Anda di halaman 1dari 9

INOVASI POSYANDU BALITA DESA PENTUK KEC.

PITU

BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Posyandu sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang paling memasyarakat dewasa ini yang dikelola dari, oleh
dan untuk masyarakat. Posyandu dirasa penting dalam peran serta meningkatkan
sasaran dalam pelayanan kesehatan dasar seperti KIA, Gizi serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular seperti diare dll. Tujuan posyandu adalah untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur.
Sehingga pada akhirnya posyandu diarahkan untuk mampu memperkuat fungsi
keluarga agar akhirnya setiap keluarga bisa menjadi wahana pembangunan anak
bangsa. Karena itu Posyandu harus pertama-tama mempunyai kemampuan yang
tinggi sesuai dengan arahan fungsi keluarga dan kelompok yang besar. Fungsi -
fungsi yang di kuasai oleh posyandu secara tapak demi tapak di arahkan sebagai
pendukung upaya pemberdayaan keluarga.
Posyandu merupakan sarana yang sangat efektif untuk memberikan
pemahaman kesehatan kepada masyarakat khususnya kelompok rawan seperti
bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Di posyandu banyak kegiatan yang dilakukan dan
dilayani, misalnya Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil, penimbangan, pemberian
imunisasi kepada Balita, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan lainnya seperti
peberian Vitamin A dosis tinggi.
Posyandu Delima V terletak di Dusun Gunung Rambut Desa Pitu Kecamatan
Pitu Kabupaten Ngawi. Posyandu ini berstrata purnama, untuk meningkatkan
pelayanan dan inovasi dalam mengembangkan kegiatannya, posyandu tersebut di
pecah menjadi 2 (dua) Yaitu di Dusun Gunung rambut dan anak posyandu di Dusun
Pentuk. Hal ini di karenakan kondisi jarak tempuh yang jauh kurang lebih sekitar 3
km menuju posyandu Gunung Rambut dan kondisi geografis yang sulit, berupa
hutan jati dengan kondisi jalan yang rusak.
Posyandu Dusun Pentuk merupakan posyandu mandiri yang selama 4
(empat) tahun terakhir mendanai posyandunya bersumber dari swadaya masyarakat
dan tahun ini di usulkan menjadi pengembangan posyandu sendiri. Jumlah KK di
posyandu Dusun Pentuk sebanyak 77 KK. Sasaran balita sebanyak 19 anak. Jumlah
bayi sebanyak 3 bayi. Jumlah PUS sebanyak 51 pasang. Jumlah bumil sebanyak 0
orang, Jumlah bufas sebanyak 0 orang. Jumlah buteki sebanyak 11 orang. Dan rata-
rata kehadiran sebesar 95 %. Jumlah kader aktif 5 orang. Tahun 2013 tidak ada
balita dengan BGM di Dusun Penthuk. Tempat pelaksanaan Posyandu bertempat di
rumah ketua RT Dusun Penthuk. Jumlah kader aktif 5 orang, yang rata-rata
berpendidikan SMA dan SLTP dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kegiatan posyandu di Dusun Pentuk
mempunyai kegiatan yang yang berkesinambungan, serta peran serta kader yang
aktif. Hal ini di harapkan mampu mengembangkan posyandunya menjadi posyandu
sendiri dengan berbagai kegiatan inovasi yang menarik para ibu – ibu balita untuk
meningkatkan peran sertanya dan tingkat kehadirannya dalam kegiatan posyandu.

B. Latar Belakang Munculnya Inovasi


Inovasi merupakan kemampuan yang lebih baik dalam diri manusia untuk
menciptakan kepribadian yang dinamis yaitu kemampuan untuk dapat beradaptasi
pada berbagai situasi dan kondisi serta mau belajar dari pengalaman untuk
perkembangan diri ke arah yang lebih baik. Inovasi yang dikembangkan oleh
Posyandu Dusun Pentuk dilatar belakangi dari keinginan para kader dan ibu-ibu
balita untuk lebih memajukan posyandunya dan menjadikan posyandu Dusun
Pentuk ini sebagai pengembangan Posyandu Delima V Dusun Gunung Rambut
sehingga dapat berdiri sendiri. Pada awalnya posyandu Dusun Pentuk ini berjalan
monoton dengan kegiatan rutinnya saja hal ini dikarenakan posyandu ini hanya
sebagai posyandu pecahan atau posyandu pembantu saja. Namun dengan arahan
dan bantuan dari beberapa pihak seperti Puskesmas dan Pembina Desa posyandu
ini diusulkan menjadi posyandu pengembangan dan mempunyai kegiatan yang tidak
hanya dari sekedar Pos untuk menimbang dan imunisasi saja. Namun juga terdapat
inovasi – inovasi di dalam nya yang bersumber dana dari swadaya masyarakat,
sehingga masyarakat dengan sadar akan pentingnya posyandu dan para ibu – ibu
selalu aktif dalam kegiatan di posayandu.
Dengan adanya inovasi-inovasi ini diharapkan Posyandu menjadi hal yang
ditunggu-tunggu, sebagai tempat menambah ilmu, tempat bermain, posko
pemberdayaan keluarga dan ajang silaturahmi antar sasaran Posyandu.
Inovasi-inovasi ini diadakan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kesiapan semua
pihak yang terlibat.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesadaran dan mulai tumbuh tanggung jawab dalam
menciptakan kondisi kesehatan dan status gizi yang baik melalui kegiatan posyandu
dan inovasinya baik bagi masyarakat desa itu sendiri secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan posyandu Dusun Pentuk untuk menjadi posyandu yang berdiri
sendiri.
b. Memberikan tanggung jawab dan peran serta kepada para Pembina desa, RT, RW
untuk melakukan pembinaan posyandu secara rutin.
c. Memenuhi kebutuhan sasaran posyandu.
d. Meningkatkan kehadiran ibu dan balita di posyandu.
e. Menambah semangat dan kinerja kader.
f. Melanggengkan dan memberikan suasana yang berbeda dalam kegiatan
posyandu.
g. Untuk meningkatkan derajad kesehatan sasaran posyandu.
BAB II
INOVASI
Salah satu upaya kegiatan inovasi posyandu Dusun Pentuk yang diselenggarakan
untuk meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
Dan nantinya mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat
badannya setiap bulan. Serta tidak hanya berupa pendidikan penyuluhan saja
namun juga mampu mendeteksi dini permasalahan yang terkait gizi balita dan juga
mempraktekkannya sehingga tepat sasaran posyandu. Bentuk kegiatan – kegiatan
itu antara lain:

A. Gerakan Tazi (Tabungan Gizi)


Gerakan Tazi merupakan Tabungan sukarela dari para ibu balita yang 75 %
digunakan untuk PMT para balita dan 25% di tabung dan dapat diambil oleh para
balita setiap akhir tahunnya. Tabungan ini di patok sebesar Rp. 1.000 setiap
pelaksanaan posyandu.
B. Arisan Posyandu
Arisan yang di selenggarakan ibu – ibu balita setiap pelaksanaan posyandu dengan
tujuan untuk mengaktifkan dan menyemangatkan serta mengakrabkan ibu – ibu
balita untuk giat dan selalu datang ke posyandu. Iuran arisan sebesar Rp. 10. 000,-.
C. Jimpitan
Penyisihan dana arisan sebesar Rp. 2.000,- setiap kali pengocokan dan dana
tersebut langsung di masukan ke dalam kas posyandu guna kemajuan posyandu.
Misalnya tambahan pembelian PMT Gizi Balita, pembelian perlengkapan dan buku –
buku administarsi posyandu dll.
D. Simpan Pinjam Posyandu
Kegiatan simpan pinjam yang diselenggarakan posyandu dari dana arisan yang
apabila pembayaranya mengalami penunggakan dikenakan denda sebesar Rp. Rp.
3.000 per 3 (tiga) bulan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini para ibu balita
antusias untuk datang ke posyandu.
E. Tensi Sukarela
Pemeriksaan kesehatan, ibu – ibu hamil dan tensimeter (tekanan darah) oleh bidan
desa kepada ibu – ibu balita atau pun warga sekitar yang ingin memeriksaakan
kesehatannya dan datang pada saat pelaksanaan posyandu. Biaya pemeriksaan
kesehatan ini di berikan secara sukarela oleh para pasien dan dana yang terkumpul
di serahkan kepada posyandu untuk di kelola sebagai kas posyandu dan dibelikan
kebutuhan posyandu misalnya APE, Tikar dll.
F. Kantong Informasi
Kantong penyuluhan yang isinya berbagai macam informasi dan materi kesehatan
yang nantinya disampaikan di meja 4 (meja penyuluhan) oleh kader, bidan, dokter
ataupun petugas kesehatan dari puskesmas kepada para ibu – ibu balita.
G. Pojok Laktasi
Pojok laktasi adalah sebuah ruang khusus sederhana yang bertujuan mensukseskan
program ASI Eklusif. Dengan adanya pojok latasi ini mengurangi keengganan para
ibu – ibu balita untuk menyusui balitanya di sembarang tempat.
H. PHBS
Di Posyandu telah disediakan air bersih yang mengalir dan
sabun. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun rutin dilakukan Ibu dan Balita
sebelum makan PMT. Gerakan ini biasa di sebut sebagi gerakan CTPS (Cuci
Tangan Pakai Sabun). Dari pembiasaan tersebut harapannya sasaran posyandu
selalu ingat untuk cuci tangan dengan air bersih dan sabun di rumah masing-
masing.
Pemilahan sampah merupakan praktek pemisahan sampah yang dilakukan rutin di
Posyandu. Di posyandu telah disediakan tempat sampah yang dipisah antara tempat
sampah basah dan tempat sampah kering.
I. Corong Posyandu
Kader keliling untuk memberikan informasi jadwal dan tanggal pelaksanaan (H-1)
posyandu dari rumah ke rumah. Atau pun pengumuman disampaikan melalui
pengeras suara di masjid dusun.
BAB III
HASIL DARI INOVASI
A. Hasil
Kegiatan inovasi inovasi yang dilaksanakan oleh Posyandu dusun Pentuk
memberikan hasil yang sangat berarti sehingga kedepannya dapat di usulkan
menjadi posyandu yang berdiri sendiri menjadi posyandu delima VI :
1. Dengan adanya gerakan Tabungan Gizi (Tazi) menu PMT balita terpenuhi dan
bervariasi karena dana PMT berasal dari ibu – ibu balita, dan para balita pun di ajari
menabung serta mempunyai simpanan sendri yang akhirtahun dapat diambil.
2. Tambahan dana ke posyandu dengan adanya tensi sukarela, jimpitan dan
arisan. Selaiin itu dengan adanya kegiatan tersebut minat para ibu – ibu baluta untuk
harir di posyandu semakin meningkat. Selain itu tensi sukarela salah satunya adalah
memeriksa kesehatan ibu hamil sehingga status bumil lebih terpantau, deteksi dini
resiko tinggi ibu hamil berjalan baik dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
dan persalinan baik.
3. Kesinambungan penimbangan tetap bertahan baik.
Tidak ada Balita BGM di Wilayah Posyandu dusun Pentuk. Hal tersebut bisa
dikarenakan sistem deteksi dini adanya masalah gizi berjalan dengan baik karena
tingkat kehadiran balita baik.
4. Pengetahuan sasaran posyandu tentang kesehatan baik karena adanya praktek-
praktek pendidikan kesehatan di Posyandu seperti CTPS, Pemilahan Sampah,
penyuluhan kesehatan melalui kantong informasi baik oleh kader, bidan, dokter
maupun petugas kesehatan puskesmas yang dating pada saat pelaksanaan
posyandu, yang mana hal-hal tersebut secara lansung atau tidak langsung
mempengaruhi status kesehatan balita.
BAB IV
MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dalam perjalanannya, adanya inovasi-inovasi memunculkan kendala-kendala.
Secara umum, kendala yang ada seperti kurangnya dana, sarana dan SDM untuk
mendukung kegiatan Beberapa kendala tersebut seperti :
A. Masalah
1. Posyandu Dusun Pentuk yang masih di usulkan sebagai poasyandu pengembangan
sehinga semua aktifitas posyandu masih didanai swadya oleh ibu – ibu balita selain
itu juga masih Kurangnya peran serta lintas sektor dalam kemajuan posyandu
Dusun Pentuk.
2. Dalam Gerakan Tazi (Tabungan gizi) para balita belum mendapatkan buku
tabungannya, hanya perolehan saldo tabungan diumumkan setiap pelaksanaannya.
3. Pembuatan PMT dari dana Tazi masih dibebankan 1 (satu) orang kader.
4. Keterbatasan sarana dan kader yang menguasai materi penyuluhan tidak semua
kader dapat memberikan materi penyuluhan kantong informasi kesehatan, malu/
tidak berani.
5. Corong posyandu kader lebih suka memberikan informasi peaksanaan posyandu
melalui sms dan hanya sesekali menggunakan pengeras suara di masjid.
6. Pojok Laktasi, dengan sadarnya Ibu menyusui untuk tetap menyusui dimanapun,
maka pengguna Pojok Laktasi semakin banyak sehingga kadang-kadang
kapasitasnya kurang dibanding pengguna.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Posyandu Dusun Pentuk telah diusulkan oleh Pembina desa yang nantinya sebagai
posyandu sendiri sehingga sumber dananya tidak hanya dari swaaya ibu – ibu balita
saja namun juga dari tambahan dana ADD desa dan memberikan tanggung jawab
kepada Pembina desa baik RT, RW Kasun dalam membina posyandu Dusun
Pentuk.
2. Pembuatan buku tabungan Tazi sehingga ibu – ibu balita dapat lebih semangat dan
transparan dalam menabung untuk pembelian PMT gizi balita.
3. Pembuatan menu PMT sebaiknya di rooling setiap kader untuk membuat menu
PMT sehingga tidak saling membebani satu sama lain dan menu kader lebh
bervariasi.
4. Perlunya menambah keterampilan dan rooling kader dalam memeberikan
penyuluhan materi kantong informasi sehingga pada saat menyampaikan materi
lebih menarik dan dapat di pahami oleh ib –ibu balita.
5. Mengaktifkan kembali dan pengoptimlaisasikan penggunaan tempat – tempat umum
melalui pengeras suara seperti masjid sebagai wadah pemberitahuan pelaksaanaan
posyandu.
6. Perlunya menambah kapasitas Pojok Laktasi dengan memperluas/menambah
ruangan, dengan menyediakan lagi ruangan cadangan bila masih suatu saat kurang.

BAB V
PENUTUP
Adanya kegiatan inovatif di Posyandu di harapkan agar kegiatan di Posyandu
tidak membosankan. Posyandu di Kota dan di Desa harus di desain berbeda karena
biasanya kebutuhannya juga berbeda. Kegiatan yang merangsang tumbuh kembang
balita harus diperbanyak. Ketersediaan PMT gizi Balita tidak hanya dijadikan alasan
datang tidaknya balita ke posyandu namun indikator partisipasi masyarakat yang
harus ditinggkatkan dengan inovasi – inovasi yang berkembang di posyandu.
Sehingga dengan adanya inovasi ini kegiatan posyandu tidak monoton menjalankan
rutinitas kegiatan menimbang saja namun juga dapat mengembangkan posyandu
dengan menjaring ibu – ibu balita dan kader untuk aktif dan berperan serta dalam
kamajuan posyandu.

Demikian, karya tulis ini dibuat. Semoga segala informasi ini dapat
bermanfaat, dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dan mungkin dapat diterapkan
sesuai dengan budaya setempat.

Anda mungkin juga menyukai