Anda di halaman 1dari 52

NASKAH KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK

(KOVABLIK) 2019 PROVINSI JAWA TIMUR

KURSI BIRU
(KURsus Singkat IBu menyusuI baRU)

Puskesmas Tanjungsari, Dinas Kesehatan, Pemkot Surabaya


URUTAN SUSUNAN PROPOSAL

KURSI BIRU
(KURsus Singkat IBu menyusuI baRU)

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK (KOVABLIK)


2019 PROVINSI JAWA TIMUR

1. Proposal

2. Standar Pelayanan

3. Maklumat pelayanan

4. Indeks Kepuasan Masyarakat

5. Penanganan Pengaduan

6. Sistem Informasi Pelayanan Publik


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

RINGKASAN

Hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan bahwa 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting,
sedangkan ambang batas prevalensi stunting WHO menyatakan Indonesia termasuk kategori jumlah
Sangat Tinggi (>30%). Kota Surabaya termasuk salah satu dari 160 Kabupaten/Kota yang menjadi
lokus Program Penurunan Stunting. Program ini menjadi perhatian di Puskesmas Tanjungsari
mengingat masih banyaknya jumlah anak penderita stunting di wilayah kerja Puskesmas.

Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang terjadi di masa lalu. Misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, serta berat badan lahir rendah (BBLR). Mengingat banyak
teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan menjadi salah satu faktor utama
penyebab stunting, maka sejak bayi lahir asupan makanan terbaik harus segera diberikan yaitu ASI
(Air Susu Ibu). Hal ini yang setidaknya diupayakan para Promotor Kesehatan Puskesmas Tanjungsari
untuk menurunkan jumlah anak stunting di 3 wilayah kelurahannya. Yakni dengan mengedukasi
orang tua baru terutama ibu bersama keluarga terdekat seperti orang tua atau mertua melalui
inovasi KURSI BIRU (Kursus Singkat Ibu Menyusui Baru).

Tujuan utama inovasi KURSI BIRU adalah meningkatkan cakupan ASI Eksklusif yang dapat berdampak
pada penurunan stunting di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari. Selain itu, inovasi ini juga
bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang ASI Eksklusif, mensukseskan Ibu
dalam melaksanakan ASI Eksklusif dan menyusui selama 2 Tahun, dan memperoleh dukungan
keluarga bagi Ibu Menyusui. Kegiatan pokoknya, pascapersalinan di Puskesmas, sebelum pulang, Ibu
dan keluarganya diberi pembekalan tentang teknis menyusui berikut faktor-faktor penunjangnya.

Kegiatan KURSI BIRU terdiri dari pelayanan IMD (inisiasi menyusui dini) pasca persalinan. Juga,
pemberian informasi tentang manfaat ASI, cara memerah ASI, menyimpan dan memberi ASI perah,
serta pembuatan makanan pelancar ASI. Para Ibu diajari cara dan posisi menyusui yang nyaman dan
benar serta teknik pijat pelancar ASI. Mereka diberi motivasi bahwa semua ibu hamil, bisa
melahirkan, pasti bisa menyusui. Juga, memotivasi keluarga agar mendukung Ibu untuk pro ASI.
Sehingga para Ibu bisa memberi ASI ekslusif.

Ruang pelayanan KURSI BIRU didesain serba warna biru

1|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

1. TUJUAN INOVASI
Gambarkan/Jelaskan tujuan ("gagasan") munculnya inovasi

Puskesmas Tanjungsari merupakan puskesmas yang melayani rawat inap umum dan persalinan.
Total layanan persalinan di tahun 2018 adalah 111. Angka persalinan yang relatif banyak di
Puskesmas Tanjungsari memotivasi para petugas kesehatan untuk mengedukasi ibu-ibu baru dalam
rangka meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di wilayahnya. Seluruh petugas berpartisipasi untuk
mempromosikan Full ASI (6 Bulan) dan menyusui selama 2 tahun dengan mengikutsertakan ibu baru
dalam KURSI BIRU (KURsus Singkat IBu menyusuI baRU). Jadi, Ibu yang baru melahirkan, beserta
keluarganya, diberi KURSI BIRU sebelum ia pulang dari Puskesmas.

Tujuan utama KURSI BIRU adalah meningkatkan cakupan ASI Eksklusif yang dapat berdampak pada
penurunan stunting. Selain itu, inovasi ini juga bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu dan
keluarga tentang ASI Eksklusif, mensukseskan Ibu dalam melaksanakan ASI Eksklusif dan menyusui
selama 2 Tahun, dan memperoleh dukungan keluarga bagi Ibu Menyusui.

Kegiatan KURSI BIRU terdiri dari pelayanan IMD (inisiasi menyusui dini) pasca persalinan. Juga,
pemberian informasi tentang manfaat ASI, cara memerah ASI, menyimpan dan memberi ASI perah,
serta pembuatan makanan pelancar ASI. Para Ibu diajari cara dan posisi menyusui yang nyaman dan
benar serta teknik pijat pelancar ASI. Mereka diberi motivasi bahwa semua ibu hamil, bisa
melahirkan, pasti bisa menyusui. Juga, memotivasi keluarga agar mendukung Ibu untuk pro ASI.
Sehingga para Ibu bisa memberi ASI ekslusif.

Spanduk tentang KURSI BIRU dibentangkan di depan Puskesmas Tanjungsari

2|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

2. KESELARASAN DENGAN KATEGORI YANG DIPILIH


Jelaskan keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih.

KURSI BIRU ingin meyakinkan masyarakat bahwa semua ibu mampu menyusui dengan baik. Juga,
mengikis keyakinan sebagian orang yang menyebutkan kalau Susu Formula lebih baik daripada ASI.
Artinya, inovasi ini ingin memerluas wawasan kesehatan di masyarakat, sekaligus meningkatkan
kualitas kesehatan generasi penerus atau anak-anak. Rendahnya pengetahuan bidang kesehatan
berkorelasi pada munculnya fenomena rendahnya cakupan ASI Eksklusif. Yang bila ditambah faktor-
faktor lain seperti asupan gizi yang kurang, akan berdampak pada pertumbuhan anak yang stunting
atau pendek. Hal ini menjadi perhatian Puskesmas Tanjungsari, Dinas Kesehatan, bahkan pemerintah
pusat.

Petugas dari Puskesmas Tanjungsari saat memraktekkan cara menggendong bayi yang baik dan benar.

3|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

3. SIGNIFIKANSI (ARTI PENTING)


Inovasi tersebut harus berdampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk
kelompok yang rentan (yaitu anak-anak, perempuan, orang tua, orang cacat, dll.) dalam
konteks negara atau wilayah Anda.
Jelaskan bagaimana inovasi ini berperan penting dalam mengatasi kekurangan/kelemahan tata
kelola, administrasi umum atau pelayanan publik di wilayah Anda.

Hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan bahwa 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting,
sedangkan ambang batas prevalensi stunting WHO menyatakan Indonesia termasuk kategori jumlah
Sangat Tinggi (>30%). Kota Surabaya termasuk salah satu dari 160 Kabupaten/Kota yang menjadi
lokus Program Penurunan Stunting. Program ini menjadi perhatian di Puskesmas Tanjungsari
mengingat masih banyaknya jumlah anak penderita stunting di wilayah kerja Puskesmas.

Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang terjadi di masa lalu. Misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, serta berat badan lahir rendah (BBLR). Stunting tidak dapat
ditangani dengan cepat dan diatasi begitu saja, namun dapat dicegah sejak dini, minimal sejak Ibu
mempersiapkan persalinan dan saat lahirnya buah hati.

Saat lahirnya buah hati, asupan makanan harus sudah mulai diberikan. Mengingat banyak teori yang
menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting,
maka sejak bayi lahir asupan makanan terbaik harus segera diberikan yaitu ASI (Air Susu Ibu). Hal ini
yang setidaknya diupayakan para Promotor Kesehatan Puskesmas Tanjungsari untuk menurunkan
jumlah anak stunting di 3 wilayah kelurahannya. Yakni dengan mengedukasi orang tua baru
terutama ibu bersama keluarga terdekat seperti orang tua atau mertua melalui inovasi KURSI BIRU
(Kursus Singkat Ibu Menyusui Baru).

Salah satu keluarga yang sedang mendapatkan konseling dari petugas

4|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

4. INOVATIF (KEBARUAN ATAU KEUNIKAN ATAU KEASLIAN)


JELASKAN SISI INOVATIF DARI INOVASI INI DALAM KONTEKS WILAYAH ANDA.

Wilayah Puskesmas Tanjungsari tersebar di tiga Kelurahan: Tanjungsari, Sonokwijenan, dan Putat
Gede. Proyeksi jumlah ibu bersalin lebih dari 100 orang per tahun, menjadi target program ibu hamil
dan menyusui, khususnya program ASI Eksklusif. Dalam pelaksanaannya, para ibu menghadapi
kendala, baik dari faktor manusia (man), dana (money), sarana (material), metode (methods),
maupun lingkungan (environment), antara lain:

- Kurangnya pengetahuan tentang ASI;


- Kelelahan;
- Tidak ada dana untuk membeli makanan pelancar ASI;
- Rumah kurang kondusif;
- Kurang mendapat sosialisasi dan promosi ASI;
- Keluarga kurang mendukung

Puskesmas Tanjungsari membuat inovasi KURSI BIRU yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk
masalah tersebut.

Jelaskan apakah inovasi ini asli atau merupakan


adaptasi/modifikasi/replikasi dari konteks lain.

Puskesmas Tanjungsari telah memiliki program agar calon pengantin memeriksakan diri dan
menerima konseling kesehatan fisik dan mental. Ada pula program Ibu hamil yang diproyeksikan
memeriksakan diri tiga kali di tiga bulan pertama, tiga kali di tiga bulan kedua, enam kali di tiga bulan
terakhir. Nah, KURSI BIRU bertujuan agar Ibu yang baru melahirkan berkomitmen memberikan ASI
eksklusif. KURSI BIRU bergerak lintas program dan interprofesi. Ada Program KIA, Gizi, Jiwa,
Pengobatan Tradisional, dan Promkes. Ada keterlibatan Dokter, Bidan, Nutrisionis, Psikolog,
Pengobat Tradisional. Sasarannya tidak hanya Ibu. Namun juga, suami dan orang tua/mertua.
Pengantar Ibu yang melahirkan, diberi pembekalan pengetahuan tentang ASI.

Petugas Puskesmas Tanjungsari memberi contoh pada suami tentang teknik memijat istri di titik yang bisa memengaruhi
kelancaran ASI

5|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

5. TRANSFERABILITAS (SIFAT DAPAT DITERAPKAN


PADA KONTEKS/TEMPAT LAIN)
Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah diterapkan dandiadaptasi
(disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya wilayah atau unit lain)
Jika ya, jelaskan di mana dan bagaimana prosesnya.

Setiap puskesmas maupun sarana kesehatan yang melayani persalinan dan memiliki komitmen tinggi
untuk penerapan ASI Eksklusif dapat melaksanakan inovasi serupa KURSI BIRU. Hal terpenting adalah
memotivasi Ibu Baru dan Keluarga melalui pemahaman teori dan praktek upaya-upaya keutamaan
pemberian ASI bagi bayi baru lahir. Yang dibutuhkan untuk merealisasikan inovasi ini adalah
sinergitas interprofesi di bidang kesehatan. Antara lain, Dokter, Bidan, Nutrisionis, Tenaga Psikolog
dan Tenaga Batra/Pengobat Tradisional. Anggaran yang dibutuhkan relatif tidak banyak karena
konsep dari layanan ini mirip dengan penyuluhan kesehatan. Hanya memang, isi dan fokusnya
adalah untuk Ibu yang baru melahirkan.

KURSI BIRU tergolong inovasi yang relatif mudah dan murah sehingga gampang direplikasi oleh Puskesmas lain di daerah
mana pun jua

6|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

6. SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN


Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang digunakan untuk melaksanakan
inovasi tersebut? Langkah-langkah/strategi apa yang dilakukan dalam memobilisasi/
menggerakkan seluruh sumber daya internal maupun eksternal? Bagaimana keberlanjutan
sumber daya yang digunakan dalam inovasi ini? Apakah hingga saat ini sumber daya masih
tersedia?

Sumber Keuangan berasal dari APBD Surabaya. Sumber Daya Manusia (SDM) berasal dari internal
Pemkot. KURSI BIRU melibatkan lintas program dan profesi yang dikemas dalam suatu layanan
terpadu di dalam gedung Puskesmas antara lain Program KIA, Program Gizi, Program Jiwa, Program
Pengobatan Tradisional, dan Program Promkes. Sedangkan keterlibatan interprofesi antara lain
Dokter, Bidan, Nutrisionis, Tenaga Psikolog dan Tenaga Batra/Pengobat Tradisional. Langkah atau
strategi yang dilakukan untuk memobilisasi SDM adalah membuat Standar Operasional Prosedur
(SOP) pelayanan dengan tepat serta melakukan pengawasan terhadap proses pelayanan tersebut.

Jelaskan apakah dan bagaimana keberlanjutan dari inovasi ini (meliputi aspek-aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan).

KURSI BIRU erat hubungannya dengan pembangunan keluarga yang sejahtera. Bermula dari Ibu dan
ayah yang berkomitmen memberikan ASI Eksklusif, akan terlahir bayi yang sehat. Apalagi, ASI yang
keluar di momen awal melahirkan berisi kolostrum yang mengandung banyak zat bermanfaat bagi
kesehatan bayi di masa datang. Tiap keluarga mesti paham mengenai ini. Dengan demikian, peluang
terciptanya keluarga sejahtera terbuka lebar. Pada gilirannya, kondisi sosial yang baik akan
terbentuk. Artinya, di aspek sosial, masyarakat paling diuntungkan dengan adanya inovasi ini.
Sehingga, KURSI BIRU layak untuk dipertahankan. Di sisi lain, bila bayi atau anak memiliki tubuh yang
sehat, keluarga tidak perlu mengeluarkan uang untuk pengobatan. Secara tdak langsung, keadaan ini
berhubungan dengan aspek ekonomi. KURSI BIRU punya korelasi dengan pengadaan tanaman-
tanaman obat yang baik untuk lingkungan bila terus dilestarikan. Kesimpulannya, KURSI BIRU pantas
untuk dipertahankan kelanjutannya karena alasan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

7|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

7. DAMPAK
Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya, melalui evaluasi internal atau
eksternal, misalnya evaluasi yang dilakukan oleh APIP atau lembaga lain yang relevan.
Jika ya, jelaskan bagaimana inovasi ini dievaluasi dampaknya
pada: Target/kelompok sasaran;
Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran;
Aspek tata pemerintahan instansi (misalnya efisiensi anggaran; perbaikan proses bisnis;
kolaborasi antarsatuan unit kerja/perangkat daerah dan/atau pemangku kepentingan lainnya;
tingkat akuntabilitas).

Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang terjadi di masa lalu. Misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, serta berat badan lahir rendah (BBLR). Stunting tidak dapat
ditangani dengan cepat dan diatasi begitu saja, namun dapat dicegah sejak dini, minimal sejak Ibu
mempersiapkan persalinan dan saat lahirnya buah hati. Tingginya jumlah stunting berakar pada
rendahnya cakupan ASI Ekslusif dan kurangnya pengetahuan Ibu terhadap pentingnya ASI Ekslusif.
Dengan demikian, angka jumlah anak stunting dan cakupan stunting itulah yang dijadikan pedoman
dalam evaluasi. Semua itu berhubungan dengan sasaran dari kegiatan KURSI BIRU, yakni para Ibu
baru yang dalam masa menyusui.

Indikator-indikator apa yang digunakan dalam evaluasi itu.

Angka Cakupan ASI Eksklusif menjadi indikator utama keberhasilan inovasi KURSI BIRU. Adapun
angka Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Tanjungsari dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada 2016, 28 anak: 2017, 37 anak: 2018, 45 anak, semester pertama 2019, 61 anak. Dari data ini
nampak peningkatan jumlah penerima ASI Eksklusif. Sementara itu, jumlah anak stunting pada 2016,
91: 2017, 80: 2018, 46. Artinya, terjadi penurunan jumlah anak yang stunting.

Gambarkan/Apa hasil evaluasi tersebut?

Mengacu pada capaian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Diharapkan jumlah penderita stunting pun tidak semakin
bertambah. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif meningkat, serta dukungan Bapak dan anggota
keluarga untuk terus memberikan asupan makan terbaik untuk anak-anak juga meningkat sehingga
status kesehatan masyarakat di 3 wilayah kelurahan pun meningkat.

Di sisi lain, pelaksanaan KURSI BIRU dievaluasi secara berjenjang. Petugas lapangan dipantau oleh
Kepala Puskesmas, sedangkan Kepala Puskesmas memberi laporan pada Kepala Dinas Kesehatan.
Sementara Wali Kota juga mendapat laporan rutin. DPRD memberikan evaluasi tahunan, sementara
Media Massa diberi keleluasaan menjadi kontrol sosial.

8|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

8. KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN (MENEKANKAN


KERJASAMA/KOLABORASI, KETERLIBATAN, KOORDINASI,
KEMITRAAN DAN INKLUSIF)
Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan
kontribusi mereka dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi inovasi ini.

Inovasi ini dapat terlaksana berkat dukungan dari sejumlah pemangku kepentingan:

1. Walikota Surabaya selaku pembina pelaksanaan program kesehatan di Kota Surabaya.


2. Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai kepanjangan
tangan kementerian teknis yang meneruskan program-program pemerintah pusat hingga ke
Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Surabaya.
3. Kepala Puskesmas sebagai inisiator KURSI BIRU.
4. Keterlibatan lintas profesi antara lain Dokter, Bidan, Nutrisionis, Tenaga Psikolog dan Tenaga
Batra/Pengobat Tradisional di Puskesmas sebagai pelaksana inovasi. Dokter bertugas untuk
memeriksa kondisi Ibu setelah bersalin. Bidan memberikan arahan tentang bagaimana
merawat bayi yang baik, termasuk teknis menyusui yang sesuai. Nutrisionis menjelaskan
tentang pentingnya makanan dan minuman bergizi dan makanan serta minuman apa yang
perlu dikonsumsi untuk melancarkan ASI. Tenaga Psikolog memberikan konseling pada Ibu
dan keluarga soal pentingnya ASI, sehingga mereka semakin berkomitmen memberi ASI
Eksklusif. Tenaga Pengobat Tradisional memberi saran tentang tanaman apa saja yang bisa
digunakan untuk memerlancar ASI, berikut memberi tahu tentang teknik pijatan yang pas
diaplikasikan pada Ibu menyusui, agar ia merasa nyaman dan ASI pun menjadi lancar.
5. Masyarakat khususnya Ibu dan keluarga sasaran inovasi. Juga, pihak DPRD selaku
pengawas kegiatan yang selalu memberi masukan. Juga, media massa selaku kontrol sosial.

Dalam kesempatan KURSI BIRU, pasangan suami istri dan keluarganya diberi penyuluhan tentang pentingnya memeriksakan b

9|P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAYA


KURSI BIRU (KURSUS SINGKAT IBU MENYUSUI

9. PELAJARAN YANG DIPETIK


Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini dapat ditingkatkan
lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang membuat inovasi ini luar biasa yang
membawa perubahan yang lebih cepat dan lebih luas.

Pembelajaran yang bisa dipetik adalah kesadaran bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan pendekatan keluarga, dapat dimulai dari pembinaan Ibu. Terlebih, asupan terbaik bagi
manusia adalah Air Susu Ibu. Dalam perjalannya, Ibu baru jaman now cenderung sudah paham
pentingnya ASI, namun sulit mempraktekkannya. Mindset ini yang harus diubah. Sesungguhnnya,
menyusui itu praktis, mudah, dan murah. Melalui KURSI BIRU, selain teori dan praktek, motivasi juga
ditanamkan pada Ibu baru, bahwa setiap Ibu yang bisa hamil, pasti bisa melahirkan, maka pasti bisa
menyusui juga. Di sisi lain, Puskesmas harus mampu memotivasi ibu dan keluarga untuk tidak
berputus asa dalam memberikan ASI Eksklusif.

Seorang suami memraktekkan cara memijat istri untuk memerlancar ASI setelah mendapat arahan
dari petugas Puskesmas Tanjungsari

10 | P U S K E S M A S TANJUNGSARI, DINAS KESEHATAN, SURABAY


PROGRAM INOVASI KURSI BIRU
(Kursus Singkat Ibu Menyusui Baru)
:
No. Dokumen Nomor 440/B.V.151.05/436.7.2.1/2018
:
No. Revisi 00
SOP TanggalTerbit
:
01 Mei 2018
:
Halaman 1-3

UPTD dr. Yunita Andriani


PuskesmasTanjungsari NIP. 19710626 200212 2 004

1. Pengertian 1.1 Program Inovasi adalah kegiatan yang mempunyai karateristik dan
orisinalitas dalam rangka memperbaiki suatu produk.
1.2 Kursi Biru adalah Kursus Singkat Ibu Menyusui Baru.
1.3 Program Inovasi Kursi Biru adalah kegiatan yang mempunyai
karateristik dimana setiap ibu yang baru melahirkan diberikan konseling
tentang ASI Eksklusif oleh petugas terkait.
2. Tujuan Sebagai Acuan Penerapan langkah-langkah petugas dalam
melaksanakan Program Inovasi Kursi Biru.
3. Kebijakan Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Tanjungsari Nomor
440/B.V.023.05/436.7.2.1/2018 Tentang Program Inovasi Kursi Biru.
4. Referensi 4.1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 tahun 2012 Tentang
Pemberian ASI Eksklusif.
4.2 Permenkes RI Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penyediaan
Fasilitas Khusus Menyusui dan atau Memerah ASI.
4.3 Menko Kesra RI Tahun 2013 Tentang Kerangka Kebijakan
,Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam rangka Seribu Hari
Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK.
4.4 Permenkes RI , Nomor 15 tahun 2014 , Tentang Tata cara pengenaan
sanksi Administratif Bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan
Pengurus Organisasi profesi Di Bidang Kesehatan Serta Produsen dan
Distributor Susu formula bayi dan atau produk bayi lainya yang dapat
menghambat
keberhasilan Program Pemberian ASI Eksklusif .
5. Prosedur / Langkah- 5.1 Bidan Jaga meminta ibu yang baru melahirkan ditemani suami atau
langkah keluarganya untuk masuk ke ruang Laktasi.
5.2 Petugas memberikan konseling kepada ibu nifas.
5.2.1 Petugas Gizi memberikan konseling tentang ASI.
5.2.2 Pengobat Tradisional memberikan demo pijat pelancar
ASI dan memberikan resep olahan TOGA pelancar ASI.
5.2.3 Petugas Psikolog memberikan konseling kepada ibu dan
suami/ keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga
terhadap ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
5.2.4 Bidan membimbing praktek teknik menyusui yang baik dan
benar di ruang Laktasi.
5.3 Petugas meminta ibu nifas menandatangani buku register dan lembar
ceklist penyuluhan diruang Laktasi.
5.4 Petugas memberikan pesan kepada ibu nifas untuk tetap menyusui dalam
keadaan apapun.
5.5 Petugas menganjurkan ibu nifas dan bayi untuk kontrol kembali
sesuai dengan jadwal.

6. Bagan Alir

Bidan Jaga meminta ibu yang baru


melahirkan ditemani suami atau
keluarganya untuk masuk ke ruang
Laktasi

Petugas memberikan konseling kepada ibu nifas.

Petugas meminta ibu nifas menandatangani buku register dan lembar ceklist penyuluhan
diruang Laktasi.

Petugas memberikan pesan kepada ibu nifas untuk tetap


menyusui dalam keadaan apapun.

Petugas menganjurkan ibu nifas dan bayi


untuk kontrol kembali sesuai dengan jadwal.

7. Unit Terkait 7.1 Poli rawat inap bersalin


7.2 Poli KIA
7.3 Poli Batra
7.4 Poli Psikologi
8. Rekaman historis perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
1
2

DAFTAR TILIK
PROGRAM INOVASI KURSI BIRU

Unit / Poli : ..................................................................................


Nama Petugas : ..................................................................................
Tanggal Pelaksanaan : ..................................................................................

NO PROSEDUR YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
1 Bidan Jaga meminta ibu yang baru melahirkan ditemani suami atau
keluarganya untuk masuk ke ruang Laktasi.
2 Petugas memberikan konseling kepada ibu nifas.
3 Petugas meminta ibu nifas menandatangani buku register dan
lembar ceklist penyuluhan diruang Laktasi.
4 Petugas memberikan pesan kepada ibu nifas untuk tetap menyusui
dalam keadaan apapun.
5 Petugas menganjurkan ibu nifas dan bayi untuk kontrol kembali
sesuai dengan jadwal.
Jumlah
Compliance Rate ( CR ) = Ya / Total x 100 % ........... %

Audetee Auditor

....................................... ................................

Maklumat pelayanan seperti


ini diletakkan di tempat yang
gampang dilihat di Puskesmas
Tanjungsari
LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

5.48 Puskesmas Tanjungsari


Untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan Puskesmas Tanjungsari, maka dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM).
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat merupakan suatu langkah yang tepat untuk
mengakomodasi harapan masyarakat, menilai tingkat kepuasan terhadap kinerja
pemerintah terutama aparat dan fasilitasnya serta sebagai alat untuk membuat program-
program pemerintah yang efektif dan tepat sasaran.

5.48.1 Karakteristik Responden


Responden pada survei ini ditujukan pada masyarakat yang telah mendapatkan
pelayanan di Puskesmas Tanjungsari. Pada periode ini diperoleh responden sebanyak 170
orang. Dominasi masing-masing karakteristik responden pada Puskesmas Tanjungsari
dapat dilihat pada Tabel 5.48.1. Karakteristik responden yang mewakili pengunjung
Puskesmas Tanjungsari secara keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus,
sehingga dengan mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Puskesmas
Tanjungsari dapat mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.

Tabel 5.48.1. Persentase Karakteristik


Responden Puskesmas Tanjungsari

Dominasi
Karakteristik
Keterangan Persentase (%)
Umur 36-45 tahun 40.00
Jenis Kelamin Laki-laki 64.71
Pendidikan Terakhir SMA Sederajat 77.65
Pekerjaan Pegawai Swasta 29.41
Jumlah Kunjungan 2 - 5 kali 88.24
Pembiayaan BPJS Mandiri 54.71
Status Responden Pasien 98.82
Jenis Pelayanan Poli Umum 99.41

Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.

BAB V Analisa dan Hal. 1 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

5.48.2 Tingkat Kepuasan Masyarakat


Hasil penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat untuk pelayanan di Puskesmas
Tanjungsari Tahun 2018 mempunyai kategori BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata
tertimbang IKM adalah 3.44 atau konversi IKM sebesar 85.95.

Berikut adalah tabel nilai persepsi, interval IKM, interval konversi IKM, mutu
pelayanan dan kinerja unit pelayanan:

Tabel 5.48.2. Nilai Persepsi, Interval Konversi IKM,


Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit


Persepsi Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
Interval IKM

1 1,00 - 2,5996 25,00 - 64,99 D Tidak baik

2 2,60 - 3,064 65,00 - 76,60 C Kurang baik

3 3,0644 - 3,532 76,61 - 88,30 B Baik

4 3,5324 - 4,00 88,31 - 100,00 A Sangat baik

Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman
perbaikan kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat
kekurangan dari sistem di suatu unit kerja, keluhan masyarakat, hal-hal yang harus
diutamakan, unsur yang harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.

Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh masyarakat, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari masyarakat, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB V Analisa dan Hal. 2 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.3 Nilai Indeks Unsur


Pelayanan Puskesmas
Tanjungsari

Nilai Unsur Kualitas


Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan

Kemudahan mendapat informasi


1 3.43 Baik
pelayanan

2 Kemudahan prosedur pelayanan 3.42 Baik

3 Persyaratan pelayanan 3.43 Baik

4 Keberadaan petugas pelayanan 3.43 Baik

5 Kedisiplinan petugas pelayanan 3.42 Baik

6 Keadilan petugas pelayanan 3.42 Baik

7 Kesopanan petugas pelayanan 3.43 Baik

8 Keramahan petugas pelayanan 3.42 Baik

9 Kemampuan petugas pelayanan 3.43 Baik

10 Ketepatan waktu pelayanan 3.36 Baik

11 Kecepatan penyelesaian pelayanan 3.38 Baik

12 Ketersediaan sarana prasarana 3.41 Baik

13 Kondisi sarana prasarana 3.42 Baik

14 Kenyamanan lingkungan 3.42 Baik

15 Keamanan pelayanan 3.42 Baik

Keberadaan sarana
16 3.78 Sangat Baik
pengaduan/keluhan/saran

Nilai IKM 3.44 Baik

Catatan: Warna biru menunjukkan 3 nilai unsur pelayanan yang tertinggi

Warna merah menunjukkan 3 nilai unsur pelayanan yang terendah

BAB V Analisa dan Hal. 3 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Keberadaan sarana… 3,78


Keberadaan petugas pelayanan 3,43
Kemudahan mendapat informasi… 3,43
Kesopanan petugas pelayanan 3,43
Kemampuan petugas pelayanan 3,43
Persyaratan pelayanan 3,43
Keadilan petugas pelayanan 3,42
Kemudahan prosedur pelayanan 3,42
Keamanan pelayanan 3,42
Kedisiplinan petugas pelayanan 3,42
Keramahan petugas pelayanan 3,42
Kondisi sarana prasarana 3,42
Kenyamanan lingkungan 3,42
Ketersediaan sarana prasarana 3,41
Kecepatan penyelesaian pelayanan 3,38
Ketepatan waktu pelayanan 3,36

3,10 3,20 3,30 3,40 3,50 3,60 3,70 3,80

Gambar 5.48.1 Nilai Indeks Unsur


Pelayanan Puskesmas
Tanjungsari

Berdasarkan Tabel 5.48.3 dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan kinerja


pelayanan di Puskesmas Tanjungsari sudah baik dengan indeks sebesar 3,44. Dari 16
unsur pelayanan, 1 unsur pelayanan mendapatkan penilaian Sangat Baik dan 15 unsur
pelayanan mendapatkan penilaian yang Baik.

Berdasarkan Gambar 5.48.1 dapat dijelaskan bahwa unsur keberadaan sarana


pengaduan/keluhan/saran mendapatkan penilaian indeks kepuasan paling tinggi.
Sedangkan unsur ketepatan waktu penyelesaian mendapatkan penilaian indeks kepuasan

BAB V Analisa dan Hal. 4 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

terendah.

BAB V Analisa dan Hal. 5 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

5.48.2.1 U1: Kemudahan Mendapatkan Informasi Pelayanan

Kemudahan Mendapatkan Informasi Pelayanan adalah tahapan-tahapan


pelayanan atau cara-cara mendapatkan informasi mengenai pelayanan yang diberikan.
Pada tabel di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden mengenai Kemudahan
Mendapatkan Informasi Pelayanan.

Tabel 5.48.4 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Kemudahan Mendapatkan Informasi Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Mudah 0 0.00%


Kurang Mudah 0 0.00%
Mudah 170 100.00%
Sangat Mudah 0 0.00%
TOTAL 170 100.00%

5.48.2.2 U2: Kemudahan Prosedur Pelayanan


Kemudahan Prosedur Pelayanan adalah tahapan-tahapan pelayanan atau cara-
cara mendapatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat secara sederhana atau
rumit. Pada tabel di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden mengenai
Kemudahan Prosedur Pelayanan.

Tabel 5.48.5 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Kemudahan Prosedur Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Mudah 0 0.00%


Kurang Mudah 0 0.00%
Mudah 170 100.00%
Sangat Mudah 0 0.00%
TOTAL 170 100.00%

BAB V Analisa dan Hal. 6 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

5.48.2.3 U3: Persyaratan Pelayanan

Persyaratan Pelayanan adalah kesesuaian antara berkas atau dokumen yang


harus dilengkapi responden untuk mendapatkan pelayanan dengan persyaratan yang
telah ditentukan atau diinformasikan (apakah terdapat penambahan atau pengurangan
berkas yang dibutuhkan diluar ketentuan yang diinformasikan). Pada tabel di bawah ini
diperoleh jumlah persentase responden mengenai Persyaratan Pelayanan.

Tabel 5.48.6 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Persyaratan Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Sesuai 0 0.00%

Kurang Sesuai 0 0.00%

Sesuai 169 99.41%

Sangat Sesuai 1 0.59%

TOTAL 170 100.00%

5.48.2.4 U10: Ketepatan Waktu/Jam Pelayanan

Ketepatan Waktu/Jam Pelayanan adalah jadwal pelayanan yang telah ditetapkan


sesuai dengan praktek atau pelaksanaannya. Pada tabel di bawah ini diperoleh jumlah
persentase responden mengenai Ketepatan Waktu/Jam Pelayanan beserta alasan yang
menyatakan waktu/jam pelayanan Selalu Tidak Tepat/Kurang Tepat.

BAB V Analisa dan Hal. 7 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.7 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan

Kategori Indeks Kualitas

Loket Pendaftaran 3.40 Baik


Poli Puskesmas 3.33 Baik
Pelayanan Khusus - -
Rata-rata 3.36 Baik

Tabel 5.48.8 Alasan Responden


Terhadap Waktu Pelayanan yang Selalu Tidak Tepat/Kurang Tepat

No. Alasan Jumlah Persentase (%)


1. Pelayanan poli antri panjang 21 12.35%
TOTAL 21 12.35%

5.48.2.5 U11: Kecepatan Penyelesaian Pelayanan

Kecepatan Penyelesaian Pelayanan adalah target waktu pelayanan dapat


diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Pada tabel di bawah ini diperoleh
jumlah persentase responden mengenai Kecepatan Penyelesaian Pelayanan beserta
alasan yang menyatakan penyelesaian pelayanan Tidak Cepat/Kurang Cepat.

Tabel 5.48.9 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Kecepatan Penyelesaian
Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Cepat 0 0.00%


Kurang Cepat 2 1.18%
Cepat 168 98.82%
Sangat Cepat 0 0.00%
TOTAL 170 100.00%

BAB V Analisa dan Hal. 8 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.10 Alasan Responden


Terhadap Penyelesaian Pelayanan yang Tidak/Kurang Cepat

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Pelayanan kurang cepat jadi


1 1.18%
antrinya panjang

TOTAL 1 1.18%

5.48.2.6 U12: Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan Sarana dan Prasarana adalah tersedianya sarana dan prasarana


yang diperlukan dalam mendukung terselenggaranya pelayanan. Pada tabel di bawah ini
diperoleh jumlah persentase responden mengenai Ketersediaan Sarana dan Prasarana
beserta alasan yang menyatakan ketersediaan sarana dan prasarana Tidak
Memadai/Kurang Memadai.

Tabel 5.48.11 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Ketersediaan Sarana
dan Prasarana

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Memadai 0 0.00%

Kurang Memadai 3 1.76%

Memadai 167 98.24%

Sangat Memadai 0 0.00%

TOTAL 170 100.00%

BAB V Analisa dan Hal. 9 dari 24


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.12 Alasan Responden


Terhadap Sarana dan Prasarana yang Tidak/Kurang Memadai

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Kursi pengunjung kurang 3 1.76%

TOTAL 3 1.76%

5.48.2.7 U13: Kondisi Sarana dan Prasarana

Kondisi Sarana dan Prasarana adalah sarana dan prasarana yang digunakan
dalam penyelenggaraan pelayanan dapat difungsikan dengan baik sesuai dengan
peruntukannya. Pada tabel di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden
mengenai Kondisi Sarana dan Prasarana.

Tabel 5.48.13 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Kondisi Sarana dan
Prasarana

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Baik 0 0.00%

Kurang Baik 0 0.00%

Baik 169 99.41%

Sangat Baik 1 0.59%

TOTAL 170 100.00%

5.48.2.8 U14: Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan Lingkungan adalah kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang


bersih, rapi dan teratur sehingga membuat masyarakat yang dilayani nyaman. Pada tabel
di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden mengenai Kenyamanan Lingkungan

BAB V Analisa dan Hal. 10 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

beserta alasan yang menyatakan kenyamanan lingkungan Tidak Nyaman/Kurang Nyaman.

BAB V Analisa dan Hal. 11 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.14 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Kenyamanan
Lingkungan

Kategori Indeks Kualitas

Loket Pendaftaran 3.42 Baik

Ruang Periksa 3.42 Baik

Ruang Tunggu 3.42 Baik

Toilet 3.39 Baik

Tempat Parkir 3.42 Baik

Musholla 3.42 Baik

Rata-rata 3.42 Baik

Tabel 5.48.15 Alasan Responden


Terhadap Kenyamanan Lingkungan yang Tidak/Kurang Nyaman

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Toilet kurang bersih 8 4.71%

2. Tempat parkir kurang luas 2 1.18%

TOTAL 10 5.88%

5.48.2.9 U15: Keamanan Pelayanan

Keamanan Pelayanan adalah keamanan lingkungan maupun sarana yang


digunakan sehingga masyarakat merasa tenang dari risiko yang disebabkan oleh
pelayanan. Pada tabel di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden mengenai
Keamanan Pelayanan.

BAB V Analisa dan Hal. 12 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.16 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Keamanan
Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Aman 0 0.00%

Kurang Aman 0 0.00%

Aman 169 99.41%

Sangat Aman 1 0.59%

TOTAL 170 100.00%

5.48.2.10 U16: Keberadaan Sarana Pengaduan/Keluhan/Saran

Keberadaan Sarana Pengaduan/Keluhan/Saran adalah ketersediaan fasilitas yang


dapat menghimpun dan menampung keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Pada
tabel di bawah ini diperoleh jumlah persentase responden mengenai Keberadaan Sarana
Pengaduan/Keluhan/Saran beserta alasan yang menyatakan keberadaan sarana
pengaduan/keluhan/saran Tidak Diketahui Responden/Ada Tapi Tidak Berfungsi.

Tabel 5.48.17 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Keberadaan Sarana
Pengaduan/Keluhan/Saran

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Ada 0 0.00%

Tidak Tahu 13 7.65%

Ada, Tidak Berfungsi 3 1.76%

Ada, Dikelola dengan


154 90.59%
Baik

BAB V Analisa dan Hal. 13 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

TOTAL 170 100.00%

BAB V Analisa dan Hal. 14 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.18 Alasan RespondenTerhadap Sarana Pengaduan/Keluhan/Saran


yang Tidak Diketahui Responden/Ada Tapi Tidak Berfungsi

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Tidak pernah memberi


13 8.74%
saran

2. Tidak ada alat tulis untuk


1 0.67%
menulis saran

TOTAL 14 9.41%

5.48.2.11 Petugas Pelayanan

Perilaku dan kompetensi Petugas Pelayanan merupakan salah satu unsur yang
sangat berpengaruh terhadap kepuasan responden, karena penilaian terhadap perilaku
Petugas Pelayanan ini mencakup beberapa unsur, diantaranya Keberadaan Petugas
Pelayanan, Kedisiplinan Petugas Pelayanan, Keadilan Petugas Pelayanan, Kesopanan
Petugas Pelayanan, Keramahan Petugas Pelayanan, dan Kemampuan Petugas Pelayanan.
Pada tabel di bawah ini dapat diketahui penilaian responden terhadap perilaku dan
kompetensi seluruh Petugas Pelayanan, mulai dari Petugas Loket Pendaftaran, Perawat,
Dokter, Bidan, Petugas Apotek, Petugas Laboratorium, dan Petugas Lainnya.

BAB V Analisa dan Hal. 15 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.19 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Perilaku dan Kompetensi Petugas Pelayanan
Keberadaan Kedisiplinan Keadilan
Petugas
No. (U4) (U5) (U6)
Pelayanan
Indeks Kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas
1. Petugas 3.43 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
Loket
Pendaftaran
2. Perawat 3.42 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
3. Dokter 3.42 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
4. Bidan 3.42 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
5. Petugas 3.42 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
Apotek
6. Petugas 3.44 Baik 3.42 Baik 3.43 Baik
Laboratorium
7. Petugas - - - - - -
Lainnya
Rata-rata 3.43 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
Kesopanan Keramahan Kemampuan
Petugas
No. (U7) (U8) (U9)
Pelayanan
Indeks Kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas
1. Petugas 3.43 Baik 3.42 Baik 3.43 Baik
Loket
Pendaftaran
2. Perawat 3.43 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
3. Dokter 3.43 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
4. Bidan 3.42 Baik 3.42 Baik 3.42 Baik
5. Petugas 3.43 Baik 3.41 Baik 3.43 Baik
Apotek
6. Petugas 3.43 Baik 3.42 Baik 3.43 Baik
Laboratorium
7. Petugas - - - - - -
Lainnya
Rata-rata 3.43 Baik 3.42 Baik 3.43 Baik

BAB V Analisa dan Hal. 16 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Berdasarkan Tabel 5.48.19 didapatkan seluruh unsur perilaku dan kompetensi


Petugas Pelayanan mendapatkan penilaian Baik dari keseluruhan Petugas Pelayanan
meliputi Petugas Loket Pendaftaran, Perawat, Dokter, Bidan, Petugas Apotek, dan
Petugas Laboratorium.

5.48.2.12 Pertanyaan Terbuka

Selain memberikan pertanyaan mengenai unsur-unsur pelayanan kepada


responden Puskesmas Tanjungsari, pada Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2018 ini juga
ditanyakan beberapa pertanyaan terbuka.

5.48.2.12.1 Kemudahan Mendapatkan Informasi Pelayanan

1. Pemilihan Puskesmas sebagai Tempat Berobat

Jumlah persentase responden memilih Puskesmas Tanjungsari sebagai tempat


berobat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.48.20 Persentase Pemilihan Puskesmas Tanjungsari


Sebagai Tempat Berobat

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Inisiatif sendiri 168 100.00%

2. Rujukan 0 0.00%

3. Lainnya 0 0.00%

TOTAL 168 100.00%

2. Media Informasi

Jumlah persentase media informasi yang digunakan responden dalam


mendapatkan informasi pelayanan pada Puskesmas Tanjungsari dapat dilihat pada pada
tabel berikut.

BAB V Analisa dan Hal. 17 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.21 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Media Informasi Pelayanan di Puskesmas Tanjungsari

No. Media Informasi Jumlah Persentase (%)

1. Petugas Pelayanan 168 100.00%

2. Informasi yang tertera di Puskesmas 0 0.00%

3. Website 0 0.00%

4. Lainnya 0 0.00%

TOTAL 168 100.00%

3. Kejelasan Informasi Pelayanan

Jumlah persentase responden mengenai kejelasan informasi pelayanan di


Puskesmas Tanjungsari dapat dilihat pada pada tabel berikut.

Tabel 5.48.22 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Kejelasan Informasi Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Jelas 0 0.00%

Kurang Jelas 0 0.00%

Jelas 167 99.40%

Sangat Jelas 1 0.60%

TOTAL 168 100.00%

5.48.2.12.2 Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan merupakan biaya yang dikenakan kepada responden dalam


memperoleh pelayanan. Berikut persentase responden yang dikenakan dan yang tidak
dikenakan biaya pelayanan.

BAB V Analisa dan Hal. 18 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.23 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Pemungutan Biaya
Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak 110 65.48%

Ya 58 34.52%

TOTAL 168 100.00%

Berdasarkan Tabel 5.48.23 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak


dikenakan biaya pelayanan dengan persentase 65.48%, sedangkan sisanya menyatakan
dikenakan biaya pelayanan. Jenis-jenis biaya pelayanan yang dikenakan pada responden
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.48.24 Persentase Persepsi Responden


Mengenai Jenis Biaya Pelayanan yang Dikenakan Kepada Responden

No. Jenis Biaya Pelayanan Jumlah Persentase (%)

1. Pendaftaran 21 36.84%

2. Tindakan 36 63.16%

3. Lainnya 0 0.00%

TOTAL 57 100.00%

Pada Tabel 5.48.24 dapat diketahui jenis biaya pelayanan yang dikenakan
kepada responden. Untuk biaya pendaftaran, responden dikenakan biaya sebesar Rp.
5.000,00. Untuk biaya tindakan, responden dikenakan biaya bervariasi antara Rp.
10.000,00 sampai Rp. 20.000,00.

Dari biaya pelayanan yang dikenakan kepada responden, berikut pendapat


responden mengenai kewajaran biaya pelayanan.

BAB V Analisa dan Hal. 19 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.25 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Kewajaran Biaya
Pelayanan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Terjangkau 0 0.00%

Kurang Terjangkau 0 0.00%

Terjangkau 56 100.00%

Sangat Terjangkau 0 0.00%

TOTAL 56 100.00%

Berdasarkan Tabel 5.48.25 seluruh responden menyatakan bahwa biaya


pelayanan terjangkau.
Kesesuaian biaya pelayanan merupakan kesesuaian antara biaya yang telah
ditetapkan dengan biaya yang dibayarkan oleh responden. Berikut persentase responden
mengenai kesesuaian terhadap biaya pelayanan meliputi biaya pendaftaran dan biaya
tindakan yang dikenakan kepada responden.

Tabel 5.48.26 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Kesesuaian Biaya
Pendaftaran

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Sesuai 0 0.00%

Kurang Sesuai 0 0.00%

Sesuai 36 100.00%

Sangat Sesuai 0 0.00%

TOTAL 36 100.00%

BAB V Analisa dan Hal. 20 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.27 Persentase Persepsi


Responden Terhadap Kesesuaian Biaya
Tindakan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Sesuai 0 0.00%

Kurang Sesuai 0 0.00%

Sesuai 36 100.00%

Sangat Sesuai 0 0.00%

TOTAL 36 100.00%

5.48.2.12.3 Penambahan Sarana dan Prasarana


Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan publik. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi responden
mengenai perlu atau tidaknya penambahan sarana dan prasarana.

Tabel 5.48.28 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Perlunya Penambahan Sarana dan
Prasarana

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Ada 163 97.02%

Ada 5 2.98%

TOTAL 168 100.00%

Berdasarkan Tabel 5.48.28 diketahui bahwa sebesar 2.98% menyatakan


perlunya penambahan sarana dan prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana yang
perlu ditambah menurut responden tertera pada tabel berikut.

BAB V Analisa dan Hal. 21 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Tabel 5.48.29 Persentase Persepsi Responden


Mengenai Sarana dan Prasarana yang Perlu
Ditambah

Sarana dan Prasarana yang Perlu


No. Jumlah Persentase (%)
Ditambah

1. Kursi 5 2.94%

TOTAL 5 2.94%

5.48.2.12.4 Penanganan Keluhan atau Pengaduan

Penanganan terhadap keluhan atau pengaduan responden menurut Undang-


Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik merupakan salah satu
kewajiban yang harus dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu,
pada survei ini juga dihimpun mengenai keluhan atau pengaduan yang pernah diajukan
oleh responden, media yang digunakan dalam menyampaikan keluhan atau pengaduan,
Ketanggapan Petugas Penerima Keluhan/Pengaduan, dan Kesesuaian Tidak Lanjut
Keluhan atau Pengaduan.

Tabel 5.48.30 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Pengajuan Keluhan/Pengaduan

Kategori Jumlah Persentase ( %)

Tidak Pernah 168 100.00%

Pernah 0 0.00%

TOTAL 168 100.00%

5.48.3 Prioritas Perbaikan

Perbaikan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi kepuasan responden

BAB V Analisa dan Hal. 22 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

terhadap penyelenggaraan pelayanan publik menyebabkan perlunya dipetakan unsur

BAB V Analisa dan Hal. 23 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

yang paling diutamakan untuk dilakukan perbaikan. Pada tabel di bawah ini, dapat
diketahui 3 (tiga) tingkatan prioritas perbaikan unsur pelayanan yang diharapkan oleh
responden.

Tabel 5.48.31 Persentase Persepsi Responden


Terhadap Prioritas Perbaikan Unsur
Pelayanan

Prioritas Perbaikan
Unsur 1 2 3
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kemudahan mendapatkan
U1 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
informasi pelayanan
Kemudahan prosedur
U2 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
pelayanan
U3 Persyaratan pelayanan 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Keberadaan petugas
U4 1 3.57% 0 0.00% 0 0.00%
pelayanan
Kedisiplinan petugas
U5 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
pelayanan
U6 Keadilan petugas pelayanan 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Kesopanan petugas
U7 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
pelayanan
Keramahan petugas
U8 4 14.29% 1 6.25% 0 0.00%
pelayanan
Kemampuan petugas
U9 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
pelayanan
U10 Ketepatan waktu pelayanan 14 50.00% 4 25.00% 0 0.00%
Kecepatan penyelesaian
U11 1 3.57% 1 6.25% 0 0.00%
pelayanan
Ketersediaan sarana
U12 0 0.00% 1 6.25% 4 80.00%
prasarana

BAB V Analisa dan Hal. 24 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

Unsur Prioritas Perbaikan


U13 Kondisi sarana prasarana 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
U14 Kenyamanan lingkungan 0 0.00% 8 50.00% 1 20.00%
U15 Keamanan pelayanan 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Keberadaan sarana
U16 8 28.57% 1 6.25% 0 0.00%
pengaduan/keluhan/saran
TOTAL 28 100.00% 16 100.00% 5 100.00%

Berdasarkan Tabel 5.48.31, diperoleh urutan skala prioritas unsur yang perlu
dilakukan perbaikan menurut responden adalah sebagai berikut:

1. U10: Ketepatan waktu pelayanan

2. U14: Kenyaman lingkungan

3. U12: Ketersediaan sarana prasarana

Tabel 5.48.31 Alasan Responden


Mengenai Prioritas Perbaikan Unsur
Pelayanan

No. Unsur Alasan Jumlah Persentase (%)

1. U10 Antrian panjang di poli 18 36.73%

TOTAL 18 36.73%

2. U14 Tempat parkir kurang luas 2 4.08%

Letak sarana kurang jelas 2 4.08%

Toilet kurang bersih 2 4.08%

TOTAL 6 12.24%

3. U12 Kursi kurang 5 10.20%

TOTAL 5 10.20%

BAB V Analisa dan Hal. 25 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

5.48.4 Ringkasan Hasil Survei Kepuasan Masyarakat


Berdasarkan hasil pengukuran Survei Kepuasan Masyarakat pada Puskesmas
Tanjungsari periode Tahun 2018, didapatkan ringkasan sebagai berikut:

Tabel 5.48.32 Ringkasan Hasil Survei Kepuasan Masyarakat

No. Kesimpulan Keterangan

1. Nilai IKM 3.44

2. Nilai IKM konversi 85.95

3. Kategori Baik

4. Unsur Tertinggi U16 : Keberadaan sarana pengaduan / keluhan /


saran

U4 : Keberadaan petugas pelayan

U1 : Kemampuan mendapatkan informasi


pelayanan

U7 : Kesopanan petugas pelayanan

U9 : Kemampuan petugas pelayanan

U3 : Persyaratan pelayanan

U6 : Keadilan petugas pelayanan

U2 : Kemudahan prosedur pelayanan

U15 : Keamanan pelayanan

U5 : Kedisiplinan petugas pelayanan

U8 : Keramahan petugas pelayanan

U13 : Kondisi sarana prasarana

U14 : Kenyamanan lingkungan

5. Unsur Terendah U10 : Ketepatan waktu pelayanan

U11 : Kecepatan penyelesaian pelayanan

BAB V Analisa dan Hal. 26 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

No. Kesimpulan Keterangan

U12 : Ketersediaan sarana prasarana

6. Prioritas Perbaikan U10 : Ketepatan waktu pelayanan

U14 : Kenyamanan lingkungan

U12 : Ketersediaan sarana prasarana

5.48.5 Opini Responden


Untuk memotivasi dan memperbaiki kinerja suatu unit pelayanan pemerintah
yang peduli untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat, maka
masukan/opini/pendapat masyarakat sangat diperlukan. Selama pelaksanaan survei,
surveyor menampung masukan/opini/pendapat dari masyarakat dengan harapan aspirasi
dari masyarakat dapat diakomodir demi kemajuan bersama. Beberapa opini masyarakat
dapat digunakan untuk memperbaiki unsur-unsur pelayanan yang dianggap kurang oleh
masyarakat.

Berikut adalah masukan/opini/pendapat dari responden terhadap pelayanan


Puskesmas Tanjungsari.

Tabel 5.48.33 Opini Responden

No. Saran Jumlah Persentase (%)

1. Pelayanan poli umum/puskesmas antri panjang 21 12.35%

2. Tidak pernah memberi saran 13 7.65%

3. Toilet kurang bersih 8 4.71%

4. Petugas apotek jarang senyum 4 2.35%

5. Kursi pengunjung kurang 3 1.76%

6. Tempat parkir kurang luas 2 1.18%

7. Petugas apotek jarang ada ketika puskesmas sepi 1 0.59%

BAB V Analisa dan Hal. 27 dari


LAPORAN AKHIR
Survei Kepuasan Masyarakat Pelayanan
Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya Tahun

No. Saran Jumlah Persentase (%)

8. Dokter kurang senyum 1 0.59%

9. Pelayanan kurang cepat 1 0.59%

10. Tidak ada alat tulis 1 0.59%

TOTAL 55 32.35%

Dalam upaya meningkatkan pelayanan secara berkesinambungan sesuai dengan


kebutuhan dan harapan responden, maka pada tabel di bawah ini dihimpun mengenai
inovasi pelayanan yang diharapkan oleh responden.

Tabel 5.48.34 Inovasi Pelayanan

Persentase
No. Inovasi Pelayanan Jumlah
(%)

1. Penyediaan taman bermain untuk anak-anak agar tidak


3 1.76%
bosan dalam menunggu antrian

2. Penyediaan kantin di puskesmas untuk memudahkan


2 1.18%
keluarga pasien yang akan membeli makanan

3. Penyediaan rawat inap agar memudahkan pasien yang


1 0.59%
sakit parah di malam hari

TOTAL 6 3.53%

BAB V Analisa dan Hal. 28 dari


Secara Lisan
Mulai
PENANGANAN
PENGADUAN
Pengguna menyampaikan
keluhan kepada petugas secara lisan

Petugas mendengarkan
dan berusaha menyelesaikan

Selesai
permasalahan diselesaikan oleh unit Yang Terkait /
tim manajemen komplain

Selesai

Tim manajemen komplain menyampaikan


kepada PJ Tim Manajemen Mutu dan kepala Puskesmas
Selesai

Penanggung Jawab Tim Mutu dan Kepala Puskesmas Merekomendasikan penyelesaian komplain pelanggan dala
Tidak
Tim Manajemen Komplain
menyampaikan umpan balik kepada PJ Tim Mutu dan Kepala Puskesmas

Tim Manajemen Komplain menyampaikan RTL dan TL tersebut


pada papan pengumuman Puskesmas dan secara personal kepada
pengguna pelayanan yang bersangkutan

Buku bantu keluhan


pelanggan

Selesai
MULAI
Secara Tertulis

Pengguna menyampaikan keluhan secara tertulis melalui buku komplain dan kotak saran

Tim Manajemen komplain membuka kotak saran 2x seminggu (


Rabu & Sabtu )

Tim manajemen komplain merekap keluhan pelanggan dan


melaporkannya kepada PJ manajemen mutu

Tim Manajemen komplain mengadakan rapat manajemen

Tim manajemen komplain berusaha menyelesaikan keluhan


Selesai

Jawab Tim Mutu dan Kepala Puskesmas Merekomendasikan penyelesaian komplain pelan

Tidak
PJ Tim manajemen kompalin menyampaikan umpan balik kepada PJ Tim Mutu dan Kepal

Tim manajemen kompalin menyampaikan RTL dan TL tersebut pada papan pengumuman Puskesmas

Form dan buku bantu komplain pelanggan

Selesai
`

SISTEM INFORMASI PELAYANAN PUBLIK

Puskesmas Tanjungsari Surabaya

Jl. Raya Tanjungsari No. 116 Surabaya

Telp. 031-7497858

Jam Kerja :

Senin - Kamis : 07.30 - 14.30 Wib

Jum'at : 07.30 - 11.30 Wib

Sabtu : 07.30 - 13.00 Wib

"puskesmas tanjungsari" <pkmtanjungsari.sby@gmail.com>;

http://dinkes.surabaya.go.id/portal/puskesmas/pkm-tanjung-sari/
BROSUR/PLAMFLET TENTANG INOVASI KURSI BIRU
BROSUR/PLAMFLET TENTANG INOVASI KURSI BIRU
BROSUR/PLAMFLET TENTANG INOVASI KURSI BIRU
BROSUR/PLAMFLET TENTANG INOVASI KURSI BIRU
Puskesmas Tanjungsari Surabaya
Jl. Raya Tanjungsari No. 116
Surabaya Telp. 031-7497858

pkmtanjungsari.sby@gmail.com
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/puskes
m as/pkm-tanjung-sari/

Anda mungkin juga menyukai