Anda di halaman 1dari 3

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIKUTI KEGIATAN

POSYANDU DI DESA PANDASARI SENDURO LUMAJANG

Pos pelayanan terpadu atau biasa disebut posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.
Kegiatan utama meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi,
serta pencegahan dan penanggulangan diare. Kegiatan pengembangan/pilihan sendiri
dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan,
dinamakan posyandu terintegrasi. Kegiatan tersebut misalnya; Bina Keluarga Balita
(BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia (BKL), serta
berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Posyandu dibentuk berdasarkan langkah langkah berikut:
1. Mempersiapkan petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki kemampuan
mengelola serta membina posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia
mendukung penyelenggaraan posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang
dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan
dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan posyandu dengan kegiatan pemilihan
pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu,
pembentukan dan peresmian posyandu, serta penyelenggaraan dan pemantauan
kegiatan posyandu.
Setelah posyandu terbentuk, kader posyandu memiliki peran penting dalam
pelaksanaannya. Peranan ini mencakup pra buka posyandu, hari buka posyandu, dan
pasca buka posyandu. Jadi para kader tidak hanya bertugas saat hari buka, akan tetapi
sebelum dan sesudahnya tetap bertugas. Salah satu tugas kader pra hari buka adalah
meenyebar luaskan informasi tentang hari buka posyandu, sedangkan pasca hari buka
kader bertugas salah satunya mendatangi rumah sasaran posyandu yang tidak hadir
saat hari buka posyandu dan sasaran dengan kondisi rawat jalan.
Penyelenggaraan posyandu sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam
sebulan. Namun jika diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam
sebulan. Hari dan waktu pelaksanaan sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat.
Lokasi posyandu berada di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun. Desa
Pandansari, Senduro, Lumajang yang menjadi objek penelitian ini melaksanakan
posyandu di setiap dusun dengan jangka waktu satu kali dalam sebulan. Desa
pandansari terdiri dari 5 dusun dengan nama posyandu masing-masing dahlia,
kamboja, anggrek bulan, melati dan mawar.
Setiap posyandu memiliki 7 kader yang mengkoordinasi pelaksanaannya.
Kader diberikan fee dari desa sebesar Rp. 50.000,00 setiap bulannya. Sebelum
posyandu berlangsung para kader menyiapkan Makanan Tambahan (MT) untuk
sasaran posyandu yang hadir. Makanan tambahan dapat berupa bubur kacang hijau,
kue-kue tradisional, susu kedelai, roti, dan lain sebagainya. Saat hari buka posyandu
para kader berbagi tugas, mulai dari pendaftaran, penimbangan berat badan dan tinggi
badan, pencatatan, imunisasi oleh petugas kesehatan, dan penyuluhan oleh kader atau
petugas kesehatan.
Petugas kesehatan dalam pelaksanaan posyandu di Desa Pandansari
menggunakan Bidan Pembantu Desa (BPD) yang ditugaskan oleh Puskesmas
Senduro. Selain memberikan imunisasi, bidan pembantu desa juga memberikan
vitamin, serta konsultasi jika diperlukan. Selain bertugas di posyandu bidan pembantu
desa juga melayani masyarakat di pos kesehatan desa (poskesdes) dan praktik
dirumah. Sedangkan penyuluhan di berikan oleh petugas kesehatan bagian promosi
kesehatan (promkes) dari puskesmas senduro. Saat penelitian berlangsung,
penyuluhan yang diberikan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
tatanan rumah tangga. Sasaran posyandu antusias dan aktif dalam kegiatan
penyuluhan. Sebagian dari mereka telah mengetahui apa saja PHBS namun belum
menyeluruh, sebagian yang lain belum mengerti sama sekali.
Salah satu posyandu di Desa Pandansari yang telah mendapatkan penyuluhan
adalah posyandu dahlia. Posyandu dahlia bertempat di Dusun Tempuran tepatnya di
salah satu rumah warga depan rumah kepala dusun tempuran Bapak Mustofa yang
diketuai oleh Ibu Haniah beranggotakan 20 balita laki-laki, 17 balita perempuan (37
balita), sedangkan untuk ibu hamil dan lansia nihil atau tidak ada. Posyandu dimulai
± 08.30-11.00 WIB. Menurut ibu-ibu yang hadir, informasi mengenai hari buka
posyandu diperoleh dari grup whatsapp pengajian, arisan, serta yang paling banyak
dari obrolan antar tetangga.
Ketika ibu dan balita datang ke posyandu, mereka akan mengisi absen.
Selanjutnya, balita akan ditimbang, diukur tinggi badannya, dan dicatat oleh kader
posyandu dahlia. Masuk ke tahap berikutnya balita akan diberikan imunisasi atau
pemberian vitamin sesuai kebutuhan balita tersebut. Sebelum pulang balita akan
mendapat makanan tambahan (MT) yang telah disediakan oleh kader. Tahap
penyuluhan tidak selalu dilaksanakan, namun ketika ada penyuluhan waktunya
berada setelah pemberian MT.
Layak mendapatkan sebuah apresiasi untuk warga Desa Pandansari dari segi
kekompakannya terlebih pada kegiatan posyandu. Masyarakat berpartisipasi aktif saat
hari buka posyandu. Terlebih ketika ada penyuluhan hampir 65% dari 80% ibu yang
memiliki balita akan mengikutinya. Sedangkan 20% lainnya merupakan balita yang
telah imunisasi lengkap dan jarang bahkan sudah tidak pernah hadir lagi saat hari
buka posyandu. Kesadaran inilah yang harusnya dimiliki oleh warga agar fasilitas
kesehatan khusunya bisa dinikmati serta mencegah berbagai hal yang berdampak
buruk pada balita, ibu hamil maupun lansia.

Anda mungkin juga menyukai