Nim : P01031217058 Kelas : DIV-VIB Matkul : PEPPGM
Link : https://youtu.be/0ii0spiwWGI Ringkasan : PENANGANAN STUNTING DI DESA PANDES UNTUK BALITA
Penanganan intervensi sensitif dilakukan dengan cara kegiatan lingkungan
bersih dan sanitasi. Kegiatannya antara lain, yaitu: 1. Kepemilikan jamban, di Desa Pandes sudah mencapai 90%. 2. Memonitor kebersihan lingkungan rumah bebas dari jentik nyamuk demam berdarah. 3. Bidang pertanian, Kepala Desa Pandes membentuk atau membina kelompok tani wanita. Sasaran : Seluruh masyarakat di Desa Pandes.
Penanganan intervensi spesifik dilakukan dengan cara kegiatan penanggulangan
ibu dan anak serta remaja. Kegiatannya antara lain, yaitu: 1. Bidang Kesehatan a. Bidan dan kader: Mendampingi ibu hamil disetiap bulannya. Mendampingi ibu menyusui untuk memastikan ibu menerapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan anak mendapatkan ASI eksklusif. Memberikan penyuluhan kepada ibu balita. Pemberian MPASI. Kepala Desa Pandes menyediakan fasilitas "Baby Cafe di Posyandu. Dimana makanan yang disediakan adalah makanan yang bergizi dan teksturnya sesuai dangan usia anak. Memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang kesehatan remaja dan pola hidup sehat. Dari hasil survey didesa pandes remaja putri yang mengalami anemia sebesar 40%. Untuk itu Kepala desa Pandes menegaskan bahwa pentingnya memberikan pengetahuan/penyuluhan kepada remaja putri. Karna remaja putri yang mengalami anemia akan melahirkan BBLR kemudian menjadi stunting. Sasaran : ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri, ibu yang memiliki balita dan balita. Keberhasilan program ini dilihat dari hasil survei bahwa jumlah stunting pada baduta menurun. Pada tahun 2013 sebanyak 7 orang baduta stunting, menurun menjadi sebanyak 3 orang baduta stunting pada tahun 2017.