Anda di halaman 1dari 5

INOVASI POSYANDU

PADA POSYANDU CENTONG II DESA PURWOREJO


KECAMATAN SANANKULON
KABUPATEN BLITAR
Oleh :
MAHCHFOET EFFENDI,Bsc.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR


2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Posyandu


Posyandu Centong II terletak di Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon , Kabupaten
Blitar. Strata Posyandu Centong II adalah Posyandu Purnama dengan sasaran balita
sebanyak 58 anak, rata-rata kehadiran 86 %. Jumlah kader aktif 5 orang. Tahun 3013
tidak ada balita dengan BGM.Tempat pelaksanaan Posyandu bertempat di salah satu
rumah warga. Jumlah kader aktif 5 orang, yang rata-rata berpendidikan SMA dan
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Berikut ini adalah data SKDN Posyandu Centong
II Tahun 2013 :

Tabel 1.1 SKDN Posyandu Centong II Tahun 2013


BULAN S K D N K/S(%) D/K(%) D/S(%) N/D(%) N/S(%)
JAN 57 57 45 34 100 79 79 75 60
FEB 58 58 58 62 100 100 100 106 106
MAR 58 58 56 49 100 96 96 88 84
APR 59 59 58 43 100 98 98 74 73
MEI 60 60 58 51 100 97 96 88 85
JUN 60 60 59 54 100 98 98 91 90

Untuk menambah semangat datang di Posyandu dan sebagai bentuk nyata dari contoh
menu sehat, para kader selalu menyediakan menu PMT yang bervariasi yang mana
sumber dananya selain dari BOK, ada dana dari PNPM, juga adanya swadaya yang
berasal dari pemberdayaan posyandu.

1.2. Latar Belakang Munculnya Inovasi


Inovasi dilatar belakangi dari keinginan dari para kader dan ibu-ibu balita untuk lebih
memajukan Posyandu. Bila pawa awalnya Posyandu berjalan dengan monoton, dengan
kegiatan-kegiatan yang sudah rutin berjalan, maka dengan arahan dan bantuan dari
beberapa pihak seperti Puskesmas, PKK, dan UPTB serta UPTD maka diharapkan
Posyandu lebih dari sekedar Pos untuk menimbang dan imunisasi saja. Dengan adanya
inovasi-inovasi, diharapkan Posyandu menjadi hal yang ditunggu-tunggu, sebagai
tempat menambah ilmu, tempat bermain, posko pemberdayaan keluarga dan ajang
silaturahmi antar sasaran Posyandu.
Inovasi-inovasi ini diadakan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kesiapan semua
pihak yang terlibat.
1.3. Tujuan
Tujuan dari inovasi-inovasi Posyandu ini adalah untuk
• memenuhi kebutuhan sasaran Posyandu
• meningkatkan kehadiran ibu dan balita di Posyandu
• menambah semangat dan kinerja kader
• melanggengkan keberadaan Posyandu
• untuk meningkatkan derajad kesehatan sasaran Posyandu.

BAB II
INOVASI

Inovasi-inovasi yang dilakukan adalah berbagai bentuk pendidikan kesehatan yang


wujudnya tidak hanya penyuluhan secara lesan saja, tetapi sasaran Posyandu
mempraktekan secara langsung berbagai bentuk pendidikan kesehatan
tersebut.Bentuk-bentuk inovasi Posyandu yang telah diadakan di Posyandu Centong II
antara lain adalah :
1. Wartawan Posyandu
Yang dimaksud dengan wartawan Posyandu di sini adalah tukang sayur keliling yang
biasa berjualan di lingkungan Posyandu Centong

II. Tukang sayur ini membantu membagikan undangan Posyandu kepada ibu balita dan
yang diedarkan pada hari H-1. Bagi sasaran yang baru,Wartawan Posyandu bertugas
menginformasikan jadwal Posyandu Centong II.
2. Lumbung Pitutur
Lumbung Pitutur adalah salah satu inovasi Posyandu yang terletak di meja 6. Lumbung
Pitutur di isi oleh orang yang dituakan, tokoh agama, yang memberikan pitutur
(nasehat) tentang masalah-masalah
di luar masalah Posyandu, tetapi bisa jadi masalah tersebut mempengaruhi
kesejahteraan balita baik langsung maupun tidak langsung. Contohnya masalah KDRT,
kenakalan anak, dll.
3. Warung Posyandu
Warung Posyandu adalah istilah untuk kegiatan di Posyandu dimana warung ini
berjualan kebutuhan pengunjungPosyandu berupa sayur mayur, lauk pauk, buah-
buahan, makanan-makanan sehat tanpa pengawet dan pewarna yang tidak diijinkan.
Warung Posyandu dikelola oleh salah seorang pedagang sayur keliling yang juga
merangkap sebagai Wartawan Posyandu.

Warung Posyandu bertujuan untuk :


• mendukung perilaku sehat melalui kecermatan dalam memilih bahan makanan yang
sehat.
• memenuhi kebutuhan ibu-ibu pengunjung Posyandu.
• menambah kas Posyandu,
Antara pedagang dan Kader Posyandu telah ada kesepakatan-kesepakatan dalam
rangka mendukung kegiatan Posyandu yang menguntungkan kedua belah pihak di
antaranya :
Dagangan yang dijual harus sehat karena sebagai sarana pendidikan bagi sasaran
Posyandu yaitu contoh makanan sehat.
Untuk berjualan di Posyandu, pedagang menyetor uang hasil keuntungan sebesar Rp
3000,00 sampai Rp 8000,00 disesuaikan dengan omzet hari itu.
4. Pojok Laktasi
Pojok laktasi adalah sebuah ruang khusus sederhana yang bertujuan mensukseskan
program Asi Eklusif. Dengan adanya Pojok Laktasi ini,
membantu mengurangi keengganan ibu menyusui untuk menyusui bayinya di tempat
umum.

5. Taman Baca
Taman Baca merupakan suatu pojok/ruangan yang disitu disediakan
majalah-majalah, bacaan-bacaan yang berguna menambah wawasan ibu balita tentang
kesehatan, dan pengetahuan umum, selain itu juga merangsang minat membaca pada
balita.
6. Panggung Boneka
Panggung boneka adalah salah satu bentuk cara penyuluhan dalam
bentuk cerita yang dibawakan oleh seorang dalang yang memainkan boneka-boneka
sehingga lebih menarik perhatian balita dan ibu. Dalang berasal dari salah satu kader
yang sebelumnya telah mempersiapkan materi penyuluhan.

7. Tabungan Balita
Untuk melatih balita hidup berhemat dan berdisiplin maka disediakan
Tabungan Balita. Tabungan Balita ini berupa celengan yang masing-masing anak
memiliki satu buah yang disimpan di Posyandu dan diisi setiap kali datang ke
Posyandu. Tabungan. Tabungan balita diambil setelah usia balita.
8. Kebun Balita

Kebun Balita diadakan bertujuan sebagai berikut :


• sarana pembelajaran bagi Balita untuk mengenal dan mengetahui manfaat sayur-
sayuran, buah-buahan dan TOGA
• Mendukung perilaku sadar gizi
• Mendukung pemberdayaan keluarga dalam penganekaragaman pangan dengan
pemanfaatan pekarangan.
• Hasil dari Taman Gizi dan TOGA dijual melalui Warung Posyandu sehingga dapat
menambah kas Posyandu.
9. PHBS, diantaranya :
• GERSIPAMA (Gerakan Sikat Gigi Pagi Malam)
Gersipama adalah salah satu bentuk penyuluhan oleh kader
tentang cara sikat gigi yang benar kepada para Balita.Gersipama bertujuan sebagai
pendidikan untuk membiasakan Balita menjaga kesehatan giginya agar tidak karies.
Caranya adalah dengan sikat gigi bersama-sama di Posyandu ,yang sebelumnya
dicontohkan oleh salah seorang kader.Gersipama dilaksanakan secara berkala setiap 6
bulan sekali
• Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
• Di Posyandu telah disediakan air bersih yang mengalir dan
sabun. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun rutin dilakukan Ibu dan Balita sebelum
makan PMT. Dari pembiasaan tersebut harapannya sasaran Posyandu selalu ingat
untuk cuci tangan dengan air bersih dan sabun di rumah masing-masing.
• Pemilahan Sampah
Praktek pemilahan sampah dilakukan rutin di Posyandu. Di
Posyandu telah disediakan tempat sampah yang dipisah antara tempat sampah basah
dan tempat sampah kering.

10. Kelas Ibu


Kelas Ibu hamil rutin dilakukan setiap bulan setiap hari sabtu minggu
ke 4 bertempat di Balai Desa Purworejo. Di kelas ibu, ibu-ibu hamil diberi penyuluhan
oleh Bidan Desa. Setelah itu dilanjutkan dengan senam hamil yang juga dipandu oleh
Bidan Desa.

BAB III
HASIL DARI INOVASI

3.1. HASIL
Setelah adanya inovasi-inovasi, Posyandu Centong II mengalami beberapa perubahan
sebagai berikut :
• Dengan adanya wartawan Posyandu,sasaran baru lebih cepat mendapat informasi
hari buka Posyandu.
• Dengan Lumbung Pitutur, masalah-masalah di luar sasaran tidak sampai
mempengaruhi masalah sasaran Posyandu, misalnya adanya masalah rumah tangga,
hak anak untuk mendapat pelayanan kesehatan di Posyandu tetap terpenuhi.
• Tambahan masukan dana ke Posyandu lebih banyak karena adanya dana swadaya
Posyandu dari Warung Posyandu dan Taman Gizi dan TOGA.
• Menu PMT lebih bervariasi dengan adanya tambahan dana karena kader lebih leluasa
untuk membuat menu PMT.
• Kesinambungan penimbangan tetap bertahan baik.
• Tidak ada Balita BGM di Wilayah Posyandu Centong II. Hal tersebut bisa dikarenakan
:
Sistem deteksi dini adanya masalah gizi berjalan dengan baik karena tingkat kehadiran
balita baik.
Pengetahuan sasaran posyandu tentang kesehatan baik karena adanya praktek-
praktek pendidikan kesehatan di Posyandu seperti Taman Gizi dan TOGA,
GERSIPAMA,CTPS, Pemilahan Sampah, yang mana hal-hal tersebut secara lansung
atau tidak langsung mempengaruhi status kesehatan balita.

• Kesehatan Ibu Hamil lebih terpantau karena dengan adanya kelas ibu :
deteksi dini resiko tinggi ibu hamil berjalan baik
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan baik.

3.2. MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Dalam perjalanannya, adanya inovasi-inovasi memunculkan kendala-kendala. Secara
umum, kendala yang ada seperti kurangnya dana, sarana dan SDM untuk mendukung
kegiatan Beberapa kendala tersebut seperti :

NO MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


1 Karena keterbatasan sarana dan kader yang menguasai Panggung Boneka
Panggung Boneka tidak selalu dapat dilaksanankan setiap Bulan karena hanya ada 1
Panggung boneka set di tiap Puskesmas. • Pengadaan set Panggung Boneka secara
swadaya dengan mengajukan melalui PNPM.
• Menambah jumlah kader yang menguasai Panggung Boneka dengan melatih semua
kader.
2 Pada Lumbung Pitutur, tidak semua warga yang bermasalah mau/bisa/berani
mengungkapkan masalahnya di Lumbung Pitutur. • Perlu menambah kemampuan
penutur supaya klien merasa
lebih nyaman mengemukaan
masalahnya.
3 Pojok Laktasi.Dengan sadarnya Ibu menyusui untuk tetap menyusui dimanapun,
maka pengguna Pojok Laktasi semakin banyak sehingga kadang-kadang kapasitasnya
kurang dibanding pengguna. Perlunya menambah kapasitas Pojok Laktasi dengan
memperluas/menambah ruangan, dengan menyediakan lagi ruangan cadangan bila
masih suatu saat kurang.
4 Taman Baca.
Bahan bacaan di Taman Baca sudah lama, dan sering kurang dibanding jumlah
peminat. Jumlahnya semakin berkurang akibat rusak, Meminta bantuan teknis atau
bantuan berupa buku/majalah kepada kantor perpustakaan dan arsip.
:

BAB IV
PENUTUP

Posyandu mempunnyai peran yang sangat strategis dalam menjembatani program-


program kesehatan guna meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Dengan
berdaya dan berjayanya sebuah Posyandu, maka Posyandu menjadi sebuah
kebutuhan yang dapat dirasakan oleh mayarakat. Masyarakat mendapat kemudahan
dalam mendapat informasi dan pelayanan kesehatan, disamping manfaat sosial yang
lain.

Demikian, karya tulis ini dibuat. Semoga segala informasi ini dapat bermanfaat, dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca dan mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya
setempat.

Anda mungkin juga menyukai