan abon tersebut. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Parhan pada tahun 2021 didapati bahwa jumlah kandungan nutrisi pada
kentang misalnya karbohidrat adalah 66-90% tergantung pada jenis dan ukuran
kentang. Jadi dari hal tersebutlah dapat dikatakan bahwa dengan mengombinasikan
kedua bahan tersebut baik ikan cakalang dan kentang melalui olahan abon, tentunya
kebutuhan nutrisi dari masyarakat akan sangat terpenuhi tergantung juga kebutuhan
gizi masing-masing individu.
B. Data Para Pendiri
1. Nama : Injilia Tewal
NIM : 21507019
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Biologi semester 5 Universitas Negeri
Manado (UNIMA)
2. Nama : Dhafa Anggis Mursalem
NIM : 21507009
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Biologi semester 5 Universitas Negeri
Manado (UNIMA)
3. Nama : Marchelle Nhatanael Walangitan
NIM : 21507044
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Biologi semester 5 Universitas Negeri
Manado (UNIMA)
4. Nama : Gabriel Stevan Legi
NIM : 21507026
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Biologi semester 5 Universitas Negeri
Manado (UNIMA)
5. Nama : Oktavio Filemon Sumolang
NIM : 22507002
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Biologi semester 3 Universitas Negeri
Manado (UNIMA)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pemasaran
Adapun aspek pemasaran di sini mengacu pada berbagai elemen atau
komponen yang terlibat dalam kegiatan pemasaran produk; yang mencakup:
3. Strategi Pemasaran
a.) Strategi Harga
Kami sepakat untuk menjual produk abon Murces ini dengan harga
Rp. 15.000 per pcs dan kami kelompok merasa harga yang kami tentukan
masih dalam batas wajar dan bersahabat dengan kantong mahasiswa dan
masyarakat umum.
b.) Strategi Promosi
Untuk promosinya sendiri dari produk abon Murces ini akan
dipromosikan dengan dua cara yaitu secara langsung dan dengan
menggunakan media sosial. Secara langsung akang dibuat poster atau
selebaran dan menempelnya di daerah sekitaran kampus yang terbilang
ramai. Kalau menggunakan media social tentunya bentuk promosinya
menggunakan aplikasi-aplikasi seperti whatsaap, Instagram dan lain
sebagainya yang dapat menjangkau masyarakat yang berada jauh dari tempat
pemasaran langsung.
c.) Strategi Distribusi
Untuk strategi distribusi dari produk abon Murces ini akan dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan menjalin kemitraan dengan minimarket
atau warung-warung lokal yang mudah diakses oleh masyarakat dan
mahasiswa; menggandeng mahasiswa sebagai mitra distribusi yang dapat
menjual produk langsung kepada teman-teman mereka di kampus dan lain
sebagainya.
d.) Strategi positioning
Untuk strategi positioning dari produk yang akan kami buat tentunya
kami akan memposisikan produk sebagai bahan cemilan atau pendamping
makanan lainnya sebagai pilihan makanan yang sehat dengan menekankan
nilai gizi dari ikan cakalang dan kentang yang sesuai dengan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat dan mahasiswa serta orang-orang yang bekerja dalam
lingkungan kampus; serta menonjolkan bahan baku lokal dan rasa yang
menggambarkan keunikan lokal dan tradisional, khususnya di kalangan
masyarakat dan dalam kalangan kampus.
2. Proses Produksi
a.) Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Wajan 1. Ikan Cakalang
2. Spatula 2. Kentang
3. Kukusan 3. Cabai
4. Saringan Minyak 4. Tomat
5. Sendok 5. Bawang merah
6. Ulekan 6. Daun bawang
7. Loyan 7. Garam
8. Parutan kentang 8. Penyedap rasa
9. Pisau 9. Minyak Goreng
10. Timbangan
11. Standing pouch makanan
E. Jadwal Kegiatan
Penjualan pertama
Dilaksanakan pada hari Jumat, 24 November 2023 (Terlaksana)
Hasil penjualan:
Jumlah yang dibuat : 32 Pcs
Jumlah yang terjual : 32 Pcs
Jumlah uang : Rp. 480.000
Pengeluaran:
Modal: Rp. 340.000 : 15 = Rp. 22.666 per pcs
Jumlah Pengeluaran = Rp. 22.666 x 15 = Rp. 340.000
Hasil Penjualan = Rp. 480.000
Untung/Rugi:
Untung/Rugi = Hasil Penjualan – Pengeluaran
Untung/Rugi = Rp. 480.000 - Rp. 340.000 = Rp. 140.000
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas:
Pengeluaran (modal untuk 15 pcs): Rp. 340.000
Hasil Penjualan: Rp. 480.000
Hasil untung: Rp. 140.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menjalankan kegiatan usaha abon, dapat disimpulkan bahwa usaha ini
telah mengalami perkembangan positif sejak dimulai. Pada bab ini, kami mencermati
berbagai aspek kegiatan usaha, termasuk modal awal, pengeluaran, hasil penjualan,
dan keuntungan bersih. Modal awal sebesar Rp. 340.000 telah diinvestasikan untuk
memproduksi 15 pcs abon, dengan biaya produksi per unit sebesar Rp. 22.000.
Meskipun terdapat pengeluaran tambahan, hasil penjualan mencapai Rp. 480.000,
menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 150.000. Pada bagian ini, juga telah
dihitung Break-Even Point (BEP) yang mencerminkan titik di mana total pendapatan
sama dengan total biaya, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. BEP sangat
penting untuk memahami seberapa cepat usaha dapat mencapai titik impas dan mulai
menghasilkan keuntungan bersih.
B. Saran
Demikianlah, laporan kegiatan usaha abon ini mencatat pencapaian positif
seiring dengan waktu, dan kami berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi
operasional dan strategi pemasaran guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Parhan. (2019). Produksi Dan Pemasaran Roti Tawar Substitusi Kentang. Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Jember. B32181172. 2021. Hal 8-9
Rizqi. (2019). Analisis Kandungan Gizi Ikan Cakalang (Kotsuwonus pelamis) Dengan
Perendaman Vinegar Nira Lontar (Boroassu flabellifer). Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. Vol 5. No 2. P-ISSN: 2476-8995. E-ISSN: 2614-7858. Hal 58-71.